Anda di halaman 1dari 23

HEMOROID

DEFINISI

• Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang yang
terdiri atas pleksus arteri-vena berfungsi sebagai katup di dalam saluran anus
untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan
cairan. Apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit baru
dilakukan tindakan.
• Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan, dan obesitas
• Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna.
CON’T

• Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas


garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna
merupakan bantalan vaskular di dalam jaringan submukosa pada
rektum sebelah bawah. Hemoroid sering dijumpai pada tiga posisi
primer, yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral.
Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak primer
tersebut.

• Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus


hemoroid inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di
dalam jaringan dibawah epitel anus.
CON’T

• Kedua pleksus hemoroid internus dan


eksternus saling berhubungan secara
longgar dan merupakan awal dari aliran
vena yang kembali dari rektum sebelah
bawah dan anus.
• Pleksus hemoroid internus mengalirkan
darah ke vena hemoroidalis superior dan
selanjutnyanke vena porta.
• Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan
darah ke peredaran sistemik melalui
daerah perinemu dan lipat paha ke vena
iliaka.
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi hemoroid sampai saat ini mencapai sepertiga dari sepuluh juta masyarakat di Amerika Serikat.
Prevalensi kasus hemoroid bervariasi dari 4,4% pada populasi umum dan 36,4% pada praktik kesehatan
umum.
• Di Mesir, hemoroid dianggap penyakit daerah anus tersering dengan prevalensi tinggi hampir 50 % dari
kunjungan di Unit Kolorektal.
• Prevalensi hemoroid di Indonesia juga tergolong cukup tinggi. Hasil penelitan di RSCM Jakarta pada
tahun 2010, hemoroid mendominasi sebanyak 20% dari pasien kolonoskopi.
• Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring bertambahnya usia seseorang, dimana usia puncaknya
adalah 45-65 tahun. Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur 50 tahun pernah mengalami
hemoroid. Hal tersebut terjadi karena orang usia lanjut sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi
penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan.
FA K TO R R I S I K O

Faktor yang menyebabkan timbulnya hemoroid adalah:


1. Mengedan pada waktu defekasi
2. Konstipasi menahun
3. Peningkatan tekanan intraabdomen karena tumor
4. Kurang mengkonsumsi makanan berserat
5. Kehamilan
6. Obesitas
7. Kurang olahraga/imobilisasi
M A N I F E S TA S I K L I N I S

• Perdarahan umumnya merupakan tanda awal hemoroid interna akibat trauma


oleh feses yang keras  darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
bercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses/kertas pembersih
sampai dengan perdarahan yang terlihat menetes/mewarnai air toilet menjadi merah
 derajat I
• Hemoroid yang membesar akan menonjol keluar dan menimbulkan prolaps.
Awalnya hanya terjadi saat defekasi dan disusul oleh reduksi spontan saat selesai
defekasi  derajat II

• Stadium lebih lanjut, hemoroid perlu didorong kembali setelah defekasi agar bisa
masuk kembali ke dalam anus  derajat III

• Hemoroid menetap dan tidak bisa didorong masuk ke dalam anus, ciri dari prolaps
yang menetap adalah keluarnya mukus dan terdapat feses pada pakaian dalam 
derajat IV
MANIFESTASI KLINIS

• Adanya mukus dan kelembapan yang menetap  iritasi


pada kulit perianal  rasa gatal pada anus (pruritus anus)
• Nyeri hebat jarang ditemui pada hemoroid interna,
biasanya nyeri timbul bila terdapat trombosis yang luas
dengan edema dan radang.
• Hemoroid juga bisa menyebabkan anemia akibat
perdarahan yang berulang.
ANAMNESIS Click icon to add picture

• Mula – mula pasien akan


mengeluhkan BAB yang tidak
lancar, dubur terasa panas, serta
adanya benjolan di dubur
• Selain itu lama-lama terdapat
perdarahan dari dubur, biasa
terlihat darah segar yang tidak
bercampur dengan feses saat
defekasi

9
PEMERIKSAAN FISIK Click icon to add picture
Diperlukan adanya pemeriksaan pada bagian anus
(inspeksi, perabaan dan colok dubur)
Hemoroid diklasifikasikan atas hemoroid eksterna
(diluar / dibawah linea dentata) dan hemoroid internal
(didalam/diatas linea dentata)
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran
klinisnya :
Derajat 1 : terjadi pembesaran hemoroid yang tidak
prolaps ke luar kanal anus (hanya dapat dilihat dengan
anorektoskop)
Derajat 2 : pembesaran hemoroid prolaps dan
menghilang secara spontan
Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat
masuk ke anus dengan bantuan dorongan jari
Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen, rentan
dan cenderung untuk mengalami trombosis dan infark 10
PEMERIKSAAN PENUNJANG HEMOROID

• Anoskopi  Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk menilai mukosa rectal dan mengevaluasi tingkat
pembesaran hemoroid. The American Society of Colon and Rectal Surgeons merekomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan dengan anoskopi.

