Anda di halaman 1dari 19

PERHIMPUNAN KLINIK DAN

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


PRIMER INDONESIA
(PKFI)
CABANG LAMONGAN

BUKU SAKU
Sekretariat
Jl.Raya deandles 170 Paciran – Lamongan
Telepon : 0812 3449 871(dr.M. Rosidi)
0812 3080 416 ( Hendrix Irawan )
Email : pkfi.lamongan19@gmail.com
SUSUNAN PENGURUS
PKFI CABANG LAMONGAN
MASA BAKTI 2019-2024

Pelindung : Kepala Dinas Kabupaten Lamongan


Kasie Yankes Kabupaten Lamongan

Penasehat : dr.Jijin B.I


dr.Eko wahyuwono
dr.Nanang Rahardi
dr.H.M Amin

Ketua : dr.H.Moch Rosidi


Wakil Ketua : dr.Andrik Isyunanto
dr.Susi Budi Lestari

Sekretaris : Hendrix Irawan, MM.


Wakil Sucipto, Amd.Kep

Bendahara : Mohammad Faisol, S.Sos


Wakil Siti Nur Wulan, S.Pd

Bidang Organisasi dan SDM


Yatno S.Kep Ns
Kusbiyanto S.Kep Ns
H. Sogram Amd.Kep
Purwanto, SKM

Bidang Humas
Tolib Fadhelan, S.Kep Ns
Yoyok Ivanto, SE
Mohammad Hariyanto
Ahmad Ridwan
Bidang Mutu dan Akreditasi VISI
Abd. Majakin, M.MR
dr.Nasikhatul Ummah Menjadikan PKFI sebagai tempat berhimpunnya Klinik dan Fasilitas
dr.Dhuha Pelayanan Kesehatan Primer se Indonesia dan menyiapkannya dalam

Bidang Biro Hukum dan Pembinaan/Pembelaan Anggota implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional dan untuk
Ariy Rahmawati, S.Kep. Ns menghadapi globalisasi.
Roichan S.Kep, Ns
Imron Rosadi
Surajimin, S.Si MISI
Bidang Klinik Rawat Jalan  Menghimpun dan membina seluruh Klinik dan Fasilitas
Dr.Mu’arifah Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia supaya selalu siap
Juari Amd.Kep
menghadapi era gelombang persaingan bebas dalam
Kartono, Amd.Kep
globalisasi yang berbasis etikomedikolegal.
Bidang Klinik Rawat Inap  Mempersiapkan infrastruktur Klinik dan Fasilitas Pelayanan
Munadi S.Kep Ns Kesehatan Primer untuk siap menjalankan peraturan
Isna Mujayati S.ST perundang-undangan serta memberi masukan kepada
Yudi Muhromin S.Kep Ns
pemerintah dalam penyusunan serta penyempurnaan
peraturan perundangundangan.
 Mempersiapkan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer dalam implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional
dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan bertindak
sebagai Asosiasi Fasilitas Kesehatan.
 Memotivasi dan memfasilitasi peningkatan mutu pelayanan
kesehatan pada Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
 Memperjuangkan kepentingan anggota keseluruh
stakeholder atau pemangku kepentingan.
 Membentuk dan mengembangkan jejaring komunikasi dan Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI), dengan Anggaran
rujukan antar anggota Klinik dan Fasilitas Pelayanan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :
Kesehatan Primer.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH


ANGGARAN DASAR
TANGGA
PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS PELAYANAN
PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS
KESEHATAN PRIMER INDONESIA (PKFI)
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
INDONESIA (PKFI) BAB I
NAMA , RUANG LINGKUP , TEMPAT KEDUDUKAN DAN

