Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PLACENTA PREVIA

 
DISUSUN OLEH
RATIH RUSLIANINGSIH
NIM : 21061513
LATAR BELAKANG
• Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya .
Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan
pada kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan
muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin
diluar uterus .
• Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan
22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu
dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih
berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu
perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya
umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak
bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa
berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan

bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta .


PENGERTIAN
• Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi
ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen
bawah rahim. (Cunningham, 2006).
• Plasenta Previa adalah plasenta berimplantasi, baik  parsial atau total pada sekmen
bawah uteri dan terletak di bawah (previa) bagian presentasi bawah janin .
(Lewellyn, 2001)
• Plasenta previa plasenta yang letaknya apnormal, pada sekme uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pada jalanlahir (Mansjoer, 2001).
• Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir (FKUI, 2000).
ETIOLOGI
• Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa
diantaranya adalah mencakup :
• a.       Perdarahan (hemorrhaging).
• b.      Usia lebih dari 35 tahun.
• c.       Multiparitas.
• d.      Pengobatan infertilitas.
• e.       Multiple gestation.
• f.       Erythroblastosis.
• g.      Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya.
• h.      Keguguran berulang.
• i.        Status sosial ekonomi yang rendah.
• j.        Jarak antar kehamilan yang pendek.
• k.      Merokok.
Lanjutan…
• Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada
beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa,
misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering
mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
•             Sedangkan menurut Kloosterman(1973),Plasenta bertumbuh pada
segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan . bahwasanya
vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat
persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah
selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke
plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang
letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga
mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi
plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10
kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang
dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun
kira-kira 4 kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari
25 tahun.
Faktor Predisposisi dan Presipitasi
• Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mengakibatkan
terjadinya plasenta previa adalah :
• a.       Melebarnya pertumbuhan plasenta :
• 1)      Kehamilan kembar (gamelli).
• 2)      Tumbuh kembang plasenta tipis.
• 
• b.      Kurang suburnya endometrium :
• 1)      Malnutrisi ibu hamil.
• 2)      Melebarnya plasenta karena gamelli.
• 3)      Bekas seksio sesarea.
• 4)      Sering dijumpai pada grandemultipara.
• 
• 
• c.       Terlambat implantasi :
• 1)      Endometrium fundus kurang subur.
• 2)      Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap
untuk nidasi.
• 
PATOFISIOLOGI
• Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian
atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat
diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama
kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan
kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak
dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
• Plasenta previa adalah implantasi plasenta bawah rahim sehingga menutupi
kanalisservikalis dan mengganggu proses persalinan  dengan terjadinya
perdarahan.Zigotyang tertanam  sangat rendah dalam kavum  uteri, akan
membentuk  plasenta yang pada awal mulanya  sangat berdekatan dengan
ostimintenum. Plaseta yang letak nya demikian  akan diam di tempatnya sehingga
terjadi  plasenta previa
• Penurunan kepala janin yang mengakibatkan tertekan nya plaseta(apabila plaseta
tumbuh di segmen bawah rahim ).Pelebaran pada segmen bawah uterus dan
pembukaan  servikakan menyebabkan bagian plaseta yang diatas atau dekat
ostium  akan terlepas dari dinding uterus.Segmen  bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan pada trisemester III. Perdarahan tidak dapat dihindari karena
ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus berkontraksi seperti pada
plasenta letak normal. ( Doengoes, 2000 ).
TANDA DAN GEJALA
• a      Perdarahan tanpa nyeri.
• b.         Perdarahan berulang.
• c.         Warna perdarahan merah segar.
• d.        Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya
darah.
• e.         Timbulnya perlahan-lahan.
• f.          Waktu terjadinya saat hamil.
• g.         His biasanya tidak ada.
• h.         Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi.
• i.           Denyut jantung janin ada.
• j.           Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina.
• k.         Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.
• l.           Presentasi mungkin abnormal.
KLASIFIKASI
• Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu  atau derajat abnormalitas tertentu :
• a.       Plasenta previa totalis : bila  ostium internum servisis seluruh
pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
• b.      Plasenta previa lateralis : ostium internum servisis bila hanya sebagian
pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
• c.       Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan jalan lahir.
• d.      Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan jalan lahir.
• Derajat plasenta previa akan tergantung kepada luasnya ukuran dilatasi
serviks saat dilakukan pemeriksaan. Perlu ditegaskan bahwa palpasi digital
untuk mencoba memastikan hubungan yang selalu berubah antara tepi
plasenta dan ostium internum ketika serviks berdilatasi, dapat memicu
terjadinya perdarahan hebat.
Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
• .       USG : biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan congenital, letak dan derajat
maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan dengan teknik
operasi yang akan dilakukan.
• b.      Kardiotokografi (KTG) : dilakukan pada kehamilan > 28 minggu.
• c.       Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan PDMO atau operasi, perlu
diperiksa faktor waktu pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu.
• d.      Sinar X : Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.
• e.       Pengkajian vaginal : Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure).
Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan
kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
• f.       Isotop Scanning : Atau lokasi penempatan placenta.
• g.      Amniocentesis : Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau
kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi
direkomendasikan jika paru-paru fetal sudah mature.
Komplikasi
• Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai
berikut :
• a.       Pada ibu dapat terjadi :
• 1)      Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
• 2)      Anemia karena perdarahan
• 3)      Plasentitis
• 4)      Endometritis pasca persalinan
• 
• b.      Pada janin dapat terjadi :
• 1)      Persalinan premature
• 2)      Asfiksia berat
 Penatalaksanaan Medis

• Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan


untuk penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta
previanya yaitu :
• a.       Kaji kondisi fisik klien
• b.      Menganjurkan klien untuk tidak coitus
• c.       Menganjurkan klien istirahat
• d.      Mengobservasi perdarahan
• e.       Memeriksa tanda vital
• f.       Memeriksa kadar Hb
• g.      Berikan cairan pengganti intravena RL
• h.      Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan
bila fetus masih premature
• i.        Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan
umur kehamilan
Kesimpulan
• Pada masa kehamilan , hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami perubahan.
Untuk itu, perwatan prenatal yang baik sangat penting untuk mencegah timbulnya
komplikasi yang menyertai kehamilan. Status kesehatan ibu hamil merupakan
modal dasar kesehatan dan pertumbuhan generasi penerus, sehingga perlu
perhatian serius untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi. Angka
kematian ibu (AKI) merupakan indikator pelayanan kesehatan di suatu daerah.
• Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(ostium uteri internum).
• Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor
yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim
(bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang
panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
Gejala yang paling sering terjadi pada plasenta previa berupa pendarahan jadi
kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan tanpa nyeri
biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya.
Saran
• Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan
tentang masalah keperawatan di bidang Plasenta Previa
dapat diatasi dan semakin menunjukkan peningkatan
manajemen keperawatan. Selain itu Plasenta Previa
merupakan sebuah keadaan abnormal dimana penyebabnya
masih belum diketahui secara pasti, namun masih banyak
keadaan pada Plasenta Previa yang masih belum
mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. Hal
inilah yang diharapkan dapat berubah ke arah kemajuan dan
dapat mengurangi terjadinya keadaan abnormal pada massa
kelahiran dengan diadakannya penyuluhan kesehatan di
bidang plasenta previa.

Anda mungkin juga menyukai