Anda di halaman 1dari 39

SISTEM KOMUNIKASI

DIGITAL

Materi Dasar Telekomunikasi Pertemuan ke-8


Tujuan Perkuliahan
Memahami konsep sistem komunikasi
digital
Memahami pengubahan isyarat analog
menjadi digital
Penjamakan pembagian waktu

Referensi :
 MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik
Elektro FT, Unram,
 Roger L Freeman, 1999, Fundamentals of
Telecommunications, John Wiley & Sons, Inc.
PENDAHULUAN
• Dalam sistem digital gelombang listrik masukan
merupakan kode dari sinyal informasi aslinya.
• Abjad ‘A’ menghasilkan urutan pulsa biner
sesuai kode untuk ‘A’.
• Bila informasinya analog perlu dikonversi dulu
ke dalam urutan pulsa biner.
• Untuk keperluan transmisi urutan kode biner
diubah ke gelombang listrik analog yang
merupakan representasi data biner melalui
proses modulasi
Azas Transmisi Digital
• Setiap karakter tersusun atas sejumlah bit
• Untuk sistem dengan 8 bit, karakter
tersusun dari b0, b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7
• b0 disebut LSB (Least Significant Bit)
• b7 disebut MSB (Most Significant Bit)
• Pengiriman dilakukan dengan urutan :
karakter 1 , karakter 2, dst
Azas komunikasi digital serial

Karakter 2 Karakter 1
b7 b6 … b0 b7 b6 … b0

Tx Rx
Azas Transmisi Digital
• Kecepatan/laju transmisi (transmission rate atau
bit rate) dinyatakan dalam bps (bit per second)
• Bila rate dinyatakan dalam r bps  lebar
frekuensi yang diperlukan minimal r/2 Hz.
• Sinkronisasi bit  clock frekuensi di pengirim
dan penerima harus sama shg lebar bit di
pengirim dan di penerima sama
• Sinkronisasi karakter  bit awal dan panjang
tiap karakter sama, juga kecepatan bitnya harus
sama
Ragam Transmisi Digital
• Ragam sinkron  sejumlah karakter
dikirimkan secara beruntun tanpa sela,
atau selanya kelipatan bulat satu karakter,
didahului dengan karakter sinkronisasi /
penanda
• Ragam asinkron  pengiriman dapat
dilakukan setiap saat, di awal tiap karakter
ditandai dengan bit pemula (start bit) dan
diakhir karakter ditandai oleh bit penutup
(stop bit)
data Karakter
sinkronisasi

Kar 3 Kar 2 Kar 1 Syn Syn

arah transmisi

Ilustrasi Ragam Sinkron


Bit-bit penutup Bit-bit 1 karakter Bit pemula

b7 b6 b5 b4 b3 b2 b1 b0

arah transmisi

Ilustrasi Ragam Asinkron


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Dalam transmisi digital isyarat analog harus
diubah dulu menjadi isyarat digital
• Sinyal analog asli dicuplik dengan frekuensi
cuplik/sampling mengikuti frekuensi Nyquist
• Sampling adalah pemotongan secara periodik
dengan lebar Ts detik (misalnya sampling suara
125 µ detik berarti 8 kHz)
• Pengubahan ke digital dengan ADC (Analog to
Digital Converter)
Xs(t)
XD (t)

Xa(t) ADC
Xq(t)
Pengubah XDS (t)
Penguanta Penyandi Paralel
Digital Ke seri
Ts

Azas Digitalisasi Isyarat Analog


Ilustrasi Isyarat Analog ke Digital
• Sinyal informasi asli (gb.4a) dicuplik periodik
misalnya setiap 0,1 detik spt gb.4b
• Amplitudo sinyal tercuplik dibulatkan ke dalam 8
level : -0.7 , -0.5 , -0.3 , -0.1 , 0.1 , 0.3 , 0.5 , 0.7
seperti gb. 4c
• Isyarat tercuplik dikonversikan ke dalam kode
biner 3 bit : ‘-0.7’  ‘000’ , ‘-0.5’  ‘001’ , dst,
‘0.5’  ‘110’ , ‘0.7’  ‘111’ spt gb. 4d
• Kode biner diubah ke isyarat digital : ‘bit 1’ 
‘+A volt’ dan ‘bit 0’  ‘-A volt’ spt gb 4e
Gb 4a : Sinyal informasi asli
Gb 4b : Sinyal pencuplikan informasi asli
Gb 4c : Sinyal kuantisasi isyarat tercuplik
Gb 4d : Konversi isyarat terkuantisasi ke logika biner
Gb 4e : Urutan isyarat digital dari sinyal informasi
Transmisi Digital Isyarat Analog
• Penyajian secara digital (sandi biner) atas
isyarat analog sering disebut sebagai modulasi
sandi denyut / PCM (Pulse Code Modulation)
• Syarat Nyquist agar isyarat tercuplik Xs(t) dapat
dipulihkan menjadi isyarat analog Xa(t) 
frekuensi pencuplikan minimal 2 fmax.
• Syarat fs = 1/Ts > 2 fmax
• Di penerima isyarat diubah ke analog dengan
prinsip DAC (Digital to Analog konverter)
Isyarat

Pengubah seri ke
Digital b0 Isyarat

paraleli ke seri
serial Analog

Pengubah
b1

paralel
b2

b3

Gb.5 : Pengubahan digital serial ke analog di penerima


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Penerapan transmisi digital atas isyarat
analog adalah pada transmisi isyarat
telepon melalui serat optik

SENTRAL B
SENTRAL A

Transmisi PCM TDM

Gb.6 : Hub antar sentral dg transmisi digital secara TDM


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Sentral A dan sentral B berjauhan
• Komunikasi telepon adalah dupleks penuh 
saluran A ke B terpisah dengan saluran B ke A
• Seandainya beberapa pesawat di sentral A
berhubungan dengan beberapa pesawat di
sentral B  pesawat-pesawat tersebut akan
menggunakan saluran (kabel) yang sama
secara digital
• Cara tsb  penjamakan pembagian waktu /
TDM (Time Division Multiplexing)
Penjamakan Pembagian Waktu
• Ilustrasi sederhana seperti gb.7
• Sumber-sumber 1,2,3 masing-masing
membangkitkan a bps, ketiganya ditempatkan
pada slot waktu tersendiri dan ditransmisikan
pada saluran yang sama dengan rate 3a bps.
• Mekanisme penggabungan dilakukan oleh
multiplexer (MUX) dan demultiplexer (DEMUX)
yang berfungsi seperti saklar yang berputar.
• Perangkat MUX dan DEMUX berupa untai
elektronis digital
Penjamakan Pembagian Waktu
a bps a bps

1 1
3a bps

2 2

3 3

Multiplexer Demultiplexer

Gb.7 : Azas Time Division Multiplexing (TDM)


Penjamakan Memakai Konsentrator
• Cara TDM lebih sesuai untuk sumber yang
menghasilkan data dengan pesat, format,
dan panjang karakter yang sama
• Untuk mengatasi hambatan tersebut
multiplexer bisa diganti dengan
konsentrator.
• Fungsi konsentrator menjadi kompleks
seperti konversi sandi, kecepatan,
maupun format data
a bps sync
ASCII
a bps sync
ASCII

a bps sync High Speed Komputer


ASCII KONSENTRATOR
“host”
Sinkron
b bps sync
ASCII

b bps sync
MEMORI

MEMORI
ASCII

Gb.8 : Penjamakan memakai konsentrator


Transmisi Analog Isyarat Digital
• Contoh transmisi analog isyarat digitaladalah komunikasi
antar komputer memakai saluran telepon
• Isyarat digital dari komputer digunakan untuk
memodulasi suatu isyarat sinus, baru kemudian
disalurkan.
• Isyarat dari saluran yang akan masuk komputer yang
berupa sinus termodulasi harus didemodulasi agar pulih
ke isyarat digital
• Fungsi pengubahan isyarat tersebut berupa piranti
MODEM (Modulator – Demodulator)
Sinus
termodulasi
digital

MODULATOR
KOMPUTER
DEMODULATOR Saluran telepon

Digital Hibrid H

Gb.9 : Prinsip transmisi analog isyarat digital


Modulasi Digital
• Jenis-jenis modulasi yang biasa dipakai adalah FSK,
PSK, dan DPSK.
• FSK (Frequency Shift Keying), pada dasarnya FSK
sama dengan FM. Bit 1 dan 0 berturut-turut dinyatakan
oleh frekuensi yang berbeda 60 Hz (CCITT Rec.R35).
JIka memakai radio HF beda frekuensinya 160 Hz.
• PSK (Phase Shift Keying), Bit 1 misalnya membuat fase
sinus 0° dan bit 0 membuat fase sinus 180°
• DPSK (Diffrential Phase Shift Keying), pengiriman
berdasarkan perbedaan fase bit ke (n-1) dan bit sandi ke
(n-1) dengan acuan bit sandi pertama yang dikirim
biasanya adalah bit 0.
Ilustrasi Modulasi FSK
• FSK (Frequency Shift Keying), pada dasarnya
FSK sama dengan FM. Bit 1 dan 0 berturut-turut
dinyatakan oleh frekuensi yang berbeda 60 Hz
(CCITT Rec.R35). JIka memakai radio HF beda
frekuensinya 160 Hz.
• Pada contoh ilustrasi Binary FSK , sinyal
masukan biner dengan lebar bit 1 detik,
dimodulasi FSK dimana “bit 1” digambarkan
dengan sinyal frekuensi 4 Hz dan “bit 0”
digambarkan dengan sinyal frekuensi 2 Hz.
• Pada contoh, beda frekuensi adalah 2 Hz
Gb.10 : Ilustrasi sinyal termodulasi FSK
Ilustrasi Modulasi PSK
• PSK (Phase Shift Keying), Bit 1 misalnya membuat fase
sinus 0° dan bit 0 membuat fase sinus 180°
• Pada contoh ilustrasi BPSK , sinyal masukan biner
dengan lebar bit 1 detik, dimodulasi PSK dimana
frekuensi carrier yang digunakan bervariasi 1 Hz, 2 Hz,
dan 4 Hz
• Pada contoh ilustrasi QPSK, frekuensi carrier 1 Hz
dengan urutan :
• Bit 10 membuat fase sinus 45°
• Bit 11 membuat fase sinus 135°
• Bit 01 membuat fase sinus 225°
• Bit 00 membuat fase sinus 315°
Gb.11 : Ilustrasi sinyal termodulasi BPSK
Gb.12 : Ilustrasi sinyal termodulasi BPSK
Gb.13 : Ilustrasi sinyal termodulasi BPSK
135° 135°

45°

225° 315°

Gb.14 : Ilustrasi sinyal termodulasi QPSK


Ilustrasi Modulasi DPSK
• DPSK (Diffrential Phase Shift Keying),
pengiriman berdasarkan perbedaan fase bit ke
(n-1) dan bit sandi ke (n-1) dengan acuan bit
sandi pertama yang dikirim biasanya bit 0.
• Bila bit ke (n-1) dan bit sandi ke (n-1) sama
maka fase kirim adalah 0°
• Bila bit ke (n-1) dan bit sandi ke (n-1) berbeda
maka fase kirim adalah 180° (pi)
Algoritma di Pengirim

Informasi 1 0 1 1 0
beda sama sama sama beda

Sandi 0 0 1 1 1 0
acuan

Fase dikirim /
DPSK   0 0 0 
Algoritma di Penerima

Fase diterima   0 0 0 

Fase ditunda 1  0 0 0
sama

sama

sama
beda

beda
bit

Selisih fase 1 0 1 1 0
didekoder /
informasi asal
Gb.15 : Ilustrasi sinyal termodulasi DPSK
End of slide

Anda mungkin juga menyukai