Anda di halaman 1dari 40

SELAMAT DATANG

SUGENG RAWUH
VISI SEKOLAH
 
Mewujudkan lulusan yang terampil,
berbudi pekerti, dan mandiri.
 MISI SEKOLAH
 
• Menerapkan kurikulum sesuai kegiatan
pembelajaran yang efektif.
• Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut dan budaya bangsa
sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak.
• Menumbuhkan jiwa wirausaha
BEBERAPA KASUS KENAKALAN
REMAJA
 Banyak siswa SD hingga SMA di Painan
Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat
kecanduan 'ngelem’. Reporter : Dede Rosyadi |
Rabu, 8 Juni 2016 13:38; http://www.merdeka.com
 Bawa parang saat tawuran, bocah 15 tahun
dibekuk polisi Penjaringan, Jakarta Utara.
Reporter : Muchlisa Choiriah | Senin, 6 Juni 2016
13:31. http://www.merdeka.com
 Puluhan anak SD Singkawang Barat, Kalimantan
Barat pesta lem, ada yang mesum dan bawa
kondom. Reporter : Dede Rosyadi | Senin, 4 April
2016 15:13. http://www.merdeka.com
BEBERAPA KASUS KENAKALAN
REMAJA
 Didatangi polisi, 2 siswa di Gorontalo sedang teler
pil koplo. Reporter : Dede Rosyadi | Senin, 21 Maret
2016 14:33
 Memalukan, 4 pelajar SMA Negeri Kebayoran ini
bukan ukir prestasi tapi merampas motor. Reporter
: Anisyah Al Faqir | Kamis, 24 Maret 2016 16:54
 Bolos sekolah, 8 pelajar SMK di Jembrana pesta
miras di indekos.Reporter : Gede Nadi Jaya | Kamis,
17 Maret 2016 15:59
 Hasil tes urine, sebanyak 223 siswa SMA di Palu
pecandu narkoba. Reporter : Dede Rosyadi | Jumat,
4 Maret 2016 11:39
APA YANG
DIBUTUHKAH????
1. KASIH SAYANG ORANG TUA
2. ASUHAN & KOMUNIKASI
3. PENDIDIKAN (MORAL&KETRAMPILAN)
4. PERATURAN / TATA TERTIB.........
MAKA.......
SURAT KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
EMPAT LIMA SURAKARTA
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
 
Tentang
 
TATA TERTIB SISWA
SMK EMPAT LIMA SURAKARTA
NOMOR : 009/BS/2012
CONTOH ATURAN / TATA TERTIB
SMK EMPAT LIMA SURAKARTA
Pasal 4
Kehadiran Siswa
 
 Siswa wajib hadir di sekolah sebelum KBM dimulai.
 Siswa yang datang terlambat wajib melapor kepada guru piket.
 Siswa yang meninggalkan sekolah harus izin guru piket dan guru kelas.
 Siswa yang tidak hadir di sekolah wajib :
Membuat surat izin yang ditandatangani oleh Orang tua/ Wali/ Bapak Ibu kos
atau menyerahkan surat keterangan dokter bagi yang sakit.
Memberitahu melalui telepon, yang ditindaklanjuti dengan surat izin dari orang
tua/ wali atau surat keterangan dokter.
 Siswa Tingkat 1 dan 2 wajib hadir untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
 Siswa harus hadir untuk mengikuti kegiatan – kegiatan sekolah yang
diwajibkan.
KEGIATAN EKSTRAKULIKULER
 WAJIB  PRAMUKA
Setiap hari Kamis jam 16.00 s/d 17.30
Berseragam pramuka lengkap
 Pilihan ( Karate, Badminton, PMR )
Setiap hari Sabtu jam 06.00 s/d 10.00
Karate  jam 06.00 s/d 07.30
Badminton dan PMR  jam 08.00 s/d 10.00
 Non Ekstra ( OSIS  Pengurus Harian )
Rohis (Rohaniawan Islam)
Rokris / Rokrat (Rohaniawan Kristen / Katholik)
Pasal 5
Ketentuan Pakaian Seragam dan Kelengkapannya
 
