Anda di halaman 1dari 11

ATMOSFER

1. Bahan
Atmosfer terdiri dari partikel-partikel halus dan ringan dari 3 kelompok
bahan, yaitu :
-Gas (udara kering dan uap air)
-Cairan (butir-butir air dan awan)
-Aerosol (bahan padatan, misalnya : debu)

Gas (Udara Kering)


Udara kering yaitu gas tanpa air dan aerosol mencakup 96 % dari volume
atmosfer, terdiri dari 2 kelompok :
-Kelompok gas utama : 99,99 % volume udara kering, antara lain :
Nitrogen, Oksigen, Argon, Karbondioksida.
-Kelompok gas penyerta : 0,01 %, antara lain : Neon, Helium, Krypton,
Xenon, Hidrogen, NItrous Oksida
Gas penyerta ada yang bersifat permanen karena tidak mudah mengurai
dan bersifat tidak permanen karena mudah bereaksi dengan gas lainnya.
Gas (Uap Air)
• Kandungan uap air di atmosfer mudah berubah menurut arah (horizontal
dan vertikal) maupun menurut waktu.
• Di daerah subtropika/daerah temperate kandungannya bervariasi antara
0 % pada saat angin kering bertiup hingga 3 % dari volume atmosfer
pada saat angin laut bertiup pada musim panas (summer).
• Diatas wilayah tropika kandungan uap air di atmosfer merupakan nilai
tertinggi didunia sekitar 4 % dari volume atmosfer atau 3 % dari massa
atmosfer.

Aerosol
• Berbagai partikel halus dari bahan padat di bumi sebgaian terangkat ke
atmosfer dan membentuk aerosol.
• Bahan tersebut antara lain : garam laut, debu, abu, asap dan mikro
organisme (virus, bakteri dan spora)
Komposisi normal aerosol di atmosfer terdiri dari :
• Debu : 20 % (teruatam daerah kering)
• Kristal garam : 40 % (pecahan ombak lautan)
• Abu : 10 % (dari gunung berapi, pembakaran)
• Asap : 5 % (dari cerobong pabrik, pembakaran)
• Lain-lain : 25 % (mikro organisme)

2. STRUKTUR LAPISAN ATMOSFER


• Sebagian besar bahan pengisi atmosfer adalah gas yang mudah
mampat dan mengembang, Medan gravitasi bumi cenderung
menarik seluruh bahan atmosfer ke permukaan bumi. Akibatnya,
kerapatan partikel atmosfer meningkat dengan makin berkurangnya
ketinggian.
• Batas bawah atmosfer relatif mudah ditentukan berdasarkan
ketinggian dari permukaan laut. Sedangkan puncaknya sulit
diketahui karena adanya keragaman ukuran, massa partikel, suhu
permukaan bumi dan kekuatan angin yang mempengaruhi
pengangkutan bahan.
• Perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal
(menurut ketinggian) berbeda-beda yang
dikelompokkan menjadi 3 hal; dimana perubahan suhu
(dT) terhadap ketinggian (dz) dinyatakan oleh dT/dz.
– dT/dz > 0 suhu naik, ketinggian bertambah, disebut Inversi
suhu.
– dT/dz : 0 suhu tetap walaupun ketinggian berubah, disebut
isotermal.
– dT/dz < 0 suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian
disebut lapse rate
Berdasarkan sifat perubahan suhu menurut ketinggian dari

.
bawah ke atas terdapat 4 lapisan atmosfer, sbb :
1. Troposfer dengan puncaknya tropopouse
2. Stratosfer dengan puncaknya stratopouse
3. Mesosfer dengan puncaknya mesopouse
4. Termosfer
Troposfer (lapisan atmosfer terbawah), ciri-ciri :
1. Ketinggian mulai dari permukaan laut hingga 8 km di
daerah kutub dan 16 km di ekuator. Rata-rata ketinggian
puncak troposfer seluruh dunia 12 km.
2. Lapisan atmosfer yang mengandung air (uap air, es),
tempat berlangsung evaporasi dan kondensasi.
3. Ruang terjadinya sirkulasi dan turbulensi seluruh badan
atmosfer sehingga menjadi tempat (lapisan atmosfer)
yang mengalami perubahan dan pembentukan cuaca
seperti : angin, awan, presipitasi, badai, kilat dan guntur.
4. Kecepatan angin bertambah dengan naiknya ketinggian.
Lapisan ini terjadi pemindahan energi berlangsung.
Radiasi surya menyebabkan pemanasan permukaan
bumi, panas tersebut diserap oleh air untuk berubah jadi
uap. Oleh proses evaporasi, energi panas diangkat oleh
uap ke lapisan atas yang lebih tinggi berupa panas laten.
Setelah terjadi pendinginan akhirnya berlangsung proses
kondensasi, uap air berubah menjadi titik-titik air
pembentuk awan, sedangkan panas latennya dilepas
memasuki atmosfer dan menaikkan suhunya.
5. Pada lapisan ini suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian
(dT/dz < 0) atau pada keadaan lapse rate. Rata-rata lapse rate
seluruh dunia pada keadaan normal : - 6,5 0K setiap kenaikkan
ketinggian 1 km.
6. Pada atmosfer normal, suhu troposfer berubah dari 15 0C di
permukaan laut menjadi – 60 0C di puncak troposfer. Tekanan dan
kerapatan udara di permukaan laut masing-masing 1013.2 mb dan
1.23 kg m-3
7. Gejala lapse rate berhenti pada ketinggian 8 km diatas kutub dan
sekitar 16 km diatas ekuator. Ketinggian tersebut : Tropopouse yaitu
lapisan atmosfer dengan dT/dz : 0. Pada lapisan ini turbulensi udara
tidak terjadi.

Stratosfer (lapisan kedua dari bawah), ciri-ciri :


1. Ketinggian 10 – 40 km
2. Perubahan suhu terhadap ketinggian ) dT/dz > 0 (inversi).
3. Suhu udara sekitar -60 0C pada lapisan dasar hingga 0 0C pada
puncaknya.
4. Batas atasnya adalah Stratopouse , dT/dz : 0
5. Terdapat lapisan ozonosfer 2 – 3 mm
6. Tempat terjadinya pembetukan dan penguraian O3.
• Kadar ozon berubah menurut waktu dan tempat.
• Konsentrasi ozon tertinggi terletak di daerah kutub utara dan
pada musim dingin (winter) antara bulan Februari – Maret
yaitu 450 x 10-3 cm.
• Proses sirkulasi udara pada lapisan atmosfer tinggi,
sebagian besar radiasi ultra violet akan diintersepsi sehingga
diteruskan ke lapisan bawah jadi berkurang.
• Tanpa ada penyerapan ozon, kekuatan radiasi surya yang
mencapai permukaan bumi jadi 50 x lipat.
• Penyerapan spektrum ultra violet oleh ozon pada ketinggian
15 – 35 km menyebabkan lapisan tersebut menjadi lebih
hangat.

Kesimpulan tentang ozon :


1. Semakin menjauhi kutub utara, kadar ozon berkurang.
2. Kadar ozon tertinggi di ekuator pada bulan juni saat matahari
berada disekitar 23.5 0LU, dengan konsentrasi ozon x 10 -3
cm atau sekitar 23 % kadar ozon maksimum di kutub utara.
3. Semakin mendekati musim dingin, kadar ozon meningkat.
Mesosfer (lapisan ketiga dari bawah), ciri-ciri :
1. Ketinggian 50 – 80 km.
2. Perubahan suhu terhadap ketinggian (dT/dz) adalah lapse rate.
3. Suhu udara sekitar -5 0C pada lapisan dasar hingga -95 0C pada
puncak.
4. Tidak mengalami turbulensi/sirkulasi udara.
5. Merupakan daerah penguraian O2 menjadi atom O.
6. Batasnya adalah lapisan mesopause dengan perubahan suhu
terhadap ketinggian mulai bersifat isotermal.

Termosfer (lapisan teratas), ciri-ciri :


1. Ketinggian lapisan mulai sekitar 89 km hingga batas yang sulit
ditentukan karena sangat jarang partikel gas yang mencapai lapisan
ini, puncaknya mencapai 100 -250 km.
2. Lapisan ini terisi molekul dan atom N2, O2, N dan O.
3. Sifat perubahan suhu terhadap ketinggian adalah inversi suhu.
4. Kisaran suhu dari -95 0C pada suhu 80 km hingga -50 0C pada
ketinggian 100 km, dan -38 0C pada ketinggian 110 km.
5. Lapisan tempat berlangsungnya ionisasi gas N2 dan O2 sehingga
lapisan termosfer sering disebut lapisan ionosfer. Diatas ketinggian
100 km, pengaruh radiasi ultra violet dan sinar x makin kuat.
PERANAN ATMOSFER :
Ada 4 peranan utama atmosfer pada proses fisika maupun
pada makhluk hidup didalamnya :
1. Atmosfer merupakan sumber gas dan air presipitasi.
2. Atmosfer adalah penyaring (filter) radiasi surya sehingga
kualitas spektrum yang sampai ke permukaan bumi tidak
bersifat merusak organ tubuh makhluk hidup.
3. Pada sistem neraca energi radiasi, atmosfer merupakan
penyangga (buffer) sehingga permukaan bumi terhindar dari
pemanasan dan pendinginan yang berlebihan.
4. Pada proses fisika di permukaan bumi, atm osfer mengatur
kelestarian mekanisme cuaca dan iklim.
Troposfer, 0 – 18 km
1. Di ekuator tinggi hingga 16 – 18 km
Sub tropis tinggi hingga 10 – 16 km
Kutub 6 - 8 km
2. Tempat terjadinya proses fisika membentuk cuaca.
3. Mengandung uap air
4. Suhu makin turun dengan bertambahnya ketinggian.
5. Suhu -60 0C pada puncak troposfer.

Stratosfer (hingga ± 50 km)


1. Suhu stabil -60 0C hingga ketinggian ± 20 km, selanjutnya suhu naik
untuk penambahan tinggi.
2. Terjadi pembentukan O3 secara stabil yang berfungsi menyerap
ultra violet dari matahari sehingga suhu naik aetiap penambahan
ketinggian.
3. Kadar O3 tertinggi ada di kutub utara dan musim dingin O3 paling
tinggi.
Mesosfer (50 – 80 KM)
• Suhu makin turun makin tinggi tempat.
• Suhu -5 0C (- 95 0C).
• Tidak ada turbulensi udara.
• Penguraian O2 O

Termosfer / Ionosfer (> 80 KM)


1. Suhu makin tinggi
2. Berisi atmosfer dan molekul N, O, N2, O2
3. Tempat terjadinya ionisasi N2 dan O2.
4. Penyerapan sinar ultra violet dan sinar x.

Anda mungkin juga menyukai