Kronik
Disusun oleh kelompok 2 :
Gejala yang
Gejala Dini
lebih lanjut
Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual
Gejala dini : lethargi, sakit
disertai muntah, nafas dangkal atau sesak
kepala, kelelahan fisik dan nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak,
mental, berat badan udem yang disertai lekukan, pruritis
berkurang, mudah mungkin tidak ada tapi mungkin juga
tersinggung, depresi sangat parah.
Klasifikasi GGK Berdasarkan
Nilai GFR
Klasifikasi gagal ginjal kronik
dibagi menjadi 5 stadium
0
STADIUM 1Bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa
1 akan dikeluarkan lewat ginjal secara berlebihan.
Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan
hiperfiltrasi. Pasien akan mengalami poliuria.
Perubahan ini diyakini dapat menyebabkan
glomerulusklerosis fokal, terdiri dari penebalan
difus matriks mesangeal dengan bahan
eosinofilik disertai penebalan membran basalin
kapiler.
0
STADIUM 5Adalah stadium akhir, ditandai dengan
5 peningkatan BUN dan kreatinin plasma
disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.
Pemeriksaan Diagnostik
0 Biopsy ginjal 0
Laboratorium
1 Laboratorium: urinalisa, urem, 3
creatinin, darah lengkap,
elektrolit, protein (albumin),
CCT,analisa gas darah, gula
darah
0 0
Radiology ECG
2 ECG untuk mengetahui 4
Radiology: foto polos adanya perubahan irama
abdomen, USG ginjal, IVP, jantung.
RPG, foto thoraks dan tulang
Pencegahan
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi
sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang
membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian
yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian
terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk
tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.
b. Penghambat kalsium
c. Diuretik
2. Untuk pasien diabetes melitus, kontrol gula darah, hindari pemakaian metformin dan obat-obat
sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C untuk diabetes melitus tipe 1 yaitu 0,2
diatas nilai normal tertinggi, untuk diabetes melitus tipe 2 yaitu 6%.
PENGOBATAN
Terapi farmakologi
Pengukuran proteinuria:
Skrining untuk proteinuria dilakukan untuk semua pasien yang berisiko tinggi
terjadinya penyakit ginjal (pasien dengan diabetes, hipertensi, penyakit vaskular,
penyakit autoimun, diperkirakan kecepatan filtrasi glomerulus <60ml/menit/ 1.73 m2
atau edema (derajat D).
Skrining dilakukan dengan sampel urin acak untuk mengukur rasio protein dengan
kreatinin atau albumin dengan kreatinin. Untuk pasien dengan diabetes, pemeriksaan
rasio albumin dengan kreatinin seharusnya dilakukan untuk mengskrining penyakit
ginjal (derajat B).
Rasio protein dengan kreatinin >100mg/mmol atau rasio albumin dengan
kreatinin>60mg/mmol seharusnya dianggap sebagai ambang untuk mengindikasikan
PENGOBATAN
Orang dewasa dengan diabetes dan albuminuria persisten (rasio albumin
dengan kreatinin >2mg/mmol untuk laki-laki, >2.8 mg/mmol untuk wanita)
seharusnya menerima ACE inhibitor atau angiotensin receptor blocker untuk
memperlambat perkembangan gagal ginjal kronik (derajat A).
ACE inhibitor dan angiotensin receptor blocker merupakan obat pilihan untuk
mengurangi proteinuria (derajat A).
Pada pasien yang dipilih dengan hati-hati, antagonis reseptor aldosteron
mungkin mengurangi proteinuria (derajat D)
Diet terkontrol protein, serta berkurangnya berat badan (untuk pasien yang
meningkat indeks massa tubuh), mungkin memberikan sebagian manfaat
dalam mengurangi proteinuria (derajat D).
PENGOBATAN
5. Pengobatan anemia pada gagal ginjal kronik
Untuk pasien yang tidak menerima agen yang menstimulasi eritropoiesis dan yang
kadar hemoglobin <119g/L, besi seharusnya diberikan untuk mempertahankan kadar
feritin >100ng/mL dan saturasi transferin>20% (derajat D).
Bentuk besi oral merupaakn terapi lini pertama yang dipilih untuk pasien dnegan
gagal ginjal kronik derajat D)
Pasien yang tidak mencapai target serum feritin atau saturasi transferin atau
keduanya ketika mengonsumsi bentuk besi oral atau yang tidak menolerir bentuk
oral seharuanya menerima bentuk besi intravena (derajat D).
PENGOBATAN
5. Pengobatan anemia pada gagal ginjal kronik
b. Pilihan pengobatan
a) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, infeksi traktus
urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemia,SLE,dll.
b) Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft – Gault. Kadar kreatinin
serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.
c) Kelainan biokomiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam
urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik.