Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas, buku, segmen dan podos = kaki)
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen
tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia
hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Ciri Umum Arthropoda
1. Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan
badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala
dan dada yang bersatu (cephalothoraks)
2. Bentuk tubuh simetris bilateral.
3. Rangka luar keras tersusun atas zat kitin.
4. Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
5. Sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya
berupa jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka. Darah tidak
mengandung Hb.
6. Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan
lembaran (paru-paru buku).
7. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan, usus,
dan anus.
8. Sistem reproduksi terpisah. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual
(partenogenesis dan paedogenesis)
9. Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.
10. Hidupnya di darat, air tawar dan laut
Ciri Umum Arthropoda
Anatomi Arthropoda
Baik Kelas Crustacea, Insekta, Chilopoda dan Diplopoda memiliki tubuh dibedakan
menjadi 3 daerah yang jelas yaitu: kepala, dada, dan abdomen (yang bersegmen-
segmen) atau kepala dan dada bergabung menjadi cepalotoraks.
Tubuh ditutupi lapisan kutikula. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas
protein dan lapisan kitin. Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam,
memberi bentuk pada tubuh serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya
otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak.
Anatomi Arthropoda
Saluran pencernaan terdiri atas 3 bagian : Usus depan atau stomodeum , usus
belakang atau proctodeum yang merupakan daerah ectodermal dan dilapisi
dengan khitin dan usus tengah (mesenteron) mungkin berasal dari mesoderm tidak
dilapisi khitin
Pada Arthropoda memiliki kutikula yang keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).
Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada
kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan
Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan
eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.
Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba
fisiologi Arthropoda
3. Sistem Saraf
Arthropoda memiliki sebuah otak dan rangkaian saraf veniral yang
pendek. Otak terdiri atas beberapa pasang ganglion yang berfungsi bersama.
Otak dibedakan atas beberapa bagian yang dikenal sebagai otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali
karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi.
4. Sistem respirasi
arthropoda berespirasi dengan menggunakan insang, trakea, permukaan
tubuh, dan paru-paru buku.
fisiologi Arthropoda
5. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. 6. Sistem Eksresi
Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Sisa metabolisme berupa cairan
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui dikeluarkan oleh organ ekskresi yang
fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril. disebut saluran/pembuluh Malpighi,
Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, kelenjar ekskresi, atau keduanya yang
masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda bermuara di saluran pencernaan,
sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa limbah dikeluarkan melalui anus.
telur.
fisiologi Arthropoda
7. Sistem Imunitas/pertahanan diri
Pada beberapa kelas dalam Arthropoda memiliki
sistem pertahan. misalnya pada beberapa di antara
organisme arachnida dilengkapi dengan senyawa racun
untuk melumpuhkan mangsa. Begitu pun pada kelas
Myriapoda contohnya Lipan dilengkapi dengan cakar
beracun pada bagian depan tubuh sebagai sistem
pertahanan.
Klasifikasi Arthropoda: kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa Latinnya, crusta = kulit)
memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting
adalah contoh kelompok pada kelas Crustacea. Crustacea
merupakan kelas dari Arthropoda yang hidupnya
terutama menempati perairan baik air tawar maupun
laut. Bernafas dengan menggunakan insang
Habitat
Crustacea merupakan hewan aquatik yang hidup
diair tawar maupun diair laut
Klasifikasi Arthropoda: kelas Crustacea
fisiologi
1.Sistem respirasi
Umumnya Crustacea bernapas dengan insang kecuali crustacea
yang bertubuh kecil bernapas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
Letak insang pada malacostraca terbatas pada apendik toraks. Respirasi
pada crustacea dimulai dari fase inspirasi yakni air masuk melalui
bagian posterior ventral kerapas karena pergerakan insang timba (gill
bailer) yaitu suatu penjuluran berbentuk bulan sabit dari salah satu
penjuluran mulut. Lalu , air menuju kedalam ruang branchial yang
merupakan ruang antara lamela-lamela insang yang banyak
mengandung pembuluh darah berselaput tipis sehingga terjadi
pertukaran gas O2 dan CO2 secara difusi. Selnajutnya O2 akan terlarut
dalam plasma atau hemolimfa yang akan diteruskan pada proses
peredaran. Sedangkan, CO2 akan keluar ke arah berlawanan atau
melalui mulut
Klasifikasi Arthropoda: kelas Crustacea
3. Sistem eksresi
Sistem ekskresi terdiri dari pasangan kelenjar hijau (semacam
nefridium), yang terletak dibagian ventral kepala sebelah depan
esofagus. Masing-masing kelenjar hijau terdiri dari kelenjar-kelenjar yang
berwarna hijau, kantong dan saluran yang terbuka kebagian luar melalui
lubang pembuangan pada bagian dasar segmen antena
Klasifikasi Arthropoda: kelas Crustacea
5. Sistem transportasi
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka artinya darah
beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin,
melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap oksigen rendah. Darah dipompa
oleh jantung melewati arteri yang akhirnya ke kepiler dan terus ke sinus antara lain
sinus strenal. Dan disini mlalui saluran offerent ke insang untuk melepaskan hydro
carbonat dan kemudian mengambil O2 dari air yang ada dikamar insang.
Klasifikasi Arthropoda: kelas Crustacea
6. Sistem reproduksi
Sistem Reproduksinya bersifat diosius secara eksternal. Telur
menetes menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan
bersilia. Betina memiliki abdomen lebih besar daripada jantan. Alat
reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis, sepasang vas deferens dan
sepasang vasikula seminalis . Pada betina alat reproduksi terdiri atas
sepasang oviduk, fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Habitat : Kelas arachnida ini biasanya hidup di daerah tropik dan panas. Tinggal di bawah
batu, liang bawah tanah dan dalam ruangan yang kotor.
Klasifikasi Arthropoda: kelas Crustacea
3. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi arachnida pada laba-laba melalui saluran malphigi.
Saluran Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu. Organ ini
terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus. Selain tubula
malpighi, ekskresi dilakukan dengan kelenjar lainnya koksal.
Klasifikasi Arthropoda: kelas Arachnida
fisiologi
4. Sistem transportasi
Sistem sirkulasi terdiri atas cor, pembuluh arteri, vena dan sejumlah
sinus. Cor terletak disebelah abdomen sebelah dorsal di atas saluran
pencernaan makanan. stem peredaran darah yang dimiliki adalah sistem
peredaran darah terbuka karena darah mengalir tanpa melewati pembuluh
darah. Darah di pompa keluar melalui pembuluh-pembuluh terus masuk ke
sinus-sinus tubuh, sinus ventral menghubungkan sinus-sinus itu dengan
paru-paru.
6. Sistem reproduksi
Laba-laba berkelamin terpisah. Umumnya betina berukuran lebih
besar di bandingkan dengan jantan. jantan memili dua testis yang terlatak
dibawah usus, begabung dengan saluran eferensia yang melingkar menuju
ke vesikula seminalis dan akhirnya bermuara ke lubang kelamin. betina
memiliki dua ovari yang besar dan setiap ovari bergabung dengan oviduk
yang akhirnya bergabung menuju vagina. Spermatozoa dipindahkan dari
jantan ke betina menggunakan pedipalpus dan fertilisasi telur terjadi
didalam tubuh betina. Telur yang di keluarkan dalam sebuah kokon sutera,
yang di tempelkan ke sarang atau tumbuhan yang di bawah oleh hewan
betina
Sistematika kelas Arachnida
Morfologi
1. Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan
Beberapa jenis dari hewan Arachnida yang akan dibahas delapan kaki (oktopoda).
adalah: 2. Kalajengking memiliki perut panjang bersegmen, pada
1. Ordo Scorpionida segmen terakhir berubah fungsi sebagai alat sengat,
Scorpionida memiliki ciri-ciri yaitu segmen memiliki kalisera yang kecil dan pedipalpus yang besar.
terakhir abdomen merupakan kelenjar racun telson, 3. Tubuh kalajengking dibagi menjadi dua segmen yaitu
pada mulut terdapat alat pencapit seperti caput sefalotoraks dan abdomen. Abdomen terdiri dari
pedipalpus, dan semacam gigi kelisera. mesosoma. Semua spesies kalajengking memiliki bisa
Hemiscorpius lepturus
Sistematika kelas Arachnida
1. Sistem Respirasi
myriapoda melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil (tigma),
letaknya pada dinding ruas-ruas tubuh. Awalnya udara masuk lewat spirakel yang pada setiap segmen tubuh. Lalu udara
masuk kedalam trakea yang bercabang keseluruh tubuh. Trakea bercabang-cabang dan semakin kecil menembus sel,
dan memungkinkan terjadinya difusi O2 dan CO2
2. Sistem transportasi
Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ
transportasi berupa jantung yang panjang dan terletak
memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda
terdapat sepasang ostium disetiap segmen, sedangkan pada
Diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah
tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin,
melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung,
darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke
jantung hemosoel (rongga tubuh yang brperan dalam
spirakel peredaran darah)
Klasifikasi arthropoda : kelas Myriapoda
fisiologi
4. Sistem eksresi
Organ ekskresi berupa dua pasang
pembuluh Malphigi yang bertugas
mengeluarkan cairan yang mengandung
unsur nitrogen
Klasifikasi arthropoda : kelas Myriapoda
fisiologi
5. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi pada Myriapoda adalah secara seksual, yaitu
dengan fertilisasi internal (pertemuan ovum dan sperma. Myriapoda ada
yang berkembang biak secara vivipar (melahirkan) dan ada yang secara
ovipar (bertelur). Pada chilopoda Menggunakan spermatofor (paket
sperma) yang diambil betina sedangkan pada diplopoda Menggunakan
gonopoda untuk memasukan spermatofor ke tubuh betina.
Klasifikasi arthropoda : kelas Myriapoda
fisiologi
7. Sistem imunitas
Anggota badan chilopoda yang paling depan (segmen badan pertama)
memiliki sepasang cakar beracun yang digunakan untuk melumpuhkan
mangsa dan pertahanan diri. Sedangkan diplopoda tidak memiliki cakar
berbisa, namun mereka melindungi diri dengan kulitnya yang tebal dan
mensekresikan racun. Hal ini membuat predator enggan memangsa
hewan beracun ini
Sistematika : kelas Myriapoda
Morfologi dan fisiologi
Ordo Chilopoda dikenal sebagai kelabang. Alat gerak
Beberapa jenis dari hewan myriapoda yang akan pada Chilopoda adalah satu. Tubuh memanjang dan
dibahas adalah kepala berbentuk pipih. Pada antena dan mulut
A. ciri -ciri terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila.
1. Ordo Chilopoda Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang kaki dan
• Tubuh Chilopoda berbentuk gepeng kaki pertama spirakel. Pasangan alat termodifikasi
dan kepala pipih. menjadi penyengat beracun yang digunakan untuk
• Memiliki cakar racun. menaklukkan mangsa dengan racun yang berasal dari
• Terdiri atas kepala dan badan yang beruas- sepasang kaki pertama yang disebut cakar racun.
ruas (15-173 ruas). Habitat : ditempat yang lembab, di bawah timbunan
• Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali sampah atau daun-daun yang membusuk
segmen dibelakang kepala dan dua segmen
terakhir.
• Pada kepala terdapat sepasang antena
panjang yang terdiri atas 12 segmen serta
memiliki dua kelompok mata tunggal.
• Bersifat karnivora.
Sistematika : kelas Myriapoda
Contoh chilopoda
Familli Scolopenrudae:
Familli Geophilidae:
S. morsitant
Geophilus rubens
Familli Scutigeridae:
S. forceps
Familli Lithobiidae:
L. forficatus
Sistematika : kelas Myriapoda
Morfologi dan fisiologi
Sepasang antena pendek terdapat di kepala, mata yang masih
A. ciri -ciri
sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut olfaktori
2. Ordo diplopoda dan sepasang kelenjar yang bermuara sebelah lateral. Trakea
• Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas sebagai alat pernapasan biasanya tidak bercabang-cabang
(25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. seolah-olah timbul dari kantong yang bermuara di depan kaki.
• Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang Jantung berupa suatu pembuluh dengan ostia sebelah lateral.
kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” Dua atau empat alat ekskresi yang berbentuk seperti
(maksiliped). pembuluh benang atau pembuluh Malpighi menuangkan
• Pada ruas ke tujuh, satu, atau kedua, kaki hasil ekskresinya ke dalam intestinum.
Alat kelamin terpisah dan meletakkan telur ditanah yang
mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
lembab. Habitat : ditempat yang lembab, di bawah timbunan
• Pada kepala terdapat sepasang antena yang sampah atau daun-daun yang membusuk
pendek, dua kelompok mata tunggal.
Sistematika : kelas Myriapoda
Contoh diplopoda
Ciri-ciri umum
1. Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut
(Chepalo , Thorax dan Abdomen)
2. Kepala dengan: Satu pasang mata facet (majemuk), Mata tunggal
(ocellus), Satu pasang antena sebagai alat peraba
3. Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat
dan menggigit
4. Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax)
terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
Ciri-ciri umum
5. Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja.
6. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang
berfungsi untuk meletakkan telurnya.
7. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran
tympanum.
8. Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok,
lambung, usus, rektum dan anus
9. Tempat hidup di air tawar dan darat
10. Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari
telur sampai dewasa.
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
Struktur morfologi
1. Eksoskeleton
Belalang memiliki eksoskeleton yang
berfungsi melindungi organ-organ dalam.
Eksoskeleton berupa kutikula yang terdiri atas zat
khitin dan terbagi menjadi segmen-segmen.
2. Kepala (caput)
Kepala tersusun atas 6 segmen yang berfusi.
Keenam segmen tersebut tidak tampak lagi pada
hewan dewasa, tetapi pada saat embrio teramati.
Bukti adanya 6 apendik yang meliputi preoral,
antenna, interkalari, mandibular, maksila dan labial
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
Struktur morfologi
3. Bagian-bagian mulut
Disebelah bawah labrum terdapat organ
yang bentuknya seperti lidah yaitu cypopharynx.
Disetiap sisinya terdapat rahang keras
mandibula. Permukaan rahang ini bergigi untuk
mengiling makanan. Disebelah bawah
mandibula terdapat sepasang maxilla. Setiap
maxilla terdiri atas cardo (bagian basal), stipes
(bagian tengah) galea (bentuknya panjang
sedikit bulat) dan papis maxillary labium atau
bibir bawah terdiri atas sub-mentum(bagian
basal). Mentum dan palpus labial yang terdapat
disetiap sisinya. Labrum dan labium berperan
memegang makanan diantara mandibula
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
Struktur morfologi
4. Dada (Thorax)
Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu rathorax
(anterior), mesothorax (tengah), dan metathorax
(posterior). Tiap-tiap segmen tertutup oleh
eksosekeleton dibagian dorsal disebut tergum, disis
lsteral disebut leura, dan dibagian sentral disebut sterum
5. Perut (abdomen)
Jumlah segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan masing-
masing abdomen membawa sepasang apendik rudimenter.
Sedangkan pada insekta fase dewasa abdomennya tidak memiliki
apendik dan sejumlah segmen biasanya mereduksi segmen pertama
abdomen belalang berfusi dengan metethorax. Hasil penggabungan
ini hanya terdiri atas tergum saja, dan disetiap sisi segmen ini
terdapat sebuah membrane tympani berbentuk oval yang
merupakan penutup sebuah kantung pendengaran
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
fisiologi
1. Sistem respirasi
Sistem pernapasan terdiri dari sistem cabang dari
saluran/pembuluh yang disebut trakea. Organ pernapasan
berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan-kiri pada tiap
ruas, sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada
bagian perutnya. Trakea mempunyai cabang-cabang yang
sangat halus disebut trakeolus. Melalui trakeolus inilah udara
disuplai keseluruh jaringan tubuh dan karbondioksida dibawa
ke luar.
2. Sistem ekskresi
Proses ekskresi dan osmoregulasi serangga bergantung
pada tubulus Malpighi dan rektumnya. Tubulus Malpighi
umumnya berwarna kuning dan memiliki otot untuk menjaga
pergerakan didalam homocoel Pengeluaran zat sisa melalui
pembuluh Malpighi
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
fisiologi
3. Sistem digesti dan nutrisi
Saluran pencernaan Insecta pada dasarnya meliputi usus depan,
usus tengah dan usus belakang. Usus depan terdapat faring yang
merupakan kelanjutan dari mulut yang teletak dikepala yang setiap
sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus yang membesar
membuat tembolok yang terletak didaerah mesotorak dan metatorak.
Organ selanjutnya adalah proventikulus yang berperan sebagai organ
penggiling. Usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya
masuk kedalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16
kantung berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan
menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan hasil sekresi ini akan di
berikan kedalam lambung. Sedangkan usus bagian belakang tersusun atas
usus yang membesar dan usus kecil yang meluas dalam rectum, dan anus
sebagai muara akhir saluran pencernaan.
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
fisiologi
6. Sistem Reproduksi
Alat reproduksi jantan terdiri dari dua buah testes tempat dimana
spermatozoa berkembang. Masing-masing testes dihubungkan oleh
vasdeferens yang akan bersatu membentuk saluran ejakulasi yang terbuka
kepermukaan dorsal dari bagian sub gental. Alat reproduksi betina terdiri dari
dua buah ovarium yang terdiri dari sejumlah tabung-tabung telur yang
disebut ovarioles. Ovarioles-ovarioles pada bagian posterior melekat pada
Alat kelamin jantan A. testis, B. Folikel, C.
oviduk.
Vas deferens, D. Vesikula seminalis, E.
Vas deferentia, F. Saluran ejakulasi, G.
Aedeagus, H. kelenjar aksesori (Rusyana,
2011).
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
fisiologi Habitat
Perkembangan insecta
1. Ametabola
perkembangan yang hanya berupa
Alat kelamin betina A. Ovarium, B.
Oviduk, C. sebelah lateral saluran telur, pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.
D. saluran telur umum, E. bursa
copulatrik, F. Kelenjar aksesori, G.
Spermathecal, H. Kelenjar spermathecal
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
Perkembangan insecta 4. Holometabola
Holometabola adalah perkembangan
2. Hemimetabola
Insekta dengan setiap tahap menunjukan
hemimetabola adalah tahap
perubahan wujud yang sangat berbeda
perkembangan Insekta yang tidak
(sempurna).
sempurna.
3. Metamorfosis Bertahap (Paurometabola)
Pada tipe ini, bentuk umum serangga
pradewasa menyerupai serangga dewasa,
tetapi terjadi perubahan bentuk secara
bertahap seperti terbentuknya bakal sayap
dan embelan alat kelamin pada instar yang
lebih tua serta pertambahan ukuran.
Klasifikasi arthropoda: kelas Insecta
Proses pergantian kulit pada serangga
Pergantian kulit adalah suatu keajdian yang biasa dialami hewan yang memiliki kulit
dari bahan tanduk atau kutikula, karena kulit macam ini tidak bisa bertambah besar
ketika hewan itu tumbuh membesar, maka diperlukan proses ganti kulit (molting).
Sebagian besar dari permukaan kulit serangga mengalami penebalan dari lapisan
kutikula misalnya bentuk seluruh tubuh, rambut, dan duri pada kulit, “sculpture”
pada permukaan kutikula dan pigmentasinya.
Sistematika : kelas insecta
Berdasarkan sayap, Insekta dibedakan menjadi dua sub-kelas:
1. Apterigota (tidak bersayap)
Ordo Dermaptera:
Ordo Mellaphaga :
Forficula auricularia
Philopterus
Ordo Cellembola:
Papirius fuscus.
Ordo Tysanura:
Lepisma saccharina
Sistematika : kelas insecta
Berdasarkan sayap, Insekta dibedakan menjadi dua sub-kelas:
1. Pterigota (bersayap)
Ordo Lepidoptera :
Ordo Odonata : Aeshna
Micropterix aureatella
cyanea
Ordo Ephemeroptera:
Ephemeroptera sp.
Ordo Mecoptera:
Panorpa vulgaris
peranan arthropoda
1. Menguntungkan 2. Merugikan
• Sumber makanan yang mengandung • Penyebab penyakit bagi manusia. Contoh
protein hewani tinggi. Contoh: udang nyamuk malaria.
windu, rajingan, kepiting dan udang • Penyakit tidur oleh lalat tsese.
karang. • Menimbulkan gangguan pada manusia.
• Penghasil madu, yaitu lebah madu. Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala
• Bahan industri kain sutera, yaitu pupa dan kutu busuk.
kupu-kupu sutera. • Hama tanaman pangan dan industri.
Contohnya wereng coklat dan kumbang
tanduk.
• Perusak makanan. Contoh kutu gabah
Video arthropoda
Daftar Pustaka
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Jutje S Lahay. 2006. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UNM.
Nontji , A. 1986. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia.
Radioputro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.
Suwignyo, Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya.