Anda di halaman 1dari 15

Ruptur Uteri

Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan dengan atau tanpa
robekan perineum

▪ Primary : Terjadi pada dinding uterus yang normal/intak


▪ Secondary : Terjadi pada myometrium yang pernah luka, diinsisi sebelumnya
Faktor Predisposisi
• Luka histerotomi post SC
• Kuretase/perforasi uterus
• Ablasi endometrium
• Miomektomi/histeroskopi
Epidemiology
▪ beberapa studi menemukan perbedaan drastis pada
angka insidensi ruptur uteri pada negara berkembang
dengan maju. Angka insidensi pada negara maju
ditemukan sekitar 74 dari  10.000 persalinan, dan di
negara berkembang ditemukan pada 1 dari 106
persalinan.
Etiologi
1. Panggul Sempit
2. Letak Lintang
3. Hidrosefalus
4. Tumor yang menghalangi jalan lahir
5. Presentasi dahi atau muka
6. Versi dan ekstraksi
7. Versi Braxton – Hicks
8. Dekapitasi
9. Ekstraksi bokong
Klasifikasi
1. Menurut keadaan robek
a. Ruptur uteri inkomplit  serosa intak
b. Ruptur uteri komplit -> kontraksi uterin berheti  abdomen membengkak 
fetus ekstrauterin  perdarahan. Bisa masuk vagina atau intrabdominal
2. Menurut Waktu terjadinya
a. Ruptur uteri Gravidarum terjadi waktu sedang hamil
b. Ruptur uteri Durante Partum terjadi waktu melahirkan anak jenis inilah paling
banyak.
Klasifikasi
3. Menurut lokasi
a. Korpus uteri, biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami
operasi, seperti seksio sesarea klasik (korporal) atau miomektomi.
b. Segmen bawah rahim (SBR), biasanya pada partus sulit dan lama (tidak maju).
SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan akhirnya terjadilah ruptur.
c. Servik uteri, biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forcep atau versi
dan ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap.
d. Kolpoporeksis-kolporeksis, robekan-robekan diantara servik dan vagina.
Anamnesis
○ Adakah riwayat partus
○ Adanya riwayat partus dengan manipulasi oleh penolong
○ Adanya riwayat multiparitas
○ Adanya riwayat operasi pada uterus (SC, enukleasi mioma
atau miomektomi, histerektomi, histeritomi, dan
histerorafi)
○ Nyeri perut mendadak
Gejala Ancaman Robekan Rahim
○ Bandl ring/Lingkaran retraksi patologis yang tinggi, mendekati pusat dan naik terus  perut ibu
kayak ada punuk unta
○ His kuat dan terus menerus
○ Nyeri di perut bagian bawah
○ Nyeri tekan di rahim bagian bawah
○ Ligamentum rotundum tegang
○ Bunyi jantung janin tidak ada atau tidak baik
○ Air kencing bercampur darah
Pemeriksaan fisik & Penunjang
Ruptur Komplit Ruptur Inkomplit
● Perdarahan per vaginam sedikit atau banyak ● Tidak jelas tanda – tanda perdarahan
● Syok tetapi tidak sesuai dengan jumlah darah yang intraabdominal
keluar ● Perdarahan per vaginam
● Sesak nafas atau nyeri bahu ● Dapat terjadi syok
● His tidak ada ● His bisa ada atau tidak
● Tanda – tanda perdarahan intraabdominal ● Bagian janin tidak langsung teraba di bawah
● Bagian janin langsung teraba di bawah kulit perut kulit
● Bunyi jantung janin tidak terdengar ● Bunyi jantung janin bisa terdengar atau tidak
● Air kencing bercampur darah ● Air kencing bisa bercampur darah

● Eksplorasi Rahim  ada robekan atau tdk


● Penunjang : USG (fetus & cairan di kavum peritoneum
Tatalaksana
1. Perbaiki keadaan umum
a. Atasi syok dengan cairan dan darah
b. Berikan antibiotika (agar tdk sepsis)
c. Oksigen
2. Laparotomi
a. Histerektomi
b. Histerorafi
c. Lahiranya harus SC
Ruptur Uteri

Diagnosis:
- Anamnesis:
- Faktor risiko
- Gejala sugestif yang mengarah ke ruptur uteri
- Pemeriksaan fisik:
- Keadaan umum: tanda-tanda shock
- Abdominal: tanda-tanda akut abdomen
- Pelvic
- Penunjang:
- Masih ragu  USG (fetus & cairan di kavum peritoneum)
Epidemiology
Epidemiology
Prognosis
▪ Prognosis bergantung pada apakah ruptur uteri terjadi
pada uterus yang masih utuh atau bekas Seksio
Caesarean atau adanya suatu dehidens.
▪ Bila terjadi pada bekas Seksio Caesarea atau pada
dehidens, perdarahan yang terjadi miniml sehingga tidak
sampai menimbulkan kematian maternal dan perinatal.
▪ Faktor lain yang mempengaruhi adalah kecepatan
Komplikasi
▪ Syok Hipovolemik karena perdarahan yang hebat dan
sepsis akibat infeksi merupakan Komplikasi yang fatal.
▪ Perlukaan kandung kemih pernah dilaporkan dalam
hubungannya dengan 32% kasus ruptur uteri.

Anda mungkin juga menyukai