Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ACUTE CORONARY SYNDROME


TRIAGE
Trauma
Nontrauma √
Maternity

Red
Yellow √
Green
PRIMARY SURVEY
Airway
Clear/Unclear

Breathing
Clear/Unclear

Circulation
Clear/Unclear
Pasien datang
Sendiri
Diantar oleh : Keluarga

Pengkajian assesment
Auto Anamnesa
Allo Anamnesa
Pukul Periksa = 06.30 WIB
Pukul Rawat/Plg/Time care = 09.05 WIB

Petugas Triage = Resa Shahana Ulfa


ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Nyeri dada kiri
• Anamnesis
Pasien mengeluhkan nyeri dada kiri yang dirasakan sejak 8 jam
SMRS. Nyeri dada kiri dirasakan seperti ditindih benda berat. Nyeri
dada dirasakan menjalar ke punggung kiri, bahu kiri, dan lengan kiri.
Pasien tidak dapat melokalisir nyeri dengan satu jari. Keluhan timbul
mendadak saat pasien sedang beristirahat dan dirasakan semakin
lama semakin memberat. Keluhan disertai berkeringat dingin,
jantung terasa berdebar, sesak napas, nyeri ulu hati, mual namun
tidak disertai muntah.
ANAMNESIS (Lanjutan)
Nyeri tidak disertai adanya rasa panas disekitar dada atau sendawa asam.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang diketahui sejak 20 tahun yang
lalu. Pasien berobat ke dokter namun obat tidak diminum secara teratur.
• Riwayat penyakit gagal jantung tidak ada.
• Riwayat diabetes mellitus tidak ada.
• Riwayat asma ataupun alergi tidak ada.
• Riwayat konsumsi minuman beralkohol tidak ada.
• Riwayat merokok tidak ada.
ANAMNESIS (Lanjutan)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi pada orang tua ada, ibu pasien memiliki riwayat
hipertensi, ibu pasien meninggal akibat serangan jantung.
• Riwayat diabetes melitus pada orang tua tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Tingkat kesadaran : CM, GCS = 15 (E= 4, M=6, V=5)
Keadaan umum : Sakit sedang

TANDA VITAL
• Tekanan darah = 140/100 mmHg
• Nadi = 92 x/menit
• Respirasi = 28 x/menit
• Suhu = 36,7°C
• SpO2 = 94%
SKALA NYERI
• Skala Nyeri= 4 (Nyeri mengganggu)

Resiko Pasien Cedera/Jatuh: Ya/Tidak


Status fungsional: Mandiri/ perlu bantuan/ alat bantu
• Kepala : tidak ada kelainan
Mata: Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/-, pupil bulat
isokor, refleks cahaya +/+
• Leher : JVP 5+1 cmH2O, KGB tidak teraba
• Thorax : Bentuk dan gerak simetris
Cor : BJ I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : VBS +/+, Rhonki -/- Wheezing -/-
• Abdomen: datar, lembut, bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani
• Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN LAB Hitung jenis
Basofil
 
0,2%
Eosinofil 0,8 %
Hematologi   Segmen 61,4 %
Hemoglobin 14,2 g/dl Limfosit 30,2 %
Monosit 7,4 %
Eritrosit 4,8 juta/uL
Leukosit 13,3 x 10^3/uL
Hematokrit 39,9 %
Trombosit 400 x 10^3/uL

Nilai Absolut Eritrosit  


MCV 82,8 fL
MCH 29,5 Pq
MCHC 35,6 g/dL
RDW 13.5 %
PEMERIKSAAN EKG
PEMERIKSAAN EKG
Interpretasi EKG
• Irama : Irama sinus
• Frekuensi : 100 x/menit
• Axis : Normoaxis
• Abnormalitas : ST elevation lead II,III, aVF
• Hasil : Infark Miokard Inferior
Usulan Pemeriksaan (UGD – Konsul Sp.JP)
• Profil lipid (Kolesterol total, HDL, LDL, Trigliserida)
• Troponin I
• Gula Darah Sewaktu
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
1. Infark miokard akut dengan ST elevasi (STEMI) Inferior
2. Infark miokard akut tanpa ST elevasi (NSTEMI)
3. Angina pektoris tak stabil

Diagnosis Kerja
Infark miokard akut dengan ST elevasi (NSTEMI) Inferior
PENANGANAN DAN PENILAIAN ULANG
• Airway : clear
• Breathing : unclear  O2 via nasal canule 2-4 L/menit
• Circulation : clear
• Disability : GCS 15
• Exposure : clear
• Monitoring
– Keadaan umum
– Tanda Vital
– EKG
PENATALAKSANAAN
KHUSUS

• Nitrogliserin : ISDN 1 x 5mg Sublingual, setiap 5 menit


dapat diulang maksimal 3 kali
• B-blocker : Bisoprolol 1 x 10 mg po
• Antiplatelet : Clopidogrel 1 x 300 mg po
• Antikoagulan : Fondaparinux 1 x 2,5mg Subkutan
Penatalaksanaan UGD (Konsul Sp.JP)
• Infus RL 20 tetes/menit
• Lovenox 2x0,6cc SC
• Loading miniaspi 240 gram, dilanjut 1x80 gram
• Loading brilinta 180 gram, dilanjut 2x90 gram
• Rekansa 1x20 gram
• Ramipril 1x5 gram
• Nitrokaf 2x2,5 gram
• Alprazolam 0,25 gram prn
• Laxadine 0-0-15 cc
• Betaone 1,25 gram
• Pranza 1 ampul IV
• Rawat di HCU
KESIMPULAN
 Perbaikan
 Stabil √
Perburukan
TINDAK LANJUT
Rujuk
Rawat √
Pulang Paksa
Pulang
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Sindrom koroner akut adalah sekumpulan gejala


yang diakibatkan oleh penurunan aliran darah
koroner ke otot jantung
EPIDEMIOLOGI
• (Riskesdas 2007) ACS  urutan kedua penyebab kematian.

Diagnosis UGD ACS (AHA - AS 2008)

NSTEMI/
Nyeri dada
akut UA
(80%)
ACS (20%)
STEMI
(20%)
MANISFESTASI KLINIS

Berdasarkan kriteria WHO, diagnosis ditegakkan berdasarkan


terpenuhinya 2 dari 3 kriteria:

 Nyeri dada iskemik yang khas


 Perubahan pada gambaran EKG
 Peningkatan yg diikuti penurunan kadar enzim-enzim
jantung (CK,CKMB,Troponin)
Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gambaran klinis yang khas
dengan sifat, yaitu:

(1) berlokasi di substernal, retrosternal, dan precordial.


(2) nyeri bersifat sakit seperti ditekan, ditindih benda berat, rasa terbakar, seperti
ditusuk, rasa diperas dan dipelintir.
(3) nyeri menjalar biasanya ke lengan kiri, leher, rahang bawah, gigi, punggung atau
interskapula, perut, dan dapan juga ke lengan kanan.
(4) Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat.
(5) gejala tidak khas yang sering kali menyertai, yaitu mual, muntah, sulit bernapas,
keringat dingin, cemas dan lemas.
(6) nyeri dada berlangsung lebih dari 30 menit.
Pada hampir setengah kasus, terdapat faktor pencetus sebelum
terjadinya serangan, seperti
• aktivitas fisik berat
• stres emosi
• udara dingin
• sesudah makan
• akibat penyakit medis atau bedah

Serangan dapat terjadi sepanjang hari atau malam.


Etiologi
• Infark miokard paling sering disebabkan oleh adanya oklusi total
akut pada arteri koronaria.

• Plak aterosklerosis Penyebab terbanyak

Faktor Risiko
Terdapat 6 faktor risiko utama pada penyakit arteri koroner, yaitu :

• Hiperkolestrolemia
• Diabetes melitus • Merokok
• Hipertensi • Usia
• Riwayat keluarga menderita penyakit
arteri koroner
PATOFISIOLOGI
TATALAKSANA AWAL
• Life saving (Airway, Breathing, Circulation, Diagnosis and Drug, Evaluation)
• pemberian oksigen 2-4 liter/menit
• pasang infus NaCl atau Dextrosa 5%
• pasang monitor atau defibrilator
• bila tidak ada shock atasi nyeri dengan MONA
• Nitrat, untuk mengurangi nyeri dada, menurunkan kebutuhan O2 miokard dengan menurunkan
preload, meningkatkan suplai O2 miokard dengan cara dilatasi pembuluh darah koroner yang
terkena infark. Dosis : 5 – 10 mg sampai 3 kali dosis interval waktu 5 menit secara sublingual
• Aspirin, efektif pada spektrum SKA. Dosis : awal serangan 160 – 300 mg, maintenance 75 – 100
mg
• Morfin, efektif atasi nyeri dada dan merupakan analgetik. Dosis : 2 – 4 mg diulang sampai dosis
total 20 mg dengan interval waktu 5 – 15 menit
Anti Penyekat Beta (Beta Blocker)
Iskemik
Nitrat
Calcium Channel Blocker (CCB)
Aspirin : dosis loading 150-300 mg, dosis pemeliharaan
Anti 75-100 mg
Platelet
Ticagrelor: dosis loading 180 mg,dosis pemeliharaan
2x90 mg
Clopidogrel: Dosis loading 300 mg, dosis pemeliharaan
75 mg/hari
Ace Captopril : 2-3 x 6,25-50 mg
Inhibitor
(Mengurangi
remodelling,me Ramipril : 2,5-10 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
nurunkan angka
kematian pasca-
infark) Lisinopril: 2,5-20 mg/hari dalam 1 dosis
Harus diberikan pada setiap pasien SKA (tanpa
Statin kontraindikasi)Anti inflamasi dan stabilisasi Plak
Terapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai sblm
pasien keluar RS, target LDL<100 mg/dL
Anti Fundaparinuks : 2,5 mg subkutan
Koagulan
(HARUS
DITAMBAHKAN Enoksaparin : 1 mg/kg,dua kali sehari
pd terapi
Antiplatelet
Secepat UFH :Bolus i.v 60 u/g,dosis mak 4000 U, Infus i.v 12 U/kg selama 24-
Mungkin) 48 jam dg dosis maksimal 1000 U/jam, Target aPTT 1,5 – 2x Kontrol
• Penatalaksanaan lanjutan
1.Primari PCI (percutaneus coronari intervension)
2.Trombolitik

• Non Farmakologi
1. Meningkatkan aktivitas fisik
2. Hindari merokok dan konsumsi alkohol
3. Diet rendah lemak
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai