Anda di halaman 1dari 62

Desi Fitriani, M.Tr. Keb.

Konsep-Konsep Pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan (SIK)
-harus dibangun untuk mengatasi kekurangan
maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan.

ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami


oleh para pengembang atau pembuat rancang
bangun sistem informasi . Konsep-konsep
tersebut antara lain:
1. Sistem Informasi Tidak Identik Dengan
Sistem Komputerisasi
2. Sistem Informasi Organisasi Adalah Suatu
Sistem Yang Dinamis
3. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem
Harus Mengikuti Siklus Hidup Sistem
4. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna
(user) sistem informasi
5. Daya Guna Sistem Informasi Sangat Ditentukan
Oleh Integritas Sistem Informasi Itu Sendiri
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari
minimal 2 aspek yang harus berjalan secara
selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang
terotomatisasi (aspek komputer).
6. Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi
Sangat Bergantung Pada Strategi Yang Dipilih
Untuk Pengembangan Sistem Tersebut
Untuk sistem informasi yang cakupannya luas
dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan
tahapan pengembangan seperti :
a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
b. Pembuatan Rancangan Global
c. Pembuatan Rancangan Rinci
d. Implementasi, dan
e. Operasionalisasi.
Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan
berbagai faktor seperti:
1. Keadaan yang sekarang dihadapi
2. Keadaan pada waktu sistem informasi siap
dioperasionalkan dan keadaan dimasa
mendatang
3. Antisipasi perkembangan organisasi dan
perkembangan teknologi.
4. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi
keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu
penyebab kegagalam implementasi dan
operasionalisasi sistem informasi.
7. Pengembangan Sistem Informasi Organisasi
Harus Menggunakan Pendekatan Fungsi Dan
Dilakukan Secara Menyeluruh (Holistik)
8.Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi
9. Penjabaran Sistem Sampai Ke Aplikasi
Menggunakan Struktur Hirarkis Yang Mudah
Dipahami
Analisis dan perancangan system informasi
kesehatan
1.Analisis sistem
adalah orang yang bertanggung jawab untuk
mempelajari informasi yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang timbul dan mampu
memberi jalan keluar sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
Tugas utama dari seorang analis system ini
adalah menganalisis system yang telah ada,
mengembangkannya dan menyusun system baru
terutama pada subsistem yang bermasalah
dengan bantuan teknologi computer.
2. Rancangan sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan,
maka analisis sistem telah mendapatkan
gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan.
Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan
utama, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai
system
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan
rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahli – ahli teknik
lainnya yang terrlibat.
sasaran :
a. Desain sistem harus berguna, mudah
dipahami dan nantinya mudah digunakan
b. Desain sistem harus dapat mendukung
tujuan utama perusahaan
c. Desain sistem harus efisien dan efektif
untuk dapat mendukung pengolahan transaksi,
pelaporan manajemen dan mendukung keputusan
yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk
tugas – tugas lainnya yang tidak dilakukan oleh
computer
langkah umum dalam perancangan sistem.
1. Evaluasi rancangan alternatif dari sistem yang
diusulkan
2. Penyajian spesifikasi rancangan rinci
3. Penyajian laporan perancangan system
3. Implementasi sistem
Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di
Era Desentralisasi
SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan
secara sistematis dan terintegrasi untuk
mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat Perturan perundang undangan.
Implementasi atau penerapan desentralisasi/
otonomi regional didasari dengan dikeluarkannya :
a. UU No. 22 Tahun 1999 yang mengatur
tentang Pemerintahan Daerah.
b. UU No. 25 Tahun 1999 mengenai
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.
Proses pelaksanaan desentralisasi diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden
dan Keputusan Menteri yang dikeluarkan
berikutnya, antara lain (termasuk kesehatan) :
a. PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom.
b. PP No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
c. Keputusan Presiden No. 40 Tahun 2001
tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit Daerah.
d. Keputusan Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial R.I. No. 1747/Menkes-
Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan
Standar Pelayanan Minimal dalam Bidang
kesehatan di Kabupaten/ Kota
e. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 551/
Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan
Strategi Pengembangan SIKNAS.
4. Pemeliharaan sistem
Pemeliharaan Sistem meliputi :
a. System Back-Up
Membuat Salinan/copy untuk data-data penting
perusahaan yang ada pada computer user
maupun server ke dalam backup storage (External
Disk).
b. System Optimization
Melakukan Defragmentasi data dan membuang
sampah-sampah yang ada pada computer, serta
memperbaiki kesalahan setting sehingga
computer dapat berjalan normal
c. System Rebuild
Membangun dan menata ulang kembali system
yang rusak oleh faktor yang tidak disengaja, agar
system dapat bekerja normal kembali.
d. System Upgrade
Menambah fungsi, memperbaharui system yang
ada sesuai dengan kebutuhan pelanggan, serta
melakukan testing stabilitas untuk hardware dan
software.
e. Training dan Pelatihan
Memberikan Pengarahan dan konsultasi kepada
operator computer, sehingga operator dapat
mengoperasikan computer sesuai dengan
prosedur pengoperasian komputer yang baik dan
benar.
f. Update Anti Virus & Pembersihan Virus
g. System Security
5. Peningkatan sistem
meningkatkan pengelolaan data kesehatan yang
meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis
data, serta diseminasi informasi. Sehingga data
dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh
semua pemangku kepentingan.
Strategi Pengembangan Sistem informasi
Kesehatan
1.INTEGRASI SIK YANG ADA

pengertian integrasi di sini tidak mengandung


makna mematikan/menyatukan semua sistem
informasi yang ada, namun yang disatukan hanya
sistem-sistem informasi yang lebih efisien ketika
digabung.
Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem
informasi yang ada akan bekerja secara terpadu
dan sinergis membentuk suatu SIKNAS.
Pembagian tugas dan tanggung jawab akan
memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki
kualitas dan validitas yang baik .

sedangkan otoritas akan menyebabkan tidak


adanya duplikasi dalam pengumpulan data
sehingga tidak akan terdapat informasi yang
berbeda mengenai suatu hal.
Strategi pengembangan SIKNAS :

Integrasi SIK yang ada


Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan
bersama data dan informasi terintegrasi
Fasilitas pengembangan SIK daerah
Pengembangan pelayanan data dan informasi
untuk masyarakat
Pengembangan TI dan SDM
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan
pemanfaatan bersama data dan informasi
terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan
lima jenis pengumpulan data yang masing-
masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang
sangat signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit,
gizi, kesehatan lingkungan dan pemantauan
ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT
kabupaten / kota ke Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem
pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan
terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program
kesehatan khusus yang ada, seperti program
pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan
administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti
ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain )
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan
informasi dari pengumpulan data rutin, yang
meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei
Kesehatan Nasional), maupun yang berskala
provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan
/ Jaringan Litbang Kesehatan )
3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi
kesehatan daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup
SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan
kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah
sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK provinsi.
Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan :
PERTEMUAN KE 10
1. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan
dalam gedung maupun luar gedung.
2. Mengolah data.
3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota.
4. Memelihara bank data.
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi
untuk manajemen pasien .dan manajemen unit
puskesmas.
6. Memberikan pelayanan data dan informasi
kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan :

1. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting


rumah sakit ( penerimaan pasien, lama rawat,
pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu
dan lain-lain )
2. Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost
recovery).
3. Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
4. Mengolah data.
Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/
Pemerintah setempat.
Memelihara bank data.
Mengupayakan penggunaan data dan informasi
untuk manajemen pasien dan manajemen unit
rumah sakit.
Memberikan pelayanan data dan informasi
kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan :
1. Mengolah data dari unit-unit pelayanan
kesehatan dan sumber-sumber lain
2. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana
diperlukan.
3. Membuat profil kesehatan kabupaten / kota
untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
Kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / Kota
sehat.
4. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan
kabupaten / kota ke dinas kesehatan provinsi
setempat dan pemerintah pusat.
5. Memelihara bank data.
6. Mengupayakan penggunaan data dan informasi
untuk manajemen klien, manajemen unit dan
manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.
7. Memberikan pelayanan data dan informasi
kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan :
1. Mengolah data, unit-unit pelayanan kesehatan
milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain
2. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana
diperlukan
3. Membuat profil kesehatan propinsi untuk
memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat
4. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan
propinsi ke pemerintah pusat
5. Memelihara bank data
6. Mengupayakan penggunaan data dan informasi
untuk manajemen klien, manajemen unit dan
manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
7. Memberikan pelayanan data dan informasi
kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi
untuk manajemen

Pengembangan pelayanan data dan informasi


untuk manajemen diawali dengan
mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk menyajikan data dan
informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat
dengar pendapat dengan DPRD harus dapat
disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi
yang menggambarkan kecenderungan masalah-
masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang
diakibatkannya.
Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan
kemasan data dan informasi tentang cost benefit
dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu
dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau
elektronik atau akses online
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi
untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet
karena penggunaannya sudah meluas di
masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan
bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan
informasi kesehatan.
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya
informasi
A. SISTEM APLIKASI DAERAH ( SIKDA ) GENERIK
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data,
pemerintah sedang mengembangkan aplikasi
yang disebut dengan Sistim Aplikasi Daerah (
Sikda ) Generik. Sistem Informasi Kesehatan
berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
Input pencatatan dan pelaporan berbasis
elektronik (computerized)
Input data hanya dilakukan di tempat adanya
pelayanan kesehatan
Tidak ada duplikasi ( hanya dilakukan satu kali )
Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan
transparan. Terjadi pengurangan beban kerja
sehingga petugas memiliki waktu tambahan
untuk melayani pasien atau masyarakat.
Dalam perkembangannya sistem informasi
kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua (
berdasarkan pada karakteristik integrasi sistim
informasi )
Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan
transparan. Terjadi pengurangan beban kerja
sehingga petugas memiliki waktu tambahan
untuk melayani pasien atau masyarakat.
Dalam perkembangannya sistem informasi
kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua (
berdasarkan pada karakteristik integrasi sistim
informasi ),YAITU:
1. Sistem informasi yang mempunyai derajat
integritas internal yang tinggi
Sistem informasi rekam medis elektronik
Sistem informasi manajemen dokumen
Sistem informasi farmasi
Sistem informasi geografis
Sistem pendukung pengambilan keputusan
kesehatan
Sistem informasi eksekutif
2. Sistem informasi yang mempunyai derajat
integrasi eksternal yang tinggi
Telemedicine
Internet, intranet, ekstranet
Sistem informasi kesehatan publik
B. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI
PUSKESMAS
Sistem informasi kesehatan yang dianut
puskesmas pada saat ini masih di dominasi oleh
SP2TP. Sesuai dengan KEPMENKES RI No 128
tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat
kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di
definisikan sebagai unit pelaksana teknis di
kabupaten / kota yang bertanggung-jawab
melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah.
Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS)
SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam
pengembangan sistem informasi kesehatan yang
lebih cepat dan akurat
.
3. KETERKAITAN SISTEM INFORMASI
KESEHATAN DENGAN RAHASIA MEDIS
PENGERTIAN REKAM MEDIS
Rekam medis adalah keterangan baik yang
tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat.

Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta


tentang kondisi kesehatan dan penyakit seorang
pasien yang meliputi dua hal :
Data terdokumentasi tentang keadaan sakit
sekarang dan waktu lampau
Pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan profesional secara tertulis.
◦ PERTEMUAN KE 11
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan
virtual sistem informasi kesehatan elektronik
yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan
hanya bisa diakses bila telah dihubungkan

Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS)


online ditetapkan melalui keputusan Mentri
Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah
untuk mengatasi permasalahan kekurangan data
dari kabupaten/kota ke depkes pusat dan
memungkinkan aliran data kesehatan dari
kabupaten/kota ke pusdatin karena dampak
adanya kebijakan desentralisasi bidang
kesehatan di seluruh Indonesia.
Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional
1. Sumber Data Manual
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari
sumber data yang masih dilakukan secara
manual atau secara komputerisasi offline.
Model SIK Nasional yang memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk
fasilitas kesehatan yang masih mempunyai
keterbatasan infrastruktur
Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih
memakai sistem manual akan melakukan
pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis
kertas.
 Laporan dikirimkan dalam
bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/
agregat ke dinas kesehatan kabupaten/ kota.
 laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa
data individual ke dinas kesehatan kabupaten/
kota.
 laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/
agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan
 laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk
dilakukan penggabungan data di puskesmas.
2. Sumber Data Komputerisasi
Dilakukan secara komputerisasi online. Pada
fasilitas pelayanan kesehatan dengan
komputerisasi online, data individual langsung
dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam
format yang telah ditentukan.
program mobile health (mHealth) yang dapat
langsung terhubung ke sistem informasi
puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
3. Sisitem Informasi Dinas Kesehatan
Adalah SIK yg dikelola oleh dinas kesehatan baik
kabupaten/kota dan provinsi.
Laporan yang masuk ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan
(kecuali milik Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat) dapat berupa
laporan softcopy dan laporan hardcopy.
Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA
generik.
Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi
SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan
diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional.
Sistem Informsi Pemangku Kepentingan
Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku
kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme
pertukaran data terkait kesehatan dengan
pemangku kepentingan di semua tingkatan
dilakukan dengan mekanisme yang disepakati.
5. Bank Data Kesehatan Nasional
Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan
mencakup semua data kesehatan dari sumber
data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit
program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan
data langsung ke sumber data.
6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data
Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh
semua unit-unit program di Kementerian
Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan
dan UPTP/D-nya
7. Pengguna Data
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum
memiliki sistem informasi sendiri serta
masyarakat yang membutuhkan informasi
kesehatan dapat mengakses informasi yang
diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional
melalui website Kementerian Kesehatan.
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status
pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistik dari pasien masuk
sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran
pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan,
dan info kamar rawat inap
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah
sakit, seperti penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,
gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah
orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat
diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan
tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,
hubungan dengan poliklinik/penunjang medis
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang
mencatat informasi pemeriksaan seperti ECG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy,
dan lain-lain
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi
penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium,
radiologi, rehab medik), baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/
asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat
transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor
dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan
lain-lain
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan
informasi inventori dan transaksi obat-obatan
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat
diperoleh laporan-laporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara
periodik (harian, bulanan dan tahunan)
2. Penerimaan kasir secara periodic
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien dan
rekam medis pasien
4. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan
5. Data morbiditas pasien rawat inap
6. Data morbiditas pasien rawat jalan dan
manajemen ketersediaan obat pada bagian
farmasi/apotik
7. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik
8. Data morbiditas penyakit khusus pasien
rawat inap dan grafik yang menunjang dalam
pengambilan keputusan
9. Data morbiditas penyakit khusus pasien
rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai