Anda di halaman 1dari 11

Asuhan Kebidanan Kegawat

Darurat Ruptur Uteri


Definisi ruptur uteri
Definisi Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim
akibat di lampauinya daya regang miomentrium. (Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2011).

Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau
dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneumvisceral (Obstetri dan
Ginekologi,2012).
Diagnosis dan gejala klinis

Dalam tanya jawab dikatakan telah ditolong atau didorong oleh dukun atau bidan,  partus
Sudah lama berlangsung.
Pasien nampak gelisah, ketakutan, disertai dengan perasaan nyeri diperut. Pada setiap
datangnya his pasien memegang perutnya dan mengerang kesakitan,bahkan  meminta
supaya  anaknya secepatnya dikeluarkan.
Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasanya
Ada tanda dehidrasi karena partus yang lama (prolonged laboura), yaitu mututkering, lidah
kering dan halus badan panas (demam)
His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering bahkan terus menerus.
Ligamentum rotundum teraba seperrti kawat listrik yang tegang, tebal dan kerasterutama
sebelah kiri atau keduannya.
Pada waktu datangnya his, korpus uteri teraba keras (hipertonik) sedangkan sbrteraba tipis dan
nyeri kalau ditekan.
Penilaian korpus dan SBR (segmen bawah Rahim) nampak lingkaran bandl
sebagai lekukan melintang yang bertambah lama bertambah tinggi,
menunjukkan sbr yang semakin tipisdan teregang.sering lingkaran bandel
ini dikelirukan dengan kandung kemih yangpenuh untuk itu lakukan
kateterisasi kandung kemih. Dapat peregangan dan tipisnya sbr di dinding
belakang sehingga tidak dapat kita periksa. Misalnya terjadi pada
asinklintismus posterior atau letak tulang ubun-ubun belakang
Perasaan sering mau kencing karena kandung kemih juga tertarik dan
teregang keatas, terjadi robekan-robekan kecil pada kandung kemih, maka
pada kateterisasi ada hematuria. 
Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin tidak teratur (asfiksia).
Pada pemeriksaan dalam dapat kita jumpai tanda-tanda dari obstruksi,
sepertiedema portio, vagina, vulva dan kaput kepala janin yang besar.
Deteksi Dini Ruptur Uteri

1) Gelisah – cemas
2) Takikardia
3) Perdarahan intraabdominal, dengan atau tanpa perdarahan pervaginam
4) Nyeri perut hebat
5) Syok atau takikardia
6) Adanya cairan bebas intraabdominal
7) Hilangnya gerakan dan DJJ
8) Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas
9) Dapat didahului oleh lingkaran konstruksi (Bandls ring)
10) Nyeri raba atau tekan dinding perut
11) Bagian-bagian janin mudah dipalpasi
Setelah terjadi ruptura uteri, nyeri abdomen hilang untuk
sementara waktu dan setelah itu penderita mengeluh
adanya rasa nyeri yang merata dan disertai dengan gejala
dan tanda:

1. Abnormalitas detak jantung janin (gawat janin


sampai mati)
2. Pasien jatuh kedalam syok
3. Bagian terendah janin mudah didorong keatas
4. Bagian janin mudah diraba melalui palpasi abdomen
5. Contour janin dapat dilihat melalui inspeksi abdomen
Robekan utrerus saat laparotomi

Bila sudah diagnosa dugaan ruptura uteri sudah


ditegakkan maka tindakan yang harus diambil adalah
segera memperbaiki keadaan umum pasien (resusitasi
cairan dan persiapan tranfusi) dan persiapan tindakan
laparotomi atau persiapan rujukan ke sarana fasilitas
yang lebih lengkap.
Komplikasi
1) Infeksi post operasi
2) Kerusakan ureter
3) Emboli cairan amnion
4) DIC
5) Kematian maternal
6) Kematian perinatal
kriteria pasien dengan resiko
tinggi ruptura uteri adalah:
1) Persalinan dengan SC lebih dari satu kali
2) Riwayat SC classic ( midline uterine incision )
3) Riwayat SC dengan jenis “low vertical incision “
4) LSCS dengan jahitan uterus satu lapis
5) SC dilakukan kurang dari 2 tahun
6) LSCS pada uterus dengan kelainan kongenital
7) Riwayat SC tanpa riwayat persalinan spontan per vaginam
8) Induksi atau akselerasi persalinan pada pasien dengan riwayat SC
9) Riwayat SC dengan janin makrosomia
10) Riwayat miomektomi per laparoskop atau laparotomi
Penatalaksanaan Bidan
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan (bahwa ada penyulit yang
menyertai, menjelaskan  kemungkinan untuk ditranfusi darah, dan
 dilakukan operasi)
2) Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
3) Memberi dukungan  psikologis  pada  ibu
4) Memberi oksigen pada ibu
5) Memberi cairan Ringer Laktat 28 tetes/menit
6) Memberikan antibiotic ampicilin 2 gr melalui IV
7) Segera merujuk ibu dengan membawa BAKSOKUDA (Bidan, Alat,
keluarga, Surat (dokumentasi), Obat, Kenderaan, Uang, Donor darah)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai