OLEH :
IDA AYU MADE SUKMADEWI
NIM. 19.322.3177
LATAR BELAKANG MASALAH
Rabies merupakan penyakit infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia
dan hewan yang disebabkan oleh virus rabies
Berdasarkan data WHO rabies diperkirakan menyebabkan 59.000 kematian
per tahun di seluruh dunia dengan angka kematian hampir 100%, sekitar
56% di antaranya terjadi di Asia dan 44% di Afrika
Di Indonesia saat ini terdapat 24 dari 34 provinsi yang endemis rabies.
Berdasarkan data Ditjen P2P Kemkes RI tahun 2019, kasus kematian akibat
rabies sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 cenderung menurun,
tetapi kembali meningkat pada tahun 2017 menjadi 118 kematian, dan tahun
2018 mengalami penurunan yaitu, menjadi 86 kematian.
Data GHPR di Provinsi Bali tahun 2019, sebanyak 38.187 kasus dengan
20.622 kasus (54%) telah diberikan vaksin VAR
Kabupaten Gianyar dilaporkan sebanyak 4.515 kasus dengan 1.288 kasus
(28,5%) telah diberikan vaksin VAR
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Blahbatuh II sebanyak 318 kasus dan
dilaporkan sebanyak 3 orang dengan kasus rabies.
Tingginya kasus rabies pada hewan dan manusia di
suatu daerah dipengaruhi oleh faktor pengetahuan
masyarakat tentang bahaya penyakit rabies dan
kesadaran masyarakat terkait tindakan pencegahan
terhadap rabies.
Pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit rabies
juga sangat diperlukan, karena pengetahuan akan
mempengaruhi perilaku masyarakat untuk melakukan
pemeliharaan anjing dan pertolongan pertama pada
gigitan anjing.
Studi pendahuluan di UPTD Puskesmas Blahbatuh
II, terdapat 318 kasus GHPR pada tahun 2019
dengan 3 kasus positif.
Hasil wawancara pada bulan Juni dengan 10 orang
pasien yang berobat karena tergigit anjing, 8 orang
mengatakan belum paham tentang cara memelihara
anjing & 2 orang mengatakan sudah paham.
Dari 10 orang tersebut, semunya belum mengetahui
bagaimana pertolongan pertama ketika digigit.
RUMUSAN MASALAH
Penelitian kuantitatif
Desain peneitian deskriptif
K
E
R
A
N
G
K
A
K
E
R
J
A
TEMPAT & WAKTU
PENELITIAN
Tempat penelitian adalah Desa
Saba (Banjar Blangsinga,
Tengah, Banda, Saba, Kawan,
Tegallulung, Sema dan Pinda)
karena dengan populasi anjing
yang paling banyak.
Waktu Bulan Oktober 2020
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Perilaku masyarakat Perilaku masyarakat yang terdiri dari Kuesioner Ordinal 1. Kurang
tentang pengetahuan, sikap serta tindakan (≤55%)
pemeliharaan anjing tentang pemeliharaan anjing adalah 2. Cukup (56-
suatu kebiasaan masyarakat dalam 75%)
memelihara anjingnya untuk 3. Baik (76-
mencegah penyakit rabies, yang 100%)
meliputi perilaku dalam:
memperhatikan kesehatan dan
kesejahteraan hewannya, memvaksin
anjing, memelihara hewannya di
dalam rumah dengan cara mengikat
dan mengandangkan, mengikat anjing
ketika dibawa keluar rumah
Perilaku masyarakat Perilaku masyarakat yang terdiri dari Kuesioner Ordinal 1. Kurang
tentang pertolongan pengetahuan, sikap serta tindakan (≤55%)
pertama pada tentang pertolongan pertama pada 2. Cukup (56-
gigitan anjing gigitan anjing adalah cara masyarakat 75%)
dalam melakukan pertolongan 3. Baik (76-
pertama ketika tergigit dan untuk 100%)
mencegah penularan virus rabies ke
manusia yang meliputi perilaku dalam
pencucian luka, vaksinasi anti rabies,
mencari pertolongan ke puskesmas.
CARA PENGUMPULAN DATA
ADMINISTRATIF
Pengurusan ijin penelitian
TEKNIS
Pemilihan responden dengan dibantu
enumerrator
Responden yang bersedia TTD lembar
persetujuan
Pengisian kuesioner (dibacakan oleh peneliti)
Pegumpulan kuesinoer
INSTRUMEN PENELITIAN
Kuesioner berisikan:
Data demografi
Perilaku masyarakat tentang
pemeliharaan
Perilaku masyarakat tentang
pertolongan pertama pada gigitan
anjing
PENGOLAHAN DATA
Editing
Coding
Entry
Processing
Cleaning
ANALISIS DATA
Analisis Univariat
distribusi frekuensi
ETIKA PENELITIAN
Informed consent
Anominity
Confidentiality
Keadilan dan keterbukaan
Balancing harms & benefit
TERIMA KASIH