“SKIZOFRENIA”
Baiq Denda Putria Ningsih (H1A016012)
Pembimbing: dr. Lusiana Ratna Wahyu., Sp.KJ
IDENTITAS JURNAL
• IDENTITAS JURNAL
• Nama Penulis : Hany M, Rehman B, Azhar Y, et al
• Judul Tulisan : Schizophrenia
• Waktu Terbit : 8 Desember 2020
• Penerbit : StatPearls Publishing
• Jenis Jurnal : Artikel Publikasi
• Website : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/
PENDAHULUAN
• Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata 'schizo' (membelah) dan 'phren' (pikiran).
• Skizofrenia adalah gangguan psikotik fungsional yang ditandai dengan adanya keyakinan delusi,
halusinasi, dan gangguan pikiran, persepsi, dan perilaku
• Gejala : gejala positif dan negative
Gejala positif Gejala negatif
• Halusinasi • Anhedonia
• Delusi • kemiskinan berbicara
• Gangguan pikiran • kurangnya motivasi
faktor lingkungan yang terkait dengan peningkatan risiko terjadinya skizofrenia yaitu :
• Perkembangan janin abnormal dan berat lahir rendah
• Diabetes gestasional
• Preeklamsia
• Operasi caesar darurat dan komplikasi melahirkan lainnya
• Malnutrisi ibu dan defisiensi vitamin D.
• Tempat tinggal perkotaan, meningkatkan risiko pengembangan skizofrenia sebesar 2 hingga 4%
EPIDEMIOLOGI
Pasien harus menunjukkan setidaknya satu dari Atau, setidaknya dua dari gejala berikut harus ada, untuk
yang berikut, untuk jangka waktu lebih dari periode lebih dari atau sama dengan satu bulan :
atau sama dengan satu bulan: • Halusinasi persisten dalam modalitas apa pun bila disertai
Karena ciri-ciri psikotik dapat terwujud dalam berbagai gangguan mental lainnya, terdapat perbedaan luas
untuk skizofrenia, termasuk namun tidak terbatas pada :
• Gangguan psikotik yang diinduksi zat
• Gangguan mood dengan ciri psikotik
• Gangguan terkait tidur
• Gangguan delusi
• Gangguan kepribadian paranoid
• Gangguan kepribadian schizotypal
• Gangguan perkembangan pervasive
• Psikosis sekunder akibat penyebab organik
TATALAKSANA
• Pengobatan awal psikosis akut, dianjurkan untuk memulai antipsikotik generasi kedua
(SGA)
• Terkadang, jika diperlukan secara klinis, bersama dengan benzodiazepin seperti
diazepam, klonazepam atau lorazepam untuk mengontrol gangguan perilaku dan
kecemasan non-akut
• Antipsikotik generasi pertama (FGA), tidak umum digunakan sebagai lini pertama
pengobatan tetapi dapat digunakan.
TATALAKSANA
• Setelah fase akut terkontrol, disarankan untuk beralih ke preparat seperti aripiprazole, paliperidone,
zuclopenthixol, fluphenazine, haloperidol, pipotiazine, atau risperidone direkomendasikan karena
meningkatkan kepatuhan pengobatan, meningkatkan hasil dan mengurangi kekambuhan
• Cognitive behavioral therapy (CBT) juga dapat membantu mengatasi gejala negatif penyakit,
meningkatkan wawasan, dan membantu pencegahan kambuh.
• Terjaddi resistensi pengobatan → Clozapine
• Pilihan lain dalam kasus resistensi pengobatan termasuk kombinasi antipsikotik, menambahkan
lamotrigin, mirtazapine, donepezil, D-alanine, D-serine, estradiol, memantine, atau allopurinol ke
antipsikotik.
TATALAKSANA
• Depresi pasca-skizofrenia terjadi pada hingga 30% pasien, jika mood disforik terlihat
jelas, pertimbangkan untuk mengurangi dosis antipsikotik, mengobati dengan
antidepresan atau anxiolytics, atau beralih ke antipsikotik generasi kedua
• Clozapine dapat diberikan pada pasien dengan penyalahgunaan zat yang terus menerus
dan ekstensif.
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK
No.
1. Ekstrapiramidal • Tardive Dyskinesia
• Parkinsonisme
• Akathisia
• Dystonia Akut
2. Antikolinergik Mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, glaukoma, konstipasi
3. Antiandrenergik Disfungsi seksual, takikardia, hipotensi postural
4. Antihistaminik Penambahan BB, sedasi,
5. Idiosyncratic Toleransi glukosa yang berubah, fotosensitifitas kulit, ikterus kolestatik,
reaksi hipersensitivitas, pigmentasi kuning pada kulit, neuroleptic
malignant syndrome
PROGNOSIS
Hany M, Rehman B, Azhar Y, et al. Schizophrenia. [Updated 2020 Dec 8]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/