Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM REHABILITASI DI

TEMPAT KERJA
ERWIN DYAH N
PENDAHULUAN

• Industrialisasi  Penerapan berbagai


teknologi dan menggunakan bermacam-
macam bahan dampak pd tenaga kerja:
risiko KK & PAK perlu penerapan syarat K3
• Perusahaan  wajib memberikan
pengobatan, perawatan atau memberi
kompensasi (misalnya melalui BPJS) bagi
pekerja bila terjadi kecelakaan atau penyakit
akibat kerja, termasuk juga upaya rehabilitasi
• >> tenaga kerja setelah sembuh dari KK atau
PAK  TDK DPT berfungsi kembali dengan
aktivitas semula/ tidak dapat bekerja kembali
 merugika tenaga kerja itu sendiri
 merugikan perusahaan ( kehilangan tenaga
kerja yang terampil) perlu dilakukan
rehabilitasi, khususnya rehabilitasi kerja.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja dan Produktivitas

Beban Lingkungan
kerja kerja
- Fisik -Fisik
-Kimia
-Mental
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja menurut Permenakertrans

No. 01/MEN/1982
• adalah pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan untuk melindungi pekerja
dari kemungkinan mengalami gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh pekerja dan
lingkungan kerja serta mengupayakan
peningkatan kemampuan fisik pekerja.
Tujuan Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam


penyesuaian diri baik fisik maupun mental terutama
dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap
gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik tenaga kerja.
4. Memberi pengobatan, perawatan dan rehabilitasi bagi
tenaga kerja
Rehabilitasi
• Usaha untuk mengembalikan mantan
penderita ke dalam masyarakat (tempat kerja),
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya
JENIS REHABILITASI
a.    Rehabilitasi fisik
• Yaitu agar bekas penderita memperoleh
perbaikan fisik semaksimalnya.
• Ex:
• Kaki patah akibat kecelakaan kerja-->
amputasi kaki palsu yang fungsinya sama
dengan kaki yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
• Agar bekas penderita dpt menyusuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan social secara memuaskan.
• Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badan
muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan
mental perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali kedalam masyarakat
c. Rehabilitasi Social Vokasional
• Yaitu agar bekas penderita menempati
suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat
dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya
sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya.
d.   Rehabilitasi aesthetis
• Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan
untuk mengembalikan rasa keindahan,
walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan
misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.
Apa yang diperlukan
• Bantuan masyarakat mengerti dan
memahami keadaan mereka (fisik mental dan
kemampuannya)  agar memudahkan
mereka dalam proses penyesuian dirinya
dalam masyarakat dalam keadan yang
sekarang ini.
Peran Layanan Kesehatan dalam Rehabilitasi di tempat kerja

1.    Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi
dengan melibatkan masyarakat pekerja
2.    Menyadarkan masyarakat pekerja untuk menerima
mereka kembali
3.    Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus
tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari
suatu penyakit
4.    Memberikan konseling pada penderita  kecacatan 
5.    Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,
menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi
dgn masyarakat
6.    Memberikan pendidikan kesehatan
DEFINISI REHABILITASI KERJA
• Menurut The national Council on
Rehabilitation rehabilitasi : Proses
pemulihan dari ketidakmampuan/ kecacatan
sehingga seseorang dapat berfungi kembali
secara mental, sosial, keterampilan bekerja
dan ekonomi (Hipkins, et al 1983:135)
Rehabilitasi kerja
(occupational rehabiLitation)
• Menekankan proses pemulihan dari aspek
pekerjaan (proses pemulihan seseorang dari
kecelakaan/penyakit untuk dapat bekerja kembali
baik di tempat kerja semula atau di tempat kerja
baru sesuai dengan kondisi dan kemampuannya)
• Rehabilitasi kerja  bagian dari upaya rehabilitasi
medik  TUJUAN: mengurangi biaya kompensasi
dan memperbiki berfungsinya kembali tenaga
kerja sehingga mengurangi hilangnya waktu kerja.
KEUNTUNGAN REHABILITASI KERJA
Bagi pengusaha
a. Mengurangi biaya kompensasi,
b. Mengurangi hilangnya waktu kerja (lower
absenteism),
c. Mengurangi biaya dalam merekrut,
menyeleksi dan mengganti tenaga kerja,
d. Memperbaiki kondisi hubungan industrial, dan
e. Meningkatkan citra perusahaan.
KEUNTUNGAN REHABILITASI KERJA
• Bagi Tenaga Kerja:
a. terhindarnya dari pemutusan hubungan
kerja,
b. hilangnya kecemasan,
c. meningkatnya rasa percaya diri akibat cacat
atau penyakityang diderita, dan
d. dampak dalam kehidupan sosial dapat
diatasi.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN DALAM REHABILITASI KERJA
a. Menjamin keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan tenaga kerjanya dengan
mengasuransikan tenaga kerjanya terhadap
kecelakaan dan penyakit
b. Melaksanakan program rehabilitasi sehingga
tenaga kerja dapat bekerja kembali, dan
sedapat mungkin menghindari PHK akibat
kecelakaan dan penyakit
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN DALAM REHABILITASI KERJA
c. Memonitor kesehatan & perkembangan dari tenaga
kerja yang kembali bekerja setelah mengalami
rehabilitasi untuk mencegah akibat yang buruk akibat
pekerjaan yang dilakukannnya
d. Memberikan keringanan dalam tugas dan jam kerja
pada tenaga kerja yang memunyai keterbatasan
secara medis
e. Membantu dalam pembiayaan bagi tenaga kerja yang
sedang dirawat termasuk penyelesaian dengan pihak
asuransi Tenaga kerja
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA
KERJA DALAM REHABILITASI KERJA
a. Bertanggung jawab untuk mencegah perilaku
kerja yang membahayakan diri sendiri dan orang
lain
b. Melaporkan setiap kecelakaan dan mengajukan
kompensasi
c. Berpartisipasi dalam program rehabilitasi di
tempat kerjanya
d. Bekerja sama dalam melakukan program
kembali bekerja (return to work)
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI TENAGA
KERJA / SERIKAT PEKERJA DALAM REHABILITASI KERJA

a. Mendukung perusahaan dan tenaga kerja


dalam melaksanakan mutasi kerja bagi tenaga
kerja yang kebijaksanaan dan program
rehabilitasi
b. Memberikan pendapat berkaitan daengan
program rehabilitasi kerja bila diminta oleh
tenaga kerja atau perusahaan
c. Membantu mendorong pihak yang terlibat agar
berpartisipasi dalam program rehabilitasi
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DOKTER
PERUSAHAAN DALAM REHABILITASI KERJA

a. Menentukan diagnosa kecelakaan / penyakit


b. Membantu menyusun program rehabilitasi
c. Melakukan evaluasi medis terhadap tenaga
kerja setelah kembali bekerja
d. Bekerjasama dengan dokter yang merawat/
mengobati
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM
REHABILITASI KERJA
a. Mengeluarkan ketentuan/ kebijaksanaan yang berkaitan dengan rehabilitasi
dalam rangka melindungi tenaga kerja, antara lain yang tertuang dalam:
– UU No 3 tahun 1992 tentang Jamsostek
– PP No 14 tahun 1993 tentang Penyelanggaraan Program Jamsostek
– UU No 4 tahun 1997 (pasal 14) tentang Kesempatan Kerja bagi Penyandang Cacat
– PP No 43 tahun 1998 (pasal 28) tentang Kewajiban Mempekerjakan Penyandang Cacat
– Permen 03 tahun 1996 (pasal 2) tentang dilarangnya PHK selama tenaga kerja
berhalangann karena sakit
b. Mengawasi ditaatinya pelaksanaan peraturan yang berkaitan dengan hal
tersebut di atas
c. Mendukung setiap langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam proses
rehabilitasi dan mengupayakan kemudahan dalam koordinasi pelaksanaan
program ( misalnya rujukan untuk rumah sakit/ lembaga rehabilitasi/ balai
latihan kerja milik pemerintah, dsb)
UPAYA PROGRAM REHABILITASI KERJA
Sasaran Program
• tenaga kerja yang mengalami kecelakaan/ sakit agar mereka dapat pulih kembali
untuk bekerja dan mempetahankan fungsinya semula, atau paling tidak dapat
melakukan fungsinya sesuai kemampuan yang dimilikinya setelah mengalami
kecelakaan/sakit.

Penentuan pulihnya kondisi kesehatan


• oleh dokter yang merawat tenaga kerja tersebut (melalui medical certificate) yang
menyatakan kondisi tenaga kerja untuk :
a. Melakukan pekerjaan/ tugas normalnya, atau
b. Dibatasi untuk pekerjaan tertentu, atau
c. Disarankan suatu pekerjaan alternatif, yaitu pekerjaan lain
yang berbeda dengan pekerjaan semula yang dianggap sesuai,atau
d. Dinyatakan belum pulih kondisinya.
Upaya yang perlu dilakukan dalam rehabilitasi kerja
meliputi beberapa program
a. Evaluasi  kemampuan, kecakapan, keterampilan,
potensi, dan motivasi dari tenaga kerja yang
bersangkutan kemudahan dalam menempatkan
pada pekerjaan yang sesuai.
b. Bimbingan/ konseling  Tujuan :memberikan arahan
mengenai pekerjan yang mungkin dilakukan & sesuai
dengan kondisi tenaga kerja yang bersangkutan serta
kemungkinan kesempatan/peluang kerja yang tersedia.
c. Pelatihan  untuk mempersiapkan tenaga kerja
tersebut beradaptasi pada pekerjaan semula atau pada
jenis pekerjaan lain yang memerlukan keterampilan
khusus.
Upaya yang perlu dilakukan dalam rehabilitasi
kerja meliputi beberapa program

a. Penempatan  Penempatan tenaga kerja pada pekerjaan


yang sesuai dengan kondisinya penting dalam proses
rehabilitais, mempengaruhi keberhasilan tenaga kerja dalam
melaksanakan tugasnya.
tgt : kemampuan tenaga kerja,
jenis dan sifat pekerjaan,
kesesuaian antara keterampilan dan pekerjaan.

Jika sudah tidak memungkinkan bagi tenaga kerja untuk bekerja


di tempat semula perlu mutasi  agar terhindar dari PHK
EVALUASI PROGRAM REHABILITASI

1. Hasil 
a. Berapa presentase kasus rehabilitasi
kerja yang dapat kembali bekerja?
b. Apakah program rehabilitasi kerja yang
telah dilaksanakan sesuai dengan
sasaran yang ingin dicapai?
EVALUASI PROGRAM REHABILITASI
2. Kualitas
a. Lamanya waktu tenaga kerja dapat bertahan pada
pekerjaan yang diberikan seteah mengalami
rehabilitasi
b. Kepuasan tenaga kerja terhadap program
rehabilitasi yang telah dijalaninya
c. Kepuasan tenaga kerja terhadap pekerjaannya
setelah direhabilitasi
d. Kepuasan pihak supervisor/manajer dengan proses
dan hasil rehabilitasi
EVALUASI PROGRAM REHABILITASI
3. Efisiensi
a. Waktu yang hilang sejak terjadinya kecelakaan/
penyakit hingga tenaga kerja bekerja kembali
b. Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam program
rehabilitasi
c. Lamanya program rehabilitasi
d. Biaya yang dikeluarkan dalam pengobatan atau
perawatan medis
e. Jumla gaji yang dibayarkan selama pekerja tidak
bekerja
KENDALA DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN
PROGRAM REHABILITASI KERJA
1. Faktor yang bersumber dari tenaga kerja (personal factors)

a. Tingkat keparahan kecelakan/penyakit, sehingga tenaga


kerja memang sudah tidak mungkin kembali bekerja;
b. Umur tenaga kerja sudah tidak memungkinkan lagi
(menjelang pensiun)  tidak sebanding dengan nilai investasi
yang dikeluarkan perusahaan bila dilakukan rehabilitasi
c. Keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan pekerjaan
semula dan peuang kerja memang sangat terbatas
d. Psiko-sosial-kecemasan, rasa tidak percaya diri dan
rendahnya motivasi untuk kembali bekerja
KENDALA DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN
PROGRAM REHABILITASI KERJA
2. Faktor lain (external factors)
a. Situasi perusahaan yang tidak mendukung tenaga kerja
untuk kembali bekerja
b. Pesangon/kompensasi yang ditawarkan bila tidak
bekerja lebih menguntungkan
c. Diagnosis dan perawatan yang tidak tepat menghambat
pemulihan tenaga kerja untuk dapat kembali bekerja
d. Situasi ekonomi yang tidak menguntungkan dan
tingginya angka pengangguran menghambat tenaga kerja
yang kemampuannya terbatas untuk berkompetisi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai