TULISLAH DATA UNTUK CASE BERIKUT CASE 3 Bapak Kr (Umur 66 tahun) mempunyai seorang istri bernama Ny.ZH (40th), dan 4 oran g anak. Anak pertama AA laki-laki (18 th ) bersekolah di STM dan mempunyai pekerjaan sa mpingan sebagai kuli bangunan. Anak kedua AS laki-laki (17th) bersekolah di SMA, anak keti ga HE laki-laki (11th) duduk di kelas 5 SD, anak keempat Il perempuan (8th) duduk di bangk u sekolah dasar kelas 2 sementara Bapak Kr sendiri tidak menyelesaikan pendidikan sekolah dasar karena faktor ekonomi. Istri dan keempat anaknya berstatus sehat. Hasil wawancara yg dilakukan perawat didapatkan data bahwa Bpk Kr anak terakhr da ri enam bersaudara. Ibu dan saudara kelima Bp.Kr telah meninggal dunia 7 thu yg lalu akibat serangan jantung, sementara ayah dan keempat saudara Bp.Kr masih hidup dan tinggal terpi sah dengan Bp.Kr. Saudara pertama Bp.Kr adalah laki-laki, sementara saudara ke2, 3 & 4 pere mpuan. Sementara Ny.ZH merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Saudara pertama N y.ZH meninggal dunia di usia 43 th akibat kecelakaan. Keempat saudara Ny.ZH adalah perem puan. Bpk Kr merupakan orang jawa yang menganut agama Islam. Bp. Kr bekerja sebagai tuka ng batu dan kayu dengan penghasilan ± Rp. 500.000,- (sehat). Usaha Bu Kr membuat kerupu k dengan penghasilan Rp. 3.500,- per hari, dan menyewakan 4 kamar dalam rumah secara ko s Rp. 15.000,- per bulan. Saat Pak Kr sakit, penghasilan keluarga dibantu oleh anak pertaman ya sebesar Rp. 150.000,- per bulan. Penghasilan yang ada hanya cukup untuk memenuhi keb utuhan dasar sehari-hari. Pak Kr mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Pada usia muda, dia pernah menderit a batu ginjal yang tidak sampai dioperasi (tahun kejadian lupa). Sejak 2 tahun yang lalu dokter mendiagnosis bahwa dia menderita "bronkitis kronis". Pak Kr telah berobat secara rutin di dokt er praktik swasta, tetapi saat ini sering kumat setelah obatnya habis. Keluarga memanfaatkan fa silitas kesehatan poliklinik yang ada di sekitar rumah (200 m dari rumah). Pak Kr saat ini masih merokok 1-2 batang per hari dan anaknya yang tertua juga mulai merokok dengan alasan sebag ai anak muda. Anak yang lain kadang memancing di sungai yang berjarak 3 km dari rumah, ber main di sekitar rumah, dan menonton televisi bersama keluarga pada sore hari. Sesekali keluarg a menyempatkan diri mengunjungi sanak keluarga Pak Kr di desa. Pak Kr juga sering mengobrol dengan anak kos yang sering dilakukannya pada hari Minggu. Bp. Kr memiliki luas rumah yang ±48 m2 (lebar 4 m panjang 12 m), terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kama r sebagai mushola, 1 kamar mandi dan WC, ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok dari loro ng yang tidak dibuat kamar. Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari ples ter yang lembab, tidak ada sinar matahari yang masuk melalui genteng kaca, jumlah jendela samping hanya 1 dengan ukuran 0,75 m x 1,2 m, jendela kamar tidak ada karena berimpitan dengan rumah tet angga. Barang yang tidak terpakai sehari-hari ditempatkan pada lorong/ruang tengah, depan dapur, d an kamar mushola. Sumber air minum yang digunakan dari PAM yang dibeli secara eceran sesuai keb utuhan. Untuk keperluan sehari-hari menggunakan air sumur gali milik sendiri. WC yang dimiliki tida k ada septik tank dan langsung dialirkan ke sungai kecil sebelah rumah. Kebiasaan memasaknya men ggunakan kayu bakar di dalam rumah. Keluarga tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Meskipun Bp.Kr sdang sakit namun Bp.Kr mash mengerjakan sholat dan keluarga masih tetap percaya bahwa yang diderita merupakan penyakit yang dapat diobati meskipun ada tetanggan ya yang mengatakan sebaiknya dibawa ke dukun karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh. Bapk Kr juga masih menyempatkan untuk mendidik anaknya yang remaja, tetapi sewaktu-wak tu memberikan teguran apabila anak-anaknya telah diperingatkan oleh ibunya. Bp.Kr memara hi anak pertamanya karena merokok. Keluarga mengajarkan agar anak tertuanya selalu memp erhatikan keadaan adiknya yang masih sekolah untuk membantu keluarga. Sikap saling mengh ormati antar anggota keluarga masih tetap diajarkan oleh keluarga. Bapk Kr jg selalu menginga tkan agar berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-ha ri di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya. Hasil wawancara yang dilakukan perawat juga mendapat data bahwa Ibu Kr tidak ingin punya anak lagi meskipun tidak mengikuti program KB, karena merasa sudah tua. Menurut pengakua n Pak Kr, meskipun sakit kadang-kadang masih berhubungan suami-istri. Melhat kondisi Bp.Kr keluarga pasrah menerima keadaan ini apa adanya karena sedang menda pat cobaan dan berharap pada anak tertuanya untuk bekerja lebih giat lagi sehingga dapat me mbantu keluarga. Keluarga juga selalu melibatkan anak tertuanya untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi keluarga. Pak Kr berharap mendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya, yaitu Kartu Sehat sehingga dapat berobat secara rutin di Puskesmas. Dia juga mengharapkan penyakitnya hanya diperiksa di Puskesmas saja karena alasan ekonomi. Glosarium Keluarga inti (nuclear family) • Terdiri dari suami, istri, dan anak-anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
Keluarga asal (family of origin),
• tempat asal seseorang dilahirkan.
Keluarga besar (extended
family) • keluarga inti ditambahkan keluarga lain(karena hubungan darah)
Keluarga duda atau janda
• keluarga yang terbentuk karena perceraian dan/atau kematian pasangan yang dicintai Keluarga berantai (social family), • terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti
Keluarga komposit (composite family)
• keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
Keluarga inses (incest family),
• bentuk keluarga yang tidak lazim karena pengaruh nilai global dan informasi misalnya paman menikah dengan keponakannya, ayah menikah dengan anak perempuan tirinya, dll
Keluarga tradisional dan non-tradisional,
• dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Tahap & Tugas perkembangan keluarga Tahap 1 Pasangan baru menikah (keluarga baru). • Tugas perkembangan keluarga; membina hubungan perkawinann yg saling memuaskan, harmonis dgn saudara kerabt & merencanakan keluarga (jumlah anak yg diinginkan)
Tahap 2 Menanti kelahiran (child bearing family)
• Menyiapkan anggota keluarga baru, membagi waktu untuk individu, psangan & keluarga Tahap 3 (klg dgn anak prasekolah / anak tertua 2,5-6 th) • Menyatukan kebutuhan masing2 anggota keluarga; kamar pribadi, menyatukan keinginan anak yg berbeda, mempertahankan hub yg sehat dalam keluarga Tahap & Tugas perkembangan keluarga Tahap 4 (klg dgn anak sekolah / anak tertua 7-12 th). • Membantu anak mencapai prestasi di sekolah, membantu anak membina hub dgn teman sebaya, mempertahakan hub.perkawian yg memuaskan, memeuhi kebutuha kesehata masing2 anggota keluarga
Tahap 5 (klg dgn remaja/anak tertua berusia 13-20th)
• Mengimbangi kebebasan remaja dgn tanggungjawab yg sejalan dgn maturitas remaja, memfokuskan kembali hub.perkawinan, melakukan komunikas yg terbuka diantara orang tua dgn anak2 remaja
Tahap 6 (klg dgn anak dewasa/pelepasan)
• Menambah anggota keluarga dgn kehadiran anggota keluarga yg baru melalui pernikahan anak2 yg telah dewasa, menata kembali hub.perkawinan, menyiapakn datangnya proses penuaan termasuk masalah kesehatan Tahap & Tugas perkembangan keluarga
Tahap 7 (klg usia pertengahan).
• Mempertahanakna kontak dgn anak dan cucu, memperkuat hub.
Perkawinan, meningkatkan usaha promosi kesehatan
Tahap 8 (klg usia lanjut)
• Menata kembali kehidupan yg memuaskan, menyesuaikan
kehdupan dgn penghasilan yg berkurang, mempertahankan hub.perkawinan, menerima kehlangan pasangan, mempertahankan kontak dgn masyarakat dan menemukan arti hidup Friend in hospital