Anda di halaman 1dari 28

KEJADIAN MALPRAKTEK YANG

TERJADI PADA TENAGA KESEHATAN


Bintang Evelin Lorenza Sinaga
102016167
 Seorang wanita berusia 38 tahun datang ke RS
dengan keluhan kaku pada jari tengah dan jari
manis tangan kanan. Untuk mengatasi keluhan
tersebut, maka harus operasi. Setalah dilakukan
operasi, tangan pasien diletakkan pada satu
SKENARIO 6 papan, kemudian dibebat dengan kain kasa.
Tetapi bebatan kain kasa terlalu kuat, sehingga
darah tidak mampu mengalir ke tangan tersebut.
Setalah 2 hari, bebat dibuka, dan keempat jari
pasien menghitam (gangrene)
IDENTIFIKASI ISTILAH
TIDAK DIKETAHUI
 Seorang wanita berusia 38 tahun datang ke RS
RUMUSAN dengan keluhan kaku pada jari tengah dan jari
MASALAH manis tangan kanan.
MALPRAKTE
K

ANALISIS UNFORESEEABLE AKIBAT


MASALAH RISK RM PENYAKIT

JENIS-JENIS PENCEGAHAN
MALPRAKTEK MALPRAKTEK
 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi,
pengertian, dan macam malpraktek.
 Mahasiswa mampu menjelaskan yang
dimaksud unforeseeable risk
SASARAN  Mahasiswa mampu menganalisa suatu kasus
BELAJAR apakah terkait dengan malpraktek atau
unforeseeable risk
 Wanita berusia 38 tahun dengan keluhan
gangren pada tangannya dikarenakan bebatan
HIPOTESIS kain kasa terlalu kuat dan ini merupakan
malpraktek medis
HUKUM ETIK

ETIKA, DISPLIN,
DAN HUKUM
PADA DISIPLIN
KEDOKTERAN
ETIKA, DISPLIN,
DAN HUKUM
PADA
KEDOKTERAN
ETIKA, DISPLIN,
DAN HUKUM
PADA
KEDOKTERAN
 MBlack’s Law Dictionary mendefinisikan Pelanggaran
profesional atau kurangnya keterampilan yang tidak masuk
akal” atau “kegagalan seseorang memberikan layanan

MALPRAKTE profesional untuk melatih tingkat keterampilan dan


pembelajaran yang biasanya diterapkan dalam semua anggota
K profesi yang mengakibatnya cedera, kehilangan atau kerusakan
pada penerima layanan-layanan tersebut (bahasa mudahnya:
lalai).

 Malpraktek terdiri dari suku kata mal dan praktik. Mal


berasal dari kata yunani, yang berarti buruk, praktik
berarti menjalankan perbuatan yang tersebut dalam teori atau
menjalankan pekerjaan (profesi).
Menurut aliran modern malpraktek terjadi jika memenuhi lima
unsur, yaitu:
 Adanya kewajibaan yang berhubungan dengan kerusakan
 Adanya pengingkaran kewajiban
 Adanya hubungan sebab akibat antara tindakan yang

MALPRAKTE mengingkari kewajiban dengan kerusakan


 Pengingkaran kewajiban merupakan faktor penyebab yang
K substansial (proximate cause)
 Kerusakan itu nyata adanya
pandangan tradisional melihat malpraktek terjadi jika telah
ditemukan adanya unsur-unsur berikut:
 Adanya pelimpahan amanah
 Adanya pengingkaran amanah
 Adanya musibah akibat pengingkaran amanah
 Malpraktek Etik
 Malpraktek Yuridis

MACAM-
MACAM Malpractice

MALPRAKTE
K Criminal
Civil Malpractice
Administrative
Malpractice Malpractice
 Civil malpraktek adalah dokter tidak melaksanakan
kewajibannya (ingkar janji)
1. Tidak melakukan (negative act) apa yang menurut
kesepakatannya wajib dilakukan.
2. Melakukan (positive act) apa yang menurut
CIVIL kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat.

MALPRAKTE 3. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib

K dilakukan tetapi tidak sempurna


4. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
seharusnya dilakukan
Criminal
Malpractice

Intentional Negligence Incompetence

CRIMINAL Professional
Misconduct
Malfeasance
Under
Competence
MALPRAKTE
K Misfeasance
Out of
Competence

Nonfeasance
Kelalaian
(Negligence)
• Malefeasance
melakukan tindakan
yg melanggar hukum
n yg atau tidak tepat
da ka • Misfeasance Lack o
Tin gaja
CRIMINAL n
dise ntional l
) melakukan tindakan • Ko f skill
mpete
kurang nsi
MALPRAKTE (I

n t
P
e s si o
rofe nducts
na medis yg tepat tp
pelaksanaannya tidak • Di
luar
K
o
misc gal, tepat kompe
o rsi ile • Nonfeasance tidak tensi
ab anasia
euth melakukan tindakan
medis yg menjadi
kewajibannya
 Malpraktek administratif apabila dokter
MALPRAKTE melanggar hukum tata usaha negara.
K  Misalnya menjalankan praktik kedokteran
ADMINISTRA tanpa lisensi atau izin, dan tidak membuat
TIF rekam medik.
 Cara langsung
1. Duty atau kewajiban tenaga medis
2. Dereliction of that duty berarti penyimpangan kewajiban
PEMBUKTIA 3. Damage berarti kerugian
N 4. Direct causal relationship berarti hubungan sebab akibat
MALPRAKTE yang nyata

K  Cara tidak langsung


cara pembuktian yang mudah bagi pasien, yakni dengan
mengajukan fakta-fakta yang diderita olehnya sebagai
hasil layanan perawatan (doktrin res ipsa loquitur).
 Suatu peristiwa buruk yang tidak dapat diduga sebelumnya
(unforeseeable risk) yang terjadi saat dilakukan tindakan medis.
 Adverse events (hasil yang tidak diharapkan) dapat terjadi
UNFORSEEABLE sebagai akibat dari peristiwa tanpa adanya error dan dapat pula
RISKS PADA disebabkan oleh error.
TENAGA
KESEHATAN perjalanan penyakitnya
sendiri
resiko yang tidak dapat
adverse events dihindari

kelalaian medik

Kesengajaan
PENAGANAN
MALPRAKTEK DI
NEGARA
INDONESIA
 Perkara etik  melanggar etik apabila tidak sesuai
dengan pasal-pasal yang tercantum dalam KODEKI.
 Perkara disiplin  ditemukan salah satu dari 28 hal
PERKARA ETIK, yang termasuk pelanggaran disiplin kedokteran, sesuai
PERKARA konsil kedokteran Indonesia nomor
DISIPLIN, DAN 17/KKI/KEP/VII/2006
PERKARA  Perkara administrasi  Tenaga kesehatan dikatakan telah
ADMINISTRASI melakukan pelanggaran administrasi manakala tenaga
kesehatan tersebut telah melanggar hukum administrasi.
 Kelalaian medik juga dapat dapat dimasukkan kedalam
masalah pidana, dapat dilihat pada pasal 359-361 KUHP
 Yang termasuk perkara pidana:
1. Tindakan pelanggaran kesopanan
2. Pengguguran kandungan tanpa indikasi medik

PERKARA 3. Sengaja membiarkan pasien tidak tertolong

PIDANA 4. Membocorkan rahasia medik


5. Lalai hingga mengakibatkan kematian atau luka-luka.
6. Memberikan atau menjual obat palsu.

7. Membuat surat keteragan palsu.


8. Melakukan euthanasia.
 Hukum perdata dimana hubungan pasien-dokter
 Yang termasuk hukum perdata:
PERKARA
PERDATA 1. Wanprestasi.
2. Perbuatan melanggar hukum.
3. Melalaikan kewajiban.
4. Kelalaian yang menyebabkan kerugian.
 Mediasi adalah proses negoisasi pemecahan masalah
 Dimana unsur-unsur mediasi:
1. Asas kesukarelaan melalui perundingan
2. Mediator membantu untuk mencari penyelesaian
UPAYA MEDIASI
3. Mediator harus diterima oleh para pihak
PADA KASUS
MALPRAKTEK 4. Mediator tidak mempunyai kewenangan mengambil
keputusan
5. Mediator membantu untuk menyelesaikan sengketa
6. Tujuannya menghasilkan kesepakatan yang diterima
pihak-pihak.
 Senantiasa berpedoman pada standar pelayanan medik
dan standar operasional
 Bekerjalah secara professional, berlandaskan etik dan
moral yang tinggi
 Ikuti peraturan perundangan yang berlaku, terutama
tentang kesehatan dan praktik kedokteran.
UPAYA PENCEGAHAN  Jalin komunikasi yang harmonis dengan pasien dan
MALPRAKTIK DALAM keluargannya dan jangan pelit informasi baik tentang
PELAYANAN KESEHATAN
diagnosis, pencegahan dan terapi.
 Tingkatkan rasa kebersamaan, keakraban dan
kekeluargaan sesame sejawat dan tingkatkan kerjasama
tim medic demi kepentingan pasien
 Jangan berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu dan
keterampilan dalam bidang yang ditekuni
Dibuktikan
dengan secara
langsung

ANALISIS Kasus sken 6


Kasus
malpraktek
Tindak
pidana
KASUS
 Pada kasus ini termasuk tindakan malpraktek karena
KESIMPULA diakibat kelalaian dari dokter dimana pada kasus ini sudah
melakukan tindakan medis yg tepat tapi pelaksanaannya
N tidak tepat. Akan tetapi harus juga didukung dengan bukti –
bukti yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai