Anda di halaman 1dari 23

PERANAN INSTALASI PATOLOGI KLINIK

PADA MENEJEMEN
KASUS AVIAN INFLUENZA
DI RSU Dr. SOETOMO

Endang Retnowati

Surabaya
2007

1
Tujuan pemeriksaan laboratorium

 Mengarahkan diagnostik ke arah kemungkinan


Avian Influenza (flu burung)
 Menentukan berat ringannya penyakit
 Memantau efektivitas pengobatan

2
Pemeriksaan laboratorium
 Hasil pemeriksaan : akurat
 Cepat dan pelayanan 24 jam
 Aman (kewaspadaan universal)

3
Virus receptors (Ivan Roitt, 1993)
Virus Receptor Cell type infected

Human CD4 receptor Th cells


immunodeficiency virus
(HIV)
Rabies virus Acetylcholine Neurons
receptor
Vaccinia (cowpox virus) Epidermal growth Epidermal cells
receptor

Epstein Barr virus Complement receptor B cells


type 2 (CR2)

Influenza A virus Glycophorin A Many cell types


receptor
4
Gambar. Sistem fagosit mononuklear (M. David, 2004)
5
Klasifikasi Kasus

1. Kasus diduga
Sedang dalam
2. Kasus kemungkinan
penyelidikan
3. Kasus yang pasti

Pemeriksaan Lab. Pemeriksaan Lab.


IRD Griu-PK

1. Hematologi 1. Hematologi
2. Kimia klinik 2. Kimia Klinik
3. Serologi- imunologi 3. Serologi-Imunologi
6
Pemeriksaan laboratorium
 Gejala klinis ringan → pemeriksaan
laboratorium awal
 Gejala klinis berat → pemeriksaan
laboratorium yang lengkap
 Penderita dirawat di ruang isolasi →
pemeriksaan laboratorium yang lengkap

7
Apakah semua virus H5 N1
ganas ?
 Tidak semua virus H5N1 adalah ganas
(Highly Pathogenic Avian Influenza = HPAI)
 Bisa juga bersifat kurang ganas atau Low
Pathogenic Avian Influenza = LPAI
 LPAI hanya mengakibatkan gejala ringan
atau bahkan tanpa gejala (Adi Prijo R., 2005)

8
Pemeriksaan laboratorium (1)
 Diperlukan bila ada gejala klinis sedini
mungkin dilakukan pemeriksaan darah rutin :
- Hemoglobin
- leukosit
- trombosit
- hitung jenis leukosit

9
Trombosit
- Peranan : hemostasis melalui pembentukan
agregasi di dinding vaskular yang
rusak
- Keadaan yang mengaktifkan leukosit akan
pula mengaktifkan trombosit
- Agregat yang berisikan trombosit dan
leukosit dapat ditemukan pada keadaan
seperti : syok, distres respiratori pada
dewasa, endokarditis bakterial, beberapa
penyakit autoimun.
10
 Monosit :
- 5% dari jumlah leukosit
- Dapat bermigrasi ke dalam jaringan untuk
menjadi makrofag ( respon imun kronik)
 Neutrofil :
- Berfungsi sebagai fagositosis
- > 70% jumlah leukosit
- Sebelum migrasi ke dalam jaringan di bawah
pengaruh rangsangan kemotaksis → < 48 jam
di sirkulasi (respon imun akut)

11
 Limfosit
- > 40% jumlah leukosit
- terjadi migrasi ke tempat inflamasi
 Basofil
- < 0,5% jumlah leukosit
- Granula mengandung mediator inflamasi

12
Pemeriksaan laboratorium
dengan gejala klinis berat (2)

 Hematologi
 Kimia darah
 Serologi - Imunologi
 (Mikrobiologi)

13
Pemeriksaan hematologi
 Hemoglobin
 Leukosit
 Trombosit
 Hitung jenis leukosit
 Limfosit total dan persentasinya

Pada umumnya ditemukan leukopeni,


limfositopeni dan trombositopeni

14
Pemeriksaan kimia darah
 Hati :
- albumin (↓)
- SGOT (↑)
- SGPT (↑)
- Bilirubin D /T
 Ginjal
- ureum (↑)
- kreatinin (↑)
 Analisa gas darah dan asam laktat
 Kreatin kinase (↑)
 C-reactive protein (↑)
15
Pemeriksaan laboratorium
serologi - imunologi (3)
 Mendiagnosis virus secara cepat
 Idealnya dalam waktu 24 jam
 Dapat menyingkirkan infeksi lain, seperti
- demam typhoid
- demam dengue
- tuberkulosis paru
- Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- Virus hepatitis (A,B,C)

16
Pemeriksaan laboratorium
 Widal dan biakan Salmonella untuk
menyingkirkan diagnosis demam typhoid
 IgM dan IgG dengue untuk menyingkirkan
demam dengue
 Pemeriksaan HIV untuk menyingkirkan
infeksi HIV (karena jumlah leukosit dan
limfosit ↓)
 Pemeriksaan virus hepatitis → SGOT dan
SGPT ↑

17
GEJALA KLINIS
 Masa Inkubasi : 2 -5 hari (8-17 hari)
 Gejala Awal : demam (>38oC), gejala mirip flu : batuk,
sesak napas; diare; muntah

- demam typhoid
- demam dengue

Terdapat riwayat kontak dengan unggas atau ada


kematian unggas di lingkungan sekitarnya.

18
 Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai
dengan perjalanan penyakit dan komplikasi
yang ditemukan
mis. : terdapat tanda-tanda perdarahan →
feses lengkap, urine lengkap, PPT dan
APPT
 Pemantauan pemeriksaan laboratorium
dilakukan tiap hari (tergantung keadaan
pasien)

19
Ringkasan
 Pemeriksaan diperlukan akurat, cepat dan aman
 Deteksi infeksi Avian influenza A dilakukan dengan
sedini mungkin dengan pemeriksaan darah rutin
 Diperlukan pemeriksaan serologi untuk
menyingkirkan demam dengue, HIV, demam tifoid
 Penderita dengan gejala klinis berat diperlukan
pemeriksaan laboratorium darah rutin, kimia darah,
AGD

20
21
PENDAHULUAN
 Penyakit menular yang disebabkan virus
influenza tipe A
 Klasifikasi berdasarkan protein :
 Haemagglutinin (HA atau H)

 Neuraminidase (NA atau A)

 telah diidentifikasi 16 subtipe H dan 9 subtipe N


 Virus influenza A (H5N1)  penyakit yang berat
dan fatal pada unggas dan manusia

22
Gambar. Virus influenza
23

Anda mungkin juga menyukai