 Pakaian seragam siswa yang ditentukan sekolah
adalah sebagai berikut :
Senin – Selasa : Seragam sekolah (abu-abu, putih)
dengan atribut lengkap, ikat pinggang hitam, sepatu
sesuai ketentuan, hitam polos, kaos kaki hitam polos,
topi dan dasi (saat upacara).
Rabu – kamis : Seragam putih –putih, sepatu sesuai
ketentuan, hitam polos, kaos kaki hitam polos.
Jum’at : Seragam : Seragam sekolah (batik), sepatu
sesuai ketentuan, hitam polos, kaos kaki hitam polos.
Pasal 5

2. Siswa diwajibkan berpakaian seragam


dengan atribut lengkap (identitas diri,
lokasi, identitas kelas, logo sekolah).
3. Bagi siswa putri yang berjilbab, pakaian
seragam sesuai poin 1).a dan 1).b
dengan kerudung katun putih segi
empat bukan pasmina, paris atau
model sejenisnya dan tidak transparan.
Pasal 5
4. Siswa diwajibkan berpakaian rapi, bersih dan sopan.
5. Siswa dilarang memakai aksesoris :
a) Putra : dilarang bertindik, bertato, memakai/membawa
kalung, gelang, cincin, anting, dan sejenisnya.
b) Putri : dilarang bertato, bertindik berlebihan, berdandan
berlebihan, dan memakai gelang, cincin, kalung ataupun
anting berlebihan.
6. Siswa wajib memakai pakaian olah raga dan
kelengkapannya yang telah ditentukan sekolah pada
saat olah raga.
7. Pada saat praktikum siswa wajib memakai pakaian
praktik, sepatu hitam polos, kaos kaki putih polos.
Pasal 5
8. Ketentuan seragam menggunakan model yang
ditentukan oleh sekolah, dan ketentuan berikut :
a) Putra dan putri panjang seragam sekolah atasan
sebatas panggul.
b) Putri : panjang rok dari pinggang sampai sepanjang
mata kaki, modelnya lipit jarang dan bukan span.
c) Putri berjilbab : panjang rok sebatas mata kaki,
berlipit jarang dan bukan model span.
d) Putra : panjang celana sampai sebatas kaki, lebar
bagian bawah celana 20-24 cm
e) Sepatu putra dan putri fantovel hitam polos, hak
kotak setinggi 2 cm.
Pasal 7
Ketentuan Perilaku Siswa

1. Siswa wajib bersikap dan berperilaku sopan,


menghormati Bapak/Ibu guru, karyawan, dan tamu
sekolah, serta bertutur kata yang baik di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
2. Siswa wajib menjaga keamanan, ketertiban,
kebersihan, keindahan dan kenyamanan di sekolah.
3. Siswa wajib menjaga nama baik sekolah.
4. Siswa dilarang menyebarkan berita bohong dan
memfitnah
Pasal 7
5. Siswa wajib memiliki potongan rambut yang rapi dan
tidak diwarnai. Bagi siswa putri yang tidak
berjilbab, setiap hari rabu dan kamis wajib
menyanggul rambut (memakai harnet).
6. Siswa dilarang berkuku panjang dan mewarnai kuku
dengan zat apapun.
7. Siswa dilarang melakukan pemalsuan (tanda tangan,
administrasi sekolah atau akademis seperti KHS,
Raport dan lain-lain.
8. Siswa dilarang mencontek dan bekerja sama pada
saat ujian/ ulangan berlangsung.
Pasal 7
9. Siswa dilarang menyalahgunakan uang yang
seharusnya untuk pembayaran administrasi sekolah.
10. Siswa dilarang menyalahgunakan uang iuran kelas,
kas kelas dan sejenisnya.\
11. Siswa dilarang membawa, mengedarkan dan
mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan zat
psikotropika lainnya di dalam / luar sekolah.
12. Siswa dilarang membawa rokok/merokok dan
berjudi
13. Siswa dilarang mencoret-coret tembok, dan fasilitas
sekolah lainnya.
Pasal 7
14. Siswa dilarang membawa atau melihat media
cetak/elektronik berbau pornografi.
15. Siswa dilarang membawa senjata
tajam/senjata api
16. Siswa dilarang menganiaya orang lain.
17. Siswa dilarang mencuci uang / barang milik
sekolah / orang lain.
18. Siswa dilarang mengunjungi tempat – tempat
yang tidak layak bagi pelajar, seperti diskotik,
night club dan lain-lain.
Pasal 7
18. Siswa dilarang mengunjungi tempat – tempat yang
tidak layak bagi pelajar, seperti diskotik, night club
dan lain-lain.
19. Siswa dilarang bercanda berlebihan yang bersifat
negatif.
20. Siswa dilarang berpacaran di lingkungan sekolah.
21. Siswa dilarang melakukan tindak asusila.
22. Siswa dilarang menikah selama masih berstatus
sebagai siswa.
23. Siswa wajib mematuhi tata tertib sekolah yang
sudah ditetapkan.
BAB IV
PELANGGARAN DAN POIN
Pasal 10
Ketentuan Umum

1) Setiap siswa yang melanggar tata tertib


diberikan sanksi langsung dan kredit poin
berdasarkan jenis pelanggarannya.
2) Semakin besar kredit poin yang diberikan,
menunjukkan semakin besar bobot
pelanggaran yang dilakukan siswa.
3) Pelanggaran yang dilakukan lebih dari satu
kali, kredit poinnya diakumulasikan dengan
pelanggaran sebelumnya dengan jenis sanksi
sesuai kredit poin akumulasi.
Pasal 10
4) Kredit poin pelanggaran diakumulasikan selama
menjadi siswa, dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Batas maksimal kredit poin yang masih dapat ditoleransi
untuk siswa tingkat 1 (satu) adalah 99 poin.
b) Batas maksimal kredit poin yang masih dapat ditoleransi
untuk siswa tingkat 2 (dua) adalah 149 poin (sudah
termasuk akumulasi poin dari tingkat 1).
c) Batas maksimal kredit poin yang masih dapat ditoleransi
untuk siswa tingkat 3 (tiga) adalah 199 poin (sudah
termasuk akumulasi poin dari tingkat 1 dan tingkat
5) Siswa yang telah mencapai kredit poin lebih besar
dari batas maksimal kredit poin seperti diatur
dalam ayat 4) diatas, dikembalikan ke orang tua.
BAB V
DEBET POIN SISWA (REWARD)
Pasal 13
Ketentuan Umum
1. Siswa dapat mengurangi kredit poin
pelanggarannya dengan melakukan suatu
prestasi yang positif yang besarnya
disesuaikan dengan tingkat prestasi yang
dicapai.
2. Pengurangan kredit poin seperti yang diatur
dalam ayat 1) di atas dapat diberlakukan jika
siswa yang bersangkutan telah mempunyai
kredit poin pelanggaran pada saat ini.
Pasal 13
3. Debet poin hanya dapat digunakan pada saat itu
saja dan tidak dapat diperhitungkan di kelas
berikutnya.
4. Pengurangan kredit poin dapat terus dilakukan
sampai kredit poin pelanggaran mencapai nol.
5. Dalam hal perolehan debet poin ternyata lebih
besar dari kredit poin pelanggarannya, mkaa
debet poin hanya bisa mengurangi kredit poin
pelanggaran sama tapi mencapai poin nol (kredit
poin pelanggaran tidak bisa sampai minus) dan
sisanya tidak dapat digunakan di kelas berikutnya.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 14
Pengawasan, Pemberian, Sanksi dan Pembinaan

1. Pengawasan tata tertib siswa dilakukan oleh seluruh


guru dan tenaga non kependidikan di sekolah.
2. Pemberian sanksi langsung dan penambahan kredit
poin pelanggaran siswa dilakukan oleh Tim
Kedisiplinan.
3. Keputusan tertinggi berkenan dengan pemberian
sanksi berada di tangan Rapat Dewan Guru.
4. Pembinaan terhadap siswa yang telah melakukan
pelanggaran ditangani oleh Wali kelas dan guru
BP/BK
Beberapa kasus kriminalisasi guru....

 “Guru yang mencubit anak polisi


kemudian berakhir di sel penjara”
.TRIBUNNEWS.COM, (17/5/2016).
Guru bidang studi biologi SMP Negeri 1 Bantaeng,
Nurmayani, dibui di Rumah Tahanan Klas II Bantaeng,
Sulawesi Selatan.
Nurmayani menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri
Bantaengdi rutan tersebut sejak Kamis (12/5/2016),
sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan.
 “Guru sukarela SMA Negeri 2 Sinjai Selatan,
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, kini
menghuni sel tahanan” .TRIBUNNEWS.COM,
(6/6/2016).
Pak guru Mubazir mendapat tugas memotong rambut
Saharuddin. Saat dipotong rambutnya, Saharuddin
menolak dan menangkis dengan tangan yang
berakibat tergoresnya tangan Saharuddin," katanya.
Saharuddin kemudian diberikan pengobatan di UKS
meskipun lukanya tidak seberapa dan pulang dari
sekolah dengan rasa bersalah.
Tapi kemudian keesokan harinya, Saharuddin
bersama ibunya melaporkan Mubazir ke Polsek
Sinjai Selatan. 
UU perlindungan guru :
 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74
TAHUN 2008 TENTANG GURU
Pasal 1

 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang


dimaksud dengan:
Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Pasal 39

(1) Guru memiliki kebebasan memberikan


sanksi kepada peserta didiknya yang
melanggar norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, peraturan tertulis
maupun tidak tertulis yang ditetapkan
Guru, peraturan tingkat satuan pendidikan,
dan peraturan perundang-undangan dalam
proses pembelajaran yang berada di
bawah kewenangannya.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa teguran dan/atau
peringatan, baik lisan maupun tulisan, serta
hukuman yang bersifat mendidik sesuai
dengan kaedah pendidikan, kode etik Guru,
dan peraturan perundang-undangan.
(3) Pelanggaran terhadap peraturan satuan
pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik
yang pemberian sanksinya berada di luar
kewenangan Guru, dilaporkan Guru
kepada pemimpin satuan pendidikan.
(4) Pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan yang dilakukan oleh
peserta didik, dilaporkan Guru kepada
pemimpin satuan pendidikan untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kesembilan Perlindungan
dalam Melaksanakan tugas dan Hak
atas Kekayaan Intelektual
 
Pasal 40
(1) Guru berhak mendapat perlindungan
dalam melaksanakan tugas dalam bentuk
rasa aman dan jaminan keselamatan dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah, satuan
pendidikan, Organisasi Profesi Guru,
dan/atau Masyarakat sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
(2) Rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diperoleh Guru melalui
perlindungan:
a. hukum;
b. profesi; dan
c. keselamatan dan kesehatan kerja.
 
(3) Masyarakat, Organisasi Profesi Guru,
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat saling
membantu dalam memberikan perlindungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 41
(1) Guru berhak mendapatkan perlindungan hukum
dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil
dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik,
masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
 
(2) Guru berhak mendapatkan perlindungan profesi
terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan dalam menyampaikan pandangan,
pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan atau
pelarangan lain yang dapat menghambat Guru dalam
melaksanakan tugas.
(3) Guru berhak mendapatkan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan
pendidikan dan penyelenggara satuan
pendidikan terhadap resiko gangguan
keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana
alam, kesehatan lingkungan kerja dan/atau
resiko lain.
DAFTAR WALI KELAS X
 X.A - Gunawan : 0878-3617-1300
 X.B – Chintya Widhi.T : 0877-3632-3778
 X.C – Dahlia : 0818-0256-8309

GURU BK : Pandu Prapanca


0821-2231-6252
Selesai...
Terimakasih..............

Anda mungkin juga menyukai