KEPERAWATAN
JIWA PADA TN. M
DENGAN
KEHILANGAN
KELOMPOK I
1. ANDI ARDIANSYAH HASBI
2. HARNIYANTI
3. NURMANINGSIH
4. TARISA F HARTANTI
Definisi
Kehilangan
– kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya
ada, kemungkinan menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan cenderung mengalami kembali walaupun dalam bentuk berbeda.
– Kehilangan adalah situasi aktual atau potensial ketika sesuatu (orang atau objek) yang
dihargai telah berubah, tidak ada lagi, atau menghilang. Seseorang dapat kehilangan
citra tubuh, orang terdekat, perasaan sejahtera, pekerjaan, barang milik pribadi,
keyakinan, atau sense of self baik sebagian ataupun keseluruhan. Peristiwa
kehilangan dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap sebagai sebuah pengalaman
traumatik. Kehilangan sendiri dianggap sebagai kondisi krisis, baik krisis situasional
ataupun krisis perkembangan (Mubarak & Chayatin, 2007).
Lanjutan...
Berduka
– Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini
diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan
didasaran pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan
spiritual yang dianutnya (Hidayat, 2009: 244).
– Berduka merupakan respon normal yang terjadi pada semua kejadian
kehilangan. Berduka dimanifestasikan dengan perasaan sedih, gelisah,
cemas, sesak napas, susah tidur dan lain – lain.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Reaksi
Kehilangan
1. Arti dari kehilangan setiap individu berbeda. Contoh seorang peragawati akan
memiliki kehilangan lebih besar bila kehilangan salah satu anggota tubuhnya
dibandingkan dengan seorang wanita pekerja biasa.
2. Sosial budaya. Faktor sosial budaya berpengaruh dalam memaknai suatu
kehilangan.
3. Kepercayaan / spiritual
4. Peran seks / jenis kelamin
5. Status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi yang tinggi berpengaruh
terhadap kehilangan.
6. Kondisi fisik individu
Tipe Kehilangan dan Berduka
1. Tipe Kehilangan
Kehilangan dibagi dalam dua tipe yaitu :
– Kehilangan aktual atau nyata. Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau
diidentifikasi oleh orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebagian,
amputasi, kematian orang yang sangat berarti / dicintai.
– Kehilangan persepsi. Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan
sulit utnuk dapat dibuktikan, misalnya : seseorang yang berhenti bekerja /
PHK menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi
menurun.
Lanjutan...
2. Tipe Berduka
NANDA membagi dua tipe berduka, yaitu :
– Berduka diantisipasi merupakan sesuatu status pengalaman indifidu dalam
merespon kehilangan yang aktual ataupun yang di rasakan seseorang,
kehilangan atau hubungan/kedekatan, kehilangan akan objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih
daam batas normal.
– Berduka difungsional merupakan suatu status individu dalam merespon
suatu kehilangan dimana respon kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dalam ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang
menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/ kecanduan.
Jenis-jenis Kehilangan
Terdapat 5 jenis kehilangan, yaitu :
1. Kehilangan seseorang yang dicintai.
2. Kehilangan pada diri sendiri (loss of self).
3. Kehilangan objek eksternal, misalnya kehilangan benda milik sendiri atau
bersama – sama, perhiasan, uang atau pekerjaan.
4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal,
5. Kehilangan kehidupan / meninggal.
Fase Kehilangan dan Fase Berduka
1. Fase Kehilangan
Tahap fase kehilangan dimulai dari :
1) Fase Denial
2) Fase Anger (marah)
3) Fase Bargaining (tawar – menawar)
4) Fase Depression (Depresi/Sedih)
5) Fase Acceptance (Menerima)
2. Fase Berduka
Proses berduka mempunyai beberapa fase, yaitu:
6) Fase I (Shock dan tidak percaya)
7) Fase II ( Berkembangnya kesadaran)
8) Fase III (Restitusi)
9) Fase IV Individu ini mulai menekan seluruh perasaan negatif dan bermusuhan terhadapt
almarhum.
10) Fase V Kehilangan yang tidak dapat di hindari.
Manifestasi Klinis Kehilangan dan Berduka
Seorang laki-laki berusia 40 tahun tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Satu
bulan yang lalu di PHK karena terjadi pengurangan karyawan ditempat dia bekerja.
Saat dikunjungi oleh perawat jiwa komunitas, klien mengeluh susah tidur, nafsu
Kasus makan kurang, dan susah berkonsentrasi serta mengungkapkan adanya kehilangan.
Klien juga merasa tidak berarti bagi keluarganya karena tidak menghasilkan uang
lagi, merasa malu dengan tetangga sekitar.
Pengkajian
Ruang rawat : Di rumah Tanggal dirawat : 23/06/2022 Tanggal pengkajian : 23/06/2022
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. M ( L )
Umur : 40 thn
No. RM : …….
II. ALASAN MASUK/KELUHAN UTAMA
Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh susah tidur, nafsu makan kurang, dan susah berkonsentrasi serta
mengungkapkan adanya kehilangan karena di PHK dari tempatnya bekerja.
III. PEMERIKSAAN FISIK
TTV : TD : 120/80 mmHg N : 85 X/mnt
S : 36,8 °C P : 20 X/mnt
IV. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
• Citra tubuh : -
• Identitas :
Klien sebelumya bekerja, akan tetapi kerena terjadi pengurangan karyawan ditempatnya bekerja
sehinnga klien di PHK.
Lanjutan...
• Peran
Pasien seorang suami memiliki satu orang istri dan dua orang anak.
• Ideal diri :
Klien tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga untuk menafkahi istri dan kedua
anaknya.
• Harga diri :
Klien merasa tidak berarti bagi keluarganya karena tidak menghasilkan uang lagi, merasa malu
dengan tetangga sekitar.
2. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti :
Orang berarti bagi klien adalah istri dan kedua anaknya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : -
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien merasa malu dengan tetangga sekitar karena
tidak memiliki pekerjaan.
Lanjutan... Adaptif :
• Bicara dengan orang lain : Ya
• Mampu menyelesaikan masalah : Tidak
• Teknik relokasi : Tidak
• Aktivitas konstruktif : Tidak
V. Mekanisme • Olahgara : Tidak
Koping • Lainnya ……………
Maladaptif :
• Minum alkohol : Tidak
• Reaksi lambat/ berlebih : Tidak
• Bekerja berlebihan : Tidak
• Menghindar : Tidak
• Mencederai diri : Tidak