Jaga airway,
4. Oksigen breathing
Jantung harus memompa dengan baik, dengan volume darah yang cukup,
melewati vaskular yang lancar, dan terdapat oksigen yang adekuat
1. Shock hipovolemik
2. Shock Anafilaktik
3. Shock Kardiogenik
4. Shock Septik
5. Shock Neurogenik
Shock hipovolemik
Penyebab :
1. Dehidrasi karena berbagai sebab: muntah & diare (sering),
peritonitis
2. Luka bakar grade II – III, luas luka bakar > 30%
3. Perdarahan
- Perdarahan dalam tubuh atau keluar
Manifestasi klinis :
Perubahan perfusi perifer : ekstrimitas dingin, basah, dan
pucat. CRT > 2 detik
Takikardia
Pd keadaan lanjut : penurunan TD, penurunan produksi urin,
takipneu, tampak lemah, apatis, kesadaraan turun
Klasifikasi dehidrasi & penanganannya
Klasifikasi Klinis Pengelolaan
Dehidrasi ringan: Nadi normal Penggantian volume cairan
Kehilangan cairan tubuh Atau nadi sedikit meningkat yang hilang dengan dg minum
sekitar 5% BB Selaput lendir kering atau infus cairan kristaloid
Haus ( Nacl 0,9% / Ringer Laktat/
Badan lemas Ringer asetat
Dehidrasi sedang: kehilangan Nadi cepat Penggantian volume cairan
cairan tubuh sekitar 8% BB Tekanan darah mulai turun yang hilang dengan cairan
Selaput lendir kering kristaloid ( Nacl 0,9% / Ringer
Oliguria Laktat/ Ringer asetat
Tampak lesu dan lemas
Dehidrasi berat : kehilangan Nadi sangat cepat, kecil, sulit Penggantian volume cairan
cairan tubuh sekitar > 10% BB diraba yang hilang dengan cairan
Tekanan darah turun kristaloid ( Nacl 0,9% / Ringer
Anuria Laktat/ Ringer asetat
Kesadaran menurun
Hipovolemik karena perdarahan
Kelas III : (Late Shock) Takikardia > 120x/m Penggantian volume darah
Kehilangan darah 30-40% TD mulai turun yg hilang dg kristaloid dan
EBV ( 1500-2000ml) Takipnea (30-40x/m) darah. Kristaloid 2-4x dan
Urin output turun (5-15cc/jam) darah sebanyak jumlah yg
Perubahan status mental hilang
(confused)
Bila penderita tdk memperlihatkan perbaikan dari TTV sbg respon thd pemberian cairan,
maka hrs dipertimbangkan kemungkinan
1. bahwa ada perdarahan yg cukup potensial sdg berlangsung
2. ada tambahan kehilangan cairan yg memperburuk kehilangan darah akut
3. syoknya bkn krn perdarahan
Intubasi dg ETT
Syok Anafilaktik
Reaksi tubuh berupa syok disebabkan reaksi alergi berat ( makanan, obat-
obatan, dll).
Anafilaktik merupakan reaksi alergi sistemik tipe segera yang dimediasi oleh
interaksi antara alergen dg IgE yg terikat pd permukaan sel mast atau basofil.
Reaksi tersebut mencetuskan pelepasan mediator seprti histamin, triptase,
nitric oxide,prostaglandin, dll
Faktor predisposisi:
Beberapa faktor yg meningkatkan resiko terjadi anafilaksis
1. Sifat alergen : Zat yg sering menyebabkan anafilaksis ( obat gol penisilin, zat
kontras radiologi, aspirin, lateks, kacang-kacangan, kerang, sengatan
serangga)
2. Jalur pemberian obat. Parenteral ( IV) lebih sering menimbulkan anafilaksis
dibanding dg oral
3. Riwayat atopik (peka tjd alergi). Basofil pd penderita atopik lebih reaktif dan
mudah mengalami degranulasi
4. Lamanya paparan alergen : waktu lamanya terpapar alergen meningkatkan
Mediator biokimia anafilaksis
Histamin : Histamin bekerja melalui ikatan dg reseptor H1 dan
H2. Rangsangan pd reseptor H1 akan menimbulkan efek
pruritus & urtikaria krn permeabilitas vaskuler meningkat,
peningkatan produksi lendir hidung, takikardia, bronkospasme.
H2 menimbulkan reaksi peningkatan asam lambung. Kombinasi
H1 dan H2 menyebabkan nyeri kepala dan kemerahan di wajah
2. Beri infus guyur / loading dg cairan elektrolit isotonis (RL,NS) 1 liter tiap 30 mnit
sambil memantau TTV dan urin output. Setelah kondisi membaik atur infus sesuai
program. Obat vasopressor spt dopamin perlu dipertimbangkan. Pemberian dopamin dg
syringe pump cairan NS atau dalam tetesan infus D5 hingga tekanan systolik > 90mmHg.
4. Antihistamin : AH1: Diphenhidramin 50mg iv (secara pelan), dan AH2: Ranitidin 50mg
atau cimetidin 300 mg IV
Epinefrin/ adrenalin Difenhidramin Dexametason
(anti-histamin) (kortikosteroid
Anti-inflamasi)
Salbutamol dan
ipatropium bromide
(bronkodilator &
anticholinergik)
Caution …
Pemeriksaan :
Kultur darah , cek hitung jenis utk tahu penyebab infeksi
BGA bila sampai terjadi hipoksia ataupun asidosis
Chest X-Ray mungkin melihat pneumonia atau efusi
pleura
Sampel urin utk meihat infeksi
Tindakan :
1. Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 mmHg, MAP
60 mmHg
2. Tindakan awal : infus cairan kristaloid, pemberian
antibiotik, membuang sumber infeksi (mis dg
pembedahan)
3. Tindakan lanjut pemberian vasopressor (mis
dopamin)
Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena gang fungsi miokardium
Penyebab:
- gagal jantung
- IMA
- Tamponade jantung
- Tension pneumotorak
Pemeriksaan :
- Hipotensi disertai dg gangguan irama jantung (EKG)
- Mungkin disertai dg peninggian JVP (jugular venous pressure)
- Pmx fisik pendukung pada tamponade jantung ( bunyi jantung menjauh
dan redup), pada tension pneumotorak (hipersonor dan pergeseran letak
trakea)
Penanganan
Hipotensi
Bradikardia
Kulit hangat dan kering
Vasodilatasi perifer, shg kemerahan
Menurunnya cardiac output
Terlihat tanda injury : cervikal s/d tulang ekor
Penanganan