• Sigmoidoskopi  Untuk mengevaluasi perdarahan rectal dan rasa tak nyaman seperti fisura anal, fistula,
colitis, polip rectal dan kanker.

• Kolonoskopi  Beberapa ahli merekomendasikan kolonoskopi untuk semua pasien yang berusia > 4O thn
yang memiliki gejala hemoroid dan perdarahan.
DIAGNOSIS HEMOROID

• Ditegakkan berdasarkan anamnesis, px fisik, dan px


penunjang.
• Klasifikasi dibagi 2: External dan Internal.
• Internal:
• Grade 1: hemoroid mencapai lumen anal kanal
• Grade 2: mencapai sfingter eksternal dan tampak pada
pemeriksaan tetapi dapat masuk kembali secara
spontan
• Grade 3: hemoroid telah keluar dari anal canal dan
hanya dapat masuk kembali secara manual oleh pasien.
• Grade 4: hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk
ke ana kanal meski dimasukkan secara manual.

• Eksternal: berasal dari bagian dentate line dan dilapisi


oleh epitel mukosa yang telah termodifikasi serta
banyak persarafan serbaut saraf nyeri somatic.
CONT

• Anamnesis:
Pasien biasanya datang dengan keluhan:
• Berdarah
• Tonjolan (protrution)
• Diagnosis dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan fisik inspeksi regio
perianal untuk melihat adanya
thrombosis dan ekskoriasi diikuti
pemeriksaan digital/Anoscopy untuk
mengetahui posisi hemoroid.
DIAGNOSIS BANDING

• Kondiloma akuminata
• Proktitis
• Rektal prolapse
• Hematom perianal ulseratif
• Proktitis
• Fisura anal
• Karsinoma anal
• Polips kolorectal
• Karsinoma kolorectal
TATA L A KS A N A H E MO R O I D

1 . TATA L A K S A N A M E D I S

• Pada hemoroid interna derajat I sampai derajat III atau semua derajat hemoroid yang
ada kontraindikasi operasi atau pasien menolak operasi.
• Terdiri dari nonfarmakologis, farmakologis, dan tindakan minimal invasive.
A . TATA L A K S A N A M E D I S N O N FA R M A K O L O G I

• Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara


memperbaiki defekasi.
• Tatalaksana ini berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola
makan dan minum, dan perbaikan cara defekasi.
• Untuk memperbaiki defekasi dianjurkan menggunakan posisi
jongkok (squatting) sewaktu defekasi.
• Bersamaan dengan program perbaikan defekasi, biasanya juga
dilakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam
anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari.
• Pasien diusahakan tidak banyak duduk atau tidur, banyak
bergerak, dan banyak jalan.
• Pasien diharuskan banyak minum 30-40 ml/kgBB/hari untuk
melembekkan tinja. Pasien harus banyak makan serat antara lain
buah-buahan, sayur-sayuran, sereal, dan suplementasi serat
komersial bila kurang serat dalam makanannya.
B . TATA L A K S A N A M E D I S FA R M A K O L O G I

• Bertujuan untuk memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.

1. Obat memperbaiki defekasi 2. Obat simtomatik


• Suplemen serat komersial yang banyak dipakai adalah • Bertujuan untuk mengurangi keluhan rasa gatal nyeri,
psyllium atau isphagula Husk (misalnya Vegeta) yang atau kerusakan kulit di daerah anus.
akan menyerap air dan bersifat sebagai bulk laxative, • Seringkali dicampur dengan lubricant, vasokonstriktor,
bekerja dengan membesarkan volume tinja dan dan antiseptik lemah.
meningkatkan peristaltik.
• Untuk mengurangi nyeri, tersedia sediaan yang
• Obat kedua yaitu obat laksan atau pencahar antara mengandung anestesi lokal. Pemberian anestesi lokal
lain natrium dioktil sulfosuksinat (R/laxadine), diberikan sesingkat mungkin untuk menghindarkan
dulcolax, microlax, dll. Natrium dioktil sulfosuksinat sensitisasi atau iritasi kulit anus.
bekerja sebagai anionic surfactant, merangsang • Terdapat sediaan bentuk ointment atau suppositoria antara
sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan lain anusol, boraginol N/S, dan Faktu. Bila perlu dapat
penetrasi cairan ke dalam tinja. Dosis 300 mg/hari. digunakan sediaan yang mengandung kortikosteroid
seperti Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
• Sediaan suppositoria digunakan untuk hemoroid interna,
sedangkan sediaan ointment digunakan untuk hemoroid
eksterna.
B . TATA L A K S A N A M E D I S FA R M A K O L O G I

3. Obat menghentikan perdarahan 4. Obat penyembuh dan pencegah


serangan hemoroid
• Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding • Pengobatan dengan Ardium 500 mg menghasilkan
anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya penyembuhan keluhan dan gejala yang lebih cepat
tipis. pada hemoroid akut. Ardium 500 mg memberikan
• Pemberin serat komersial dapat mengurangi perbaikan yang nyata terhadap gejala inflamasi,
perdarahan hemoroid yang terjadi dibandingkan kongesti, edema, dan prolaps.
plasebo. • Rani AA dkk dalam penelitiannya melakukan studi
• Bioflavanoids yang berasal dari jeruk lemon dan pemberian diosmin dengan hisperidin 2 tablet
paprika dapat memperbaiki permeabilitas dinding perhari selama 8 minggu pada pasien hemoroid
pembuluh darah. Bioflavanoids antara lain diosmin, kronik. Didapatkan hasil penurunan derajat
hiperidin, rutin, naringin, tangeretin, diosmetin, dll. hemoroid pada akhir pengobatan. Perdarahan juga
Yang digunakan dalam hemoroid adalah campuran makin berkurang.
diosmin (90%) dan hesperidin (10%), dalam bentuk
micronized, dengan nama dagang Ardium atau
Daflon.
C . TATA L A K S A N A M E D I S M I N I M A L I N VA S I F

• Tatalaksana ini dilakukan bila tatalaksana


nonfarmakologis dan farmkologis tidak berhasil.
Tatalaksana ini antara lain tindakan skleroterapi hemoroid,
ligasi hemoroid, terapi laser, fotokoagulasi infra red,
krioterapi, probe bipolar, dan elektrik.
• Komplikasi yang dapat muncul adalah sakit pada anus
waktu buang air besar, dan ulkus.
2 . TATA L A K S A N A B E D A H

• Tatalaksana bedah ditujukan untuk penderita


hemoroid derajat IV dan eksterna, atau semua derajat
hemoroid yang tidak respon terhadap tatalaksana
medis.
• Tindakan ini terdiri dari dua tahap, yaitu pertama
yang bertujuan untuk menghentikan atau
memperlambat perburukan penyakit dan kedua untuk
mengangkat jaringan yang sudah lanjut.
• Tindakan yang dilakukan adalah tindakan
hemoroidektomi.
PROGNOSIS

• Prognosis untuk hemoroid cenderung baik. Kebanyakan akan sembuh


dengan manajemen medis konservatif. Tingkat kekambuhan dengan
manajemen medis konservatif adalah 10-50% selama 5 tahun. Tingkat
kekambuhan setelah operasi hemoroidektomi dibawah 5-10%.
KOMPLIKASI

• Komplikasi utama dari hemoroid adalah


perdarahan.
• Anemia
• Retensi urin (komplikasi yang sering timbul
setelah hemoroidektomi ).
D A F TA R P U S TA K A

• Fontem RF, Eyvazzadeh D. 2019. Internal Hemorrhoid. Available at:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537182/
• IDI. 2014. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
• Kasper, Fauci, Hauser, Longo, Jameson, & Loscalzo. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
• Lawrence A, McLaren ER.. 2019. External Hemorrhoid. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500009/
• Pablo AC, Mercè MC. Office Evaluation and Treatment of Hemorrhoids. The Journal of Family Practice.
2003;52(5):366-374.
• Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta : InternaPublishing
• Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi III. Jakarta: EGC.
• Sudarsono, D. F. (2015). Diagnosis dan penanganan hemoroid. Jurnal Majority, 4(6), 31-34.
• Sudarsono D.F., 2O15. Diagnosis dan Penanganan Hemoroid. Vo. 4 no. 6. J Majority. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai