Anda di halaman 1dari 20

SEDIAAN GALENIKA

ANNISA, S.FARM
Pendahuluan
Istilah ini bermula dari seorang tabib yunani kuno yang bernama Cladius galenus (129 – 199
M). Ia adalah seorang tokoh ahli dalam meracik obat dari sari tumbuhan dan hewan.

Timbul ilmu obat obatan yang disebut ilmu galenika

Ilmu Galenika

Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan


sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana
dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan)
Sediaan yang dibuat berasal dari bahan baku
SEDIAAN GALENIKA
tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari

1. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang
umumnya dalam keadaan kering.
2. Cairan penyari masuk kedalam sel-sel dari bahan dan zat yang tersari akan terbawa larut dengan
cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia  yang
disari.
3. Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam keadaan halus.

Bagian tumbuhan yang mengandung sat berkhasiat


diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati.

SECARA SINGKAT

Dari simplisia tersebut, zat berkhasiat yang terdapat


didalamnya diambil dan diolah dalam bentuk
sediaan atau preparat
Tujuan Pembuatan Gelenika
1. Memisahkan kandungan simplisia dari bagian yang tidak berguna.
2. Membuat sebuah sediaan yang sederhana dan mudah untuk dipakai.
3. Obat atau zat berkhasiat yang terkandung pada sediaan dapat stabil pada penyimpanan
yang lama.
Hal Yang Diperhatikan dalam
Pembuatan Sediaan Gelenika
1. Derajat kehalusan 2. Konsentrasi atau kepekatan
 Derajat kehalusan ini harus disesuaikan  Beberapa zat aktif yang terkandung dalam
dengan mudah atau tidaknya zat berkhasiat sediaan harus jelas konsentrasinya,agar
yang terkandung tersebut disari. dalam proses pembuatan tidak kesulitan
dalam pembuatannya.
Semakin sukar disari, simplisia harus dibuat
semakin halus, dan sebaliknya.
4. Bahan penyari dan cara penyarian
3. Suhu dan lamanya waktu  harus disesuaikan dengan sifat kelarutan
zat aktif dan daya serap bahan penyari
 Harus disesuaikan dengan sifat zat aktif, kedalam simplisia,
mudah menguap atau tidak, mudah tersari
atau tidak.
Cara Pembuatan Sediaan Gelenika
Cara pembuatan sediaan galenik dapat dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi,
refluks, soxhlet, digesti, infus, dekok, destilasi uap, ekstraksi berkesinambungan, superkritikal
karbondioksida, ekstraksi ultrasonic, dan ekstraksi energi listrik.

Berikut ini adalah Hasil dari pembuatan sediaan galenik berdasarkan bentuk sediaannya :
1. Hasil penarikan : Extract, tinctura, decocta/infusa
2. Hasil penyulingan : aqua aromatica, olea pinguia (minyak lemak), olea velatia (minyak
menguap).
3. Syrup
Penarikan / Extractio / Extraction
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat berkhasiat
tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak berubah.
Istilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan
cairan penarik / pelarut.
Cairan penarik yang dipergunakan disebut disebut menstrum, ampasnya disebut mens atau
feaces.
Cairan yang dipisahkan Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.
Umumnya extraction dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat berkhasiat atau zat-zat lain
untuk keperluan tertentu.
Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain alkaloida, glukosida,damar, olea, resin, minyak atsiri, lemak.
Disamping itu juga terdapat jenis-jenis gula, zat pati, zat lender, albumin, protein, pektin, selulosa,
yang pada umumnya mempunyai daya larut dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat
kelarutan ini dimanfaatkan dalam extraction.
Tujuan Extractio
1. Untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang
tidak berfaedah, Supaya lebih mudah digunakan dari pada simplisia asal.
2. Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada umumnya
simplisia terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penarikan tertentu
yang nantinya akan menghasilkan sediaan galenik sesuai dengan pengolahannya.
Suhu Penarikan Sangat Mempengaruhi
Hasil Penarikan
Berikut beberapa suhu penarikan yang sering digunakan:
1. Maserasi : 15 - 25° C
2. Digerasi : 35 - 45° C
3. Infudasi : 90 - 98° C
4. Memasak : suhu mendidih
Dalam beberapa hal sebelum simplisia yang dimaksud dibuat, simplisia perlu diolah
terlebih dahulu, misalnya menghilangkan lemak, seperti pada Strychni Semen atau pada
Secale cornutum.

Supaya zat-zat yang tidak berguna tidak ikut tertarik bersama-sama dengan zat-zat yang
berkhasiat, berikut adalah beberapa cara untuk menghilangkan isi simplisia yang tidak
berguna:
1. Dengan memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya mudah larut,
sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut.
2. Dengan menarik/ merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak
larutnya.
3. Dengan menggunakn jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan berkhasiat dan
simplisia lebih banyak larut, sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut.
4. Dengan memurnikan / membersihkan memakai cara-cara tertentu baik secara ilmu alam
maupun ilmu kimia.
Cairan-Cairan Penarik
Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkan betul-betul dengan
memperhatikan beberapa factor antara lain:
1. Kelarutan zat-zat dalam menstrum.
2. Nantinya tidak menyebabkan zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat yang tidak
dikehendaki (perubahan warna, mengendap, hidrolisa).
3. Harga yang murah.
4. Jenis preparat yang akan dibuat.
Macam-Macam Cairan Penyari
1. Air
 Merupakan penyari yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas. Pada suhu kamar
pelarut ini baik untuk bermacam-macam zat misalnya : garam-garam alkaloida, glikosida, asam
tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.
 Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian misalnya pada
condurangin, Ca hidrat, garam glauber dan lain-lain.
 Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut merupakan
makanan yang baik untuk jamur atau bakteri dan dapat menyebabkan pengembangan simplisia
sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.
2. Etanol
 Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu (alkaloida, glikosida, minyak atsiri).
 Tidak baik untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin.
 Etanol juga menyebabkan enzim- enzim tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi
jamur dan kebanyakan bakteri.
 Disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.
 Campuran air-etanol lebih baik dari pada air sendiri.
 Etanol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah, mudah terbakar, dan mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78%
3. Gliserin
 Dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung
zat penyamak atau tanin.
 Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga
larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, maka tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.

4. Eter
 Eter merupakan penyari yang sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan
sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.

5. Solvent hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.
 Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak.
 Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang
tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik.
6. Aseton
 Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam.
 Pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar.
 baunya kurang emak dan sukar hilang dari sediaan.
 Dipakai misalnya dalam pembuatan Capsicum Oleoresin.

7. Kloroform
 Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya.
 Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
Cara-Cara Penarikan
1. Maserasi
• Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar).
• Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang terus menerus.
•Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyarian maserat pertama dan seterusnya.

2. Digerasi
• Adalah cara penarikan simplisia dengan cara merendam simplisia dalam cairan
penyari pada suhu 35-45°C.
• Cara ini sudah jarang dilakukan, karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu
juga pada suhu tersebut simplisia menjadi rusak.
3. Perkolasi
• Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction)
yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
•Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus menrus sampai diperoleh ekstrak (perkolat)
yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

4. Refluks
• Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

5. Soxhlet
• Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan
alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontiniu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
6. Digesti
•Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontiniu) pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.

7. Infus
• Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam
penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).

8. Dekok
• Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air.

9. Destilasi
•Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan tingkat volalitas
( kemudahan suatu zat untuk menguap ) pada suhu
dan tekanan tertentu.
Kesimpulan Extractio
1. Memilih salah satu cairan penarik yang tepat
2. Memisahkan ampas dengan hasil penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat
galenik yang dikehendaki.
TUGAS
1. Tonton dan cermati video dalam link dibawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=AgmlRyrQnls
2. Buatlah laporan sederhana di kertas folio dari video yang telah kalian tonton, seakan-akan kalian yang
melakukan praktikum seperti video diatas dengan format :
- BAB I Pendahuluan (latar belakang, tujuan)
- BAB II Tinjauan Pustaka
- BAB III Metode Kerja (Alat dan Bahan)
- BAB IV Pembahasan
- BAB V Kesimpulan
3. Foto, lalu kirim hasil laporan kalian yang sudah ditulis di kertas folio tadi ke WA Ibu.
4. Tugas dikumpulkan tanggal 6 agustus 2021, jangan lupa diberi nama dan kelas.

Anda mungkin juga menyukai