Anda di halaman 1dari 45

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 1

Obyektif Perkuliahan
Memahami konsep sistem komunikasi
digital
Memahami pengubahan isyarat analog
menjadi digital
Penjamakan pembagian waktu

Referensi :
 MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik
Elektro FT, Unram,
 Roger L Freeman, 1999, Fundamentals of
Telecommunications, John Wiley & Sons, Inc.

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 2


PENDAHULUAN
• Dalam sistem digital gelombang listrik masukan
merupakan kode dari sinyal informasi aslinya.
• Abjad ‘A’ menghasilkan urutan pulsa biner
sesuai kode untuk ‘A’.
• Bila informasinya analog perlu dikonversi dulu
ke dalam urutan pulsa biner.
• Untuk keperluan transmisi urutan kode biner
diubah ke gelombang listrik analog yang
merupakan representasi data biner melalui
proses modulasi

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 3


Azas Transmisi Digital
• Setiap karakter tersusun atas sejumlah bit
• Untuk sistem dengan 8 bit, karakter
tersusun dari b0, b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7
• b0 disebut LSB (List Significan Bit)
• b7 disebut MSB (Most Significan Bit)
• Pengiriman dilakukan dengan urutan :
karakter I , karakter II, dst

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 4


Karakter II Karakter I
b7 b6 … b0 b7 b6 … b0

Tx Rx

Gamb 1 : Azas Komunikasi digital serial

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 5


Azas Transmisi Digital
• Kecepatan transmisi / rate dinyatakan dalam bps
(bit per second)
• Bila rate dinyatakan r bps  lebar frek yang
diperlukan minimal r/2 Hz.
• Sinkronisasi bit  clock frekuensi di pengirim
dan penerima harus sama shg lebar bit di
pengirim dan di penerima sama
• Sinkronisasi karakter  bit awal dan panjang
tiap karakter sama, juga kecepatan bitnya harus
sama

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 6


Ragam Transmisi Digital
• Ragam sinkron  sejumlah karakter
dikirimkan secara beruntun tanpa sela,
atau selanya kelipatan bulat satu karakter,
didahului dengan karakter sinkronisasi /
penanda
• Ragam asinkron  pengiriman dapat
dilakukan setiap saat, di awal tiap karakter
ditandai dengan bit pemula (start bit) dan
diakhir karakter ditandai oleh bit penutup
(stop bit)
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 7
data Karakter
sinkronisasi

Kar III Kar II Kar I Syn Syn

arah transmisi

Gb Ragam Sinkron
Bit-bit penutup Bit-bit 1 karakter Bit pemula

b7 b6 b5 b4 b3 b2 b1 b0

arah transmisi

Gb 2 : Ragam Asinkron

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 8


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Dalam transmisi digital isyarat analog harus
diubah dulu menjadi isyarat digital
• Sinyal analog asli dicuplik dengan frekuensi
cuplik/sampling mengikuti frekuensi Nyquist
• Sampling adalah pemotongan secara periodik
dengan lebar Ts detik (misalnya sampling suara
125 µ detik berarti 8 kHz)
• Pengubahan ke digital dengan ADC (Analog to
Digital Converter)

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 9


Xs(t)
XD (t)

Xa(t) ADC
Xq(t)
Pengubah XDS (t)
Penguanta Penyandi Paralel
Digital Ke seri
Ts

Gb 3 : Azas Pendigitalan Isyarat Analog

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 10


Ilustrasi Isyarat Analog ke Digital
• Sinyal informasi asli (gb.4a) dicuplik periodik
misalnya setiap 0,1 detik spt gb.4b
• Amplitudo sinyal tercuplik dibulatkan ke dalam 8
level : -0.7 , -0.5 , -0.3 , -0.1 , 0.1 , 0.3 , 0.5 , 0.7
seperti gb. 4c
• Isyarat tercuplik dikonversikan ke dalam kode
biner 3 bit : ‘-0.7’  ‘000’ , ‘-0.5’  ‘001’ , dst,
‘0.5’  ‘110’ , ‘0.7’  ‘111’ spt gb. 4d
• Kode biner diubah ke isyarat digital : ‘bit 1’ 
‘+A volt’ dan ‘bit 0’  ‘-A volt’ spt gb 4e

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 11


Gb 4a : Sinyal informasi asli
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 12
Gb 4b : Sinyal pencuplikan informasi asli
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 13
Gb 4c : Sinyal kuantisasi isyarat tercuplik
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 14
Gb 4d : Konversi isyarat terkuantisasi ke logika biner
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 15
Gb 4e : Urutan isyarat digital dari sinyal informasi
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 16
Ilustrasi Isyarat Analog ke Digital
• Sinyal informasi analog asli yang akan diubah
menjadi digital/pulsa biner, dibagi menjadi
bagian positif dan bagian negative
• Bagian positif ditandai dengan MSB bit “1”
• Bagian negatif ditandai dengan MSB bit “0”
• Rentang tegangan yang akan dikonversi dibuat
grid sesuai dengan resolusi ADC nya, misalnya
untuk 8 bit, dibuat grid pembagian sebesar 28.
Untuk ADC 10 bit menjadi 210 ,dst

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 17


Ilustrasi Isyarat Analog ke Digital
• Level sinyal yang dikonversi dibagi dengan level
grid terkecil, dan hasilnya dibulatkan kebawah.
• Hasil pembulatan dikonversi menjadi kode
digital biner dengan level terkecil ditandai
dengan biner 0 (baik positif maupun negative)

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 18


Contoh ADC dengan 8 bit
• Diketahui level tegangan yang akan dikonversi
mempunyai batas tegangan dari -5 volt sd +5
volt. Berapa konversi tegangan +2,53 volt.
• Jawab.
• Rentang tegangan yang akan dikonversi adalah
10 volt (dari -5 volt sd +5 volt)
• Level yg dikonversi positif berarti MSB bit 1
• Grid terkecil adalah 10 volt : 28 = 0,0390625 volt
• Letak +2,53 volt adalah 2,53/0,0390625 =
64,768 dan dibulatkan kebawah menjadi 64

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 19


Contoh ADC dengan 8 bit
• Diketahui level tegangan yang akan dikonversi
mempunyai batas tegangan dari -5 volt sd +5
volt. Berapa konversi tegangan +2,53 volt.
• Jawab.
• Digital 64 dikonversi menjadi biner 8 bit dan
MSB nya 1 maka konversinya

11000000
MSB 64

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 20


Contoh ADC dengan 8 bit
• Diketahui level tegangan yang akan dikonversi
mempunyai batas tegangan dari -5 volt sd +5
volt. Berapa konversi tegangan -2,53 volt.
• Jawab.
• Rentang tegangan yang akan dikonversi adalah
10 volt (dari -5 volt sd +5 volt)
• Level yg dikonversi negatif berarti MSB bit 0
• Grid terkecil adalah 10 volt : 28 = 0,0390625 volt
• Letak -2,53 volt adalah 2,53/0,0390625 = 64,768
dan dibulatkan kebawah menjadi 64

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 21


Contoh ADC dengan 8 bit
• Diketahui level tegangan yang akan dikonversi
mempunyai batas tegangan dari -5 volt sd +5
volt. Berapa konversi tegangan -2,53 volt.
• Jawab.
• Digital 64 dikonversi menjadi biner 8 bit dan
MSB nya 0 maka konversinya

01000000
MSB 64

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 22


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Penyajian secara digital (sandi biner) atas
isyarat analog sering disebut sebagai modulasi
sandi denyut / PCM (Pulsa Code Modulation)
• Syarat Nyquist agar isyarat tercuplik Xs(t) dapat
dipulihkan menjadi isyarat analog Xa(t) 
frekuensi pencuplikan minimal 2 fmax.
• Syarat fs = 1/Ts > 2 fmax
• Di penerima isyarat diubah ke analog dengan
prinsip DAC (Digital to Analog konverter)

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 23


Isyarat

Pengubah seri ke
Digital serial b0 Isyarat

paraleli ke seri
Analog

Pengubah
b1

paralel
b2

b3

Gb.5 : Pengubahan digital serial ke analog di penerima

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 24


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Penerapan transmisi digital atas isyarat
analog adalah pada transmisi isyarat
telepon melalui serat optik

SENTRAL B
SENTRAL A

Transmisi PCM TDM

Gb.6 : Hub antar sentral dg transmisi digital secara TDM

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 25


Transmisi Digital Isyarat Analog
• Sentral A dan sentral B berjauhan
• Komunikasi telepon adalah dupleks penuh 
saluran A ke B terpisah dengan saluran B ke A
• Seandainya beberapa pesawat di sentral A
berhubungan dengan beberapa pesawat di
sentral B  pesawat-pesawat tersebut akan
menggunakan saluran (kabel) yang sama
secara digital
• Cara tsb  penjamakan pembagian waktu /
TDM (Time Division Multiplexing)

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 26


Penjamakan Pembagian Waktu
• Ilustrasi sederhana seperti gb.7
• Sumber-sumber 1,2,3 masing-masing
membangkitkan a bps, ketiganya ditempatkan
pada slot waktu tersendiri dan ditransmisikan
pada saluran yang sama dengan rate 3a bps.
• Mekanisme penggabungan dilakukan oleh
multiplexer (MUX) dan demultiplexer (DEMUX)
yang berfungsi seperti saklar yang berputar.
• Perangkat MUX dan DEMUX berupa untai
elektronis digital

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 27


Penjamakan Pembagian Waktu
a bps a bps

1 1
3a bps

2 2

3 3

Multiplexer Demultiplexer

Gb.7 : Azas Time Division Multiplexing (TDM)

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 28


Penjamakan Memakai Konsentrator
• Cara TDM lebih sesuai untuk sumber yang
menghasilkan data dengan pesat, format,
dan panjang karakter yang sama
• Untuk mengatasi hambatan tersebut
multiplexer bisa diganti dengan
konsentrator.
• Fungsi konsentrator menjadi kompleks
seperti konversi sandi, kecepatan,
maupun format data
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 29
a bps sync
ASCII
a bps sync
ASCII

a bps sync High Speed Komputer


ASCII KONSENTRATOR
“host”
Sinkron
b bps sync
ASCII

b bps sync
MEMORI

MEMORI
ASCII

Gb.8 : Penjamakan memakai konsentrator

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 30


Transmisi Analog Isyarat Digital
• Suatu contoh adalah komunikasi antar komputer
memakai saluran telepon
• Isyarat digital dari komputer digunakan untuk
memodulasi suatu isyarat sinus, baru kemudian
disalurkan.
• Isyarat dari saluran yang akan masuk komputer
yang berupa sinus termodulasi harus
didemodulasi agar pulih ke isyarat digital
• Fungsi pengubahan isyarat tersebut berupa
piranti MODEM (Modulator – Demodulator)

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 31


Sinus
termodulasi
digital

MODULATOR
KOMPUTER
DEMODULATOR Saluran telepon

Digital Hibrid H

Gb.9 : Prinsip transmisi analog isyarat digital

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 32


Modulasi Digital
• Jenis-jenis modulasi yang biasa dipakai adalah FSK,
PSK, dan DPSK.
• FSK (Frequency Shift Keying), pada dasarnya FSK
sama dengan FM. Bit 1 dan 0 berturut-turut dinyatakan
oleh frekuensi yang berbeda 60 Hz (CCITT Rec.R35).
JIka memakai radio HF beda frekuensinya 160 Hz.
• PSK (Phase Shift Keying), Bit 1 misalnya membuat fase
sinus 0° dan bit 0 membuat fase sinus 180°
• DPSK (Diffrential Phase Shift Keying), pengiriman
berdasarkan perbedaan fase bit ke (n-1) dan bit sandi ke
(n-1) dengan acuan bit sandi pertama yang dikirim
biasanya adalah bit 0.

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 33


Ilustrasi Modulasi FSK
• FSK (Frequency Shift Keying), pada dasarnya
FSK sama dengan FM. Bit 1 dan 0 berturut-turut
dinyatakan oleh frekuensi yang berbeda 60 Hz
(CCITT Rec.R35). JIka memakai radio HF beda
frekuensinya 160 Hz.
• Pada contoh ilustrasi Binary FSK , sinyal
masukan biner dengan lebar bit 1 detik,
dimodulasi FSK dimana “bit 1” digambarkan
dengan sinyal frekuensi 4 Hz dan “bit 0”
digambarkan dengan sinyal frekuensi 2 Hz.
• Pada contoh, beda frekuensi adalah 2 Hz

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 34


Ilustrasi sinyal termodulasi FSK
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 35
Ilustrasi Modulasi PSK
• PSK (Phase Shift Keying), Bit 1 misalnya membuat fase
sinus 0° dan bit 0 membuat fase sinus 180°
• Pada contoh ilustrasi BPSK , sinyal masukan biner
dengan lebar bit 1 detik, dimodulasi PSK dimana
frekuensi carrier yang digunakan bervariasi 1 Hz, 2 Hz,
dan 4 Hz
• Pada contoh ilustrasi QPSK, frekuensi carrier 1 Hz
dengan urutan :
• Bit 10 membuat fase sinus 45°
• Bit 11 membuat fase sinus 135°
• Bit 01 membuat fase sinus 225°
• Bit 00 membuat fase sinus 315°

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 36


Ilustrasi sinyal termodulasi BPSK
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 37
Ilustrasi sinyal termodulasi BPSK
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 38
Ilustrasi sinyal termodulasi BPSK
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 39
135 135
° °

45
°

225 315
° °
Ilustrasi sinyal termodulasi QPSK
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 40
Ilustrasi Modulasi DPSK
• DPSK (Diffrential Phase Shift Keying),
pengiriman berdasarkan perbedaan fase bit ke
(n-1) dan bit sandi ke (n-1) dengan acuan bit
sandi pertama yang dikirim biasanya bit 0.
• Bila bit ke (n-1) dan bit sandi ke (n-1) fasenya
sama maka fase kirim adalah 0°
• Bila bit ke (n-1) dan bit sandi ke (n-1) fasenya
berbeda maka fase kirim adalah 180°

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 41


Algoritma di Pengirim

Informasi 1 0 1 1 0
beda sama sama sama beda

Sandi 0 0 1 1 1 0
acuan

Fase dikirim /
DPSK   0 0 0 

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 42


Ilustrasi sinyal termodulasi DPSK
Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 43
Algoritma di Penerima

Fase diterima   0 0 0 

Fase ditunda 
 0 0 0

sama
sama

sama
beda

beda
1 bit

Selisih fase 1 0 1 1 0
didekoder /
informasi asal

Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 44


Dasar Telkom SM Sasongko Pertemuan ke 10 dan 11 45

Anda mungkin juga menyukai