Anda di halaman 1dari 36

KONSEP & STRATEGI

PENGEMBANGAN SIK
Konsep Pengembangan
Jaringan SIK
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa
Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi.

Jaringan komputer (jaringan) adalah sebuah sistem


yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain
untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU),
berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat
mengakses informasi (peramban web)
Sistem Informasi Kesehatan adalah gabungan
perangkat dan prosedur yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan
data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk
mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja
sistem kesehatan, informasi kesehatan selalu
diperlukan dalam pembuatan program kesehatan
mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas,
pembuatan alternatif solusi, pengembangan program,
pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi. 
Pengertian Pengembangan Sistem Jaringan Informasi
Kesehatan adalah suatu komponen jaringan atau
elemen-elemen yang saling berkaitan yang
menggunakan komputerisasi untuk melakukan
pengumpulan, pengolahan sampai proses umpan balik
dalam mengambil suatu kebijakan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan.
Indikator Pengembangan Jaringan Komputer Online
Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Berdasarkan : Keputusan Menteri Kesehatan RI


Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer Online Sistem Informasi
Kesehatan Nasional direncanakan beberapa indikator
dalam setiap tahunnya, yaitu :
1. Terselenggaranya jaringan komunikasidata terintegrasi antar
80% dinas kesehatan kabupaten/ kota dan 100% dinas kesehatan
provinsi dengan Kementerian Kesehatan

2. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online


terintegrasi antara 90% dinas kesehatan kabupaten/kota,
100% dinas kesehatan provinsi, 100% rumah sakit pusat,
100% Unit Pelayanan Teknis (UPT)  Pusat dengan
Kementerian Kesehatan

3. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi


seluruh dinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi
rumah sakit pusat, dan UPT Pusat dengan Kementerian Kesehatan
Pemerintah berupaya mengembangkan sistim
informasi kesehatan yang sesuai dengan keunikan dan
karakteristiknya.

Pengembangan sistim informasi kesehatan daerah


melalui perangkat lunak atau website, seperti:
SIMPUS, SIMRS, SIKDA, dsb.
Kendala :

Pemanfaatan
Integrated Kemampuan Sumber Daya
data dan
System Daerah Manusia
informasi
Tujuan dari dikembangkannya sistim informasi kesehatan adalah:

Sistim informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari


Sistim Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan dalam
memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di
setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana
teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas

Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-


bentuk Sistem Informasi Kesehatan (SIK), dengan tujuan
dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar
dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem
pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi.
Sistem informasi kesehatan
harus dibangun untuk mengatasi
kekurangan maupun
ketidakkompakan antar badan
kesehatan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut dengan Sistim Aplikasi
Daerah (Sikda) Generik. Sistim Informasi Kesehatan berbasis
Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik


(computerized)

Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan


kesehatan

Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan satu kali)

Akurat, tepat, hemat sumber daya (efisien) dan transparan.


Terjadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki
waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
Beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh
para pengembang atau pembuat rancang bangun
sistem informasi (designer)

1. Tidak selalu identik dengan sistem komputerisasi


2. Merupakan suatu sistem yang dinamis.
3. Harus mengikuti siklus hidup sistem
4. Daya guna
5. strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem
tersebut
6. menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan
secara menyeluruh (holistik).
7. Informasi telah menjadi aset organisasi
8. Menggunakan struktur hirarkis yang mudah
dipahami
Komponen Sistem
Informasi Kesehatan

Manajemen
Proses
sistem
informasi informasi
Sistem Informasi Kesehatan di
Indonesia mengalami 3 pembagian
masa
1. Era Manual (sebelum 2005)

2. Era Transisi (Tahun 2005-2011)

3. Era Komputerisasi (2012)


tahap-tahap pengembangan sistem
informasi kesehatan adalah sebagai berikut
1. Peninjauan kembali sistem yang sudah ada
2. Menetapkan kebutuhan data dari unit yang sesuai
dengan sistem kesehatan
3. Menentukan alur data yang paling tepat dan efektif
4. Merancang alat pengumpulan dan pelaporan data
5. Mengembangkan prosedur dan mekanisme
pengolahan data
6. Mengembangkan dan melaksanakan program
pelatihan penyedia data dan pengguna data
7. Uji coba sistem dan jika perlu, merancang ulang
sistem pengumpulan data, alur data, pengolahan data
dan penggunaan data.
8. Mengawasi dan menilai sistem
9. Mengembangkan desiminasi data dan mekanisme
umpan balik.
10. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan
1. Peninjauan kembali sistem yang
sudah ada
Langkah-langkah:
1. Buat inventarisasi format-format
2. Menyelidiki kualitas data yang dikumpulkan menggunakan
format yang ada (Keakuratan  Kelengkapan  Ketepatan
 Ketepatan waktu )
3. Tentukan masalah yang dihadapi dengan sistem
pengumpulan data yang ada pada setiap tingkat, termasuk
waktu dan alur informasi.
4. Tentukan keadaan komponen lain sistem yang ada
sekarang
5. Identifikasi aspek-aspek sistem yang dibutuhkan
6. Buatlah ringkasan hasil pengkajian dalam laporan resmi.
7. Diskusikan hasil kajian dengan pengambil kebijakan yang
tepat
2. Menetapkan kebutuhan data dari unit yang
sesuai dengan sistem kesehatan

Langkah-langkah

1. Tentukan peran/fungsi dari tiap-tiap tingkat

2. Identifikasi indikator yang dibutuhkan

3. Tentukan rumus dan identifikasi variabel atau elemen data


yang dibutuhkan untuk menghitung indikator-indikator

4. Tentukan sumber dari elemen-elemen data yang berbeda


yang dibutuhkan baik untuk pembilang dan penyebut dari
setiap indikator
3. Menentukan alur data yang paling
tepat dan efektif
Langkah-langkah:

1. Tentukan data apa yang akan dilaporkan dan kepada


siapa

2. Tentukan frekkwensi pelaporan pada setiap tingkat

3. Tentukan bentuk format data yang akan dilaporkan


pada setiap tingkat

4. Buatlah diagram alur ( flow chart ) yang menunjukkan


alur informasi dari perifer ke tingkat yang lebih tinggi
4. Merancang alat pengumpulan dan
pelaporan data
Prinsip:

1. Kemampuan petugas dalam mengisi format harus


diperhatikan.

2. Alat pengumpulan dan pelaporan data yang paling


efektif adalah sederhana dan singkatsesuai dan
diskusikan dengan mereka aspek-aspek format baru
5. Mengembangkan prosedur dan mekanisme
pengolahan data
Prinsip:
Cara data SIK diolah harus konsisten dengan
tujuan pengumpulan data dan rencana analisis
dan penggunan dat

6. Mengembangkan dan melaksanakan program


pelatihan penyedia data dan pengguna data
Prinsip:
Program pelatihan harus dirancang berdasarkan
kebutuhan dan tingkat kelompok sasaran
7. Uji coba sistem
Prinsip:
Sistem harus diuji cobakan pada kondisi sebisa
mungkin yang menggambarkan keadaan yang
sebenarnya biasa terjadi selama pelaksanaannya

8. Mengawasi dan menilai sistem


Prinsip:
Tujuan pengawasan dan penilaian tidak
dititikberatkan pada apa yang salah dan
sanksinya; tetapi lebih kepada aspek-aspek
positif sistem yang membuatnya bekerja dan
mengidentifikasi ketika terjadi kesalahan sebagai
dasar perbaikan sistem.
9. Mengembangkan desiminasi data dan mekanisme
umpan balik.
Prinsip:
Cara yang efektif memotivasi prosedur data adalah
melakukan secara tetap umpan balik positif maupun
negatif dari keadaan data yang dihasilkan petugas

10. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen


Kesehatan.
Prinsip:
Pengembangan SIK biasanya berkembang menurut
waktu. Ini merupakan usaha yang dinamis ketika
manajer dan petugas bekerja keras untuk tetap maju.
Analisa & Perancangan Sistem
Strategi Pengembangan
Sistem Jaringan Informasi Kesehatan Nasional
Manajemen Data Dan Informasi Kesehatan
Satu Pintu

Manajemen data dan informasi kesehatan satu pintu


adalah pengelolaan data dan informasi kesehatan
mulai dari input (sumber data), pengumpulan,
pengolahan,analisis, penyajian dan publikasi data &
informasi baik ditingkat Puskesmas dengan
jaringannya, tingkat kabupaten dengan jaringannya,
serta tingkat provinsi dengan jaringannya yang
terintergrasi pada satu pusat / pengelola data.
Arah kebijakan daerah

Setiap tingkat wilayah administratif harus memiliki


bank / pangkalan / pusat /pengelola data, dan secara
bertahap dikembangkan sistem pengelolaan data dan
informasi dengan prinsip satu pintu melalui (berbasis)
web, sehingga masing-masing pihak dapat mengakses
dengan cara yang cepat dan mudah.
Muatan data /informasi yang merupakan hasil pencatatan
dan pelaporan yang bersifat tahunan di tiap wilayah
administratif, yaitu meliputi data hasil kinerja Standart
Pelayanan Minimal(SPM), data Profil Kesehatan, data
Inventory (termasuk ketenagaan), dan Laporan Kesehatan
Daerah(Lapkesda).

Muatan data bersifat dinamis, bisa berubah sesuai dengan


kebutuhan dan berdasarkan atas kesepakatan bersama.

Untuk mencegah terjadinya duplikasi data, maka


pengelolaan data seperti tersebut diatas perlu dikelola
dengan sistem satu pintu, yakni terpusat di pusat pengelola
data di masing-masing tingkat wilayah administratif.
Muatan Data

1. Tingkat Puskesmas dengan Jaringannya.


Muatan data yang dicatat dan dilaporkan di tingkat
puskesmas & jaringannya disesuaikan dengan
kebutuhan di tingkat puskesmas dan kabupaten / kota.
Minimal data yang harus dicatat dan dilaporkan
meliputi data Profil Kesehatan, data SPM, Lapkesda
dan data Inventori.
2. Tingkat Kabupaten / Kota dan Jaringannya.
Muatan data yang dicatat dan dilaporkan di tingkat
kabupaten/kota disesuaikan dengan kebutuhan di
tingkat kabupaten / kota dan provinsi. Namun minimal
data yang harus dicatat dan dilaporkan meliputi data
Profil Kesehatan, data SPM , Lapkesda dan data
Inventori
3. Tingkat Provinsi dengan jaringannya.
Muatan data yang dicatat dan dilaporkan di tingkat
provinsi disesuaikan dengankebutuhan di tingkat
provinsi dan pusat. Namun minimal data yang
harusdicatat dan dilaporkan meliputi data Profil
Kesehatan ( 165 indikator), data SPM , Lapkesda dan
data Inventori
5 Sub Sistem Yg Harus diperhatikan untuk evaluasi yang
sistematis terhadap Sistem Informasi Kesehatan yang
ada :
1. Surveilans Epidemiologi untuk penyakit-penyakit menular tertentu,
kondisi-kondisi lingkungan tertentu, dan faktor-faktor risiko;
2. Pelaporan Rutin dari pelayanan-pelayanan kesehatan dasar di
tingkat masyarakat, Puskesmas, dan Rumah Sakit;
3. Pelaporan Program Kesehatan Khusus seperti pemberantasan
tuberkulosis, pemberantasan malaria, kesehatan ibu dan anak, dan
kesehatan sekolah;
4. Pelaporan Administratif seperti pelaporan pembiayaan kesehatan,
pelaporan pegawai/tenaga kesehatan, pelaporan obat dan logistik
kesehatan, pelaporan keuangan, pelaporan pendidikan dan
pelatihan, pelaporan penelitian dan pengembangan, dan
dokumentasi kesehatan;
5. Registrasi Vital untuk kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk
Penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan
Mengidentifikasi
kebutuhan informasi dan
indikator

pengembangan Menetapkan kebutuhan data,


proses sumber data dan t instrumeni, serta
pengelolaan pengumpulan data
informasi
Merumuskan -prosedur
pengiriman dan pengolahan
Sistem data, serta pengolahan, analisis
Informasi data, dan pengemasan informasi
Kesehatan
Merencanakan sumber daya
bagi Sistem Informasi
menjamin Kesehatan
berlangsungnya
proses
Merumuskan dan menetapkan
pengelolaan peraturan-peraturan bagi
informasi manajemen Sistem Informasi
Kesehatan
Kesimpulan
Sistem Jaringan Informasi Kesehatan memang sangat
diperlukan untuk sebuah dalam suatu instansi
pemerintah khususnya dalam menangani SIK.

Dalam era globalisasi, untuk membangun sistem


informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya
yang cukup besar.

Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak 


hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam
pemeliharaan  maupun  dalam melakukan migrasi dari
sistem yang lama pada sistem yang baru.

Anda mungkin juga menyukai