Anda di halaman 1dari 15

Bina Keluarga

Lansia (BKL)

OLEH :
PUSKESMAS III DENPASAR UTARA
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
BINA KELUARGA LANSIA (BKL)
Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi penduduk berusia 60 tahun ke
atas cukup pesat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010 diperkirakan
berjumlah 23 juta. Dan pada tahun 2020 proporsinya akan mencapai 11,4% atau
sekitar 32 juta jiwa.

Dengan demikian semakin meningkatnya jumlah lansia maka perhatian terhadap


lansia perlu ditingkatkan dengan cara membinanya melalui kelompok kegiatan Bina
Keluarga Lansia (BKL).
• Bina Keluarga Lansia adalah usaha untuk
menjadikan keluarga sebagai pembina lansia dalam
rumah tangganya. Seluruh keluarga harus bisa
memberikan suasana yang tentram tetapi dinamis agar
lansia yang tinggal dalam rumah bisa menikmati sisa
hidupnya secara produktif dan bahagia untuk
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan keluarga
yang memiliki lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan,
pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan
kesejahteraannya.
TUJUAN

• Menurut BKKBN (2009: 11), tujuan bina keluarga lansia


adalah meningkatkan kepedulian dan peran keluarga
dalam mewujudkan lanjut usia sejahtera yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, hidup sehat, mandiri,
produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan
masyarakat.
SASARAN
1. Sasaran Langsung
Setiap keluarga yang memiliki lansia dan keluarga yang seluruh anggotanya
terdiri dari lanjut usia

2. Sasaran Tidak Langsung


•Perorangan, yaitu pendidik/guru, pemuka agama, pemuka adat, pemimpin organisasi
sosial kemasyarakatan, pemuda, wanita, para ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu yang
terkait (dokter, bidan, perawat, psikolog);
•Institusi/lembaga pemerintah dan non pemerintah, seperti organisasi wanita, sekolah,
LSOM;
•Pokja/Pengelola.
MANFAAT
• Bagi individu (lansia) sangat bermanfaat bagi kesehatan
lansia, pemberdayaan ekonomi produktif dan masih bisa
berbuat kegiatan sosial;

• Bagi masyarakat, terlibat partisipasi aktif dalam kelompok


lingkungannya di masyarakat, menjadi konselor/dan panutan
di wilayah tempat tinggalnya.
Pengelolaan Program Bina Keluarga
Lansia (BKL)
• langkah-langkah pembentukan kelompok Bina Keluarga Lansia, yaitu :
1) Persiapan, meliputi kegiatan:
a) Penggalangan kesepakatan. Penggalangan kesepakatan dilaksanakan dalam pertemuan
yang membahas tentang pentingnya BKL, dengan kesepakatan bersama perlu dibentuknya
kelompok BKL.
b) Inventarisasi sasaran dan tenaga/ ahli. Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan
R/I/KS dan sumber lain serta dilakukan inventarisasi tenaga/ ahli di bidang lansia.
2) Pembentukan kelompok-kelompok kader
a) Pemilihan kader

b) Pembekalan kader
c) Pembentukan kelompok BKL, penyusunan rencana kegiatan kelompok,
memberikan penjelasan tentang BKL, dan mengundang calon peserta (keluarga
yang memiliki lansia)
PEMBINAAN FISIK BAGI LANSIA

• Pembinaan Fisik Lansia adalah upaya pembinaan


secara fisik yang ditujukan bagi para lansia dengan
mempertimbangkan faktor usia dan kondisi fisik yang secara
perseorangan berbeda
1. Kondisi Fisik Lansia
2. Penurunan Kondisi Tubuh Lansia
Masalah PSIKOLOGIS Yang Dialami 
Lansia

1. Kecemasan dan Ketakutan


Kecemasan dan ketakutan yang muncul misalnya:
•Cemas akan perubahan fisiknya dan fungsi anggota tubuh
•Cemas akan kekuatan social
•Cemas akan tersingkir dari kehidupan sosial
•Takut penyakit
•Takut mati
•Takut kekurangan uang
2. Mudah tersinggung
Suasana hati lansia cenderung peka, mudah tersinggung dan cepat
berubah. Perasaan penuh dengan ketegangan, gelisah dan sikap banyak
menuntut. Bahkan kadang kala terjadi ledakan emosional yang penuh
kecurigaan.
3. Rasa Kesepian
Bagi lansia yang sudah janda dan duda kesadaran akan kesendirian sering
menjadi pengalaman yang menakutkan. Teman dekat satu persatu
meninggal, selain itu anak-anak meninggalkan rumah untuk membentuk
keluarga sendiri. Rasa sepi ini dapat menimbulkan kesangsian akan
makna/nilai dirinya dan guna bagi masyarakat.
PEMBINAAN PSIKOLOGIS PADA
LANSIA
1) Upaya yang bisa dilakukan keluarga :
a) Keluarga perlu menyediakan waktu untuk mengajak berbicara serta membantu
agar lansia dapat mengungkapkan keluhannya secara terbuka.
b) Keluarga berupaya untuk memahami apa yang dirasakan lansia, mencari penyebab
masalah dan berbagi pengalaman dengan lansia.
c) Keluarga berusaha memenuhi kebutuhan lansia dengan memberikan perhatian,
kasih sayang yang tulus dan rasa aman.
d) Keluarga merujuk pada tenaga ahli, apabila mengadapi lansia yang mengalami
gangguan mental yang cukup menganggu
2) Upaya yang bisa dilakukan lansia :
a) Menerima usia lanjut dengan lapang dada
b) Berlatih melepaskan diri dan bijaksana
c) Berupaya menghadapi “kesepian” 
d) Menemukan minat dan berprestasi. Saat kekuatan jasmani mulai menyusut,
ada potensi dan kekuatan dalam diri yang baru dan mengembangkan minatnya
sehingga berprestasi diberbagai bidang.

Anda mungkin juga menyukai