Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROGRAM REHABILITASI KERJA

BAYU PERMADI UTOMO


19410038P

NELYA RETIKA
19410041P

YUNI AMBARWATI
19410048P

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Penyusun panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-NYA, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penyusun ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam


penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari mata kuliah
yang diberikan oleh Dosen saya yang berjudul Makalah Mata Kuliah Keseselamatan
dan Kesehatan Kerja tentang Program Rehabilitasi Kerja.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penyusun juga
meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Bandar Lampung, 15 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................i

Kata Pengantar...................................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.....................................................................................................

B.Tujuan..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Rehabilitasi Kerja...............................................................................

B.Tujuan Rehabilitasi Kerja......................................................................................

C.Keuntungan Rehabilitasi Kerja.............................................................................

D.Pencegahan Keadaan Cacat.................................................................................

E.Komplikasi akibat terlambat Program Rehabilitasi...............................................

F.Program Umum Rehabilitasi Kerja........................................................................

G.Evaluasi Program Rehabilitasi Kerja.....................................................................

H.Peran dan Tanggungjawab dalam Rehabilitasi Kerja...........................................

I.Kendala dalam mencapai keberhasilan Program Rehabilitasi Kerja......................

BAB III PROGRAM REHABILITASI KERJA DI RSUD PRINGSEWU

A.Tim Rehabilitasi Kerja di RSUD Pringsewu...........................................................

B.Tahapan Rehabilitasi Kerja di RSUD Pringsewu....................................................

PENUTUP

Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pekembangan zaman dan teknologi dunia era global mengalami perkembangan
pesat dan sangat mempengaruhi dunia bisnis dan industri. Proses industrialisasi
telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan menerapkan
berbagai teknologi dan menggunakan bermacam-macam bahan. Hal ini
mempunyai dampak khususnya terhadap tenaga kerja berupa risiko kecelakaan
dan penyakit.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan atau tidak
direncanakan yang dapat menimbulkan cedera ringan (bisa sembuh),maupun
cedera berat yang dapat menimbulkan kecacatan (sementara atau menetap)
ataupun kematian yang terjadi pada saat jam kerja.

Untuk mengurangi atau mencegah dampak kecelakaan kerja perlu dilaksanakan


syarat keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Demikian pula pada
pihak perusahaan wajib memberikan pengobatan, perawatan atau memberi
kompensasi (misalnya melalui Jamsostek) bagi pekerja bila terjadi kecelakaan
atau penyakit akibat kerja, termasuk juga upaya rehabilitasi.

Banyak tenaga kerja yang setelah sembuh dari kecelakaan atau penyakit akibat
kerja tidak dapat berfungsi kembali dengan aktivitas semula atau tidak dapat
bekerja kembali. Keadaan ini dapat merugikan tenaga kerja itu sendiri,
demikian pula perusahaan akan kehilangan tenaga kerja yang terampil. Untuk
itu maka perlu dilakukan rehabilitasi, khususnya rehabilitasi kerja.
B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk lebih memahami tentang Program Rehabilitasi Kerja
2. Untuk lebih memahami tentang Program Rehabilitasi Kerja di RSUD
Pringsewu

C. Manfaat
1.  Agar lebih memahami tentang Program Rehabilitasi Kerja
2. Agar lebih memahami tentang Program Rehabilitasi Kerja di RSUD
Pringsewu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Rehabilitasi menurut WHO Expert Commitee on Medical Rehabilitation


(1969) adalah penggunaan secara terpadu dan terkoordinasi dari tindakan
medis, social, pendidikan dan vokasional untuk melatih atau melatihi
kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari tingkat kemampuan
fungsionalnya. Kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah
kegiatan dimana bertujuan membantu pasien mengembangkan kemampuan
kerja dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal bagi dirinya di masyarakat
setelah pulang dirawat di rumah sakit.

Menurut WHO tahun 1981 adalah semua tindakan yang bertujuan untuk
mengurangi dampak disabilitas atau handicap, agar memungkinkan
penyandang cacat berinteraksi dengan masyarakat meliputi fisik, psikik &
social.

Menurut The national Council on Rehabilitation, rehabilitasi didefinisikan


sebagai proses pemulihan dari ketidakmampuan/ kecacatan sehingga
seseorang dapat berfungi kembali secara mental, sosial, keterampilan
bekerja dan ekonomi (Hipkins, et al 1983:135).

Rehabilitasi kerja (occupational rehabilitation) menekankan proses


pemulihan dari aspek pekerjaan, yaitu proses pemulihan seseorang dari
kecelakaan atau penyakit untuk dapat bekerja kembali baik di tempat kerja
semula atau di tempat kerja baru sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya. Rehabilitasi kerja merupakan bagian dari upaya rehabilitasi
medik dilakukan dengan maksud untuk mengurangi biaya kompensasi dan
memperbiki berfungsinya kembali tenaga kerja sehingga mengurangi
hilangnya waktu kerja.

Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang


mengalami kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik
segi fisik, mental, sosial dan ekonomik, di rumah sakit-rumah sakit dan
pusat-pusat rehabilitasi tertentu.

Suatu program rehabilitasi komprehensif baru dikatakan berhasil baik, jika


program mengandung empat unsur, yaitu :
1. Pemulihan kondisi fisik
2. Pemulihan kondisi psikologik
3. Latihan prevokasional dan pengalaman kerja singkat guna membantu
penderita mengembalikan kepercayaan diri
4. Resosialisasi.

B. Tujuan Rehabilitasi Kerja


1. Meniadakan keadaan cacat bila mungkin,
2. Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin,
3. Melatih orang dengan sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup dan
bekerja dengan apa yang tinggal padanya atau kondisinya saat itu.

C. Keuntungan Program Rehabilitasi kerja


Rehabilitasi kerja dapat menguntungkan baik bagi pengusaha maupun
tenaga kerja yang bersangkutan. Keuntungan rehabilitasi kerja di pihak
pengusaha adalah mengurangi biaya kompensasi, mengurangi hilangnya
waktu kerja (lower absenteism), mengurangi biaya dalam merekrut,
menyeleksi dan mengganti tenaga kerja, memperbaiki kondisi hubungan
industrial, dan meningkatenaga kerjaan citra perusahaan. Sedangkan
keuntungan bagi tenaga kerja antara lain : terhndarnya dari pemutusan
hubungan kerja, hilangnya kecemasan, meningkatnya rasa percaya diri
akibat cacat atau penyakityang diderita, dan dampak dalam kehidupan sosial
dapat diatasi.

D. Pencegahan Keadaan Cacat


1. Pencegahan tingkat pertama, terdiri dari :
a. Alat kerja ergonomis
b. Good Safety
c. Lingkungan yang baik
d. Edukasi/Komunikasi/Informasi
2. Pencegahan tingkat kedua
a. Perawatan luka
b. Mobilisasi segera
c. Posisioning anti kontraktur,
d. Anti decubitus
3. Pencegahan tingkat ketiga
a. ADL

b. Vocasional terapi
c. Avocasional terapi

d. Alih pekerjaan

Hal yang terpenting adalah pencegahan tingkat I yakni education berupa


penyuluhan-penyuluhan kepada pekerja dan owner perusahaan atau yang
mewakili.

E. Komplikasi akibat terlambat Program Rehabilitasi


1. Kelemahan dan Atrofi Otot
Hati-hati bagi Anda yang pekerjaan sehari-harinya lebih banyak
menghabiskan waktu pada posisi duduk. Atrofi otot jenis ini menyerang
orang yang tingkat aktivitasnya rendah. Misalnya pada Anda yang sehat
tetapi terlalu banyak duduk, sehingga otot-otot tubuh melemah karena
minimnya gerakan aktif.
2. Kontraktur Sendi
Kontraktur adalah kelainan atau “pemendekan permanen” dari otot
atau sendi yang terjadi saat jaringan lunak di bawah kulit berkurang
kelenturannya dan tidak dapat meregang. Kondisi ini juga dapat
mengenai tendon dan ligamen, dan dapat terjadi di seluruh bagian
tubuh. Pemicu yang paling umum adalah ketika otot terasa kaku
secara berkepanjangan di bagian tubuh tersebut.
3. Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus atau pressure ulcer adalah luka akibat penekanan yang lama
pada kulit karena berbaring terus-menerus. Luka paling sering muncul pada
area kulit yang tertekan saat berbaring, seperti tumit, siku, pinggul, dan
tulang ekor. Ulkus dekubitus juga dikenal sebagai bed sores.
4. Gangguan Metabolik
5. Gangguan Fungsi Kardiovaskuler dan Pulmonal Hipotensi Ortostatik
6. Deteriosasi Psikologis /Penurunan Psikologis.

F. Program Umum Rehabilitasi


Program rehabilitasi kerja ditujukan kepada tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan/ sakit agar mereka dapat pulih kembali untuk bekerja dan
mempetahankan fungsinya semula, atau paling tidak dapat melkukan
fungsinya sesuai kemampuan yang dimilikinya setelah mengalami
kecelakaan/sakit. Penentuan pulihnya kondisi keshatan ini dilakukan oleh
dokter yang merawat tenaga kerja tersebut (melalui medical certificate)
yang menyatakan kondisi tenaga kerja untuk melakukan : pekerjaan/ tugas
normalnya, atau dibatasi untuk pekerjaan tertentu, atau disarankan suatu
pekerjaan alternatif, yaaitu pekerjaan lain yang berbeda dengan pekerjaan
semula yang dianggap sesuai atau dinyatakan belum pulih kondisinya.
1. Upaya yang perlu dilakukan dalam rehabilitasi kerja meliputi beberapa
program :
a. Evaluasi
Setelah dinyatakan pulih kesehatannya dan telah dilakukan
perawatan untuk mengurangi kelainan (impairment),
ketidakmampuan (disability), dan kecacatan (handicap), maka perlu
dilakukan evaluasi dari kemempuan, kecakapan, keterampilan,
potensi, dan motivasi dari tenaga kerja yang bersangkutan. Sehingga
akan memberikan kemudahan dalam menempatkan pada pekerjaan
yang sesuai.
b. Bimbingan/ konseling
Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan arahan mengenai
pekerjan yang mungkin dilakukan dan sesuai dengan kondisi tenaga
kerja yang bersangkutan serta kemungkinan kesempatan/peluang
kerja yang tersedia.
c. Pelatihan
Pada tenaga kerja yang mengalami cacat/ketidakmampuan sebagai
akibat kecelakaan atau penyakit, perlu diberikan peatihan untuk
mempersiapkan tenaga kerja terebut beradaptasi pada pekerjaan
semula atau pada jenis pekerjaan lain yang memerlukan
keterampilan khusus.
d. Penempatan
Penempatan tenaga kerja pada pekerjaan yang sesuai dengan
kondisinya merupakan hal penting dalam proses rehabilitais, karena
hal tersebut juga mempengaruhi keberhasilan tenaga kerja dalam
melaksanakan tugasnya. Penempatan tenaga kerja setelah
rehabilitasi ditentukan antara lain oleh kemampuan tenaga kerja,
jenis dan sifat pekerjaan, kesesuaian antara keterampilan dan
pekerjaan. Jika sudah tidak memungkinkan bagi tenaga kerja untuk
bekerja di tempat semula, maka perlu dilakukan mutasi sehingga
dihindari terjadinya PHK, yaitu memindahkan tenaga kerja pada
tempat kerja/pekerjaan yang sesuai.

G. Evaluasi Program Rehabilitasi


Pelaksanaan program rehabilitasi ini perlu dievaluasi untuk menilai
efektifitas program yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut akan
memberikan masukan bagi pihak manajemen dalam merencanakan program
rehavilitasi kerja yang lebih efektif. Berikut ini adalah contoh variabel yang
perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi program rehabilitasi kerja

1. Hasil
a. Berapa presentase kasus rehabilitasi kerja yang dapat kembali
bekerja?
b. Apakah program rehabilitasi kerja yang telah dilaksanakan sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai?
1. Kualitas
a. Lamanya waktu tenaga kerja dapat bertahan pada pekerjaan yang
diberikan seteah mengalami rehabilitasi
b. Kepuasan tenaga kerja terhadap program rehabilitasi yang telah
dijalaninya
c. Kepuasan tenaga kerja terhadap pekerjaannya setelah direhabilitasi
d. Kepuasan pihak supervisor/manajer dengan proses dan hasil
rehabilitasi
2. Efisiensi
a. Waktu yang hilang sejak terjadinya kecelakaan/ penyakit hingga
tenaga kerja bekerja kembali
b. Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam program rehabilitasi
c. Lamanya program rehabilitasi
d. Biaya yang dikeluarkan dalam pengobatan atau perawatan medis
e. Jumlah gaji yang dibayarkan selama pekerja tidak bekerja
H. Peran dan Tanggungjawab dalam Rehabilitasi Kerja
Penanganan rehabilitasi kerja merupkan penanganan komperhensif yang
melibatkan berbagai profesi baik medis maupun non medis, seperti dokter
dan paramedis, tenaga pendidik, petugas sosial, pengurus perusahaan,
organisasi pekerja, tenaga kerja yang bersangkutan, dan keluarga. Di negara
maju atau di perusahaan besar peran dan tanggung jawab perusahaan,
tenaga kerja, organisasi pekerja, sudah dijabarkan dalam kebijaksanaan
perusahaan sehingga akan memberikan kejelasan pada berbagai pihak yang
terlibat dalam rehabilitasi kerja. Berikut ini rincian peran dan tanggung
jawab dalam rehabilitasi kerja di perusahaan.
1. Perusahaan
a. Menjamin keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga
kerjanya dengan mengasuransikan tenaga kerjana terhadap
kecelakaan dan peyakit
b. Melaksanakan program rehabilitasi sehingga tenaga kerja dapat
bekerja kembali, dan sedapat mungkin menghindari PHK akibat
kecelakaan dan penyakit
c. Memonitor kesehatan dan perkembangan dari tenaga kerja yang
kembali bekerja setelah mengalami rehabilitasi untuk mencega
akibat yang buruk akibat pekerjaan yang dilakukannnya
d. Memberikan keringanan dalam tugas dan jam kerja pada tenaga
kerja yang memunyai keterbatasan secara medis
e. Membantu dalam pembiayaan bagi tenaga kerja yang sedang dirawat
termasuk penyelesaian dengan pihak asuransi
2. Tenaga kerja
a. Bertanggung jawab untuk mencegah perilaku kerja yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain
b. Melaporkan setiap kecelakaan dan mengajukan kompensasi
c. Berpartisipasi dalam program rehabilitasi di tempat kerjanya
d. Bekerja sama dalam melakukan mutasi kerja bagi tenaga kerja yang
kembali bekerja
3. Organisasi tenaga kerja / serikat pekerja
a. Mendukung perusahaan dan tenaga kerja dalam melaksanakan
kebijaksanaan dan program rehabilitasi
b. Memberikan pendapat berkaitan daengan program rehabilitasi kerja
bila diminta oleh tenaga kerja atau perusahaan
c. Membantu mendorong pihak yang terlibat agar berpartisipasi dalam
program rehabilitasi
4. Dokter perusahaan
a. Menentukan diagnosa kecelakaan / penyakit
b. Membantu menyusun program rehabilitasi
c. Melakukan evaluasi medis terhadap tenaga kerja setelah kembali
bekerja
d. Bekerjasama dengan dokter yang merawat/ mengobati
5. Pemerintah
a. Mengeluarkan ketentuan/ kebijaksanaan yang berkaitan dengan
rehabilitasi dalam rangka melindungi tenaga kerja, antara lain yang
tertuang dalam:
1) UU No 3 tahun 1992 tentang Jamsostek
2) PP No 14 tahun 1993 tentang Penyelanggaraan Program
Jamsostek
3) UU No 4 tahun 1997 (pasal 14) tentang Kesempatan Kerja bagi
Penyandang Cacat
4) PP No 43 tahun 1998 (pasal 28) tentang Kewajiban
Mempekerjakan Penyandang Cacat
5) Permen 03 tahun 1996 (pasal 2) tentang dilarangnya PHK selama
tenaga kerja berhalangan karena sakit
b. Mengawasi ditaatinya pelaksanaan peraturan yang berkaitan dengan
hal tersebut diatas
c. Mendukung setiap langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam
proses rehabilitasi dan mengupayakan kemudahan dalam koordinasi
pelaksanaan program (misalnya rujukan untuk rumah sakit/ lembaga
rehabilitasi/ balai latihan kerja milik pemerintah, dsb).

I. Kendala dalam mencapai Keberhasilan Program Rehabilitasi Kerja


Pada dasarnya perusahaan wajib mempekerjakan tenaga kerjanya kembali
setelah pulih kesehatannya akibat kecelakaan/penyakit sampai batas waktu
yang ditentukan oleh peraturan. Namun, tidak semua tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan/sakit dapat pulih keadaanya untuk dapat bekerja
kembali. Kendala bagi tenaga kerja untuk kembali bekerja dapat berasal dari
tenaga kerja itu sendiri atau faktor lain.
1. Faktor yang bersumber dari tenaga kerja (personal factors):
a. Tingkat keparahan kecelakan/penyaki, sehingga tenaga kerja
memang sudah tidak mungkin kembali bekerja
b. Umur tenaga kerja sudah tidak memungkinkan lagi (menjelang
pensiun), sehingga tidak sebanding dengan nilai investasi yang
dikeluarkan perusahaan bila dilakukan rehabilitasi
c. Keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan pekerjaan semula dan
peuang kerja memang sangat terbatas
d. Psiko-sosial-kecemasan, rasa tidak percaya diri dan rendahnya
motivasi untuk kembali bekerja
2. Faktor lain (external factors)
a. Situasi perusahaan yang tidak mendukung tenaga kerja untuk
kembali bekerja
b. Pesangon/kompensasi yang ditawarkan bila tidak bekerja lebih
menguntungkan
c. Diagnosis dan perawatan yang tidak tepat menghambat pemulihan
tenaga kerja untuk dapat kembali bekerja
d. Situasi ekonomi yang tidak menguntungkan dan tingginya angka
pengangguran menghambat tenaga kerja yang kemampuannya
terbatas untuk berkompetisi.
BAB III
PROGRAM REHABILITASI KERJA DI RSUD PRINGSEWU

Program rehabilitasi kerja di RSUD Pringsewu merupakan tindak lanjut dari hasil
pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan setiap 6 bulan sekali dimana hasil
pemeriksaannya reaktif terkena HbsAg. Pemeriksaan Kesehatan pada karyawan
RSUD Pringsewu yang dilakukan setiap 6 bulan sekali. Kegiatan ini merupakan salah
salah satu proram K3RS (Kesehatan Keselamatan Kerja Rumah Sakit). Karyawan
yang diperiksa kesehatan adalah karyawan yang dalam melakukan pekerjaannya
beresiko tertular penyakit infeksius.

Ruangan yang paling beresiko terhadap tertularnya penyakit infeksius adalah


Ruang Perawatan, Poli klinik, OK/IBS, Laboratorium, Laundry, TPS B3, UTD, HD dan
CS. Pada bulan Juni 2019 RSUD Pringsewu melakukan pemeriksaan kesehatan
HbsAg terhadap 30 karyawan yang terdiri dari perawat, Clening Service, tenaga
Loundry. Dari 30 karyawan yang diperiksa yang reaktif HbsAg ada 6 karyawan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut maka perlu adanya tindak lanjut yaitu
rehabilitasi kerja dengan melakukan roliing tempat kerja, misalnya perawat di
pindah di kantor, atau di bagian SIM RS, petugas laundry dipindah di bagian taman
yang tidak beresiko untuk menulari atau tertular kembali jika sudah sembuh
menjalani pengobatan.

A. Tim Rehabilitasi terdiri dari :


1. Direktur
2. Kepegawaian
3. Bidang Keperawatan
4. Dokter Spesialis
5. Kepala Ruangan / Kepala Instalasi
6. K3RS
B. Tahapan Program Rehabilitasi Kerja

1. K3RS dan PPI melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan karyawan (HbsAg)


dan membuat rencana tindak lanjutnya jika hasilnya reaktif/positif ke
Direktur RSUD.
2. Rencana tindak lanjut untuk karyawan yang reaktif HbsAg dari K3RS adalah :
a. Mengusulkan untuk dilakukan imunisasi hepatitis bagi karyawan yang
reaktif HbsAg
b. Mengusulkan dilakukannya screening atau pemeriksaan lanjutan oleh
dokter spesialis dan melakukan pengobatan sampai tuntas.
c. Melakukan pemindahan/rolling tempat kerja
3. Direktur menerima laporan kemudian akan meneruskannya ke bidang masing-
masing untuk melakukan :
a. Imunisasi Hepatitis, screening/pemeriksaan lanjutan dan pengobatan
sampai tuntas bagi karyawan yang reaktif HbsAg
b. Pemindahaan/rolling tempat kerja,
2. K3RS juga memberitahu kepada kepala ruangan/kepala instalasi jika stafnya
ada yang reaktif HbsAg dan harus dilakukan rehabilitasi kerja kemudian
memanggil karyawan tersebut untuk diberitahu. Hasil pemeriksaan bersifat
rahasia dan tidak boleh disebarluaskan.
3. Kepala ruangan /kepala instalasi akan membuat telaah staff serta membuat
pengusulan roling ke bidang terkait.
4. Kepegawaian setelah menerima tembusan dari Direktur dan usulan dari
karu/inst. kemudian akan menerbitkan SK Roling/tempat kerja baru untuk
karyawan tersebut sesuai dengan usulan K3RS dan persetujuan direktur.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami
kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental,
sosial dan ekonomik, di rumah sakit-rumah sakit dan pusat-pusat rehabilitasi
tertentu.

Upaya Program Rehabilitasi Kerja meliputi evaluasi, bimbingan/konseling,


pelatihan dan penempatan. Kendala yang menjadi hambatan dari tercapainya
Program Rehabilitasi Kerja, yakni faktor yang bersumber dari tenaga kerja
(internal factor) seperti tingkat keparahan kecelakaan, umur tenaga yang sudah
tidak memungkinkan lagi dll dan dari lainnya (external factor) seperti situasi
perusahaan yang tidak mendukung dan situasi perekonomian yang tidak
mendukung dll.

Rehabilitasi Kerja di RSUD Pringsewu sudah menerapkan upaya Program


Rehabilitasi Kerja. Pemeriksaan kesehatan dini yang dilaksanakan berupa
pemeriksaan untuk mengetahui tenaga kerja yang terinfeksi virus hepatitis B
agar tenaga kerja dapat segera mendapat intervensi dan memutus penularan
penyakit.

B. Saran
1. Sebaiknya screening atau pemeriksaan tes HIV juga dilaksanakan
2. Evaluasi kepatuhan memakai APD/SOP pada tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Dokumen Rehabilitasi Kerja di RSUD Pringsewu, Provinsi Lampung

Makmur Siti Rayya_Net, ( 09 Jui 2015), Makalah Program Rehabilitasi Kerja. Diakses
pada 15 Desember 2019. Dari http://flower-
dahlia.blogspot.com/2015/07/makalah-program-rehabilitas-kerja.html
Muthia Happy, (09 Juli 2015), Rehabilitasi pada Kecelakaan Kerja. Diakses pada 15
Desember 2019. Dari
https://www.academia.edu/24931533/REHABILITASI_PADA_KECELAKAAN_KERJA_r
evisi?auto=download
Rini, (09 Juli 2015), Rehabilitasi Kerja di Perusahaan. Diakses pada 15 Desember
2019. Dari https://www.indonesiasafetycenter.org/knowledge-test/safety-
leadership/rehabilitasi-kerja-di-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai