Anda di halaman 1dari 14

KONSEP LEGAL ETIK ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA

Dosen Pengampu: Garda Ryas Arsy S.Kep., Ns.,M.Kep

Kelompok 1

1. Puput Setia Widianingsih 2019012199

2. Septika Faulia 2019012206

3. Shofiyatun 2019012209

4. Sintha Widiastuti 2019012211

5. Vita Mauiyatul Khasanah 201901221321

6. Zella Evita Sari 2019012217


1. Pengertian

Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya
mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan di atur dalam kode etik keperawatan. Aspek Legal Etik Keperawatan
adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-
undang keperawatan.
2. Nilai-Nilai Yang Melandasi Etika Keperawatan

a b. c. d.

Health and well being Choise Dignity Confidentiality

e. f. g.

Fairness Accountability Practice environments


conducive to safe,
competent and ethical
care.
3. Hak Dan Tanggung Jawab Perawat Jiwa

Perawat psikiatri mempunyai hak dan tanggung jawab membantu tiga peran legal yaitu: perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan, perawat sebagai pegawai, dan perawat sebagai warga negara.
Keterampilan utama yang harus dimiliki oleh perawat psikiatri dalam praktiknya:
a. Mampu untuk mengenali pertimbangan etik dalam praktik psikiatri, meliputi bekerja dengan pengetahuan mengenai
konsep etik sebagai dasar aplikasi dalam memberikan pelayanan pada penyakit mental
b. Mampu menyadari mengenai nilai-nilai diri sendiri, kekuatan, dan penyimpangan-penyimpangan sebagaimana aplikasi
dalam merawat pasien
c. Mampu untuk mengidentifikasi keterbatasan keterampilan dan kompetensi klinik yang dimilikinya
d. Mampu untuk mengantisipasi secara spesifik adanya dilema etik dalam perawatan
e. Mampu untuk mengkaji sumber-sumber etik di klinik, untuk memperoleh konsultasi etik, dan untuk mengkaji supervisi
berkelanjutan untuk kasus sulit
f. Mampu untuk mengenal perlindungan tambahan dalam perawatan klinik pasien dan memonitor keefektifannya.
4. Aspek Legal Untuk Kesehatan Mental Psikiatri

a. Self determination; menolak tritmen, mencari saran/pendapat, memilih bentuk


tritmen lain
b. Informed concent
c. Least restrictive environment/pengekangan seminimal mungkin
d. Tidak bersalah karena gangguan jiwa
e. Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa
f. Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien Menurut hukum,
semua orang mempunyai hak untuk memutuskan mau
menerima atau menolak terhadap tindakan
Berdasarkan fungsi kode etik yang sangat penting tersebut Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) menyusun kode etik keperawatan di Indonesia. Kode etik
keperawatan di Indonesia terdiri atas 5 (lima) pokok etik yaitu:
a. Perawat dan klien.
b. Perawat dan praktek
c. Perawat dan masyarakat
d. Perawat dan teman sejawat.
e. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
A. Pertimbangan Legal Dan Etik Keperawatan Jiwa

Klien psikiatri memiliki hak legal, sama seperti klien di tempat lain. Isu legal dan etik
berkaitan dengan topik klien yang menunjukkan sikap bermusuhan dan agresif. Berlaku
untuk semua klien di lingkungan kesehatan jiwa.
B. Hospitalisasi involunter

1.Seharusnya klien masuk ke tempat rawat inap atas dasar sukarela


2. Keinginan klien untuk tidak mau dirawat di rumah sakit dan diobati harus
dihargai, kecuali mereka membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain.
3. Klien dengan kondisi seperti ini dimasukkan ke RS untuk perawatan
psikiatri sampai mereka tidak lagi berbahaya bagi diri mereka sendiri atau
orang lain.
4. Seseorang dapat ditahan di fasilitas psikiatri selama 48 sampai 72 jam
karena keadaan darurat sampai dapat dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan kondisi klien
5. Negara memiliki komitmen untuk menangani klien dengan masalah
penyalahgunaan zat yang berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain
6. Komitmen sipil atau hospitalisasi involunter mengurangi hak klien untuk
bebas atau meninggalkan RS ketika ia menginginkannya. Hak klien yang
lain tetap utuh.
C. Keluar Dari Rumah Sakit

1. Klien yang masuk RS secara sukarela memiliki hak untuk


meninggalkan RS jika mereka tidak lagi berbahaya dengan
menandatangani suatu permintaan tertulis.
2. Apabila klien masih yang berbahaya bagi dirinya maupun orang
lain ingin pulang, psikiater dapat menahan klien sampai
kondisinya benar-benar aman.
3. Studi yang di lakukan Weinberger et al. (1998) menunjukkan
bahwa pengadilan menerima ˂ 50% petisi profesional kesehatan
jiwa untuk tindakan hospitalisasi
pada klien psikiatri yang berbahaya.
D. Hak-Hak Pasien Jiwa

1. Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar RS dengan berkorespondensi,


telepon dan mendapatkan kunjungan
2. Hak untuk berpakaian
3. Hak untuk beribadah
4. Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan
5. Hak untuk menyimpan dan membuang barang
6. Hak untuk melaksanakan keinginannya
7. Hak untuk memiliki hubungan kontraktual
8. Hak untuk membeli barang
9. Hak untuk pendidikan
10. Hak untuk habeas corpus
11. Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien
12. Hak pelayanan sipil
13. Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi profesi
14. Hak untuk memuntut dan dituntut
15. Hak untuk menikah dan bercerai
16. Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang tidak perlu
17. Hak untuk review status secara periodik
18. Hak untuk perwalian hukum
19. Hak untuk privasi
20. Hak untuk informend consent
21. Hak untuk menolak perawatan
E. Konservator

Pengangkatan konservator atau pelindung hukum merupakan proses yang terpisah dari
komitmen sipil. Individu yang mengalami disabilitas berat terbukti tidak kompeten tidak
dapat menyediakan makanan, pakaian, dan tempat tinggal bagi diri mereka sendiri
walaupun sumber-sumber tersedia dan tidak dapat bertindak sesuai keinginan mereka
sendiri, dapat memerlukan pengangkatan seorang konservator.
Hirarki Dalam Membatasi Pasien Jiwa (Stuart &Laraian, 2001) Pembatasan bisa dalam
makna dibatasi secara fisik atau dibatasi pilihannya. Hirarki dari yang paling restriktif ke
yang kurang restriktif.
1. Ektremitas tubuh
2. Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
3. Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV, waktu merokok, komunikasi
4. Aktivitas yang bermakna, misalnya: akses untuk ikut rekreasi
5. Pilihan perawatan
6. Kontrol sumber keuangan
7. Ekspresi verbal dan emosional
F. Metode Dalam Pengambilan Keputusan Etis

1. Menunjukan maksud baik.


2. Mengidentifikasi semua orang penting.
3. Mengumpulkan informasi yg relevan.
4. Mengidentifikasi prinsip etis yang penting
5. Mengusulkan tindakan alternatif.
6. Melakukan tindakan
G. Peran Legal Perawat

Perawat jiwa memiliki hak dan tanggung jawab dalam tiga peran legal:
1. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
2. Perawat sebagai pekerja
3. Perawat sebagai warga Negara.

Masalah Legal Dalam Praktek Keperawatan


1. Dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga keperawatan yg memadai
tidak tersedia standar praktek dan tidak ada kontrak kerja.
2. Perawat profesional perlu memahami aspek legal untuk melindungi
diri, melindungi hak-hak pasien dan memahami batas legal yang
mempengaruhi praktek keperawatan.
3. Pedoman legal Undang-undang praktek, peraturan Kep Men Kes
No 1239 dan Hukum adat.
H. Pertanggungjawaban Pidana Terkait Dengan Kondisi
Jiwa Seseorang

1. Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang diduga memiliki


kelainan jiwa perlu mendapatkan penyelididkan dari seorang ahli kesehatan
jiwa ( Visum et repertum psikiatrikum; VER)

2.Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang didakwa melakukan


tindakan kriminal dianggap tidak bersalah karena orang tersebut tidak bisa
mengontrol perbuatannya atau tidak mengerti perbedaan antara benar dan
salah yang dikenal sebagai Peraturan M’Naghten.
 
3. Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat dinyatakan tidak bersalah
karena mengalami gangguan jiwa.
 
4.perbuatannya atau tidak mengerti perbedaan antara benar dan salah yang
dikenal sebagai Peraturan M’Naghten.
 
5. Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat dinyatakan tidak bersalah
karena mengalami gangguan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai