PEMBENTUKAN
PERATURAN DAERAH, PERATURAN
BUPATI DAN KEPUTUSAN BUPATI
PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2019
BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
BAGIAN HUKUM
KEPALA BAGIAN HUKUM
TUGAS : Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan
daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi di bidang perundang- undangan, bantuan hukum dan dokumentasi dan informasi serta
koordinasi pelaporan implementasi hak asasi manusia
FUNGSI
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang perundang- undangan, bantuan hukum serta
dokumentasi dan informasi hukum dan perundang- undangan;
b. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang perundang-undangan, bantuan
hukum serta dokumentasi dan informasi hukum dan perundang-undangan;
c. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi hukum dan perundang-undangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang perundang-undangan, bantuan hukum
serta dokumentasi dan informasi hukum dan perundang-undangan; dan
e. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan
dengan tugasnya.
KEPALA SUB BAGIAN PERUNDANG-UNDANGAN
TUGAS :
1. Menyiapkan bahan penyusunan produk hukum daerah;
2. Melaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi produk hukum daerah;
3. Menyiapkan bahan penjelasan Kepala Daerah dalam proses penetapan Peraturan Daerah;
4. menyiapkan bahan analisa dan kajian produk hukum daerah;
5. Melaksanakan pembinaan penyusunan produk hukum Daerah;
6. Menyiapkan bahan administrasi pengundangan dan autentifikasi produk hukum daerah;
7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan produk hukum daerah; dan
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hukum.
KEPALA SUB BAGIAN BANTUAN HUKUM
TUGAS :
1. Melaksanakan koordinasi permasalahan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
2. Melaksanakan fasilitasi bantuan hukum, konsultasi hukum dan pertimbangan hukum serta
perlindungan hukum bagi unsur Pemerintah Daerah dalam sengketa hukum baik di dalam
maupun di luar pengadilan;
3. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kerja sama dalam penanganan perkara hukum;
4. Menghimpun data sebagai bahan pelaporan implementasi hak asasi manusia;
5. Menyiapkan bahan penyusunan pendapat hukum;
6. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap hasil penanganan perkara sengketa hukum;
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hukum.
KEPALA SUB BAGIAN DOKUMENTASI DAN
INFORMASI HUKUM
TUGAS :
1. Melaksanakan inventarisasi dan dokumentasi produk hukum daerah dan peraturan
perundang-undangan lainnya;
2. Menghimpun serta mengolah data dan informasi hukum dan perundang-undangan sebagai
bahan dalam rangka pembentukan kebijakan daerah;
3. Melaksanakan pengelolaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum;
4. Memberikan pelayanan administrasi informasi produk hukum;
5. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap dokumentasi dan informasi produk hukum
daerah;
6. Melaksanakan sosialisasi, penyuluhan dan desiminasi produk hukum daerah maupun
peraturan perundang- undangan lainnya; dan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hukum.
STRUKTUR TATA KELOLA
Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Hukum
(JDIH)
DASAR HUKUM
Pembentukan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati Dan Keputusan Bupati
r
ta
Bli
b.
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Administrasi Pemerintahan
Ka
um
uk
nH
gia
Ba
DASAR HUKUM
Pembentukan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati Dan Keputusan Bupati
Peraturan Bersama Menteri Hukum dan HAM dan Peraturan Bupati Blitar Nomor 44 Tahun
r
Menteri Dalam Negeri No. 20 dan No. 77 Tahun
ta
2016
Bli
2012
b.
Parameter Hak Asasi Manusia dalam Pembentukan Produk Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi
Ka
Hukum Daerah serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar
um
uk
nH
gia
Ba
BENTUK PRODUK HUKUM DAERAH
PERATURAN DAERAH
1. PERATURAN
PERATURAN BUPATI
r
ta
2. PENETAPAN
Bli
KEPUTUSAN BUPATI
b.
Ka
um
uk
nH
gia
Ba
DAERAH
PERATURAN
Ba
gia
nH
uk
um
Ka
b.
Bli
ta r
PERATURAN DAERAH
Materi Muatan Perda
● Kewenangan Daerah;
● Kewenangan yang lokasinya dalam Daerah;
● Kewenangan yang penggunanya dalam Daerah;
r
ta
Bli
● Kewenangan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah; dan/atau
b.
Ka
Kewenangan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan
um
●
uk
oleh Daerah.
nH
gia
Ba
PERATURAN DAERAH
Materi Muatan Perda
● Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan/pelaksanaan Perda seluruhnya
atau sebagian kepada pelanggar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
● Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
● Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan atau pidana denda selain ketentuan diatas sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
● Selain sanksi, Perda dapat memuat ancaman sanksi yang bersifat mengembalikan pada keadaan semula dan
sanksi administratif.
● Sanksi administratif berupa:
r
ta
Bli
b) teguran tertulis; f) pencabutan tetap izin;
b.
Ka
c) penghentian sementara kegiatan; g) denda administratif; dan/atau
um
d) penghentian tetap kegiatan;
uk
h) sanksi administrasi lain sesuai ketentuan
nH
peraturan perundang-undangan.
gia
Ba
PERATURAN DAERAH
ALUR PROSES
PENETAPAN,
PERENCANAAN PENYUSUNAN PEMBAHASAN PENOMORAN
PENYUSUNAN RANCANGAN RANCANGAN PENGUNDANGAN,
PERDA PERDA PERDA PENDOKUMENTASI
AN DAN
AUTENTIFIKASI
r
ta
Bli
b.
Ka
um
uk
nH
gia
Ba
PERATURAN DAERAH
•Penyusunan Propemperda
•Perencanaa penyusunan rancangan Perda kumulatif
terbuka
•Perencanaan penyusunan rancangan Perda di luar
Promperda
r
ta
Bli
b.
Ka
um
uk
nH
gia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN PERDA
Penyusunan Propemperda
r
● Penetapan skala prioritas pembentukan rancangan Perda dilakukan oleh Bapemperda dan
ta
Bli
b.
Bagian Hukum.
Ka
um
uk
nH
gia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN PERDA
Penyusunan Propemperda
● Hasil penyusunan Propemperda antara DPRD dan Pemerintah Daerah disepakati menjadi Propemperda
dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD.
● Propemperda ditetapkan dengan Keputusan DPRD.
● Dalam Propemperda dapat dimuat daftar kumulatif terbuka, yang terdiri atas:
a) Akibat putusan Mahkamah Agung;
b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c) Penataan Kecamatan; dan
d) Penataan Desa.
● Dalam keadaan tertentu, DPRD atau Bupati dapat mengajukan rancangan Perda di luar Propemperda
karena alasan:
a) Mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam;
b) Menindaklanjuti kerjasama dengan pihak lain;
r
ta
Bli
c) Mengatasi keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu rancangan Perda
b.
yang dapat disetujui bersama oleh Bapemperda dan Bupati; dan
Ka
um
d) Perintah dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah Propemperda
uk
ditetapkan.
nH
gia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN PERDA
Penyusunan Propemperda
r
ta
surat Bupati/Sekda untuk mengajukan usulan disertai Pimpinan DPRD untuk dibahas
Bli
penjelasan/keterangan
b.
menyampaikan usulan bersama Bamperda
Ka
ranperda sesuai bidang tugas dan/atau Naskah Akademik
um
uk
nH
gia
Ba
PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA
b.
Ka
mu
uk
nH
g ia
Ba
ALUR PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA
b.
Perda kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah
Ka
Sekretaris Daerah menugaskan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dan
mu
uk
Bag. Hukum untuk mengkoordinasikan pengharmonisasian, pembulatan, dan
nH
pemantapan konsepsi rancangan Perda
g ia
Ba
ALUR PENYUSUNAN RANCANGAN PERDA
b.
Ka
mu
uk
nH
g ia
Ba
PEMBAHASAN RANCANGAN PERDA
b.
Ka
Rancangan Perda harus mendapat evaluasi Gubernur sebelum
m
ditetapkan Bupati
u
uk
nH
g ia
Ba
PENETAPAN, PENOMORAN, PENGUNDANGAN,
PENDOKUMENTASIAN DAN AUTENTIFIKASI
Rancangan Perda yang telah disetujui disampaikan kepada Biro Hukum Provinsi Jawa
Timur untuk diberika Noreg, setelahnya dilakukan penetapan
Penetapan dilakukan dengn penandatanganan Bupati rangkap empat(4)
Rancangan Perda yang telah ditetapkan dilakukan penomoran
Perda yang telah ditetapkan, diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh Sekretaris
Daerah
Pendokumentasian naskah asli Perda dilakukan oleh DPRD, Sekretaris Daerah, Bag.
Hukum dan Instansi Daerah Pengusul Produk Hukum
Perda dimuat dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
b.
Autentifikasi dilakukan oleh Kepala Bag. Hukum setelah ditandatangani dan diberi
Ka
penomoran
m u
Penggandaan dan pendistribusian dilakukan oleh Bag. Hukum dan Pengusul produk
uk
hukum
nH
g ia
Ba
BUPATI
PERATURAN
Ba
g ia
nH
uk
u m
Ka
b.
PERATURAN BUPATI
ALUR PROSES
PENETAPAN,
PENOMORAN
PERENCANAAN
PEMBAHASAN PENGUNDANGAN,
PENYUSUNAN
RANCANGAN PENDOKUMENTASI
PERBUB
PERBUB AN DAN
AUTENTIFIKASI
b.
FASILITASI DAN
Ka
PENYUSUNAN
EVALUASI
m
RANCANGAN
u
RANCANGAN
uk
PERBUB
nH
PERBUB
g ia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN PERBUB
b.
Ka
u m
uk
nH
g ia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN PERBUB
b.
Ka
m
u
uk
nH
g ia
Ba
PENYUSUNAN RANCANGAN PERBUB
Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati dilaksanakan oleh Kepala Perangkat Daerah (dengan
membentuk Tim) berdasarkan kesesuaian materi dan garis koordinasi
Selanjutnya disampaikan kepada Bag. Hukum untuk dilakukan pengharmonisasian dan
pembahasan dengan tata cara sbb:
a. Kepala Perangkat Daerah menyampaikan surat yang memuat latar belakang atau alasan
disusunnya rancangan Peraturan Bupati kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan
tembusan kepada Kepala Bagian Hukum
b. Apabila rancangan Peraturan Bupati berasal dari lingkup Sekretariat Daerah, maka Asisten
sesuai bidang tugasnya menyampaikan nota yang memuat latar belakang atau alasan
disusunnya rancangan Peraturan Bupati kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan
b.
Ka
tembusan kepada Bagian Hukum
Jika rancangan masih memerlukan pegkajian lebih mendalam, maka Bag. Hukum dapat
m
u
uk
mengembalikan usulan rancangan kepada Pengusul secara tertulis
nH
g ia
Ba
PEMBAHASAN RANCANGAN PERBUB
b.
Ka
m
u
uk
nH
g ia
Ba
TEKNIS PEMBAHASAN RANCANGAN PERBUB
b.
Ka
Hasil penyempurnaan rancangan disampaikan kepada Sekretaris Daerah setelah
m
dibubuhkan paraf koordinasi setiap halaman oleh Kepala Bagian Hukum.
u
uk
Sekretaris Daerah menyampaikan rancangan kepada Bupati untuk ditetapkan.
nH
g ia
Ba
FASILITASI DAN EVALUASI RANCANGAN
PERATURAN BUPATI
b
Ka
um
uk
nH
g ia
Ba
PENETAPAN PENOMORAN
Rancangan Peraturan Bupati yang telah dilakukan Penomoran Peraturan Bupati dilakukan oleh Kepala
pembahasan disampaikan kepada Bupati untuk Bagian Hukum, dengan menggunakan nomor bulat
dilakukan penetapan.
Penandatanganan Peraturan Bupati dibuat dalam
rangkap 3
PENGUNDANGAN PENGUNDANGAN
Peraturan Bupati yang telah ditetapkan diundangkan Peraturan Bupati yang telah ditetapkan diundangkan
dalam berita daerah oleh Sekretaris Daerah dalam berita daerah oleh Sekretaris Daerah
PENDOKUMENTASIAN AUTENTIFIKASI
Pendokumentasian naskah asli Peraturan Bupati Autentifikasi atas Peraturan Bupati dilakukan oleh
dilakukan oleh:Sekretaris Daerah, Bagian Hukum Kepala Bagian Hukum setelah ditandatangani dan
dan Instansi Pengusul diberi penomoran.
BUPATI
KEPUTUSAN
Ba
g ia
nH
uk
u m
Ka
b.
KEPUTUSAN BUPATI
ALUR PROSES
PENETAPAN,
PERENCANAAN PENYUSUNAN PENOMORAN,
PENYUSUNAN KEPUTUSAN PENDOKUMENTASIAN
KEPUTUSAN BUPATI DAN AUTENTIFIKASI
BUPATI
b.
Ka
um
uk
nH
g ia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN
BUPATI
b.
Ka
mu
uk
nH
g ia
Ba
PERENCANAAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN
BUPATI
b.
Ka
4. Berdasarkan hasil rapat koordinasi, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan
m
Rakyat menyampaikan laporan Rencana Penyusunan Keputusan Bupati untuk
u
uk
tahun berikutnya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
nH
g ia
Ba
Ba
g ia
nH
uk
m u
Ka
Kepala Perangkat
b.
Rancangan Daerah dapat
disampaikan kepada melakukan koordinasi Kepala Perangkat
Bagian Hukum untuk dan/atau pembahasan Daerah menyusun
dilakukan dengan Perangkat rancangan Keputusan
pengharmonisasian Daerah/lembaga/pihak Bupati sesuai dengan
dan pemantapan lain dengan tugas dan fungsi
konsepsi memperhatikan
kesesuaian materi
PENYUSUNAN KEPUTUSAN BUPATI
Ba
g ia
nH
uk
m u
Ka
Rancangan Keputusan Bupati Rancangan Keputusan Bupati
b.
Asisten Pemerintahan dan yang telah dibubuhkan paraf yang telah memperoleh
Kesejahteraan Rakyat dan disampaikan kepada pengharmonisasian dan
Sekretaris Daerah Pengusul untuk diperiksa dan pemantapan konsepsi
membubuhkan paraf atas dibubuhkan paraf koordinasi dibubuhkan paraf oleh
halaman terakhir yang pada tiap halaman Kepala Bagian Hukum pada
mencantumkan tandatangan rancangan Keputusan Bupati, tiap halaman rancangan
Bupati termasuk tiap halaman Keputusan Bupati, kecuali
lampiran Keputusan Bupati untuk lampiran
PENYUSUNAN KEPUTUSAN BUPATI
• Dilakukan oleh Kepala Bagian Hukum setelah ditandatangani dan
I
diberi penomoran
AUTENTIFIKAS
• Pendokumentasian naskah asli Keputusan Bupati dilakukan oleh PENDOKUMENTASIAN
Sekretaris Daerah, Bagian Hukum dan Instansi Pengusul
• Dilakukan oleh Kepala Bagian Hukum, dengan menggunakan nomor PENOMORAN
kode klasifikasi
• Rancangan Keputusan Bupati yang telah dibubuhkan paraf, disampaikan oleh Sekretaris
Daerah kepada Bupati untuk ditetapkan PENETAPAN
• dilakukan melalui nota penyampaian Sekretaris Daerah setelah dibubuhkan paraf koordinasi
oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dan Kepala Bagian Hukum
PENYEBARLUASAN
b.
KEPUTUSAN
Ka
Salinan naskah yang telah ditetapkan
BUPATI
m
ditandatangai oleh Kepala Bag. Hukum
u
uk
nH
g ia
Ba
Teknik Penyusunan dan Contoh
Format Rancangan Produk
Hukum Daerah