Anda di halaman 1dari 28

The Pioneer In Accounting & Business Education Since 1969

Akreditasi Institusi B sesuai SK no: 36/SK/BAN-PT/Akred/PT/II/2019

Program Studi S1 Akuntansi Program Studi S2 Magister Akuntansi


Program Studi S1 Manajemen Program Studi S2 Magister Manajemen Program
Program Studi D3 Perdagangan D3 Akuntansi
Kognisi tentang objek pemikiran Pola “barat” Pola “asia”
Proses mental Berusaha untuk mengklasifikasikan benda- Berusaha untuk menciptakan peta
benda dan peristiwa ke jaringan
kategori terorganisir sehingga mereka dapat menggabungkan beberapa objek dan
menangani acara.
secara terpisah.

Fokus utama perhatian Memahami objek individu dan Memahami hubungan


peristiwa. antara obyek dan peristiwa.

Kunci pemahaman Mengidentifikasi variabel kunci, sering di Mengidentifikasi hubungan timbal


secara berurutan. balik dalam
secara holistik.

Pola evolusi Mencari stabilitas Mengakui perubahan


Kaitanya dgn lingkungan mengendalikannya mengadaptasinya

Cara-cara berfikir Logika formal dan kekuatan analitic Perspektif dan menerima kontradiksi

Krteria pemecahan masalah Mencari keakuratan dan kebenaran Rasionali


Kognisi tentang diri Pola “barat” Pola “asia”

Konsep diri Independent Saling bergantung

Fokus aribut Indvidu Situasi

Atribut keberhasilan Prestasi pribadi Kelebihan kelompok

Tujuan sosial Keadilan dan kesetaraan harmoni

Tujuan individu Pengetahuan diri dan prestasi menerima

Nilai keseluruhan Kesetaraan dan kebebasan Horarki dan kontrol kelompok

Resolusi konflik Debat dan argumen (menang atau Kompromi (mencari jalan tengah)
kalah
Metode Ilmiah
Lahirnya Ilmu Alamiah
Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya bahwa manusia melalui
pancainderanya memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk
gejala di alam semesta, merupakan suatu pengalaman yang berakumulasi
membentuk pengetahuan. Penambahan pengetahuan menurut Maskoeri Jasin
(1999:9) didorong oleh dua faktor yaitu:
1) Dorongan untuk memuaskan diri, bersifat non praktis atau teoritis guna
memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan
isinya, yang melahirkan ilmu pengetahuan murni.
2) Dorongan praktis, memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan taraf
hidup yang lebih tinggi, yang melahirkan ilmu terapan.
Menurut Hendro Darmojo (1999 : 22) pengetahuan dapat dikatakan ilmiah
bila pengetahuan tersebut memenuhi empat syarat yaitu:
1) Objektif  artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya.
2) Metodik artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-
cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3) Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu
sistem, tidak berdiri sendiri, berkaitan  satu dengan lainnya sehingga
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4) Berlaku universal, artinya pengetahuan itu berlaku untuk semua orang.
END OF SLIDE
jsu88ngajar@gmail.com

+62 8228370 35 37 (WA Tersedia)

Anda mungkin juga menyukai