Anda di halaman 1dari 21

HURU HARA HARI

KIAMAT
Disusun oleh:

● Erik Susanto (5191011011)


● Erni Widitawati Dewi (5191011025)
● Inggrid Dwi Fuji Astuti (5191011026)
● Suhendro Desta Setiawan (5191011028)
● Jorgi Aryfa (5191011035)
A. Pengertian Hari Kiamat
o Dalam bahasa Indonesia, kata kiamat diartikan dengan hari kebangkitan sesudah mati atau hari terakhir
dalam kehidupan ini, yaitu ketika orang-orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili
atas perbuatannya selama di dunia. Disebut juga dengan kata akhir zaman yaitu hari ketika dunia dan
seisinya akan rusak binasa apabila terjadi kiamat besar dengan bencana besar. Menurut bahasa, kata
kiamat oleh Ibrahim Amini diartikan dengan kebangkitan secara tiba-tiba. Sedangkan dalam aspek
kebahasaan atau terminologi al-Qur’an, kiamat adalah suatu peristiwa besar yang akan terjadi di akhir
dunia.

o Dalam kamus al-Munjid, kata qiyāmah diartikan kiamat adalah pembangkitan dari kematian.
Sedangkan kata yaum al-qiyāmah diartikan hari kiamat adalah hari kebangkitan dari kubur.
Kebenaran mengenai berita tentang hari ketika Allah yang Maha Hidup mengakhiri kehidupan dan
membinasakan makhluk-makhluk hidup, terdapat di dalam firmanNya:

‫۝‬٢٧ ‫۝ َّويَ ۡب ٰقى َو ۡخهُ َربِّ َك ُذ ۡو ۡال َخ ٰللِ َوااۡل ِ ۡك َر ِام‬٢٦ ‫ُكلُّ َم ۡن َعلَ ۡيهَا فَا ٍن‬
Artinya: Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS al-Raḥmān: 26 - 27)
B. Pembagian Hari Kiamat
Hari kiamat terbagi dua yaitu kiamat kecil dan besar. Adapun kiamat kecil adalah hari di mana hanya
makhluk hidup yang merasakannya, seperti mati (berpisahnya ruh dengan jasad) dan termasuk pula
bencana-bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain. Adapun kiamat besar adalah hari
dimana malaikat Isrāfil meniup sangkakala.

1. Kiamat Sugra
Kiamat sugra sudah sering terjadi dan bersifat umum atau biasa terjadi di lingkungan sekitar kita yang
merupakan suatu teguran Allah SWT pada manusia yang masih hidup untuk kembali ke jalan yang lurus
dengan taubat. Kiamat Sughra yaitu berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti
kematian setiap saat, banjir bandang, angin beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan
kendaraan, kekeringan yang kepanjangan, hama tanaman yang merajalela.
Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 155-156 :

ϝ˶ ΍
Ϯ˴ϣ ˴ِ Ϧ
ِϻ΍ ˴ϣ˷˶ κ˳ Ϙِ˴ϧϭ˴ ωϮِΨ
˶ ˵ ϟ΍ ϭ˴ ϑ˶ Ϯ˴ِΨϟ΍Ϧ ˴ϣ
˷˶˯˳ϲِθ˴ Α
˶Ϣ ˵͉ϧϮ˴˵Ϡ
ِϜ ِ˴Ϩ˴ϟϭ˴
Β
Ύλ˴ ˴΍΍စ˴Ϋ˶΍Ϧ ِά͉ϟ΍ٌ๨
˴ ϳ˶ ๬ ‫و‬๬ Ϧ ˴ ϳِή˶Β
˶μ͉ ϟ΍ ˶θ˷ Α
ή˶ ˶ ήԻ
˴‫ن‬ϭ˴ Ε ˴θ͉ ϟ΍
Ϥ ˴ ِϭ˴
ϭ˴ β˶ ˵ϔϧِϻ΍
ٌ๨
๬ ِΟԻ
‫ن‬๭ ϥ˴ Ϯِ˵όϴ˶έ Ϫِ˴ϟ˶΍စΎ
˶ϴ ͉ϧ˶΍
ϭ˴ ๡ ͉ϧ˶΍΍
˶͉˶ Ύ ‫˴و‬ϗ ˲ΔΒ
စϮِ˵ϟΎ ِμ˶ ϣ
˴ϴ ͊ϢِϬِΑ
˵Θ˴
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rāji’ūn.
Kiamat pasti terjadi, tetapi tidak seorang pun mengetahui waktu terjadinya kiamat, termasuk para nabi
dan rasul-Nya karena kiamat itu didatangkan secara tiba-tiba dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
 
Firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf/7: 187

‫ اِاَّل هُ َو ۘ ثَقُلَ ۡت‬؅‫ا‬žَ‫ا لِ َو ۡقتِ ۡيه‬žَ‫ ۚ اَل ي َُجلِّه‬ž‫ا ِع ۡن َد َربِّ ۡي‬žَ‫ا اِ ۡل ُمه‬ž‫ اِنَّ َم‬ž‫هَا ۗ قُ ۡل‬ž‫ ُم ۡر ٰس‬ž‫ا َن‬žَّ‫ اَي‬ž‫َّا َع ِة‬ž‫ اس‬ž‫ك َع ِن‬ َ َ‫لُ ۡون‬žَ‫ َٔٔى‬ž‫يَ ۡس‬
ِ ‫ا ِع ۡن َدهَّللا‬žَ‫ا ِع ۡل ُمه‬ž‫ اِنَّ َم‬ž‫ا ۗ قُ ۡل‬žَ‫ي َع ۡنه‬žٌّ ِ‫ َحف‬ž‫ك‬ َ َّ‫ك َكا َ ن‬َ َ‫لُ ۡون‬žَ‫ َٔٔى‬ž‫ ۗ يَ ۡس‬žً‫ اِاَّل بَ ۡغتَة‬ž‫ تِ ۡي ُك ۡم‬ž‫ ۗ اَل تَ ۡأ‬ž‫ض‬ ‫ َّٰم ٰو ِ اۡل‬ž‫ى الس‬žِ‫ف‬
ِ ‫ت َوا َ ۡر‬
‫َو ٰل ِك َّن‬

‫ اَل يَ ۡعلَ ُم ۡو َن‬žžž‫س‬


ِ ‫ا‬žžžَّ‫اَ ۡكثَ َرالن‬
‫۝‬١٨٧
Artinya:
Mereka menanyakan kepadamu
tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu
adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak
Adapun tanda-tanda kiamat kecil yang termasuk di dalam al-Qurā’n yaitu sebagai berikut:

a. Diutusnya Nabi Muhammad saw.

Allah berfirman dalam Q.S. Muhammad/47: 18

ۡ‫ َء ۡتهُم‬؅‫ اِ َجا‬ž‫ا ۚ فَا َ ٰنّىلَه ُۡم‬žَ‫ َءاَ ۡش َراطُه‬؅‫ ۚ فَقَ ۡد َجا‬ž‫ بَ ۡغتَ ًة‬ž‫ تِيَه ُۡم‬ž‫ تَ ۡأ‬ž‫َّ ا َعةَاَ ۡن‬ž‫ اِاَّل الس‬ž‫ يَ ۡنظُر ُۡو َن‬ž‫فَهَ ۡل‬
‫۝‬١٨ ۡ‫ِذ ۡك ٰرىهُم‬
Artinya: Maka apa lagi yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)
kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena Sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka Apakah gunanya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
kiamat sudah datang?
b. Terbelahnya bulan

Allah berfirman dalam Q.S. al-Qamar/54:1:

‫۝‬١‫ق ۡالقَ َم ُر‬ ِ َ‫اِ ۡقتَ َرب‬


َّ ‫ت السَّا َعةُ َو ۡان َش‬
Artinya: Saat (hari kiamat) semakin
dekat, bulan pun terbelah.
Menurut al-Qasimy, ayat di atas
menggambarkan bahwa hari kiamat
semakin dekat. Pada masa
Rasulullah saw. bulan pernah
terbelah sebagaimana disebutkan
dalam beberapa hadis mutawatir
dengan sanad yang sahih.
2. Kiamat besar (kiamat kubra)

Kiamat Kubra yaitu masa kehancuran seluruh alam semesta secara masal dan berakhirnya
kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak
zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir, untuk menjalankan proses kehidupan berikutnya,
sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat al-Zalzalah/ :1-5:

Terjemahnya: Apabila bumi digoncangkan dengan


goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah
‫۝‬١ ۙ ‫ِا َذا ُز ۡل ِز َلت ااۡل َ ۡرضُ ِز ۡل َزا َل َها‬
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)
nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi
begini)?", pada hari itu bumi menceritakan
ۙ ‫ت ااۡل َ ۡرضُ اَ ۡث َقا َل َها‬
ِ ‫َواَ ۡخ َر َج‬
‫۝‬٢
beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.
‫۝‬٣ ۚ ‫َو َقا َل ااۡل ِ ۡن َسا نُ َما َل َها‬
‫۝‬٤ۙ ‫ار َها‬ َ ‫ث اَ ۡخ َب‬ ُ ‫َي ۡو َم ِِٔ*ٔى ٍذ ُت َح ِّد‬
ۗ ‫ك اَ ۡو ٰحى َل َها‬
َ ‫ِبا َ نَّ َر َّب‬
Berikut adalah tanda-tanda Hari Kiamat:
1. Keluar Asap atau kabut (ad-Dukhān)
Di antara tanda kiamat yang besar adalah kabut. Allah telah berfirman dalam surat ad-Dukhān ayat 10
hingga 11 berbunyi:

Ada dua pendapat mengenai kabut tersebut, yaitu:


1. Kabut di sini berarti bencana kelaparan yang
menimpa kaum kafir Mekah pada masa
ۙ ‫ ُّمبِ ۡي ٍن‬ž‫ا ٍن‬ž‫ بِ ُد َخ‬ž‫ ُء‬؅‫َّس َما‬ž ‫ى ال‬žِ‫ ت‬ž‫ تَ ۡٲ‬ž‫ يَ ۡو َم‬ž‫ارتَ ِق ۡب‬
ۡ َ‫ف‬
Rasulullah saw.. Dengan kata lain, tanda-tanda
kiamat dengan kabut sudah terjadi. Ini pendapat ۗ ‫س‬ َ ‫ا‬žžَّ‫ى الن‬žž‫يَ ۡغ َش‬ ‫۝‬١ ٠
yang dipegang oleh ulama salaf seperti Artinya: Maka tunggulah hari ketika langit
Mujahid, Abu al-‘Aliyah, al-Dakhhak, Ibnu ‫۝‬۱۱
membawa kabut ‫ابٌ اَلِ ۡي‬yang
yang‫ ٌم‬nyata.
ٰ
‫ه َذا َع َذ‬meliputi
Jarir, dan lain-lain. manusia. Inilah azab yang pedih. (QS. ad-
Dukhān: 10-11).
2. Kabut yang belum terjadi dan akan terjadi
sebagai tanda hari kiamat. Inilah pendapat yang
rajih menurut Ibnu Kasir.
2. Kemunculan Al-Masīḥ Dajjāl

Fitnah Dajjāl berada di akhir zaman. Kemunculan Dajjāl merupakan salah satu tanda kiamat
yang besar serta merupakan fitnah terbesar yang akan menimpa manusia di sepanjang sejarah.

Dalam hadis disebutkan: Dari Abu al-Duhama’ dan Abu Qatadah berkata: “Sejak penciptaan
Nabi Adam sampai kiamat terjadi, tidak ada makhluk (dalam riwayat lain: perkara) yang lebih
besar dari (fitnah) Dajjal”(HR. Muslim).

Ibnu al-Atsir berkata, “Dajjāl dinamakan ‘al-Masīḥ’ karena satu matanya terhapus. Al-Masīḥ
berarti orang yang salah satu bagian wajahnya terhapus, tak bermata dan tak berpenutup.

Disebut ‘Dajjāl’ menurut Ibnu Hajar, karena ia menutup kebenaran dengan kebatilan. Kata
‘Dajjāl’ berarti menutupi. Ibnu Duraid berkata, “Dinamakan ‘Dajjāl’ karena ia menutupi
kebenaran dengan dusta.” Pendapat lain mengatakan bahwa itu karena ia merambah seluruh
penjuru bumi. Pendapat lain menyatakan lebih dari itu, yaitu karena ia menutupi bumi
3. Kemunculan al-Dābbah (Binatang Melata)

Binatang melata adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang akan keluar di akhir zaman, ketika
kejahatan merajalela dan kerusakan meluas, sementara kebaikan sangat sedikit. Binatang melata
telah disebutkan oleh Allah dalam firmanNya:

‫ َكا نُ ۡوابِ ٰا‬ž‫س‬ ‫اۡل‬ ۡ


ِ ‫ ا َ ۡر‬ž‫ ِّم َن‬žً‫بَّة‬؅‫ َدا‬ž‫ا لَهُ ۡم‬žَ‫ اَ ۡخ َر ۡجن‬ž‫ُل َعلَ ۡي ِه ۡم‬ž ‫ القَ ۡو‬ž‫َو اِ َذا َوقَ َع‬
َ ‫ا‬žَّ‫ن الن‬žَّ َ‫ ۙ ا‬ž‫ تُ َكلِّ ُمهُ ۡم‬ž‫ض‬
‫ا اَل ي ُۡوقِنُ ۡو َن‬žžَ‫ٰيتِن‬
‫۝‬٨٢
Artinya: Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang
melata dari bumi
yang akan
mengatakan
kepada mereka,
bahwa
sesungguhnya
Tugas utama binatang itu adalah berbicara kepada manusia,
memberikan stempel dan mencela kekafiran, kemaksiatan,
kefasikan dan kesesatan orang-orang kafir. Semua manusia tidak
akan mampu lari dan menghindar darinya. Karena ini
merupakan siksaan yang hina bagi orang kafir di dunia sebelum
siksa akhirat. Karena stempel pada keningnya adalah bukti
kehinaan dan kerendahan, kemudian orang-orang yang terkena
itu akan bertambah banyak, sehingga ketika seorang laki-laki
membeli unta dan ditanya, ‘Dari siapa kau membeli unta ini?’ ia
menjawab, ‘Dari salah seorang yang bertanda di hidungnya’.
4. Terbit matahari dari arah terbenam

Di antara tanda-tanda yang jelas menunjukkan terjadinya kiamat adalah terbitnya matahari dari tempat
terbenamnya. Dalam sebuah hadis menceritakan bahwa:

Diceritakan kepada saya Iṣḥāq, dikabarkan kepada kami Abdul Razaq, dikabarkan kepada kami Ma’mar
ibnuu Himām. Dari Abu Hurairah ra. Darinya berkata:

bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Tidak akan terjadinya hari kiamat sampai terbitnya matahari dari
Barat, maka ketika manusia melihatnya seraya meyakini akan firman Allah Swt (tidaklah bermanfaat
lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu). QS al- An‘am ayat
158”(HR. Bukhāri).

Semenjak diciptakan oleh Allah, matahari selalu terbit dari Timur dan terbenam di Barat, dengan fitme
yang teratur, hampir-hampir tidak pernah melenceng atau terlambat seharipun. Sehingga, ketika hari
yang dijanjikan itu tiba, matahari meminta izin kepada Allah untuk terbit dari Timur, tetapi Allah yang
Maha Memaksa tidak memperkenankannya.
5. Turun Nabi Isa al-Masīḥ

Allah berfirman bahwa Yahudi tidak membunuh rasul-Nya Isa ibnu Maryam, meskipun mereka
mengklaim hal itu dan orang-orang Kristen mempercayainya. Sebenarnya Nabi Isa as. tidak terbunuh.
Allah menyodorkan orang yang menyerupai Isa kepada mereka, sedangkan Isa sendiri diangkat oleh
Allah Swt ke langit.

Berdasarkan firman Allah yang dinyatakan dalam al-Qur’an:

Artinya:
Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnuya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka
tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka,
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah
telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. al-Nisa :
157-158).
Uraian rinci dari ayat-ayat di atas terdapat dalam banyak hadis yang
menceritakan tentang Isa al-Masīḥ. Rasulullah Saw mengabarkan
bahwa ketika fitnah Dajjal sedang dahsyat dan orang-orang beriman
merasa terjepit pada zaman itu, Allah Swt akan menurunkan
hambanya, yaitu Isa ibnu Maryam. Dia akan menurunkan Isa di
menara putih yang berada di Damaskus. Menjelang hari kiamat nanti,
Allah akan menurunkan Isa as. kembali untuk beberapa hikmah, di
antaranya adalah untuk mendustakan kaum Yahudi yang menduga
bahwa mereka telah membunuhnya. Nabi Isa juga mendustakan kaum
Nasrani yang tidak mengetahui hakikat ini, sekaligus memberi
penjelasan kepada umat manusia, bahwa Muhammad Saw berikut
kaumnya yang bertauhid lebih berhak atas diri Isa as. Karena Isa as.
akan memimpin dunia berdasarkan kitab Allah dan syari‘at
Muhammad Saw.
6. Kemunculan Ya’juj dan Ma’juj

Setelah Dajjāl berhasil ditumpaskan, umat manusia pada saat itu hidup dalam keadaan makmur, tenang dan
damai, hingga muncul Ya’juj dan Ma’juj. Pada saat itu, Nabi Isa masih hidup. Lalu Allah memerintahkan kepada
Isa ibnuu Maryam untuk menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman bersamanya ke gunung alThūr. Nabi
Isa mengerjakan perintah Allah. Kemudian muncul Ya’juj dan Ma’juj.

Dalam al-Qur‘an secara jelas Ya’juj dan Ma’juj disebutkan sebanyak dua kali. Dalam surat al-Kahfi ayat 94 yang
berbunyi:

Artinya: Mereka berkata: "Wahai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya´juj


dan Ma´juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding penghalang antara kami dan mereka?. (QS. al-Kahfi: 94)
Ayat-ayat di atas menurut Ali Muhammad al-Ṣalabi menunjukkan
bahwa Allah telah memberikan kekuatan kepada Zul Qarnain,
untuk membangun benteng yang tinggi dan kokoh untuk
menghalangi antara Ya’juj dan Ma’juj dengan manusia lainnya.
Jika waktunya telah dekat, benteng tersebut akan runtuh dan
mereka akan keluar dengan cepat dalam jumlah yang banyak
sehingga tidak ada satupun yang mampu menghalangi mereka.
Kemudian mereka akan bercampur dengan manusia yang lainnya
dan membuat kerusakan di muka bumi.
7. Kemunculan al-Mahdi

Ada banyak keterangan hadis ṣaḥiḥ menunjukkan bahwa pada akhir zaman, Allah Swt akan mengutus
khalifah untuk menjadi pemimpin yang adil guna menangani urusan umat ini. Dalam sebuah hadis yang
menceritakan mengenai al-Mahdi menurut riwayat Abu Daud:

“Dari Abu Sa‘id al-Khudrī ra. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Al-Mahdi berasal dariku,
dahinya setengah botak, hidungnya mancung, memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi
dipenuhi dengan ketidakadilan, dan ia berkuasa selama tujuh tahun”. (HR. Abu Daud).

Di antaranya ada hadis yang menyebutkan:


Menceritakan kepada kami oleh Wakī’ dari Syarīk dari ‘Ali bin Zaid dari Abi Qalābah dari Thaubān ra.
berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda: Jika kalian telah melihat bendera hitam yang keluar dari
Khurasan, datangilah ia walaupun harus dengan merangkak di atas salju karena di sana ada khalifah
Allah al-Mahdi”. (HR. al-Hakim)
8. Terjadi Khasaf di Bumi

Tahapan khasafnya bumi yang pertama terjadi di Masyriq. Khasaf sebagaimana yang diketahui adalah
terbelahnya bumi seperti dalam firman Allah tentang kisah Qarun:
 
‫ہّٰللا‬
َ ‫ص ُر ۡو َن ُه م ِۡن ُد ۡو ِن ِ َو َما َك‬
‫ان م َِن‬ َ ‫دَار ِه ٱَٔاۡل ۡر‬
ُ ‫ض َف َما َكا َن َل ُه م ِۡن ِف َئ ٍة َي ۡن‬ ۡ
ِ ‫َف َخ َسف َنا ِب ِه َو ِب‬
‫۝‬۸۱‫ۡالم ُۡن َتصِ ِر ۡي َن‬
 
Artinya: Maka Kami benamkanlah (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya
suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang
(yang dapat) membela (dirinya). (QS. Al-Qaṣāṣ: 81)

Khasaf yang terjadi di Masyriq akan membenamkan orang-orang kafir setelah Allah mencabut nyawa
orang-orang mukmin. Adapun peristiwa khasaf yang kedua terjadi di Jazirah Arab. Di antara bencana
khasaf yang terjadi menjelang kiamat adalah lenyapnya satu pasukan lengkap di akhir zaman,
sebagaimana hadis yang berbunyi:
 
“Dari Ahmad dan Humaidi dari Buqairah, istri al-Qa’qa’ ibnu Abi Hadrad alAslami yang mengatakan,
“Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda di atas mimbar: Jika kalian mendengar ada pasukan yang
lenyap ditelan bumi di dekat sini(qarīban), berarti kiamat telah dekat”.(HR. Tirmidhi).
9. Keluar Api dari Yaman

Tanda terakhir yang terjadi sebelum hari kiamat adalah api yang
keluar dari kawah Aden, yang menggiring manusia ke tempat
mereka dihimpun. Telah disebutkan sebelum ini, bahwa hadis-
hadis Rasulullah yang menyebutkan terdapat sepuluh tanda-
tanda kiamat, antaranya api yang keluar dari Yaman, menggiring
manusia ke tempat mereka dihimpun,

Anda mungkin juga menyukai