Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA DALAM ARUS

SEJARAH BANGSA INDONESIA

Nama anggota kelompok 4:


1. Kurniawan (11200150000011)
2. Latifa Dian Utami (11200150000034)
3. Nova Riyanti (11200150000025)
Pancasila sebagai ideologi dasar negara.

Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama


ini terdiri dari kata Sansekerta: panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Lima butir Pancasila ini terdiri dari
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Pancasila yang merupakan budaya bangsa yang dibangun dari keberagaman kebudayaan
bangsa yang begitu indahnya dan Pancasila memiliki peran sebagai pemersatu bangsa dan
unsur-unsur Pancasila sebagai kebudayaan Indonesia sudah ada dalam kehidupan
masyarakat. Pancasila pada masa prasejarah bisa dilihat jika nenek moyang kita dahulu
memiliki sebuah kepercayaan yang sudah dianut sama seperti didalam Pancasila yang
berdasarkan pada sistem kepercayaan.
Bahkan pada zaman kerajaan terdahulu. Contohnya saja sistem kepercayaan, dalam
kepercayaan Majapahit sudah ditanamkan sistem kepercayaan “Ma Limo” dalam Pancasila
Krama. Dalam “Ma Limo” ditetapkan aturan:
(1) Dilarang mateni (membunuh),
(2) Dilarang maling (mencuri),
(3) Dilarang madon (berzina),
(4) Dilarang mabok (minum minuman keras),
(5) Dilarang main (berjudi),

kelima ini merupakan pedoman tingkah laku yang wajib ditaati. Kemudian hadirlah bangsa
Barat yang menguji kesatuan dan persatuan bangsa.
Pancasila sendiri terbentuk karena adanya sebuah organisasi yang dibentuk oleh Jepang
yaitu BPUPKI yang disahkan pada tanggal 28 Mei 1945 dan dilakukan rapat pertama pada 29
Mei 1945. Kemudian diusulkan oleh keempat tokoh berpengaruh, Soekarno, Muh. Yamin,
Soepomo, dan juga Dr. Radjiman. Dari keempat perbedaan ini kemudian ditemukan hasil dan
diberikan nama oleh Soekarno “Pancasila” dalam pidato presidennya tanggal 1 Juni 1945.

Setelah rapat pertama diadakanlah rapat kedua pada tanggal 14-16 Juli 1945 yang
membahas kepengurusan pemerintahan Indonesia. Namun Jepang tiba-tiba saja menyerah
tanpa syarat dan Indonesia memanfaatkan kekosongan pemerintahan ini untuk merdeka.
Sempat terjadi sebuah desakan dari golongan muda yang menginginkan agar Indonesia cepat
merdeka dan menculik golongan tua ke Rengasdengklok sebagai langkah “Pengamanan” dari
Jepang. Hingga akhirnya diumumkanlah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dalam kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa keterkaitan Pancasila dengan sejarah
sangatlah penting. Jika kita melihat kembali sejarah kita dulu maka kita akan dapat melihat
bahwa sebenarnya nilai-nilai Pancasila sudah tertanam semenjak zaman prasejarah, zaman
kerajaan hingga akhirnya lahirlah sebuah Pancasila. Karena itu kita perlu menanamkan dan
menjaga nilai-nilai Pancasila tersebut sebagai bagian dari diri kita sendiri.
Adanya krisis identitas bangsa yang terjadi selama beberapa dekade menyebabkan
mentalitas bangsa menjadi tergerus dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ketika krisis Perbuatan korupsi telah
digolongkan sebagai kejahatan internasional karena telah ditetapkan melalui Konvensi
Internasional.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum menurut UUD 1945 mempunyai peran
yang sangat penting dalam kelangsungan hidup masyarakat yang berbangsa dan bernegara, di
samping itu Pancasila juga mempunyai peran dalam membentuk identitas dan nilai luhur
bangsa. Pancasila mempunyai ciri khas yang yang melekat pada tubuh masyarakat Indonesia.

Pancasila yang terdapat pada salah satu dari 4 (empat) pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara merupakan perwujudan modal sosial (social capital), alasanya karena salah satu
wujud modal sosial yaitu trust (kepercayaan) yang membangun jati diri bangsa Indonesia
kepada sebuah kondisi dimana mereka mempunyai satu rasa dan senasib pada masa
penjajahan hingga saat ini. Hal tersebut tertuang dalam Pancasila sebagai dasar negara dan
sebagai sumber dari segala hukum. Tanpa adanya Pancasila sebagai modal sosial, maka
perwujudan menjadi sebuah bangsa yang bebas dan besar sangat kecil kemungkinannya akan
terwujud.
Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia:
1. melemahnya identitas bangsa (krisis identitas) maka timbullah
paham kapitalis dan fundamentalis.
2. Banyak kasus yang terjadi seperti tindak pidana korupsi,
3. penyalahgunaan kekuasaan,
4. gerakan sparatis agama, dan lain sebagainya yang meresahkan
masyarakat.

Adanya konflik individu yang berbaur menjadi sebuah konflik


SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) itu yang menandakan
melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai ideologi
Pancasila. Krisis identitas yang ditandai dengan krisis moral juga ikut
andil dalam melemahnya kepercayaan sebagai wujud modal sosial.
tiga fase kemunculan Pancasila sebagai sebuah ide sampai dia dipakai
sebagai landasan bernegara :
(1) fase pembibitan
(2) fase perumusan dan
(3) fase pengesahan.

Fase pembibitan, terjadi pada awal abad ke-20 dimana pergerakan


Indonesia sudah mulai memikirkan tentang konstruksi kebangsaan. Yudi
mengatakan bahwa Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda mempunyai
peranan penting dalam menyebarkan gagasan persatuan nasional. Sartono
Kartodirjo dalam esainya mengatakan bahwa Manifesto Politik PI tahun
1925 lebih dahulu dari Sumpah Pemuda 1928 dalam membayangkan
gagasan mengenai nasion Indonesia bahkan demokrasi, unitarianisme,
otonomi dan kemerdekaan.

Anda mungkin juga menyukai