GINA 2006
B Plasma
Allergen
Antibody ( Ig E )
degranulasi
Mediator Histamin, SRS-A,
=
Inflammasi PAF dll
Pengaruh
Pengaruh
Lingkungan
Lingkungan
(mis.
(mis. pajanan
pajanan
Alergen)
Alergen)
Rangsang
spesifik
(alergen) dan
nonspesifik
Hipereaktivitas
bronkus
bronkus
Mast Cell degranulation
b. Faktor Fisik :
1. Cahaya urtikaria solar.
2. Dingin urtikaria dingin
3. Gesekan / tekanan
4. Panas
5. Getaran / vibrasi
Mast Cell degranulation
Bronkus spasme
Ringan 60 % - 75 % 60 % - 80%
Sedang 40 % – 59 % 40 % - 60 %
1 Penunjang diagnosis
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah :Eosinoflia ( Jumlah eosinofil meningkat )
b. Sputum : ditemukan eosinofil , kristal-2
c. Pemeriksaan Ig E spesifik
d. Tes Kulit dengan allergen ( Tes Allergi )
5. Pemeriksaan Radiologi
Gawat darurat
Paru
Fuhltrigge A, Peden D, Apter AJ at all. J Allergy Clin Immunol 2012 . 1291 s34-48
PENDAHULUAN
• Eksaserbasi pelepasan
mediator & remodeling
penyempitan saluran nafas
•Bai TR, Vonk JM, Postma DS, Boezen HM; Eur Respir J 2007;30 452-456
Faktor risiko
meningkatkan kematian
• Riwayat serangan asma mengancam
• Riwayat I C U , Riwayat intubasi
•Riwayat rawat inap 2 kali atau lebih karena asma
• Riwayat 2 atau lebih ke IGD karena serangan asma
• Menggunakan 2 atau lebih canister SABA perbulan
• Membutuhkan kortikosteroid oral untuk kontroler
• Komorbid ( cardiovaskuler dan COPD )
• Kelainan psikiatrik
FAKTOR PENCETUS
FAKTOR PENCETUS
FAKTOR RISIKO EKSASERBASI
•Jakson DJ, Sykes A, Mallia P, Johnston SL. J allergy Clin Immunol 2011;128:1165-74
Bronkokontriks
i
Edema
Fc PENCETUS Hipersekresi
Obstruksi Jalan
Nafas
Hiperventilasi
Atelekstasis Hiperinflasi
Kelelahan otot Paru
bantu nafas
Hipoventilas
i Alveolar Ggn.
Compilance
V/Q
Missmacth
Asidosis
Respiratorik
DERAJAT ASMA EKSASERBASI
Otot bantu nafas Tidak ada retraksi Retraksi otot Retraksi otot
suprasternal suprasternal
Eksaserbasi moderat
Eksaserbasi berat
Mengancam jiwa
DERAJAT ASMA EKSASERBASI
Lanjutan…
Β 2 Agonis ICU
Oksigen
Klinis membaik Mengancam Nebu B2 Agonis
+ Antikolinergik
Kortikosteroid
APE > 75 APE < 75 APE < 50 IV
MgSO4
Ulang Β 2 Agonis +
Koreksi elektrolit
Kortikosteroid
CXR
APE > 75 APE < 75 AGD
PaO2
PaCO2
PULANG RAWAT
Pengobatan yang di berikan saat pasien di
pulangkan dari IGD
Minimal selama 7 hari di berikan kortikosteroid oral dan
tetap melanjutkan kortikosteroid inhalasi
Penggunaan rapid-acting β 2 agonis inhalasi sesuai
dengan gejala asma
Pemberian inhalasi kortikosteroid dengan gabungan long
acting β 2 agonis tetap di lanjutkan
Perlu untuk mengetahui apa faktor pencetus dari
eksaserbasi sehingga dapat untuk mencegah/mengindari
sehingga tidak akan terjadi lagi eksaserbasi
Memberi tahu kepada pasien jika terjadi lagi eksaserbasi
untuk cepat membawa kembali ke IGD
KORTIKOSTEROID
Krishnan JA, Nowak R, Davis SQ, Schatz M. Jallergy clin immunol 2009;124; s29-34
Roy SR, Milgrom H. Curr allergy asthma rep, 2010;10;56-66
PENCEGAHAN ASMA
EKSASERBASI
Kortikosteroid inhalasi
LABA inhalasi
Kombinasi Kortikosteroid inhalasi LABA
Imunisasi
Bronchyal thermoplasty
KORTIKOSTEROID INHALASI
Kombinasi kortikosteroid
dengan LABA lebih baik
mencegah eksaserbasi di
bandingkan
kortikosteroid saja
Thomson dkk
melakukan follow up
terhadap pasien
selama 5 th, tidak di
temukan adanya
komplikasi pada
tindakan ini
Cox G, Thomson NC, Rubin AS at allN Engl J Med 2007;356; 1327-37.
KESIMPULAN
1. Asma eksaserbasi menimbulkan masalah sosial seperti
meningkatnya hari libur sekolah dan hari kerja
2. Asma eksaserbasi meningkatkan beban biaya
pengobatan lebih mahal
3. Penatalaksanaan asma jangka panjang yang baik sangat
di perlukan mencegah terjadinya eksaserbasi
4. Asma eksaserbasi dapat terjadi pada semua derajat asma
5. Banyak faktor pencetus untuk terjadinya suatu asma
eksaserbasi
6. Asma eksaserbasi yang sering terjadi / berulang akan
mengurangi faal paru karena terjadi remodeling saluran
nafas
7. Beta 2 agonis kerja pendek, kortikosteroid dan oksigen
merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan
eksaserbasi
8. Antikolinergik dan MGSO4 merupakan pilihan kedua
apabila tidak respon dengan pengobatan dasar