Kesehatan (SIK) -harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan.
ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami
oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi . Konsep-konsep tersebut antara lain: 1. Sistem Informasi Tidak Identik Dengan Sistem Komputerisasi 2. Sistem Informasi Organisasi Adalah Suatu Sistem Yang Dinamis 3. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup Sistem 4. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi 5. Daya Guna Sistem Informasi Sangat Ditentukan Oleh Integritas Sistem Informasi Itu Sendiri Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek komputer). 6. Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sangat Bergantung Pada Strategi Yang Dipilih Untuk Pengembangan Sistem Tersebut Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti : a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan b. Pembuatan Rancangan Global c. Pembuatan Rancangan Rinci d. Implementasi, dan e. Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti: 1. Keadaan yang sekarang dihadapi 2. Keadaan pada waktu sistem informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang 3. Antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. 4. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi. 7. Pengembangan Sistem Informasi Organisasi Harus Menggunakan Pendekatan Fungsi Dan Dilakukan Secara Menyeluruh (Holistik) 8.Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi 9. Penjabaran Sistem Sampai Ke Aplikasi Menggunakan Struktur Hirarkis Yang Mudah Dipahami Analisis dan perancangan system informasi kesehatan 1.Analisis sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberi jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi. Tugas utama dari seorang analis system ini adalah menganalisis system yang telah ada, mengembangkannya dan menyusun system baru terutama pada subsistem yang bermasalah dengan bantuan teknologi computer. 2. Rancangan sistem Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu : 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai system 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli – ahli teknik lainnya yang terrlibat. sasaran : a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan b. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan c. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas – tugas lainnya yang tidak dilakukan oleh computer langkah umum dalam perancangan sistem. 1. Evaluasi rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan 2. Penyajian spesifikasi rancangan rinci 3. Penyajian laporan perancangan system 3. Implementasi sistem Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Era Desentralisasi SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan. Implementasi atau penerapan desentralisasi/ otonomi regional didasari dengan dikeluarkannya : a. UU No. 22 Tahun 1999 yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah. b. UU No. 25 Tahun 1999 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Proses pelaksanaan desentralisasi diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden dan Keputusan Menteri yang dikeluarkan berikutnya, antara lain (termasuk kesehatan) : a. PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. b. PP No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. c. Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah. d. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial R.I. No. 1747/Menkes- Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal dalam Bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota e. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 551/ Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan SIKNAS. 4. Pemeliharaan sistem Pemeliharaan Sistem meliputi : a. System Back-Up Membuat Salinan/copy untuk data-data penting perusahaan yang ada pada computer user maupun server ke dalam backup storage (External Disk). b. System Optimization Melakukan Defragmentasi data dan membuang sampah-sampah yang ada pada computer, serta memperbaiki kesalahan setting sehingga computer dapat berjalan normal c. System Rebuild Membangun dan menata ulang kembali system yang rusak oleh faktor yang tidak disengaja, agar system dapat bekerja normal kembali. d. System Upgrade Menambah fungsi, memperbaharui system yang ada sesuai dengan kebutuhan pelanggan, serta melakukan testing stabilitas untuk hardware dan software. e. Training dan Pelatihan Memberikan Pengarahan dan konsultasi kepada operator computer, sehingga operator dapat mengoperasikan computer sesuai dengan prosedur pengoperasian komputer yang baik dan benar. f. Update Anti Virus & Pembersihan Virus g. System Security 5. Peningkatan sistem meningkatkan pengelolaan data kesehatan yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi informasi. Sehingga data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan. Strategi Pengembangan Sistem informasi Kesehatan 1.INTEGRASI SIK YANG ADA
pengertian integrasi di sini tidak mengandung
makna mematikan/menyatukan semua sistem informasi yang ada, namun yang disatukan hanya sistem-sistem informasi yang lebih efisien ketika digabung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk suatu SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik .
sedangkan otoritas akan menyebabkan tidak
adanya duplikasi dalam pengumpulan data sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda mengenai suatu hal. Strategi pengembangan SIKNAS :
Integrasi SIK yang ada
Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama data dan informasi terintegrasi Fasilitas pengembangan SIK daerah Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat Pengembangan TI dan SDM 2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama data dan informasi terintegrasi Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing- masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu: a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi. c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti program pemberantasan malaria d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain ) e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan ) 3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan : PERTEMUAN KE 10 1. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. 2. Mengolah data. 3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. 4. Memelihara bank data. 5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan manajemen unit puskesmas. 6. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
1. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting
rumah sakit ( penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain ) 2. Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery). 3. Memantau pelaksanaan sistem rujukan. 4. Mengolah data. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat. Memelihara bank data. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan : 1. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain 2. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan. 3. Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten / Kota sehat. 4. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat. 5. Memelihara bank data. 6. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota. 7. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan : 1. Mengolah data, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain 2. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan 3. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian propinsi sehat 4. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat 5. Memelihara bank data 6. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota 7. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya 4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi
untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah- masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online 5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan. 6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi A. SISTEM APLIKASI DAERAH ( SIKDA ) GENERIK Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut dengan Sistim Aplikasi Daerah ( Sikda ) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik (computerized) Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan Tidak ada duplikasi ( hanya dilakukan satu kali ) Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan transparan. Terjadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat. Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua ( berdasarkan pada karakteristik integrasi sistim informasi ) Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan transparan. Terjadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat. Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua ( berdasarkan pada karakteristik integrasi sistim informasi ),YAITU: 1. Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang tinggi Sistem informasi rekam medis elektronik Sistem informasi manajemen dokumen Sistem informasi farmasi Sistem informasi geografis Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan Sistem informasi eksekutif 2. Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi Telemedicine Internet, intranet, ekstranet Sistem informasi kesehatan publik B. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS Sistem informasi kesehatan yang dianut puskesmas pada saat ini masih di dominasi oleh SP2TP. Sesuai dengan KEPMENKES RI No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di definisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten / kota yang bertanggung-jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat . 3. KETERKAITAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DENGAN RAHASIA MEDIS PENGERTIAN REKAM MEDIS Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta
tentang kondisi kesehatan dan penyakit seorang pasien yang meliputi dua hal : Data terdokumentasi tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau Pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional secara tertulis. ◦ PERTEMUAN KE 11 Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan
Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS)
online ditetapkan melalui keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007. Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk mengatasi permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke depkes pusat dan memungkinkan aliran data kesehatan dari kabupaten/kota ke pusdatin karena dampak adanya kebijakan desentralisasi bidang kesehatan di seluruh Indonesia. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional 1. Sumber Data Manual Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline. Model SIK Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas. Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/ agregat ke dinas kesehatan kabupaten/ kota. laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/ kota. laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/ agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan penggabungan data di puskesmas. 2. Sumber Data Komputerisasi Dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online, data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan. program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik). 3. Sisitem Informasi Dinas Kesehatan Adalah SIK yg dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan mekanisme yang disepakati. 5. Bank Data Kesehatan Nasional Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber data. 6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya 7. Pengguna Data Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional melalui website Kementerian Kesehatan. 1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap 2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien 3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis 4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain 5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/ asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain 6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-laporan mengenai: 1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan) 2. Penerimaan kasir secara periodic 3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien dan rekam medis pasien 4. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan 5. Data morbiditas pasien rawat inap 6. Data morbiditas pasien rawat jalan dan manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik 7. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik 8. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap dan grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan 9. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro