PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam
kehidupannya. Tanpa bantuan dari arus listrik alat-alat elektronik tidak akan
bisa menjalankan fungsinya. Terkadang manusia tidak sadar akan keberadaan
listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya.
Oleh sebab itu, barupada akhir abad ke-18 hal-hal mengenai listrik diteliti.
Sekarang ini listrik menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari untuk digunakan sumber tenaga, misalnya untuk lampu, mesin
listrik, telepon, alat-alat listrik, radio, dan komputer.
Perkembangan dunia elektronika berkembang dengan pesat seiring
dengan berjalannya waktu. Banyak barang baru yang dapatdibuat untuk
mempermudah pekerjaan manusia. Dahulu semua pekerjaan manusia
dikerjakan secara manual, kini dengan adanya rangkaian elektronika digital
pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih mudah dan efisien. Karena kemajuan
dalam teori dan praktik, Elektronika Digital memberikan kemudahan dalam
mendapatkan performansi dalam sistem dinamik, mempertinggi kualitas, dan
menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju produksi, meniadakan
pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yangharus dikerjakan oleh
manusia, dan lain sebagainya, maka sebagian besar insinyur dan ilmuwan
sekarang harus mempunyai pemahaman yang baik dalam bidang ini.
Semakin cepatnya perkembangan teknologi dan tingginya tingkat
persaingan dalam dunia usaha, merupakan sebuah tantangan yang harus
dihadapi oleh semua pihak, terutama dalam dunia industri yang tidak bisa lepas
dari teknologi elektronika dan informasi. Perubahan serta perkembangan yang
sudah dicapai seperti otomatisasi dan komputerisasi telah sedemikian cepatnya
dan menuntut kalangan industri serta para praktisi yang berkecimpung
didalamnya untuk lebih siap menghadapi kemajuan yang ada.
Peralatan elektronika mungkin tiap hari kita dapat temukan dimanapun
karna peralatan ini sepertinya menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting
dalam membantu untuk memudahkan suatu pekerjaan manusia, misalnya saja
handphone,komputer,tv dan lain sebagainya.Peralatan elektronika ini terdiri
dari beberapa komponen elektronika seperti kapasitor, dioda, ic, resistor,
transformator, transistor, relay, swicth, dan sebagainya. Komponen elektronika
secara umum terbagi menjadi dua kelompok yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang
menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja
sesuai dengan kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan
rangkaian baik berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara
disolder atau tidak menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat
penghubung lain, misalnya kabel). Komponen elektronika ini terdiri dari satu
atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi
dan jika disatukan, untuk desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi
sesuai dengan fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus
dan tegangan, meratakan arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan
masih banyak fungsi lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk komponen aktif, komponen pasif dan komponen
penunjang?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui komponen yang termasuk dalam komponen aktif,
komponen pasif dan komponen penunjang.
BAB II
TABEL KOMPONEN ELEKTRONIKA
Besar kecilnya
hambatan yang
terdapat di resistor
thermal dapat
diukur
menggunakan
sebuah alat
bernama ohmmeter.
Perubahan
resistansi yang
dimiliki oleh
resistor thermal
akan sangat
bergantung dari
bahan pembuatnya.
17 LDR (Light Menghantarkan Cara pengujiannya itu Prinsip kerja LDR
Dependent arus listrik jika apabila diberi cahaya secara umum
Resistor) menerima sejumlah maka resistansi yang adalah sebagai
intensitas cahaya terbaca di multimeter fotokonduktivitas
(Kondisi Terang) digital akan naik atau sering kita
dan menghambat sedangkan jika tidak kenal sebagai
arus listrik dalam diberi cahaya atau fenomena optik.
kondisi gelap. dalam keadaan gelap Ketika cahaya
maka, nilai resistansi diserap oleh
yang terbaca di material, maka
multimeter digital konduktivitas pada
resistansi turun. material tersebut
akan mengalami
peningkatan.
18 Lampu pijar memancarkan Untuk mengecek Lapu pijar atau
bohlam cahaya supaya bagus tidaknya LED lampu bohlam ini
keadaan yg gelap maka kita hubungkan bekerja dengan cara
menjadi terang probe multimeter menyalurkan arus
merah ke kaki pendek listrik melalui
dan probe hitam ke filamen yang
kaki panjang. Jika kemudian memanas
LED bagus maka dan menghasilkan
akan menyala. cahaya.
A. Pembahasan
Terdapat tiga macam jenis komponen yang telah diidentifikasi yaitu ;
komponen aktif, komponen pasif, dan komponen penunjang. Untuk komponen
aktif seperti IC, transistor, transformator dan lain sebagainya, sedangkan untuk
komponen pasif seperti resistor, diode, induktor dan lain sebagainya.
Komponen penunjang seperti saklar, sekring, relay dan lain sebagainya.
A. Komponen aktif
Komponen aktif merupakan komponen yang dapat berfungsi dengan
atau tanpa sumber tegangan yang mengaliri rangkaian. Adapun komponen
aktif yang telah diidentifikasi, antara lain :
1. IC (Integrated Circuit)
IC ini berfungsi sebagai penguat signal, daya dan power. Pada
percobaan ini untuk melihat baik atau tidaknya komponen IC ini dengan
melihat kelengkapan kaki IC tersebut. Dimana jika kaki IC tersebut
lengkap maka komponen itu terbilang baik atau bagus. Apabila kaki IC
tersebut kurang lengkap atau patah maka IC tersebut bisa dikatakan
rusak atau kurang baik
2. Transformator
Transformator merupakan komponen elektronika yang berfungsi
sebagai pengatur energi listrik yakni menaikkan (step up) dan
menurunkan (step down) tegangan. Transformator yang kami gunakan
memiliki 2 kaki yang menunjukkan primer dan 3 kaki yang
menunjukkan sekunder. Adapun cara pengujian yang kami lakukan
dengan menggunakan multimeter analog dengan menghubungkan
kabel hitam ke kaki kiri dan bila jarum penunjuk bergerak berarti
lilitannya dalam keadaan baik, lalu kabel merah dihubungkan pada kaki
yang lain (di pinggir) jika jarum penunjuk bergerak berarti dalam
keadaan baik. Kemudian kabel hitam dipindahkan pada salah satu kaki
yang berada dipinggir lain. Jika jarumnya bergerak maka kondisi
transformeter dalam keadaan baik begitupun sebaliknya. Dengan
demikian hasil pengujian kami menunjukkan jarum bergerak
menunjukkan angka tertentu atau menyimpang maka dapat
disimpulkan transformeter yang kami uji dalam keadaan baik. Adapun
hal yang perlu diketahui bahwa dalam pengujian transformeter berbeda
dengan pengujian pada alat lainnya, di mana pengujiannya harus
bertemu kutub positif dengan kabel positif (merah) begitupun dengan
negatif sebab jika kutub positif bertemu dengan kaber negatif maka
jarum multimeter analog tidak akan menyimpang.
3. Transistor bipolar
Transistor bipolar berfungsi untuk memperkuat arus pada rangkaian
listrik. Adapun spesisfikasi transistor yang kami gunakan saat
praktikum adalah transistor BJT 2N3053. Di mana pengujiannya
dilakukan dengan cara menghubungkan probe merah pada terminal
basis (B) dan probe hitam pada terminal Emitor (E), jika jarum bergerak
ke kanan menunjukkan nilai tertentu, berarti transistor tersebut dalam
kondisi baik. Setelah itu pindahkan probe hitam pada terminal kolector
(C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukkan nilai tertentu, berarti
Transistor tersebut dalam kondisi baik. Saat praktikum belum dapat
dipastikan kaki mana yang basis, emmeter ataupun kolektor. Sehingga
pengujian kami dilakukan dengan mencari kaki basisnya menetapkan
probe merah di kaki 1 dan probe hitam dipindahkan ke kaki 2 dan 3
hingga akhirnya mendapatkan kaki basis yang ditandai dengan
menyimpangnya jarum pada multimeter analaog atau menunjukkan
angka tertentu. Dan yang pasti emmeter selalu ada tanda panah. Dalam
hal ini dengan menggunakan multimeter analog kaki basis yang
diperoleh pada probe negatif sedangkan pengukuran dengan multimeter
digital kaki basisnya terdapat pada probe positif.
4. Transistor bipolar topi
Transistor bipolar berfungsi untuk memperkuat arus pada rangkaian
listrik. Spesifikasi transistor kedua yang digunakan adalah transistor
topi MJ2955. Cara pengujian pertama dilakukan menggunakan
multimeter digital. Kami lakukan dengan menghubungkan probe merah
ke salah satu kaki transistor dan menetapkannya sedangkan probe hitam
dipindahkan dari titik satu hingga yang lainnya. begitupun seterusnya
jika pada multimeter digital telah memberikan nilai pada layarnya maka
transistornya dalam keadaan baik. Sehingga ditemukan kaki basisnya
di negatif dapat dikategorikan dalam transistor tipe PNP. Dengan cara
yang sama menggunakan multimeter analog yang diperoleh kaki
basisnya di positif atau keluaran pada multimeter, ditandai dengan
menyimpanngnya jarum multimeter.
5. Diode penyearah
Diode pernyearah berfungsi sebagai penyearah arus dan signal AC.
Diode penyearah dengan spesifikasi 0A10. Pada umumnya diode akan
rusak jika mendapatkan arus maju yang terlalu besar atau tegangan
balik yang terlalu tinggi saat diuji dengan menggunakan multimeter
analog. Kabel positif dihubungkan dengan katoda dan kabel negatif
dihubungkan dengan anoda, jika jarum bergerak maka komponen diode
masih terbilang baik. Kemudian jika kabel positif dihubungkan dengan
anoda dan kabel negatif dihubungkan dengan katoda, jika jarum tidak
bergerak maka diode tersebut rusak atau tidak bagus.
6. Diode zenner
Diode zenner berfungsi unutk penstabil tegangan. Pada umumnya
diode akan rusak jika mendapatkan arus maju yang terlalu besar atau
tegangan balik yang terlalu tinggi saat diuji dengan menggunakan
multimeter analog. Kabel positif dihubungkan dengan katoda dan kabel
negatif dihubungkan dengan anoda, jika jarum bergerak maka
komponen diode masih terbilang baik. Kemudian jika kabel positif
dihubungkan dengan anoda dan kabel negatif dihubungkan dengan
katoda, jika jarum tidak bergerak maka diode tersebut rusak atau tidak
bagus.
7. LED (Light Emitting Diode)
LED ini berfungsi sebagai indicator atau penunjuk dalam peralat dan
rangkaian elektronik. LED ini diuji dengan menggunakan multimeter
analog dengan indikator baik atau rusaknya komponen itu ditandai
dengan LED yang menyala saat cahaya yang minim, apabila LED
menyala maka bisa dikatakan LED tersebut baik atau bagus sedangkan
jika komponen LED tidak menyala maka bisa dikatakan LED itu rusak
atau tidak baik.
B. Komponen pasif
Komponen pasif merupakan komponen yang dapat berfungsi dengan
atau harus ada sumber tegangan yang mengaliri rangkaian. Adapun
komponen pasif yang telah diidentifikasi, antara lain :
1. Resistor batu
Resistor merupakan salah satu komponen dasar dalam rangkaian
elektronik yang berfungsi untuk menghambat aliran arus dalam suatu
rangkaian dan pembagi tegangan atau arus listrik. Di mana resistor
memiliki ukuran hambatan yang disebut resistansi yang dinyatakan
dalam satuan ohm (Ω). Penentuan resistansi pada resistor dapat
ditentukan berdasarkan dua metode, yaitu pembacaan langsung pada
badannya (pada resistor batang dan resistor variabel), dan berdasarkan
kode gelang warna pada permukaan resistor. Cara pengujian yang kami
lakukan yaitu dengan menggunakan multimeter digital yang
dihubungkan dengan kabel, di mana probe merah dihubungkan dengan
salah satu kaki resistor begitupun dengan probe hitam di hubungkan
pada kaki yang lain. Kemudian pastikan multimeter menunjukkan pada
pengukuran arus atau ohm, lalu memperhatikan apakah multimeter
digital memperlihatkan nilai atau tidak. Jika tidak maka resistor dalam
keadaan rusak namun sebaliknya jika memperlihatkan angka atau nilai
tertentu maka resistor dalam keadaan baik. Untuk lebih memastikan
kita menguji dengan multimeter analog dengan cara menghubungkan
kabel pada multimeter dengan kaki-kaki resistor. Lalu memperhatikan
jarum apakah menunjukkan angka/nilai atau tetap diam pada angka nol.
Jika jarum bergerak menunjukkan angka maka resistor dalam keadaan
baik sedangkan jika jarum tetap diam pada angka nol maka resistor
dalam keadaan rusak.
2. Resistor cincin
Resistor cincin berfungsi sebagai penghambat arus, penurun
tegangan, pembagi arus dan tegangan. Resistor cincin yang digunakan
ada dua yakni yang pertama dengan spesifikasi coklat-hitam-coklat-
emas, saat diuji dengan multimeter digital resistansi yang terbaca 100,5
Ω. Untuk resistor cincin yang kedua dengan spesifikasi coklat-merah-
coklat-emas, saat diuji dengan menggunakan multimeter digital
resistansi yang terbaca 177,8 Ω. Jika nilai hambatan yang ditunjukkan
multimeter tidak sama dengan nilai yang terbaca melalui warna resistor
berarti resistor tersebut sudah rusak. Adapun pada pengamatan angka
yang ditunjukkan masih dalam toleransi resistansi alat. Jadi bisa
dikatakan bahwa kondisi alat ini masih dalam keadaan baik.
3. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR merupakan jenis resistor yang nilai hambatannya tergantung
pada intensitas cahaya yang diterimanya. LDR berfungsi sebagai
penghambat arus dalam rangkaian dengan nilai resistansi dapat berubah
mengikuti cahaya. Nilai hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya
terang dan nilai hambatan akan naik atau tinggi jika dalam kondisi
gelap. Cara pengujiannya dengan menggunakan multimeter dengan
fungsi pengukuran ohm, hubungkan probe merah dan probe hitam
multimeter pada kaki LDR (tidak ada polaritas). Jika sekitar LDR gelap
dan LDR terang atau menyala maka LDR tersebut dalam keadaan baik.
4. Potensiometer
Potensiometer berfungsi sebagai penghambat arus dalam rangkaian
listrik. Pada pengujian potensiometer dengan spesifikasi B10K saat
diuji dengan menggunakan multimeter digital, ada perubahan angka
pada multimeter digital tersebut ketika tuas potensiometer diputar-
putar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi komponen tersebut masih
dalam keadaan baik.
5. Kapasitor elektrolit
Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan arus listirk yang searah DC.
Kapasitor elektrolit merupakan jenis kapasitor yang memiliki polaritas
(+) dan (-). Untuk (-) ditandai dengan garis putih pada badan kapasitor
sedangkan (+) seluruh bagian yang hitam atau selain dari garis putih
tersebut. Oleh karena itu dalam pemasangan kapasitor elektrolit ini
perlu ketelitian agar tidak terbalik. Sebab jika dalam pemasangannya
terbalik maka kapasitor tidak akan berfungsi dan akan rusak. Praktikum
ini kami menguji kapasitor elektronik dengan spesifikasi 22𝜇𝐹 yang
artinya memiliki kapasitansi sebesar 22𝜇𝐹 . Adapun cara
pengujiannya mengatur posisi skala selektor ke ohm lalu hubungkan
probe merah pada kaki positif dan probe hitam pada kaki negatif.
Kemudian kami mengamati angka yang terbaca pada multimeter
digital, jika nilai kapasitor terbaca maka kondisi kapasitor dalam
keadaan baik begitupun sebaliknya. Nilai yang kami peroleh sebesar
26,08 𝜇𝐹 yang membuktikan kapasitor elektronik ini dalam keadaan
baik. Sealin itu, kami juga menguji kapasitor yang sama menggunakan
multimeter analog. Di mana jarum yang multimeter analog
menyimpang atau bergerak menunjukkan angka tertentu sehingga dapat
disimpulkan kapasitor elktronik yang kami uji benar-benar dalam
keadan baik.
6. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik berfungsi sebagai penyimpanan energi dengan
kapasitas yang sangat kecil. Kapasitor Keramik juga merupakan jenis
kapasitor non polar atau tidak memiliki nilai polaritas. Hal ini ditandai
dengan tidak adanya kutub positif maupun negatif pada kapasitor ini.
Sehingga cara pemasangannya bebas dalam artian terbalik tidak apa-
apa karena tidak memiliki kutub seperti kapasitor elektrolit yang
memiliki dua kutub. Praktikum yang kami lakukan menggunakan
kapasitor keramik dengan spesifikasi 15× 103 pF atau 15 𝜇𝑓 yang
artinya secara teoritis kapasitor tersebut memiliki kapasitansi sebesar
15 𝜇𝑓. Adapun cara pengujian yang kami lakukan dengan
menghubungkan multimeter digital pada kabel dan kapasitor keramik
tanpa memperhatikan positif (+) negatif (-) nya. Lalu memperhatikan
penunjukan nilai yang diperoleh dari pengukuran multimeter digital. Di
mana nilai yang diperoleh sebesar 14,10 𝜇𝑓. Selain itu kami menguji
kapasitor yang sama dengan multimeter analog dengan
menghubungkan kabel multimeter analog dengan kapasitor lalu
memperhatikan penunjukkan jarum. Di mana jarumnya menyimpang
atau menunjukkan nilai tertentu. Sehingga dari kedua pengujian
tersebut dapat disimpulkan kapasitor keramik benar-benar dalam
keadaan baik.
7. Kapasitor polyester
Kapasitor polyester berfungsi sebagai penyimpan arus. Kapasitor
polyester merupakan jenis kapasitor non polar atau tidak memiliki nilai
polaritas. Hal ini ditandai dengan tidak adanya kutub positif maupun
negatif pada kapasitor ini. Sehingga cara pemasangannya bebas dalam
artian terbalik tidak apa-apa karena tidak memiliki kutub seperti
kapasitor elektrolit yang memiliki dua kutub. Praktikum yang kami
lakukan menggunakan kapasitor dengan spesifikasi 2A104 J yang
artinya arus yang dimiliki sebesar 2A dan kapasitansinya sebesar
100.000 pF/100 𝜇𝑓 dengan toleransi 5% . Sehingga secara teoritis nilai
kapasitansi dari kapasitor poleyester sebesar |95-105| 𝜇𝑓 .Adapun
pengujian yang dilakukan saat praktikum dengan menghubungkan
multimeter digital pada kabel dan kapasitor poliyester tanpa
memperhatikan positif (+) negatif (-) nya. Lalu memperhatikan
penunjukan nilai yang diperoleh dari pengukuran multimeter digital. Di
mana nilainya sebesar 103 𝜇𝑓 yang membuktikan bahwa nilainya
masuk dalam rentang nilai secara teoritis. Selain itu kami juga
menggunakan multimeter analog, dengan menghubungkan kabel
multimeter analog dengan kapasitor lalu memperhatikan penunjukkan
jarum. Di mana jarumnya menyimpang atau menunjukkan nilai
tertentu. Sehingga dari kedua pengujian tersebut dapat disimpulkan
kapasitor poliyester dalam keadaan baik.
8. Induktor
Induktor merupakan komponen elektronika yang dapat
menghasilkan magnet jika dialiri arus dan sebaliknya akan
menghasilkan listrik jika diberi medan magnet. Induktor berfungsi
sebagai penyimpan arus listrik dalam medan magnet. Spesifikasi
induktor yang kami uji saat praktikum yaitu induktor 500 lilitan.
Adapun cara pengujiaanya yaitu dengan menghubungkan kedua ujung
induktor dengan kabel penghubung. Jarum pada multimeter analog
menunjukkan angka tertentu atau menyimpang sehingga dapat
disimpulkan induktor yang kami uji dalam keadaan baik. Selain itu
dapat di lihat dari lilitan pada induktor apakah masih bagus atau ada
yang terputus sebab jika ada lilitan yang terputus maka jarum
multimeter tidak akan bergerak dengan kata lain induktor sudah dapat
dikatakan dalam keadaan rusak.
C. Komponen penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap suatu rangkaian.
Komponen ini tidak harus ada dalam suatu rangkaian. Pada dasarnya
komponen penunjang berfungsi perkakas, isolator dan konduktor. Adapun
komponen penunjang yang telah diidentifikasi, antara lain :
1. Sekring
Sekring berfungsi sebagai pengaman dengan suatu rangkian listrik
apabila terjadi kelebihan muatan listrik. Pada pengujian ini
menggunakan dua sekring dengan menggunakan multimeter analog
penunjukkan yang tertera pada multimeter, ada satu sekring yang
tidak menyimpang dalam mengujian pada multimeter analog,
sedangkan sekring yang lain mengalami penyimpangan dari jarum
pada multimeter analog. Alat sekring yang baik itu jarum pada
multimeter bergerak dari posisi awal atau menyimpang.
2. Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus
dalam suatu rangkaian elektronik. Cara pengujiannya saklar dalam
keadaan off hubungkan probe ke kaki 1 dan kaki 2, jika menyimpang
maka saklar dalam keadaan baik. Hubungkan lagi probe ke kaki 1 dan
kaki 3, jika tidak menyimpang artinya alat dalam keadaan baik. Saklar
dalam keadaan on hubungkan probe ke kaki 1 dan kaki 2, jika tidak
menyimpang artinya alat dalam keadaan baik dan hubungkan probe
ke kaki 1 dan kaki 3, jika menyimpang artinya alat dalam keadaan
baik.
3. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber tegangan. Pada praktikum kami
menguji menggunakan multimeter analog dengan menghubungkan
kabel pada beterai kemudian amati jarum penunjukkan. Jika jarum
menyimpang, maka beterai dalam kondisi baik. Adapun cara lain
untuk menguji baterai ini dengan cara menghubungkannya dengan
komponen lain.
4. Konektor
Konektor berfungsi sebagai penghubung dan pelindung pada
sambungan-sambungan antar rangkaian listrik.Pada pengujian
menggunakan multimeter analog menunjukkan jarum pada
multimeter menyimpang atau bergerak dari posisi awal yang berarti
bahwa alat atau komponen tersebut masih dalam kondisi baik.
5. Relay
Relay berfungsi untuk mengendalikan circuit tegangan yang tinggi
dengan menggunakan bantuan signal tegangan rendah, menjalankan
fungsi logika, memberikan fungsi penundaan waktu dan lain
sebagainya. Pada praktikum kami menguji relay dengan spesifikasi
4088 DC12V dengan 400 Ω yang artinya nilai resistansinya sebesar
400 ohm.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komponen – komponen elektronika dibagi menjadi 3 bagian, yakni
komponen aktif, komponen pasif dan komponen penunjang. Disebut
komponen aktif karena komponen tersebut dapat menghasilkan atau
membangkitkan energi/tenaga listrik dari dirinya sendiri dan
memberikannya ke komponen pasif pada suatu rangkaian. Disebut
komponen pasif karena komponen tersebut tidak dapat menghasilkan atau
membangkitkan energi/tenaga listrik dari dirinya sendiri melainkan
mengambil energi listrik dari sumber rangkaian dan mengubahnya menjadi
bentuk energi panas atau merubah menjadi energi yang tersimpan dalam
bentuk energi medan listrik. Sedangkan komponen penunjang merupakan
komponen yang melengkapi suatu rangkaian. Komponen aktif yakni IC,
Transformator, Transistor bipolar, Diode, LED. Komponen pasif yakni
Resistor batu, Resistor cincin, LDR, Potensiometer, Kapasitor dan
Induktor. Sedangkan komponen penunjang yakni Sekring, Saklar, Baterai,
Konektor dan Relay.
2. Pengujian alat dilakukan menggunakan multimeter analog dan digital, ada
alat yang memiliki polaritas maka harus disesuaikan probe positif dan
negatifnya, alat yang menyimpang atau penunjukkannya sesuai dengan
yang tertera pada alat maka alat itu terbilang masih dalam keadaan baik.
.