Anda di halaman 1dari 17

Model Keseimbangan 2

Sektor
Pendahuluan
Pertanyaan mendasar yang perlu diungkapkan
sehubungan degan kondisi ekonomi yang
muncul adalah mengapa output berfluktuasi
disekitar output potensial yang bisa diperoleh ?.

Didalam konjunctur pada masa booming dan


resesi, output meningkat dan menurun relatif
terhadap output potensial rata-rata.

Model Keynessian mengatakan bahwa


pengeluaran/belanja menentukan output dan
pendapatan, tetapi output dan pendapatan juga
menentukan belanja/pengeluaran.
Aggregate Demand dan Output
Keseimbangan
Aggregate Demand (AD) adalah jumlah
keseluruhan barang yang diminta dalam
perekonomian. Berbeda diantara barang yang
diminta untuk konsumsi, investasi, pemerintah
dan ekspor neto, aggregate demand ditentukan
oleh :
AD = C+I+G+(X-M)

Output (Y) dalam kondisi keseimbangan ketika


jumlah output yang diproduksi sama dengan
jumlah yang diminta, sehingga perekonomian
dalam kondisi keseimbangan output ketika :
Y= AD = C+I+G+(X-M)
Ketiga aggregate demand (jumlah barang yang ingin
dibeli masyarakat) tidak sama jumlah produksi, maka
terjadi persedian investasi yang tidak direncanakan
(diinvestment, un-intended investment, IU), disajikan
sbb.
IU = Y – AD
Dimana :
IU = tambahan investasi yang tidak direncanakan

Jika output lebih besar dari aggregate demand, maka


terdapat investasi yang tidak direncanakan, IU>0.
Kelebihan persediaan mengakibatkan perusahaan
mengurangi produksi hingga output dan aggregate
demand kembali dalamkondisi keseimbangan
Fungsi Konsumsi dan Aggregate Demand

Permintaan konsumsi merupakan salah


satu factor yang menentukan aggragate
demand. Permintaan konsumsi meningkat
sejalan dengan bertambahnya pendapatan.
Hubungan antara konsumsi dan
pendapatan dijelaskan dalam fungsi
konsumsi.
Fungsi Konsumsi
C = Co +bYd ; Co>0, 0<b<1
Dimana :
C = Nilai konsumsi
Co = Konsumsi otonomi
Yd = Pendapatan siap pakai (Yd= Y-T)
b = marginal propensity to consume, MPC, (C/Y)
Konsumsi dan Tabungan

Setiap pendapatan yang diterima masyarakat,


sebagian digunakan untuk pengeluaran konsumsi
dan sebagian disimpan dalam bentuk tabungan.
Besarnya bagian dari pendapatan untuk tabungan
adalah (1-b), merupakan bagian dari pendapatan
yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Sehingga besarnya (fungsi) tabungan adalah :
S=Y– C
= Y – {Co + bYd}
= Y – bYd – Co
S = -Co + (1-b)Yd
Dimana :
(1-b) = marginal propensity to saving, MPS, S/Y
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor :

AS = AD
Y=C+I
Y = Co + bY + Io
Y – bY = Co + Io
(1-b)Y = Co + Io
Co  Io (keseimbangan ekonomi 2 sektor)
YE 
(1  b)
Keseimbangan S=I

S = -Co + (1-b)Y
I =Io
S= I
-Co + (1-b)Y = Io
(1-b)Y = Io + Co
Co  Io
YE 
(1  b)
Scale line
Co, Io
C+ I

Co + Io
S
Co
Io
0
YBEP YE Y
-Co
Y BEP
Y=C
Y= Co+ bY
Y-bY = Co
(1-b) Y = Co
YBEP = Co/(1-b)

Atau
S = 0,
-Co+(1-b)Y = o
(1-b)Y = Co
YBEP = Co/(1-b)
Contoh Soal
Diketahui :
Co = 100
Io= 50
MPC = 0,8
Ditanyakan :
1. Tentukan fungsi konsumsi & fungsi tabungan
2. Tentukan besarnya pendapatan nasional pada kondisi
break event point (YBEP) dan keseimbangan (YE)
3. Gambarkan
4. Jika terjadi kenaikan Investasi otonomi sebesar 25,
hitung besarnya tambahan kenaikan pendapatan
nasional keseimbangan (Δ Δ ΔYE)
5. Gambarkan !
Fungsi Konsumsi :
C = 100 + 0,8Yd
Fungsi Tabungan :
S = -100 + 0,2Yd

Y BEP : Y = C
Y = 100 + 0,8Yd
Yd = Y – T
T=0
Maka Yd=Y
Y = 100 + 0,8Y
Y- 0,8 Y = 100
(1-0,8) Y = 100
Y = 100/(0,2)
Y = 500
BEP
Y BEP : S = 0
-100 + 0,2Y = 0
0,2 Y = 100
YBEP= 500
Y keseimbangan (YE)

1) Y = AD
Y=C+I
Y = 100+0,8Y + 50
Y-0,8Y = 150
(1-0,8)Y = 150
Y=150/(0,2)
YE = 750

2) S=I
-100 + 0,2Y = 50
0,2Y = 150
YE = 750
 Tambahan Investasi otonomi (ΔIo) sebesar
25, mengakibatkan pendapatan nasional meningkat
menjadi :
 Y = C + I + ΔIo
 Y = 100+ 0,8Y + 50 + 25
 0,2Y = 175
 YE = 875

Tambahan pendapatan nasional keseimbangan :


ΔYE = YE2 – YE1
ΔYE = 875 – 750
ΔYE =125
Scale line
C+ I+ ΔIo
Co, Io
C+ I

175
150
S
100 Io+ ΔIo =75
Io=50
0
500 750 875 Y
-100
Proses Multiplier

Tahap Peningkatan Peningkatan Total peningkatan


Permintaan produksi Pendapatan
1 A A A
2 b A b A (1+b) A
3 b2A b2 A (1+b+b2) A
4 b3A b3 A (1+b+b2+b3) A
… … … …
1
ΔA
1b

AD = A + cA+b2A+b3A + ….
= A (1+b+b2+b3+ …)

ΔY  1 ΔA
E 1 b
 ΔYE= 1/(1-b) x ΔA
 ΔYE= 1/(1-0,8) x 25
 ΔYE= 125

Anda mungkin juga menyukai