Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


INKONTINENSIA URINE

OLEH :
KELOMPOK III
 
Ida Ayu Made Sukmadewi 193223177
Luh Made Agustina D. 193223180
Ni Kadek Dwi Suryani 193223181
I Wayan Tangsub Suartama 193223175
I Wayan Widyarsana 193223176
Ni Nyoman Anggraeni 193223193
Ni Nyoman Yudani 193223194
DEFINISI
Inkontinensia urine adalah pengeluaran urin
tanpa disadari atau ketidakmampuan
menahan air kencing dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup, tidak terkontrol
sehingga mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan atau social.
ETIOLOGI
Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa
perubahan pada anatomi dan fungsi organ kemih,
antara lain:
1. Melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan
berkali-kali
2. Kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini
mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni.
3. Kegemukan (obesitas)
4. Menopause
5. Usia lanjut
6. Kurang aktivitas
7. Operasi vagina.
KLASIFIKASI
1. Inkontinensia Urin Akut Reversibel
2. Inkontinensia Urin Persisten

GEJALA KLINIS
1. Inkontinensia stres
2. Inkontinensia urgensi
3. Gejala infeksi urine
PENATALAKSANAAN
• Inkontinen Stres:
– Latihan otot-otot dasar panggul
– Latihan penyesuaian berkemih
– Obat-obatan untuk merelaksasi kandung kemih
dan estrogen
– Tindakan pembedahan memperkuat muara
kandung kemih
• Inkontinensia urgensi
– Latihan mengenal sensasi berkemih dan
penyesuaianya
– Obat-obatan untuk merelaksasi kandung kemih
dan estrogen
– Tindakan pembedahan untuk mengambil
sumbatan dan lain-lain keadaan patologik yang
menyebabkan iritasi pada saluran kemih bagian
bawah.
PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOLOGIS
1. Latihan Otot Dasar Pinggul (‘Pelvic Floor
Exercises’)
2. Bladder Training

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kultur urin: untuk menyingkirkan infeksi.
2. IVU: untuk menilai saluran bagian atas dan
obstruksi atau fistula.
3. Urodinamik
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
– Identitas Klien
– Riwayat Kesehatan
– Pemeriksaan Fisik

2. Diagnosa
– Inkonteninsia Urine: Stress berhubungan dengan kelemahan otot pelvis dan peningkatan
tekanan intra abdomen
– Inkontinensia Urine : Refleks yang berhubungan dengan tidak adanya sensasi untuk berkemih
dan kehilangan kemampuan untuk menghambat kontraksi kandung kemih.
– Inkontinensia Urine :Urgensi yang berhubungan dengan gangguan implus eferen inhibitor
sekunder akibat disfungsi otak atau medulla spinalis.
– Inkontinensia Urine : Total berhubungan dengan defisit komunikasi atau perseptual.
– Gangguan integritas kulit b.d timbul rasa gatal disekitar organ genetalia.
– Ansietas b.d pelepasan urine tidak terkontrol, perubahan status kesehatan.
– Risiko infeksi b.d iritasi,lecet dan bengkak pada daerah perineal.
– Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan tidak adanya sensasi untuk berkemih dan
kehilangan kemampuan untuk menghambat kontraksi kandung kemih
– Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Nokturia pada malam hari
• Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang
telah direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi. Rencana tindakan tersebut diterapkan dalam
situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
dan hasil yang di harapakan.Tindakan keperawatan harus
mendetail.Agar semua tenaga keperwatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan kondisi pasien.
• Evaluasi
– Proses (sumatif)
– Hasil (formatif)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA INKONTINENSIA URINE
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai