Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pada pasal 28 H
dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Menurut Undang – undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.

Menurut Rencana Pembangunan Tenaga Kesehatan Indonesia tahun


2011 - 2025. Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan
merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi
hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga
Indonesia membutuhkan tenaga kesehatan dengan kuantitas dan
kualitas yang baik. Sehingga tenaga kesehatan dengan performa baik
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi – tinggiya
dalam pembangunan kesehatan.

1 | Etika & Hukum Kesehatan


B. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian tenaga kesehatan
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis tenaga
kesehatan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penyuluh
kesehatan
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami profesionalisme.

2 | Etika & Hukum Kesehatan


BAB II
PEMBAHASAN / ISI

A. Pengertian Tenaga Kesehatan

Secara kasar, WHO (World Health Organization) memperkirakan dua


pertiga sumber daya manusia kesehatan di dunia adalah orang-orang
yang memberikan pelayanan kesehatan dan sepertiganya adalah tenaga
pendukung dan manajemen kesehatan.

Sedangkan pengertian sumber daya manusia kesehatan menurut Sistem


Kesehatan Nasional (SKN) 2009 adalah tenaga kesehatan profesi
termasuk tenaga kesehatan strategis, dan tenaga kesehatan nonprofesi,
serta tenaga pendukung/ penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja
serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan.

Dan pengertian tenaga kesehatan menurut Undang – undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2009) adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.

B. Jenis – jenis Tenaga Kesehatan


Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas:

1. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam undang – undang
nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan memiliki kualifikasi
minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.

3 | Etika & Hukum Kesehatan


2. Asisten Tenaga Kesehatan
Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud harus memiliki
kualifikasi minimum pendidikan menengah di bidang kesehatan,
bekerja di bawah supervisi Tenaga Kesehatan.

Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:


a. Tenaga medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan
dokter gigi spesialis.
b. Tenaga psikologi klinis adalah psikologi klinis;
c. Tenaga keperawatan adalah tenaga perawat berbagai jenis;
d. Tenaga kebidanan adalah bidan;
e. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan teknis kefarmasian;
f. Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan,
tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing
kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan,
tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan
reproduksi dan keluarga;
g. Tenaga kesehatan lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi
lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan;
h. Tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
i. tenaga keterapian fisik i terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis,
terapis wicara, dan akupunktur
j. Tenaga keteknisian medis terdiri atas perekam medis dan
informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan
darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata
anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis.;
k. Tenaga teknik biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan
ortotik prostetik.
l. Tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan
tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan

4 | Etika & Hukum Kesehatan


m. Tenaga kesehatan lain adalah tenaga kesehatn ditetapkan oleh
Menteri.

Tabel Daftar Jenis Tenaga dan Organisasi Profesi di Indonesia

No Kelompok Jenis Tenaga Organisasi Ket.


Tenaga Kesehatan Profesi
Kesehatan

1 Tenaga DOKTER Ikatan Dokter IDI


Medis Indonesia
(IDI)

2 Tenaga DOKTER GIGI Persatuan PDGI


Medis Dokter Gigi
Indonesia
(PDGI)

3 Tenaga PERAWAT Persatuan PPNI


Keperawatan Perawat
Nasional
Indonesia
(PPNI)

4 Tenaga BIDAN Ikatan Bidan IBI


Keperawatan Indonesia
(IBI)

5 Tenaga PERAWAT GIGI Persatuan PPGI


Keperawatan Perawat Gigi
Indonesia
(PPGI)

6 Tenaga APOTEKER Ikatan ISFI


Kefarmasian Sarjana
Farmasi
Indonesia
(ISFI)

7 Tenaga ASISTEN Persatuan PAFI


Kefarmasian APOTEKER Ahli Farmasi
Indonesia
(PAFI)

5 | Etika & Hukum Kesehatan


No Kelompok Jenis Tenaga Organisasi Ket.
Tenaga Kesehatan Profesi
Kesehatan

8 Tenaga EPIDEMIOLOG Perhimpunan PAEI


Kesehatan KESEHATAN Ahli
Masyarakat Epidemiolog
Indonesia
(PAEI)

9 Tenaga ENTOMOLOG Perhimpunan PEKI


Kesehatan KESEHATAN Entomolog
Masyarakat Kesehatan
Indonesia
(PEKI)

10 Tenaga SANITARIAN Himpunan HAKLI


Kesehatan Ahli
Masyarakat Kesehatan
Lingkungan
Indonesia
(HAKLI)

11 Tenaga Gizi NUTRISIONIS Persatuan PERSAGI


DAN DIETISIEN Ahli Gizi
Indonesia
(PERSAGI)

12 Tenaga FISIOTERAPIS Ikatan IFI


Keterampilan Fisioterapi
Fisik Indonesia
(IFI)

13 Tenaga OKUPASI Ikatan IOTI


Keterampilan TERAPIS Okupasi
Fisik Terapi
Indonesia
(IOTI)

14 Tenaga TERAPIS Ikatan Terapi IKATWI


Keterampilan WICARA Wicara
Fisik Indonesia
(IKATWI)

15 Tenaga RADIOGRAFI Persatuan PARI


Keteknisian Ahli
Medis Radigrafer

6 | Etika & Hukum Kesehatan


No Kelompok Jenis Tenaga Organisasi Ket.
Tenaga Kesehatan Profesi
Kesehatan

Indonesia
(PARI)

16 Tenaga TEKNISI GIGI Persatuan PTGI


Keteknisian Teknik Gigi
Medis Indonesia
(PTGI)

17 Tenaga TEKNISI Ikatatan IKATEMI


Keteknisian ELEKTROMEDIS Teknik
Medis Elektromedik
Indonesia
(IKATEMI)

18 Tenaga ANALIS Persatuan PATELKI


Kefarmasian FARMASI Ahli Teknik
Laboratorium
Kesehatan
Ind
(PATELKI)

19 Tenaga REFRAKSIONIS Ikatan IROPIN


Keteknisian OPTISIEN Refraksionis
Medis Optisien
Indonesia
(IROPIN)

20 Tenaga PEREKAM Perhim PORMIKI


Keteknisian MEDIS Profesi
Medis Perekam
Medis &
Informasi
Kes Ind
(PORMIKI)

21 Tenaga PERAWAT Ikatan IPAI


Keperawatan ANASTESI Perawat
Anestesi
Indonesia
(IPAI)

22 Tenaga PENYULUH Perkumpuln PPKMI


Kesehatan KESEHATAN Promosi &

7 | Etika & Hukum Kesehatan


No Kelompok Jenis Tenaga Organisasi Ket.
Tenaga Kesehatan Profesi
Kesehatan

Masyarakat Pendidikan
Kes Masy
Ind (PPKMI)

23 AKUPUNKTUR Himpunan HAKTI


THERAPI Akupunktur
Terapi
Indonesia
(HAKTI)

24 Tenaga ORTOTIK Ikatan Ortotik IOPI


Keteknisian PROSTETIK Prostetik
Medis Indonesia
(IOPI)

25 AHLI FISIKA Ikatan Ahli IKAFMI


MEDIK Fisika Medik
Indonesia
(IKAFMI)

26 Tenaga PARAMEDIK Ikatan IPPTD


Keteknisian TRANSFUSI Paramedik
Medis DARAH Teknologi
Transfusi
Darah Ind
(IPPTDI)

C. Penyuluh Kesehatan

Penyuluh adalah orang yang memiliki peran, tugas atau profesi yang
memberikan pendidikan, bimbingan dan penerangan kepada
masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah sehingga mencapai
saran yang telah ditetapkan.

Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat


agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi

8 | Etika & Hukum Kesehatan


tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan
perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010).

Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan


masyarakat (Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha
untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok
atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut
atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya
pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku sasaran.

Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut


mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam
suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan
pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses
pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau
pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat
bantu atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil optimal,
maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Hal ini
berarti, bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus
menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan
sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk
sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa
dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda
dengan sasaran individual dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

9 | Etika & Hukum Kesehatan


1. Tujuan Penyuluhan kesehatan

Menurut Effendy (1998 cit Anonima, 2008) tujuan penyuluhan


kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup
sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku
sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, menurut
WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran


dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan :

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang


terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah
seseorang menerima informasi didapatnya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi


Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah
pula dalam manerima informasi baru.

c. Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat
kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang
tidak boleh diabaikan.

10 | Etika & Hukum Kesehatan


d. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat


Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat
aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat
dalam penyuluhan.

3. Langkah – langkah dalam melakukan penyuluhan

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik


harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam
penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut:
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat,
b. menetapkan masalah kesehatan masyarakat,
c. memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat,
d. menyusun perencanaan penyuluhan.

C. Profesionalisme

1. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan,


kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana
yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang
profesional. Profesionalisme berasal dari kata profesion yang
bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi

11 | Etika & Hukum Kesehatan


profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari
seseorang yang profesional. (Longman, 1987).

Menurut Imawan (1997:77) profesionalisme menunjukkan hasil kerja


yang sesuai sesuai dengan standar teknis atau etika sebuah profesi.
Aktivitas kerja itu lazim berhubungan dengan penghasilan dalam
bentuk uang. Untuk menciptakan kadar profesionalitas dalam
melaksanakan misi institusi persyaratan dasarnya adalah tersedianya
sumber daya manusia yang andal, pekerjaan yang terprogram dengan
baik, dan waktu yang tersedia untuk melaksanakan program tersebut
serta adanya dukungan dana yang memadai dan fasilitas yang
memadai dan fasilitas yang mendukung.

Profesionalisme menurut Sedarmayanti (2010:96) adalah pilar yang


akan menempatkan birokrasi sebagai mesin efektif bagi pemerintah
dan sebagai parameter kecakapan aparatur dalam bekerja secara
baik. Ukuran profesionalisme adalah kompetensi, efektivitas, dan
efisiensi serta bertanggung jawab.

Pandangan lain seperti Siagian (2000:163) menyatakan bahwa yang


dimaksud dengan profesionalisme adalah keandalan dalam
pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu
yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan
diikuti oleh pelanggan.

David H. Maister (1998:56) mengatakan bahwa orang-orang


profesional adalah orang-orang yang diandalkan dan dipercaya
karena mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, bertanggung
jawab, tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas
pekerjaannya. Semua itu membuat istilah profesionalisme identik
dengan kemampuan, ilmu atau pendidikan dan kemandirian.

12 | Etika & Hukum Kesehatan


2. Ciri-ciri profesionalisme

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme sentiasa mendorong


dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti
profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:

a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati


piawai ideal.

Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu


berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah
ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang
dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan
“piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling
sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.

b. Meningkatkan dan memelihara imej profesional.

Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan


untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui
perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui
berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan,
penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian,
hubungan dengan individu lainnya.

c. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan


profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualiti
pengetahuan dan keterampiannya.

d. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion .

Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan


profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar

13 | Etika & Hukum Kesehatan


seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan
profesionnya.

3. Asas Pokok Profesionalisme

Menurut H. Sumitro Maskun (1997:7) bahwa suatu profesionalisme


adalah merupakan suatu bentuk atau bidang kegiatan yang dapat
memberikan pelayanan dengan spesialisasi dan intelektualitas yang
tinggi. Bentuk atau bidang kegiatan ini dalam mengamalkan
prestasinya menjalankan tiga asas pokok, yaitu :

a. Terdapat suatu pengetahuan dasar yang dapat dipelajari secara


seksama dan terdapatnya sikap pada seseorang yang menguasai
sesuatu teknik yang dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
b. Keberhasilan yang dicapai oleh suatu profesi, ukuran standarnya
adalah bagaimana kita menyelesaikan pelayanan cepat kepada
masyarakat dan bukan apa yang dapat dicapai seseorang bagi
kepentingan pribadinya.
c. Dikembangkan suatu sistem pengawasan atas usaha dan kegiatan
praktis para profesional dalam mengamalkan pengetahuan dan
hasil pendidikannya dengan melalui didirikannya himpunan-
himpunan atau asosiasi dan diciptakannya berbagai kode etik.
Langkah awal yang harus ditempuh agar seseorang dapat
berstatus sebagai profesional adalah mempunyai kemampuan
intelektualnya yang cukup, yaitu suatu kemampuan yang berupa
mampu untuk mudah memahami, mengerti, mempelajari dan
menjelaskan suatu fenomena.Artinya tingkat, derajat, kualitas dan
kuantitas profesionalisme di Indonesia dapat dilihat dari berapa
banyak dan berapa tingginya kualitas masyarakat intelektual yang
ada bagi mendukung profesionalisme tersebut (Maskun, 1997:7)

14 | Etika & Hukum Kesehatan


4. Profesionalisme Tenaga Kesehatan

Ciri – ciri tenaga kesehatan yang profesional, yakni :

a. Bertindak dan berpenampilan ideal


Bertindak atau berperilaku dan berpenampilan ideal ini sesuai
dengan kaidah-kaidah yang diatur dalam profesinya. Jika
profesi mengatur anggotanya untuk bersikap ramah kepada
pasien maka setiap anggota profesi harus melaksankan
sebagai wujud tindakan profesional.

b. Menjaga nama baik profesi


Menjaga nama baik profesi adalah tindakan yang
mengedepankan pada moral tinggi sehingga dapat membawa
nama baik profesi. Nama baik profesi mutlak berada pada
anggotanya, sehingga wajib bagi anggota profesi bertindak
semaksimal mungkin untuk menjaga nama baik profesi.

c. Selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan


Perkembangan ilmu pengetahuan itu dinamis yang akan
selalu bergerak maju, sehingga seorang tenaga kesehatan
harus mampu mengikutinya untuk mencapai peningkatan
kemampuan dan pengetahuan. Anda mau dibilang tenaga
kesehatan yang bodoh tak berkemampuan dan tak bisa apa-
apa...?

d. Melaksanakan kode etik profesi dan kompetensi


Kode etik dan kompetensi mutlak ada dan harus dijalankan
oleh seorang anggota profesi. Saat ini sering kita dengar kata
“TERKUN” atau Dokter Dukun... bahkan saya pernah melihat
dimedia televisi ada seorang dokter mengatakan dengan
bangga tentang istilah “TERKUN” ini...mungkinkah dokter

15 | Etika & Hukum Kesehatan


dukun ini mencerminkan sikap profesional, mungkinkan
“TERKUN” ini tertuang dalam kode etik dan kompetensi...?

e. Bekerja dengan standar yang tinggi


Bekerja dengan standar yang tinggi adalah melaksanakan
tugasnya dengan sebaik-baiknya, jauh dari kata ceroboh dan
menyepelekan. Banyak kasus yang menjerat tenaga
kesehatan dikarenakan tidak bekerja dengan standar tinggi.
Anda mau terjerat kasus...? Silahkan coba saja dengan
bekerja ceroboh dan menyepelekan...!

16 | Etika & Hukum Kesehatan


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan kunci


utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam
keberhasilan pembangunan kesehatan.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam


bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Untuk
mewujudkan pembangunan kesehatan yang optimal dibutuhkan tenaga
kesehatan yang profesional, adapun ciri-cirinya yakni bertindak dan
berpenampilan ideal, menjaga nama baik profesi, selalu meningkatkan
kemampuan/pengetahuan, melaksanakan kode etik profesi dan
kompetensi dan bekerja dengan standar yang tinggi.

17 | Etika & Hukum Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai