Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN

KEPERAWATAN
RUPTUR UTERI
Oleh
DWITA AYUNDA SYAMA
1610105052
PENGERTIAN
• Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang miomentrium. ( buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal )
• Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan
atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum
visceral.
• ( Obstetri dan Ginekologi )
ETIOLOGI
• riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
• induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama
• presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).
TANDA DAN GEJALA
Dramatis
• Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak
• Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
• Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
• Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan nafas pendek ( sesak )
• Temuan pada palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
• Bagian presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
• Janin dapat tereposisi atau terelokasi secara dramatis dalam abdomen ibu
• Bagian janin lebih mudah dipalpasi
• Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada gerakan dan DJJ sama sekali
atau DJJ masih didengar
• Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan disamping janin ( janin seperti berada diluar
uterus ).
TANDA DAN GEJALA
• Tenang
• Kemungkinan terjadi muntah
• Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
• Nyeri berat pada suprapubis
• Kontraksi uterus hipotonik
• Perkembangan persalinan menurun
• Perasaan ingin pingsan
• Hematuri ( kadang-kadang kencing darah )
• Perdarahan vagina ( kadang-kadang )
• Tanda-tanda syok progresif
• Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada servik atau kontraksi mungkin tidak dirasakan
• DJJ mungkin akan hilang
KLASIFIKASI
Menurut lokasi
a) Korpus uteri, ini biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah
mengalami operasi seperti seksio sesarea klasik ( korporal ),
miemoktomi
b) Segmen bawah rahim ( SBR ), ini biasanya terjadi pada partus yang
sulit dan lama tidak maju, SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan
akhirnya terjadilah ruptur uteri yang sebenarnya
c) Serviks uteri ini biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi
forsipal atau versi dan ekstraksi sedang pembukaan belum lengkap
d) Kolpoporeksis, robekan-robekan di antara serviks dan vagina
PENATALAKSANAAN
Tindakan pertama adalah memberantas syok, memperbaiki keadaan
umum penderita dengan pemberian infus cairan dan tranfusi darah,
kardiotinika, antibiotika, dsb. Bila keadaan umum mulai baik, tindakan
selanjutnya adalah melakukan laparatomi dengan tindakan jenis
operasi :
• histerektomi baik total maupun sub total
• histerorafia, yaitu luka di eksidir pinggirnya lalu di jahit sebaik-baiknya
• konserfatif : hanya dengan temponade dan pemberian antibiotika
yang cukup.
Pengkajian
• Identitas atau biodata klien
• Riwayat kesehatan
• Riwayat psikososial
• Pola-pola fungsi kesehatan
• Pemeriksaan fisik
Diagnosa
• Syok hipvlemik pada perdarahan vagina
• Nyeri akut abdmen
• Pola nafas tidak efektif
• Resik infeksi
• Ansietas urin bercampur darah
Tindakan keperawatan
• histerektomi baik total maupun sub total
• histerorafia, yaitu luka di eksidir pinggirnya lalu di jahit sebaik-baiknya
• konserfatif : hanya dengan temponade dan pemberian antibiotika
yang cukup.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai