Anda di halaman 1dari 13

Penggunaan Jarum Pinus

sebagai Substrat untuk


Biogas
Enggar Saraswati Hidajat 1514049
Latar belakang

E2
ID
SL

India adalah negara berkembang dengan permintaan energi yang

e rP
meningkat dari hari ke hari karena peningkatan populasinya yang sangat

w
pesat. Sebagai konsekuensi bahwa sumber energi telah berkembang,

Po
of
sehingga banyak penekanan telah diberikan kepada penggunaan sumber daya

w er
energi terbarukan.

Po
e
Th
E3
ID
SL
Himachal Pradesh adalah negara bagian india utara dengan lintang 31,007 & bujur 77,088.
Menurut sensus 2011, penduduk Himachal Pradesh adalah 6.864.602 jiwa dan luas Himachal
Pradesh adalah 55.670 km2. 67% wilayah geologi ditutupi oleh hutan. Jarum pinus tersedia dalam
jumlah besar di Himachal Pradesh. Di musim gugur jarum pinus jatuh dari pohon dan menutupi
area hutan. Dalam musim panas, kebakaran hutan adalah masalah terbesar di daerah ini sehingga
mencemari lingkungan. jarum pinus ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit energi dan dengan

e rP
demikian masalah polusi & limbah pembuangan dapat diminimalkan.

w
Po
of
er
w
ePo
Th
E4
ID
SL
Rumusan Masalah
• Bagaimana kesesuaian jarum pinus untuk produksi biogas dibandingkan hanya
dengan kotoran sapi?
• Bagaiamana penilaian BOD dan COD pada substrat Jarum pinus dengan kotoran
sapi?
• Bagaimanakah total pengurangan solid pada substrat Jarum pinus dengan kotoran

e rP
sapi?

w
Po
• Bagaimana kondisi pH pada substrat Jarum pinus dengan kotoran sapi?

of
w er
• Bagaimana produksi biogas pada substrat Jarum pinus dengan kotoran sapi?

Po
e
Th
E5
Tinjauan Pustaka
ID
SL

Biogas adalah campuran metana dan karbon dioksida dan dapat digunakan sebagai
sumber energi terbarukan. Dalam penelitian ini jarum pinus dicampurkan dengan
kotoran sapi dan kotoran sapi juga bertindak sebagai sumber yang melekatkan
inokulum. Jarum pinus (Co-digestion) diadopsi karena mereka memberikan cerna yang
lebih baik, meningkatkan generasi biogas dan yield metana hasil dari nutrisi ekstra.

e rP
w
Po
of
er
w
ePo
Th
Kandungan Jarum Pinus

E6
ID
SL

No Jenis Jumlah kandungan

Tabel kandungan Jarum 1. Selulosa 61,73 %

Pinus 2. Hemiselulosa 11,80 %

3. Lignin 21,5 %

e rP
w
Jarum pinus memiliki kandungan selulosa tinggi dan kadar selulosa ini baik untuk produksi

Po
biogas (Devi R, 2016).

of
er
w
ePo
Th
Pembuatan Biogas

E7
ID
Talking about...

SL
Bahan yang digunakan
 Limbah Jarum Pinus
 Air
Kotoran sapi
 Bakteri

e rP
w
Po
of
w er
Po
e
Th
E8
ID
Metode
SL

Digester 1 (Kotoran sapi) Digester 2 (Kotoran sapi dan


limbah pinus)

Talking about Pr etreatmen t bahan k o to ran s ap i P retreatmen t jaru m pinu s

Proses Pencampuran bahan dengan inokulum Pencampuran bahan dengan inokulum

e rP
w
Po
of
w er
Po
e
Th
Prosedur Percobaan

E9
ID
SL

Digester 1
Pretreatment
Mengumpulkan kotoran sapi dari masyarakat setempat yang berusia
3 hari
Mengencerkan kotoran sapi 3 kg dengan air keran 25,5 liter
Pencampuran Bahan

e rP
w
Mencampur kotoran sapi yang telah diencerkan dengan inokulum

Po
of
er
w
ePo
Th
0
E1
ID
SL
Digester 2
Pretreatment
Mengumpulkan jarum pinus dan mengeringkan selama 2 jam pada 70oC dalam oven
Mengkonversi ke partikel yang lebih kecil ke mesin grinding
Pencampuran Bahan
Mencampur 1,5 kg jarum pinus, 1,5 kg kotoran sapi dengan 25,5 liter air dan inokulum.
Fermentasi
Fermentasi ember dengan gabus gas dibuka. Ketika gas holder tenggelam di bawah ember
fermentasi kemudian gabus gas ditutup. Periode retensi untuk kedua digester adalah 70 hari.

e rP
eksperimental yang dimulai dari 17 Nov 2015 dan berakhir pada 26 Jan 2016

w
Po
Pengamatan pH, BOD, COD, TS, VS

of
Produksi Gas diamati setiap hari berdasarkan ketinggian holder gasnya

w er
Po
e
Th
1
E1
ID
SL

Parameter Uji Kadar Ethanol

 Destilat diabsorbansi menggunakan sprektofotometri pada panjang gelombang 460


nm untuk mengetahui kadar etanolnya (Hasanah, 2015)
 Pengukuran kadar etanol dilakukan dengan menggunakan alkohol meter.
 memasukkan alkohol meter dalam gelas ukur yang panjangnya melebihi alkohol meter dan dalam gelas
ukur tersebut telah berisi cairan etanol yang akan diukur. Alkohol meter akan tenggelam dan batas
cairannya akan menunjukan berapa kandungan etanol dalam larutan tersebut (Mailool, 2012)
2
E1
ID
SL
Kesimpulan
 Kadar karbohidrat total meningkat setelah sari sampah (sayuran) diberi perlakuan fisik dengan
pemanasan, sedangkan untuk kadar lignin mengalami penurunan (kusnadi dkk, 2009)
 Semakin masak sayuran dan buah, maka semakin tinggi pula etanolnya namun masih dibawah
1% (Arum dkk, 2013).
 Selama proses fermentasi glukosa dikonversi menjadi bioetanol. Tinggi rendahnya konsentrasi
bioetanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH,
tinggi rendahnya konsentrasi glukosa sebagai subtrat, konsentrasi kultur starter dan suhu

e rP
fermentasi (Arnata dan Anggreni, 2013).

w
Po
of
wer
Po
e
Th
1
N0
IO

Thankyou 
CT
SE

We are awesome!

Anda mungkin juga menyukai