Step 1 :
Step 2 :
1. Apa isi dari PP N0.46 tahun 2014 ? SIK didalam pasal no berapa ?
2. Apa tujuan dari sistem informasi kesehatan ?
3. Apa saja manfaat dari SIK ?
4. Apa prinsip penyelenggaraan SIK?
5. Apa saja karakteristik dan unsur dari SIK?
6. Apa saja sasaran dari SIK?
7. Apa batasan dan ruang lingkup dari SIK ?
8. Bagaimana tahapan pengelolaan SIK?
9. Apa saja macam macam dari SIK ?
10. Apa saja hambatan dalam SIK?
Step 3 :
1. Apa isi dari PP N0.46 tahun 2014 ? SIK didalam pasal berapa ?
- Tentang peraturan pemerintah ttg SIK
- Pasal 1 pengertian SIK, pengertian sistem
- Pasal 2 tujuan, pengaturan SIK
- Pasal 3 ttg data informasi dan indikator kesehatan
- Yang berkaitan dengan skenario : tentang Sumber daya tenaga kesehatan yang
masih belum tertata ada pada pasal 8 yaitu tentang :
1. informasi SDM kesehatan mengenai jenis,jumlah,kompetensi,kewenangan,
dan pemerataan SDM kesehatan.
2. Tentang Sumber daya pengembangan dan pemberdayaan manusia kesehatan
3. Penyelenggaraan perkembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
- Total : 81 pasal pada PP NO. 46 tahun 2014
2. Apa tujuan dari sistem informasi kesehatan ?
Memiliki Singkatan merekam interaksi
- Menyediakan informasi yang bermutu (valid,reliable,timely,dan relavan)
- Re mengurangi dan menghilangkan dari redundancy data ( pengulangan
data/data yang sama)
- Meningkatkan keamanan data
- Menyediakan interface/antar muka yang mudah
- Menyediakan akses informasi yang mudah bagi setiap stakeholder
- Memelihara integrasi dari data keselurahan tsbt
Unsur SIK :
- Organisasi
- Management
- Teknologi
Batasan SIK :
PP NO
46/2014
SASARAN
PENGOLAHAN
MANFAAT RUANG
LINGKUP
Step 7
1. Apa isi dari PP N0.46 tahun 2014 ? SIK didalam pasal berapa ?
Pasal 3
(1) Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diperlukan Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan yang dikelola dalam
Sistem Informasi Kesehatan.
(2) Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus terinci dan terklasifikasi.
(2) Data rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus
dikumpulkan secara teratur oleh penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
instansi Pemerintah Daerah, dan instansi Pemerintah melalui pencatatan dan
pelaporan atau cara lain. (3) Data nonrutin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dikumpulkan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan prioritas
pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah. (4) Data nonrutin
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:
a. data khusus: dan
b. data luar biasa.
(5) Data khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a meliputi data
faktor risiko, lingkungan, dan lainnya yang mendukung program
pembangunan kesehatan.
(6) Data luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b meliputi data
yang dikumpulkan dalam kejadian luar biasa, wabah, bencana, dan
kedaruratan kesehatan masyarakat.
Pasal 5
Data Kesehatan harus terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang mengelola Sistem Informasi
Kesehatan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Pasal 6
Data Kesehatan harus memenuhi standar, yang meliputi:
(6) Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e paling sedikit memuat informasi mengenai:
a. jenis, bentuk, bahan, jumlah, dan khasiat sediaan farmasi;
b. jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan; dan
c. jenis dan kandungan makanan.
(7) Informasi manajemen dan regulasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f paling sedikit memuat informasi mengenai:
a. perencanaan kesehatan;
b. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, pemberdayaan
masyarakat;
c. kebijakan kesehatan; dan
d. produk hukum.
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai informasi kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 11
(1) Dalam merumuskan Indikator Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 harus melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan terkait.
(2) Perumusan indikator kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan berbasis bukti (evidence based).
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai Indikator Kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri.
(2) Sumber daya Sistem Informasi Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. perangkat; dan
Pasal 45
(1) Setiap penyelenggara fasilitas kesehatan, termasuk yang menyelenggarakan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menyediakan infrastruktur Sistem
Informasi Kesehatan.
(3) Jumlah sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
c. pengolah data;
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
1. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor
kesehatan atau pun dari berbagai sektor pembangunan lain.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi kesehatan.
3. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan kepeutusan.
4. Disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan mendayagunakan
teknologi informasi dan komunikasi.
5. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan datamelalui cara-
cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non rutin (yaitu survei dan lain-
lain).
6. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku
dibidang kesehatan dan kedokteran.
Fuad, Anis. Informatika Kesehatan Masyarakat. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan.
UGM : Yogyakarta.
Dalam pengembangan dan penguatan SIK harus memperhatikan prinsip-prinsip:
1. Keamanan dan kerahasiaan data SIK harus dapat menjamin keamanan dan
kerahasiaan data.
2. Standarisasi Standarisasi SIK khusus dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dibahas dalam petunjuk teknis ini
3. Integrasi SIK harus dapat mengintegrasikan berbagai macam sumber data,
termasuk pula dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
4. Keterwakilan Data dan informasi yang dikumpulkan harus dapat dipecah
(disaggreated) atau ditelusuri lebih dalam sehingga dapat mengambarkan perbedaan
gender, status sosial ekonomi, dan wilayah geografi.
5. Kemudahan akses Data dan informasi yang tersedia oleh SIK harus mudah
diakses oleh semua pihak sesuai hak dan kewenangannya.
6. Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (platform elektronik) Sistem informasi
yang dikembangkan akan berbasis data disaggregate atau individu dari fasilitas
pelayanan kesehatan, sehingga sistem berbasis elektronik sangat dibutuhkan.
7. Etika, integritas dan kualitas.
Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi :
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan
dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan
informasi
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam
lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai
berikut:
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran
pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi,
bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga
mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam
medis pasien.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,
hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG,
USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi
harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-
lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Fuad, Anis. Informatika Kesehatan Masyarakat. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan.
UGM : Yogyakarta.
8. Bagaimana tahapan pengelolaan SIK?
Pasal 27
Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan meliputi:
a. perencanaan program;
b. pengorganisasian;
c. kerja sama dan koordinasi dalam unsur kesehatan sendiri dan melalui lintas
sektor, termasuk melalui jejaring global;
d. penguatan sumber data;
e. pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan, meliputi kegiatan pencatatan,
pengumpulan, standardisasi, pengolahan, penyimpanan, penyebarluasan, dan
penggunaan;
f. pendayagunaan dan pengembangan sumber daya, meliputi perangkat keras,
perangkat lunak, sumber daya manusia, dan pembiayaan;
g. pengoperasian Sistem Elektronik Kesehatan;
h. pengembangan Sistem Informasi Kesehatan;
i. pemantauan, dan evaluasi; dan
j. pembinaan dan pengawasan.
1. Faktor Pemerintah
o Standar SIK belum ada sampai saat
o Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam
o Belum ada rencana kerja SIK nasional
o Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam
2. Fragmentasi
o Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi
(kabupaten atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data
tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan pusat.
o Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat
waktu)
o Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim
lebih dari 300 laporan dan ada 8 macam software sehingga beban administrasi
dan beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak
efisien.
o Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar
secara nasional.
3. Sumber daya masih minim
1. Upaya Kesehatan
2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
3. Pembiayaan Kesehatan
4. Sumber Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
7. Pemberdayaan Masyarakat
Di dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu :
Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan. Subsistem Manajemen dan Informasi
Kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungi kebijakan kesehatan,
adiminstrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu
menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berdaya guna, berhasil gunam
dan mendukung penyelenggaraan keenam subsitem lain di dalam Sistem Kesehatan Nasional
sebagai satu kesatuan yang terpadu.
keputusan, yaitu :
memadai
Evaluasi alternative
Pemilihan alternative
Penetapan keputusan