Anda di halaman 1dari 14

PERDARAHAN

KEHAMILAN LANJUT
Di susun oleh :
Tri Indri Mutmainnah Taufan
A.20.12.079
Definisi
• Perdarahan Antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan
usia 20 minggu dengan insiden 2-5% (Alamsyah, 2012). Perdarahan
obstetric yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dan yang terjadi
setelah anak plasenta lahir pada umumnya adalah perdarahan yang berat,
dan jika tidak segera mendapatkan penanganan yang cepat bisa
mendatangkan syok yang fatal. Salah satu penyebabnya adalah plasenta
previa. (Wiknjosastro, 2008).
Plasenta Previa
• Plasenta previa adalah perdarahan yang terjadi pada implantasi plasenta. Yang menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum. (Manuaba, 2008).
• Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. (Sulistyawati.2009).
• Klasifikasi :
1. Plasenta previa totalis yaitu menutupi seluruh ostium uteri internum pada pembukaan 4 cm.
2. Plasenta previa partialis yaitu menutupi sebagian ostium uteri internum.
3. Plasenta previa marginalis yaitu apabila tepi plasenta previa berada di sekitar pinggir ostium uteri
internum.
4. Plasenta previa letak rendah yaitu bila tepi bawah plasenta masih dapat disertai dengan jari melalui ostium
juteri internum pada pembukaan 4cm.
Plasenta Previa
Etiologi Predisposisi
Menurut manuaba (1998) placenta previa
merupakan implantasi disegmen bawah Menurut manuaba (1998) factor yang dapat
rahim yang disebabkan: meningkatkan kejadian plasenta previa
1. Endometrium difundus uteri belum yaitu:
siap menerima implantasi 1. Umur <20 tahun dan >35 tahun
2. Endometrium yang tipis sehingga 2. Paritas
diperlukan perluasan plasenta untuk 3. Perubahan endometrium pada mioma
mampu member nutrisi pada janin, uteri atau polip
3. Vili korealis pada chcrion leave yang 4. Malnutrisi
peristen 5. Bekas persalinan berulang
Plasenta Previa
• Manifestasi Klinis
1. Perdarahan yang terjadi bias sedikit atau banyak
2. Kardiovaskuler dalam bentuk frekuensi nadi meningkat dan tekanan darah
menurun,anemia disertai dengan ujung jari dingin
3. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh
adanya rasa sakit.
4. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang.
5. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pap dan tidak jarang terjadi letak
janin, letak janin (letak lintang atau letak sungsang),
6. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati tergantung banyaknya perdarahan
Plasenta Previa
 Penatalaksanaan :
Menurut prawirohardjo (1997) penanganan pasif
• Perhatian,tiap-tipa perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show (perdarahaninisial) harus
dikirim kerumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun baik rectal apalagi vaginal(easmon)
• Apabila pada penilaian baik,perdarahan sedikit,janin masih hidup,beluminpartu,kehamilan
belum cukup 37 minggu atau berat badan janin dibawah 2500 gram maka kehamilan dapat
dipertahankan,istirahat dan pemberian obat-obatan seperti spasmolitika,progestin atau
progesterone observasi dengan teliti.
• Sambil mengawasi periksa golongan darahdan menyiapkandonor transfusi,
bilamemungkinkan kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya janin terhindar dari
prematuritas.
• Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil dengan plasenta previa rujuk segerakerumah
sakit dimana terdapat fasilitas operasi dan transfusi darah.
• Bila kekurangan darah berikanlah transfusi darah dan obat-obatan penambahdarah.
Solusio Plasenta
• Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada
uterus,sebelum dilahirkan (Prawirohardjo, 2009)
• Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus
sebelum janin dilahirkan yang terjadi pada kehamilan 22 minggu atau berat janin diatas 500 gram
(Rustam, 2002)
• Klasifikasi :
• Solusio plasenta persialis : Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlekatannya.
• Prolapsus plasenta : Bila seluruh plasenta ini turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan
dalam
• Solusio placenta totalis (komplek) : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya.
Solusio Plasenta
• Etiologi :
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian, terdapat beberapa hal yang
merupakan faktir yang berpengaruh pada kejaidan solusio plasenta yaitu:
• Hipertensi esensial atau pre-eklampsi
• Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas
• Trauma abdomen
• Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior
• Uterus yang sangat kecil
• Umur ibu ( < 20 tahun atau > 35 tahun)
• Ketuban pecah sebelum waktunya
• Mioma uteri
• Defisiensi asam folat
• Perdarahan retroplasenta
• Multiparitas (Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas) 10. Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah
kejanin tidak ada
Solusio Plasenta
Penatalaksanaa
Gejala n
1. Perdarahan yang disertai nyeri Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi ini
2. Anemia dan syok adalah menghindari gangguan pembekuan darah
3. Rahim keras dengan transfusi massif dan pemberian fibrinogen
4. Palpasi sulit dilakukan karena rahim jumlah cukup solusio plasenta untuk menyelamatkan
keras ibu dan janinya sedangkan untuk solusio plasenta berat
5. Fundus uteri makin lama makin baik dilakukan persalinan dalam waktu singkat 6
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada jam,menghindari perdarahan karena atonia uteri, bila
7. Pada toucher teraba ketuban yang terjadi gangguan konstruksi otot rahim dilakukan
teregang terus menerus ( karena isi histerektomi. Dan tindakan lainnya meliputi
rahim bertambah) menghindari infeksi dengan pemberian antibiotic.
8. Proteinuria
Rupture Uteri
• Ruptura uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang miometrium. (Prawirohardjo.2002)
• Ruptura uteri adalah robekan didinding uterus, dapat terjadi selama
periode antenatal saat induksi, selama persalinan, dan kelahiran bahkan
selama stadium ketiga persalinan (Chapman.2006)
Rupture Uteri
Predisposis
Etiologi
i
1) Disproporsi janin dan panggul
2) Partus lama/ macet atau traumatik 1. Riwayat ruptur uteri
3) Hidramnion pada kehamilan
4) Kelainan letak dan implantasi plasenta sebelumnya
5) Pemakaian oksitosin untuk indikasi 2. Jarak kehamilan < 2
persalinan yang tidak tepat
6) Kelainan bentuk uterus
tahun, usia ibu
7) Malposisi kepala 3. Multiparitas
8) Tumor pada jalan lahir 4. Persalinan dengan
9) Hidrosefalus dukun
10) Manual plasenta 5. Aktivitas berat
11) Kecelakaan (jatuh, tabrakan)
Rupture Uteri
• Tanda dan Gejala
1. Nyeri perut
2. Pernafasan dan nadi lebih cepat
3. Ada tanda dehidrasi karena partus lama
4. His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering
5. Ligamentum rotundum teraba seperti kawat listrik yang tegang, tebal, dan keras
6. Saat his, korpus teraba keras (hipertonik, SBR, tipis dan nyeri tekan)
7. Penilaian korpus dan SBR namapak linkaran bandl sebagai lekukan melintang yang bertambah lama,
bertambah tinggi, menemukan SBR yang semakin tipis dan teregang
8. Ingin BAK karena VU tertarik dan teregang ke atas
9. DJJ tidak teratur
10. Pada VT teraba tanda-tanda obstruksi seperti edema portio, vagina, vulva dan kaput kepala janin lebih besar
Rupture Uteri
Penatalaksanaa
n
• Pertolongan yang tepat untuk rupture uteri adalah laparatomi, sebelumnya
penderita diberi transfusi darah atau sekurang-kurangnya infus cairan NaCl atau
RL untuk mencegah syok hipopolemik.

• Umumnya histerektomi dilakukan setelah janin yang berada dalam rongga perut
dikeluarkan, penjahitan luka robekan hanya dilakukan pada kasus-kasus khusus
dimana pinggir robekan masih segar dan rata serta tidak ada tanda infeksi dan
jaringan rapuh dan mekrosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai