PSIKOLOGI ISLAM
Covid 19?
Merupakan sebuah virus yang sudah menyebar di seluruh negara di
berbagai dunia, semua sudah terkena damfak dari virus tersebut semua
pemerintah memberikan kebijakan untuk kebaikan warganya seperti untuk
membatasi aktivitas yang mengakibatkan keruman dan semacamnya.
Mungkin masih banyak yang belum mengetahui tentang hal tersebut, jadi
penjelasannya yaitu sebuah perilaku untuk menerangkan psikopatologis
manusia akibat Covid-19 atau biasanya kita sebut sesuatu stress yang
berakibat dari virus ini.
Spiritual adalah kebutuhan dari setiap individu. Spiritual juga dimaknai secara
overlapping dengan keyakinan dalam hubunganya dengan allah sebagai pencipta,
maha kuasa, serta menggunakan semua instrumentnya berupa berbagai perilaku
ketaatan menjalankan ritual pengabdian (asy’arie, 2012). Jadi, pendekatan spiritual
religius tersebut seharusnyalah digunakan dalam mengatasi covidstress.
Koping Spiritual Religius
Koping merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi stres
psikologis (Potter & Perry, 2010). Menurut Stuart, (2019) mekanisme koping
bersumber dari beberapa hal seperti : kesehatan, dukungan spiritual, keyakinan
positif, kemampuan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, dan sumber
materi.
Koping religius positif adalah ketika seseorang memiliki hubungan baik dengan Allah
(hablun min Allah) dan juga manusia ( hablum minan-nas), yang diwujudkan dari
menjalankan praktik keagamaan (religius practice) / ibadah sesuai syariat dengan
kaffah, menguatkan akidah dan tauhid, menerapkan kebaikan (benevolent reapprsial)
dalam segala aspek kehidupan (Akhlakul karimah) sehingga mampu menjadikan
agama sebagai solusi dalam setiap masalah kehidupan (active religius coping).
Sementara koping religius negative adalah ketika seseorang tidak memiliki hubungan
yang baik dengan Allah dan manusia, yang diwujudkan dari prasangka negative
(suudzon) kepada Allah (negative feeling toward God) dan manusia. Sehingga tidak
mempercayai bahwa agama adalah solusi bagi setiap masalah kehidupan (passive
religius coping).
TERAPI KECEMASAN DALAM ISLAM
Islam adalah solusi terbaik bagi setiap muslim, dalam situasi dan kondisi
apapun termasuk covidstress atau coronapanic. Dalam hal mengatasi masalah
kecemasan/stres bahkan panik, islam mempunyai solusi yang disampaiakan
melalui Al Qur’an dan As Sunnah. Diantara terapi tersebut adalah :
1. Sholat
Sholat merupakan wasiat yang dibawa oleh Rasulullah saat Isra' Mi'raj.
Isra' Mi'raj merupakan sebuah peristiwa penting, yang bisa dikatakan
juga sebagai mukjizat. Maka, pesan (Wasiat) yg di bawa merupakan
pesan penting untuk kehidupan umat Muslim. Sholat merupakan ibadah
mahdhoh namun di balik itu ada gerakan gerakan yang bermanfaat bagi
kesehatan. Shalat merupakan aktifitas Jasadiyah dan ruhhiyah, karena
melibatkan setiap aspek dari tubuh seperti (fisik, fikirkan dan hati)
dalam setiap prosesnya.
2. Wudhu
Secara bahasa, wudhu mengandung arti al-hasan wan nazhafah, yaitu kebaikan
dan kebersihan. Menurut istilah, Wudhu adalah mempergunakan air pada anggota
tubuh tertentu dengan maksud untuk membersihkan dan mensucikan (Hasanuddin,
2007). Wudhu mengandung sebuah hikmah yang mengisyaratkan kepada umat
Islam untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian ketika hendak melaksanakan
suatu ibadah atau perbuatan yang lain
3. Aromaterapi
Kecemasan merupakan salah satu akar penyebab masalah ketidakseimbangan
tubuh. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat
kecemasan, yaitu dengan terapi komplementer antara lain: relaksasi, distraksi,
terapi spiritual, aromaterapi (Potter & Perry, 2010). Aromaterapi merupakan salah
satu terapi pengobatan komplementer teknik non farmakologi yang dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan dengan menggunakan bau-
bauan/wewangian minyak esensial aromaterapi.
4. Hijamah (Bekam)
Bekam adalah metode pengobatan dengan penyedotan kulit di bagian-
bagian tertentu untuk mengeluarkan racun dan oksidan dalam tubuh
melalui torehan tipis yang mengenai pembuluh darah kapiler pada
epidermis (Ridho, 2015). Trauma pada kulit akibat cupping dan torehan
akan menstimulus sekresi hormon β-endorphin yang akan memberikan
efek anti nyeri dan juga efek anxiolityc (anti cemas) (Benli & Sunay,
2018).
Terimakasih.