A.

UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA: UJI DUA PIHAK

B. UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA: UJI SATU PIHAK

C. UJI KESAMAAN DUA PROPORSI: UJI DUA PIHAK

D. UJI KESAMAAN DUA PROPORSI: UJI SATU PIHAK

◦  
Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau tepatnya dua parameter. Misalnya,
membandingkan hasil dari dua cara mengajar, atau membandingkan daya sembuh dua macam obat dan
sebagainya.

Pasangan hipotesis yang harus diuji adalah:

:
:
Untuk ini bedakan hal-hal berikut:

Hal A).

Statistik yang digunakan jika benar, adalah:

Kriteria Uji:
Pada taraf nyata maka kriteria uji adalah: terima jika dimana didapat dari daftar normal baku dengan peluang .
Dalam hal lainnya ditolak.
Hal B).

Jarang sekali dan diketahui besarnya. Jika benar dan sedangkan tidak diketahui
harganya, statistik uji yang digunakan adalah

dimana
 Menurut teori distribusi sampling, maka statistika t di atas berdistribusi Student dengan .
Kriteria uji:
Terima jika , dimana didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang .
Untuk harga-harga t lainnya ditolak
Hal C) dan kedua-duanya tidak diketahui

Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi kedua populasi berdistribusi normal, hingga sekarang
belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan. Pendekatan yang cukup memuaskan adalah
dengan menggunakan statistik uji:

Contoh:
 Diketahui bahwa sejenis barang dihasilkan dengan menggunakan dua proses. Ingin diketahui apakah kedua
proses itu menghasilkan produk dengan kualitas yang sama ditinjau dari rata-rata daya tekannya. Untuk ini
diadakan percobaan sebanyak 20 dari hasil proses kesatu dan 20 pula dari hasil proses kedua. Rata-rata dan
simpangan bakunya berturut-turut kg, kg, kg dan kg.
Jika varians kedua populasi tidak sama, dengan taraf nyata
0,05 lakukan uji hipotesis untuk permasalahan ini. Lalu buatlah kesimpulannya.
Penyelesaian:
Pasangan hipotesis
; kedua proses menghasilkan barang dengan
rata-rata daya tekan yang sama.
; kedua proses menghasilkan barang dengan
rata-rata daya tekan yang berlainan.
Harga t’ hitung:

 
,
dan

sehingga didapat:

Kriteria uji :
Terima jika dan tolak dalam hal lainnya.
Hal D). Obesrvasi berpasangan

untuk observasi berpasangan, kita ambil . Hipotesis nol dan tandingannya adalah:

untuk pengujian hipotesis, gunakan statistik:

 
 B. UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA: UJI SATU
PIHAK
◦   Untuk uji satu pihak dimisalkan bahwa kedua populasi berdistribusi normal dengan
rata-rata dan dan simpangan baku dan . Karena umumnya besar dan tidak diketahui,
maka disini akan ditinjau hal-hal tersebut untuk keadaan atau .
Hal A). Uji pihak kanan
Yang diuji adalah
Dalam hal ini maka statistik yang digunakan adalah statistik t. Derajat kebebasan
untuk daftar distribusi t ialah dengan peluang . Jika maka statistik yang digunakan
adalah t’
 Dan terima jika terjadi sebaliknya, dengan dan .
Peluang untuk penggunaan distribusi t ialah sedangkan
dk-nya masing-masing dan
 
Hal B) Uji Pihak Kiri
Perumusan hipotesis dan Hipotesis tandingan untuk uji pihak kiri adalah:

 langkah-langkah yang ditempuh dalam hal ini sejalan dengan yang dilakukan
untuk uji pihak kanan.
Jika kedua-duanya nilainya tak diketahui, maka statistik yang digunakan
adalah statistik t. Kriteria penujian adalah: tolak jika , dimana didapat dari daftar
distribusi t dengan dk=) dan peluang .
Untuk harga-harga t lainnya, diterima. Jika , maka yang
digunakan adalah statistik t’ dan tolak untuk

 
di mana , dan . Jika t’ lebih besar dari harga tersebut, maka
diterima.
Contoh uji pihak kanan:

Diduga bahwa pemuda yang senang berenang rata-rata lebih tinggi badannya
daripada pemuda sebaya yang tidak senang berenang. Untuk meneliti ini telah
diukur 15 pemuda yang senang berenang dan 20 yang tidak senang berenang.
Rata-rata tinggi badannya berturut-turut 167,2 cm dan 160,3 cm. Simpangan
bakunya masing-masing 6,7 cm dan 7,1 cm. Dalam taraf nyata , dapatkah kita
mendukung dugaan tersebut?
 Jawab:
jika distribusi tinggi badan untuk kedua kelompok pemuda itu normal dan , maka
statistik t dapat digunakan. Kita punya
 2
 
𝑠 = ¿¿

sehingga statistik t mempunyai harga:

167,2 −160,3
  𝑡  =
√ ( 48,07¿{(1/ 15)+(1/ 20) }
=2,913

Dari penelitian didapat t=2,913 dan ini lebih besar dari t=1,70. jadi ditolak, dimana
indeks satu menyatakan pemuda yang senang berenang. Penyelidikan memberikan
hasil yang berarti pada taraf 5%. Dugaan di muka dapat diterima
◦C.  MENGUJI KESAMAAN DUA PROPORSI: UJI DUA PIHAK

Misalkan kita mempunyai dua populasi binom yang di dalamnya masing-masing terdapat proporsi peristiwa A
sebesar dan . Kedua sampel diambil secara independen. Akan diuji hipotesis:

Untuk ini digunakan pendekatan oleh distribusi normal dengan statistic uji sebagai berikut:

Dengan dan

Jika dalam pengujian ini digunakan taraf nyata , maka kriteria pengujian adalah:
Terima untuk dan tolak untuk harga-harga z lainnya.

didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang .

◦  
D. MENGUJI KESAMAAN DUA PROPORSI: UJI SATU PIHAK
Untuk uji pihak kanan, maka pasangan hipotesisnya adalah:

Statistik yang digunakan masih berdasarkan pendekatan oleh distribusi normal, jadi digunakan statistik
z. Dalam hal ini tolak jika dan terima untuk , dengan =taraf nyata.

Apabila uji pihak kiri, maka hipotesis nol dan tandingannya berbentuk

Kriteria Uji:
Tolak jika Z-hit
didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang .
Contoh:
Terdapat dua kelompok pasien, yaitu kelompok A dan B. Masing-masing kelompok terdiri dari 100 pasien
yang menderita semacam penyakit. Kepada kelompok A diberikan serum tertentu tetapi tidak kepada
kelompok B. Kelompok B menurut kesepakatan ahli dinamakan sebagai kelompok kontrol. Setelah jangka
waktu tertentu, terdapat 80 pasien yang sembuh dari kelompok A dan 68 dari kelompok B. Apakah penelitian
ini memperlihatkan bahwa pemberian serum secara signifikan ikut membantu menyembukan penyakit?
Penyelesaian:
Jika menyatakan persentase yang sembuh dari kelompok A dan yang sembuh dari kelompok B, maka
diperoleh hipotesis
 
Dari data sampel diperoleh,
dan

sehingga diperoleh z-hit sebagai berikut:

. Tentukanlah kriteria uji dan kesimpulan untuk uji ini !!