MUKADIMAH WAKTU

Melalui serangkaian pertemuan, curah pendapat dan diskusi, Pasal 1


terbentuklah wacana diantara para dokter, pakar ilmu kesehatan Nama
masyarakat, pakar kedokteran pencegahan dan pakar kedokteran
komunitas, pakar kesehatan masyarakat, pakar kedokteran keluarga, (1) Perkumpulan ini bernama Perhimpunan Klinik dan Fasilitas
serta para penanggungjawab Klinik dan Balai pengobatan di Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia, disingkat PKFI.
Indonesia yang bertujuan untuk menyamakan visi, misi, persepsi dan (2) Dalam hubungan Internasional dipakai nama Indonesian
aspirasi perihal terselenggaranya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Association of Clinics and Primary Health Care Facilities
Perorangan yang tercapai (accessible), terjangkau (affordable), dan disingkat IACP.
bermutu (qualified) sehingga menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan di Indonesia dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang setinggi-tingginya, Pasal 2
maka dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi serta
dengan memohon limpahan rahmat dan ridha dari Tuhan Yang Maha Ruang Lingkup
Esa, pada tanggal 14 Mei 2008 di Surabaya, terbentuklah (1) Klinik terdiri dari Klinik Pratama dan Klinik Utama yang
Perhimpunan Klinik Medis Indonesia (PKMI), yang kemudian pada merupakan fasilitas pelayanan kesehatan, yang
Musyawarah Nasional Perhimpunan Klinik Medis Indonesia di menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan, yang
Jakarta disepakati menjadi Perhimpunan Klinik dan Fasilitas
menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan (2) Mengupayakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dipimpin oleh seorang tenaga medis. perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mudah
(2) Fasilitas Kesehatan Primer terdiri dari Puskesmas yang dicapai, terjangkau dan bermutu.
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan (3) Membela dan memperjuangkan kepentingan klinik dan
pelayanan kesehatan masyarakat serta Praktek Mandiri Dokter kepentingan fasilitas pelayanan kesehatan primer sebagai suatu
Pelayanan Kesehatan Primer. lembaga dan upaya pelayanan kesehatan dalam hal
kesejahteraan, perlindungan hukum dan regulasi.
Pasal 3
Tempat Kedudukan dan Waktu
BAB III
(1) PKFI didirikan pada tanggal 22 September 2008 di Surabaya,
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. USAHA
(2) Pengurus Pusat PKFI berkedudukan di Ibukota Negara.

Pasal 6
BAB II Untuk mencapai tujuan perhimpunan, PKFI melakukan usaha :
AZAS DAN TUJUAN (1) Menggalang, memadukan dan mempererat hubungan antar
Pasal 4 klinik dan antar fasilitas pelayanan kesehatan primer
termasuk praktek mandiri dokter perorangan sehingga saling
Azas mendukung dan menunjang, untuk menjamin
PKFI berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar terselenggaranya pelayanan kesehatan yang baik.
1945. (2) Membina hubungan dengan Pemerintah dan Institusi serta
pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya.
Pasal 5
(3) Menyelenggarakan upaya-upaya untuk peningkatan mutu
Tujuan pelayanan klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan primer.
(1) Menghimpun serta memadukan klinik, fasilitas pelayanan (4) Mengadakan kegiatan lain yang sah untuk mencapai tujuan
kesehatan primer dan praktek dokter mandiri perorangan di organisasi.
Indonesia, dengan menghormati kedaulatan masing-masing.
BAB IV (4) Badan Khusus atau Panitia Khusus adalah badan atau panitia
KEANGGOTAAN yang dibentuk oleh Badan Legislatif atau Badan Eksekutif untuk
suatu kepentingan tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.
Pasal 7
Keanggotaan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pasal 9

Primer Indonesia terdiri dari: Struktur Kepemimpinan

(1) Anggota Biasa, yaitu Klinik Pratama, Klinik Utama, (1) Organisasi PKFI terdiri dari Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah
Puskesmas dan Praktek Mandiri Dokter Pelayanan Kesehatan dan Pengurus Cabang.
Primer. (2) Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi yang
(2) Anggota Luar Biasa, yaitu perorangan yang mempunyai bertanggung jawab untuk dan atas nama organisasi.
minat yang besar dan pengetahuan yang cukup tentang klinik Pasal 10
dan fasilitas pelayanan kesehatan primer.
(3) Anggota Kehormatan, yaitu lembaga atau perorangan yang Kekuasaan
berjasa besar dalam pengembangan organisasi PKFI. (1) Kekuasaan organisasi berada pada Musyawarah Nasional,
Musyawarah Wilayah, dan Rapat Anggota Cabang, sesuai
BAB V dengan tingkatannya.
ORGANISASI (2) Kekuasaan tertinggi organisasi ada pada Musyawarah Nasional
Pasal 8 (Munas).
(3) Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Rapat Anggota
Struktur Organisasi
Cabang diadakan setiap 5 (lima) tahun.
(1) Organisasi PKFI terdiri dari Badan Legislatif, Badan Eksekutif (4) Musyawarah Nasional mengesahkan AD-ART organisasi,
dan Badan atau Panitia Khusus. memilih dan menetapkan Pengurus Pusat dan merumuskan serta
(2) Badan Legislatif adalah Musyawarah Nasional, Musyawarah menetapkan arah dan kebijakan organisasi.
Wilayah, Rapat Anggota dan Rapat Kerja.
(3) Badan Eksekutif adalah Pengurus Perhimpunan, ditingkat Pusat
adalah Pengurus Pusat (PP-PKFI), ditingkat Propinsi adalah
Pengurus Wilayah (PW-PKFI), dan ditingkat Kabupaten/Kota
adalah Pengurus Cabang (PC-PKFI), dengan masa bakti 5 (lima)
tahun.
BAB VI (3) Pembubaran dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-
KEUANGAN kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
(4) Musyawarah Nasional dimaksud pada ayat(1) menetapkan dan
Pasal 11 mengatur harta kekayaan milik organisasi.
Pendanaan dan keuangan organisasi diperoleh dari:
(1) Uang pangkal,
(2) Iuran anggota, BAB IX
(3) Usaha-usaha organisasi, PENUTUP
(4) Sumbangan dan pendapatan lain yang sah dan tidak Pasal 14
mengikat.
(1) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan-peraturan
BAB VII dan ketetapan-ketetapan organisasi, dan tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (2) Dengan disahkan dan ditetapkannya Anggaran Dasar PKFI
Pasal 12 ini,maka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKFI
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKFI sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
(3) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh
hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional.
Musyawarah Nasional PKFI dan setelah ditanda tangani oleh
BAB VIII Pengurus Pusat PKFI.

PEMBUBARAN
Pasal 13
(1) Pembubaran organisasi PKFI hanya dapat dilakukan oleh
Musyawarah Nasional PKFI yang khusus diadakan untuk
keperluan itu.
(2) Musyawarah Nasional dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota biasa dan luar
biasa.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Desember 2012
PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL PKFI

Inna Widjajanti, dr.


Dr. Dollar, dr., SH., MHKes., MM
Heru Budianto, dr., SH., MM

KETUA UMUM PKFI


Slamet Budiarto, dr., SH., MHKes
ANGGARAN RUMAH TANGGA (4) Anggota Kehormatan adalah Badan, lembaga atau perseorangan
PERHIMPUNAN KLINIK DAN FASILITAS PELAYANAN yang berjasa besar terhadap pengembangan organisasi PKFI.

KESEHATAN PRIMER INDONESIA (PKFI) Pasal 2


Penerimaan Anggota
BAB I (1) Yang dapat diterima sebagai Anggota Biasa adalah Klinik
KEANGGOTAAN Pratama, Klinik Utama, Puskesmas dan Dokter Praktek Mandiri
Pelayanan Primer yang memiliki tempat atau fasilitas untuk
Pasal 1
melakukan praktek kedokteran, yang mendaftarkan diri serta
Jenis Keanggotaan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Organisasi PKFI.
(1) Anggota PKFI terdiri dari : (2) Yang dapat diterima sebagai Anggota Luar Biasa adalah Warga
a. Anggota Biasa, Negara Indonesia, yang paham dan berminat tentang Klinik dan
b. Anggota Luar Biasa, Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, dan mendaftarkan diri
c. Anggota Kehormatan. atau diminta oleh Pengurus PKFI untuk menjadi anggota luar
(2) Anggota Biasa adalah biasa PKFI.
a. Klinik Pratama (diwakili oleh dokter atau dokter gigi (3) Yang dapat menjadi anggota kehormatan adalah Badan,
penanggung jawab klinik), Lembaga , atau perseorangan yang dianggap berjasa besar dalam
b. Klinik Utama (diwakili oleh dokter atau dokter gigi pengembangan organisasi PKFI, diusulkan oleh Pengurus Pusat,
penanggung jawab klinik), Pengurus Wilayah ataupun Pengurus Cabang dan disahkan dalam
c. Puskesmas (diwakili oleh dokter atau dokter gigi Kepala Musyawarah Nasional PKFI.
Puskesmas), dan (4) Penerimaan anggota Biasa dilakukan oleh Pengurus Cabang
d. Praktek Mandiri Dokter Pelayanan Kesehatan Primer, PKFI dan dilaporkan kepada Pengurus Pusat melalui pendaftaran
yang terregistrasi secara legal dan terdaftar sebagai anggota secara tertulis dan pernyataan persetujuan terhadap AD/ART
PKFI.
PKFI.
(5) Penerimaan atau penunjukan sebagai anggota luar biasa
(3) Anggota Luar Biasa adalah perseorangan yang mempunyai minat dilakukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Wilayah atau
dan paham tentang klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan Pengurus Cabang dan dilaporkan kepada Pengurus Pusat untuk
primer dan terdaftar sebagai anggota PKFI pengesahannya.
BAB II Hak –Hak Anggota
STATUS ORGANISASI (1) Semua anggota berhak menghadiri dan mengikuti Musyawarah
Pasal 3 Nasional dan Rapat Kerja Nasional PKFI.
(2) Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa berhak mengeluarkan
(1) PKFI adalah organisasi yang bergerak dan mengadakan kegiatan pendapat, mengajukan usul dan pertanyaan serta mengikuti
dalam bidang pembinaan Klinik Medis, Puskesmas dan Praktek
semua kegiatan organisasi PKFI.
Dokter Mandiri di Indonesia
(3) Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa mempunyai hak dipilih
(2) PKFI merupakan organisasi nirlaba (non profit), dan dalam
dan memilih.
melaksanakan kegiatannya sama sekali tidak bertujuan untuk
(4) Anggota kehormatan tidak mempunyai hak suara, hak dipilih
memperoleh keuntungan.
maupun hak memilih.
(3) PKFI merupakan organisasi pembinaan yang tidak terkait dan
(5) Semua anggota yang menjalankan tugas organisaasi berhak
tidak ada hubungannya dengan partai maupun organisasi politik mendapatkan pembelaan dan perlindungan dari Perhimpunan.
lainnya.
Pasal 6

BAB III Kewajiban Anggota


KEDUDUKAN (1) Semua anggota berkewajiban mematuhi , menjunjung tinggi dan
Pasal 4 mengamalkan AD/ART Perhimpunan serta mentaati keputusan
Organisasi.
Kedudukan Sekretariat
(2) Semua anggota wajib mematuhi Kode Etik PKFI.
(1) Sekretariat Pengurus Pusat berkedudukan di ibu kota Negara. (3) Semua anggota berkewajiban berpartisipasi pada kegiatan
(2) Setiap Wilayah menetapkan Sekretariat Pengurus Wilayah yang organisasi sesuai kemampuan dan kapasitasnya masing-masing.
berkedudukan di Ibu Kota Propinsi yang bersangkutan. (4) Semua anggota berkewajiban untuk membayar uang pangkal dan
(3) Setiap Cabang menetapkan Sekretariat Pengurus Cabang yang uang iuran anggota.
berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/ Kota yang bersangkutan.

BAB IV
Pasal 7
HAK DAN KEWAJIBAN
Rangkap Anggota dan Rangkap Jabatan
Pasal 5
Dalam keadaan tertentu, anggota PKFI dapat merangkap menjadi (5) Anggota yang diberhentikan baik secara tetap ataupun sementara
diberi kesempatan untuk membela diri dalam forum khusus yang
anggota dan atau rangkap jabatan pada organisasi lain, sepanjang
dibentuk untuk itu.
tidak bertentangan dengan kehormatan dan tradisi luhur kedokteran
BAB V
dan tradisi organisasi, serta tidak bertentangan dengan AD ART dan
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
ketentuan-ketentuan Organisasi PKFI lainnya. Pasal 9
Sumber Keuangan Organisasi
Pasal 8
(1) Sumber keuangan Organisasi berasal dari :
Pemberhentian dan kehilangan keanggotaan a. Uang Pangkal dan Uang Iuran,
(1) Anggota biasa dinyatakan kehilangan keanggotaannya karena : b. Usaha-usaha Perhimpunan yang sah,
a. Klinik terkait ataupun Puskesmas ataupun Praktek Dokter c. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat.
Mandiri yang bersangkutan sudah tidak beroperasi lagi baik (2) Keuangan organisasi yang berasal dari uang pangkal dan uang
karena ditutup, maupun karena sebab lain. iuran anggota, didistribusikan sebagai berikut:
b. Atas permintaan sendiri. a. 60 % dikirimkan ke Pengurus Cabang untuk kepentingan
c. Diberhentikan. organisasi dan operasional tingkat Cabang.
(2) Anggota luar biasa dinyatakan kehilangan keanggotaannya b. 20 % dikirimkan ke Pengurus Wilayah untuk operasional
karena meninggal dunia, atas permintaan sendiri atau kegiatan organisasi tingkat Wilayah.
diberhentikan c. 20 % untuk operasional kegiatan organisasi tingkat Pusat.
(3) Anggota dapat diberhentikan secara tetap ataupun sementara, (3) Pembayaran iuran anggota dimasukkan ke dalam satu rekening
karena bertindak bertentangan dengan Kode Etik PKFI maupun organisasi tingkat Pusat.
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi PKFI (4) Pengurus Cabang dan Pengurus Wilayah membuat laporan
dan atau bertindak yang merugikan nama baik ataupun bulanan ke Pengurus Pusat atas pengelolaan keuangan yang
mencemarkan nama baik organisasi PKFI. terdiri dari penerimaan, pemasukan dan pengeluaran atau
(4) Pemberhentian anggota dilakukan oleh Pengurus Pusat PKFI penggunaannya.
dan dikukuhkan pemberhentiannya dalam Rapat Kerja Nasional
atau Musyawarah Nasional PKFI. Pasal 10
Uang Pangkal dan Uang Iuran
(1) Semua anggota diwajibkan membayar uang pangkal dan uang (2) Kode Etik PKFI adalah Kode Etik yang wajib digunakan sebagai
iuran anggota. pedoman umum penyelenggaraan manajemen dan praktik
(2) Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota ditetapkan oleh pelayanan kesehatan oleh anggota PKFI serta hubungan dengan
Musyawarah Nasional. sesama anggota anggota PKFI.
(3) Anggota Kehormatan dibebaskan dari pembayaran uang pangkal (3) Logo PKFI dicantumkan pada : Bendera, Pataka, Kartu Anggota,
dan uang iuran, kecuali atas kerelaan sendiri. Kop Surat, Amplop Surat, sebagai emblem pada jas / seragam
PKFI dan produk cetakan lainnya
Pasal 11 (4) Bentuk logo PKFI digambarkan sebagai berikut:
Kekayaan Organisasi
(1) Kekayaan organisasi disimpan dalam bentuk :
a. Uang tunai,
b. Rekening Bank,
c. Surat berharga,
d. Benda inventaris, benda bergerak maupun benda tak bergerak
lainnya,
(2) Pengurus pada setiap tingkatannya wajib membuat daftar a. Lingkaran merah di bagian luar, melambangkan sikap
inventaris dan daftar kekayaan organisasi secara terperinci, dan berani membela kebenaran, dengan tulisan
dilaporkan kepada anggota pada Rapat Anggota, Rapat Kerja “Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Nasional maupun Musyawarah Nasional PKFI. Primer Indonesia“ di dalamnya,
b. Dasar putih, melambangkan semangat untuk menjalankan
BAB VI pelayanan kesehatan dengan hati yang bersih,
MARS PKFI, KODE ETIK, ATRIBUT, LOGO , LAMBANG c. Gambar rumah, melambangkan bangunan Klinik dan
DAN SERAGAM Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, disertai gambar
tongkat dengan ular Musa, melambangkan bidang medis
Pasal 12
(dokter dan dokter gigi),
(1) Mars PKFI adalah lagu yang wajib dinyanyikan atau d. Huruf besar PKFI ukuran besar dan huruf besar IACP
diperdengarkan setelah lagu Indonesia Raya pada setiap ukuran kecil didalam lingkaran.
pembukaan kegiatan resmi PKFI. (5) Baju Seragam PKFI adalah Jas, dengan emblem logo PKFI
didada kiri, dan lencana PKFI di leher jas kanan.
(6) Pengaturan lebih lanjut tentang atribut, lambang dan seragam c. Musyawarah Nasional memilih Ketua Pengurus Pusat PKFI
ditetapkan dalam Peraturan Organisasi. untuk masa bakti 5 (lima) tahun berikutnya.
d. Musyawarah Nasional mengesahkan anggota Kehormatan
PKFI.
BAB VII e. Musyawarah Nasional menetapkan Tempat Penyelenggaraan
STRUKTUR KEKUASAAN dan Penanggungjawab pelaksanaan Musyawarah Nasional
berikutnya
Pasal 13
(3) Penanggung Jawab pelaksanaan Musyawarah Nasional.
Musyawarah Nasional (Munas) a. Penanggung Jawab Pelaksanaan Musyawarah Nasional
(1) Status dan Penyelenggaraan adalah Ketua Umum Pengurus Pusat PKFI.
a. Musyawarah Nasional PKFI merupakan kekuasaan tertinggi b. Penanggung Jawab Daerah pelaksanaan Musywarah Nasional
Organisasi. adalah Ketua Umum Cabang dimana Musyawarah Nasional
b. Musyawarah Nasional PKFI dihadiri dan diikuti oleh seluruh diselenggarakan.
anggota PKFI. c. Untuk penyelenggaraan Musyawarah Nasional, dibentuk
c. Musyawarah Nasional PKFI diadakan setiap 5 (lima) tahun, Panitia yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus
bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan Pengurus Pusat Pusat PKFI.
PKFI. (4) Tata tertib
d. Dalam keadaan luar biasa dapat diadakan Musyawarah a. Musyawarah Nasional dihadiri oleh Pengurus Pusat,
Nasional Luar Biasa, yang dapat diadakan setiap saat atas Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Peninjau dan
permintaan sedikitnya 2/3 Cabang, dan selanjutnya disebut Undangan lainnya.
sebagai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). b. Setiap Wilayah dan Cabang mengirimkan utusan dengan
(2) Kekuasaan dan wewenang Mandat tertulis.
a. Musyawarah Nasional menetapkan Anggaran Dasar dan c. Semua anggota berhak menghadiri Musyawarah Nasional
Anggaran Rumah Tangga, Pedoman-pedoman Pokok d. Peserta dengan Mandat sebagai utusan mempunyai hak suara
kegiatan Organisasi, Garis-garis Besar Haluan Dan dan hak bicara.
Kebijakan Organisasi serta Program Kerja Nasional PKFI. e. Ketentuan lebih lanjut tentang tata tertib Musyawarah
b. Musyawarah Nasional menilai pertanggung jawaban dari Nasional akan diatur dalam Pedoman Pelaksanaan
Pengurus Pusat. Musyawarah Nasional yang disusun oleh Pengurus Pusat.
(5) Kegiatan Pokok dalam Musyawarah Nasional meliputi :
a. Sidang Organisasi b. Rapat Kerja Cabang membahas, menyusun dan menetapkan
b. Sidang Ilmiah Program Kerja di Cabang.
Ketentuan tentang pelaksanaan Sidang Organisasi dan Sidang
Ilmiah diatur lebih rinci dalam Pedoman Pelaksanaan
Musyawarah Nasional PKFI yang disusun oleh pengurus Pusat Pasal 15
PKFI. Musyawarah Wilayah
(1) Status
a. Musyawarah Wilayah merupakan pengambil keputusan
Pasal 14
tertinggi pada tingkat Wilayah.
Rapat Kerja b. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh Pengurus Wilayah,
(1) Rapat Kerja Nasional Ketua-ketua Cabang dalam wilayah tersebut, peninjau serta
a. Rapat Kerja Nasional diadakan paling lambat 6 (enam) bulan perwakilan dari Pengurus Pusat.
setelah pengurus Pusat ditetapkan dan dilantik. c. Pada Musyawarah Wilayah, Pengurus menyampaikan
b. Rapat kerja nasional membahas, menyusun dan menetapkan Laporan pertanggung Jawaban atas amanat yang diberikan
Program Kerja Nasional dalam masa kepengurusan berjalan. oleh Musyawarah Wilayah sebelumnya.
c. Rapat kerja Nasional dihadiri dan diikuti oleh Pengurus d. Musyawarah Wilayah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun
Pusat, dan Pengurus Wilayah yaitu pada akhir masa kepengurusan wilayah
(2) Rapat Kerja Wilayah (2) Kewenangan
a. Rapat kerja Wilayah diadakan paling lambat 3 (tiga) bulan a. Musyawarah Wilayah mempunyai kewenangan untuk
setelah penetapan Pengurus Wilayah menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus Wilayah.
b. Rapat Kerja Wilayah membahas , menyusun dan menetapkan b. Musyawarah Wilayah memilih Ketua Pengurus Wilayah
Program Kerja di wilayah Propinsi untuk masa bakti berikutnya.
c. Rapat kerja Wilayah dihadiri dan diikuti oleh Pengurus c. Musyawarah Wilayah menyusun dan menetapkan program
Wilayah dan Ketua Cabang dalam wilayah yang kerja Wilayah untuk masa bakti kepengurusan yang akan
bersangkutan berjalan.
(3) Rapat Kerja Cabang (3) Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah
a. Rapat Kerja Cabang, diadakan paling lambat 3 (tiga) bulan a. Penanggung jawab pelaksanaan Musyawarah Wilayah adalah
setalah penetapan Pengurus Cabang. Ketua Umum Pengurus Wilayah.
b. Untuk penyelenggaraan Musyawarah Wilayah, Pengurus b. Rapat Anggota Cabang yang diadakan pada akhir masa
Wilayah membentuk kepanitiaan untuk melaksanakan jabatan kepengurusan, memilih Ketua Cabang untuk masa
Musyawarah Wilayah. bakti berikutnya.
(4) Tata tertib c. Rapat Anggota Cabang menyusun dan menetapkan Program
a. Setiap Cabang dalam wilayah yang bersangkutan mempunyai Kerja Cabang untuk masa bakti kepengurusan yang akan
hak suara, dan setiap Pengurus Cabang mempunyai hak berjalan.
bicara, hak dipilih dan hak memilih. (3) Penyelenggaraan Rapat Anggota Cabang
b. Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan Musyawarah a. Penanggung jawab pelaksanaan Rapat Anggota Cabang
Wilayah akan diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan adalah Ketua Umum Pengurus Cabang.
Musyawarah Wilayah yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. c. Untuk penyelenggaraannya Rapat Anggota Cabang,
Pengurus Cabang menetapkan kepanitiaan untuk
melaksanakan Rapat Anggota Cabang.
Pasal 16
(4) Tata tertib
Rapat Anggota Cabang a. Semua anggota Cabang mempunyai hak suara, hak bicara,
(1) Status hak dipilih dan hak memilih.
a. Rapat Anggota Cabang merupakan pengambil keputusan b. Ketentuan lebih lanjut tentang tatatertib Penyelenggaraan
tertinggi pada tingkat Cabang. Rapat Anggota Cabang disusun dalam Pedoman
b. Rapat Anggota Cabang dihadiri oleh Pengurus Cabang, Penyelenggaraan Rapat Anggota Cabang yang disusun oleh
Anggota Cabang, Peninjau serta perwakilan dari Pengurus Pengurus Pusat.
Pusat.
c. Pada Rapat Anggota Cabang, Pengurus menyampaikan
Laporan pertanggung Jawaban atas amanat yang diberikan
oleh Rapat Anggota Cabang sebelumnya.
d. Rapat Anggota Cabang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Kewenangan
a. Rapat Anggota Cabang mempunyai kewenangan untuk
menilai laporan pertanggung jawaban Pengurus cabang.
BAB VIII (5) Personalia Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya terdiri dari
STRUKTUR KEPEMIMPINAN seorang Ketua, seorang wakil Ketua, seorang Sekretaris, seorang
bendahara.
Pasal 17 (6) Struktur jabatan dalam kepengurusan Wilayah ditentukan sesuai
Pengurus Pusat dengan kebutuhan organisasi.
(1) Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi dalam (7) Pengurus Wilayah ditetapkan dalam Surat keputusan dan
Organisasi PKFI. dilantik oleh pengurus pusat.
(2) Masa Jabatan Pengurus Pusat adalah 5 (lima) tahun.
Pasal 19
(3) Ketua Umum Pengurus Pusat dipilih, dikukuhkan dan dilantik
dalam Musyawarah Nasional PKFI. Pengurus Cabang
(4) Seseorang hanya boleh menduduki jabatan Ketua Umum (1) Pengurus cabang adalah Badan Eksekutif tertinggi organisasi
Pengurus Pusat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan. dalam wilayah Cabang.
(5) Personalia Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua (2) Masa jabatan Pengurus cabang adalah 5 (lima) tahun.
Umum, seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris Umum, seorang (3) Seseorang hanya boleh menduduki jabatan ketua umum
Bendahara Umum dan beberapa Ketua Bidang. Pengurus Cabang paling banyak dalam 2 (dua) kali masa jabatan.
(6) Jumlah dan jenis jabatan dalam Kepengurusan Pusat ditetapkan (4) Ketua Pengurus cabang dipilih dalam Rapat Anggota Cabang.
sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang berkembang. (5) Pengurus Cabang ditetapkan dalam suatu Surat Keputusan
(7) Yang dapat duduk sebagai Pengurus Pusat adalah anggota PKFI Pengurus Cabang dan dilantik oleh Pengurus Pusat.
yang aktif dan tidak sedang terlibat dalam masalah hukum atau (6) Personalia Pengurus Cabang setidak-tidaknya terdiri dari seorang
perbuatan tercela lainnya. Ketua, seorang wakil Ketua, seorang Sekretaris, seorang
bendahara dan beberapa ketua Bidang.
Pasal 18 (7) Struktur jabatan dalam Kepengurusan Cabang ditentukan oleh
Pengurus Wilayah masing-masing cabang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
(1) Pengurus Wilayah adalah Badan Eksekutif tertinggi dalam
Pasal 20
propinsi atau Wilayah.
(2) Masa jabatan Pengurus Wilayah adalah 5 (lima) tahun. Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus
(3) Seorang Ketua Pengurus Wilayah hanya dapat dipilih untuk (1) Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus Pusat
sebanyak-banyaknya 2(dua) kali masa jabatan.
(4) Ketua Pengurus Wilayah dipilih dalam Musyawarah Wilayah.
a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah (3) Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus Cabang
Tangga Organisasi serta melaksanakan Ketetapan-ketetapan a. Mewakili Pengurus Pusat ditingkat cabang.
lain dari Musyawarah Nasional PKFI. b. Membina dan menjalin hubungan dengan Instansi dan
b. Menjalin hubungan baik dengan semua Instansi dan Institusi institusi yang berkaitan dengan PKFI di tingkat Cabangnya
yang ada hubungannya dengan organisasi, baik yang ada untuk memajukan dan mengembangkan organisasi.
didalam maupun diluar negeri dalam rangka memajukan dan c. Melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
mengembangkan Organisasi. oleh Pusat dan yang harus dilaksanakan ditingkat Cabang.
c. Menyebar luaskan ke tingkat Wilayah dan Cabang, Amanat d. Menyelenggarakan Rapat Anggota Cabang pada akhir masa
dan Ketetapan Organisasi yang diputuskan dalam jabatannya.
Musyawarah Nasional. e. Menyampaikan pertanggung jawaban kepada anggota
d. Mengangkat dan mengesahkan Pengurus Wilayah dan melalui forum Rapat Anggota Cabang.
Pengurus Cabang serta perangkat organisasinya.
e. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional pada akhir masa
BAB IX
jabatan.
f. Menyampaikan Pertanggung jawaban kepada Anggota KETENTUAN LAIN
melalui forum Musyawarah Nasional pada akhir masa Pasal 21
jabatannya.
(1) Hal hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
(2) Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus Wilayah
PKFI ini akan diatur tersendiri baik dalam Peraturan Organisasi
a. Mewakili Pengurus Pusat ditingkat Wilayah/Propinsi.
maupun Ketetapan dan keputusan Lainnya, yang tidak boleh
b. Membina dan menjalin hubungan dengan Instansi dan
bertentangan dengan Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah
institusi yang berkaitan dengan organisasi PKFI
tangga PKFI.
diwilayahnya untuk memajukan dan mengembangkan
(2) Perbedaan dalam penafsiran Anggaran dasar maupun Anggaran
organisasi.
Rumah Tangga PKFI diputuskan oleh Pengurus Pusat.
c. Mensosialisasikan program Pengurus Pusat ke tingkat
(3) Dalam hal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKFI
Cabang dan Mengkoordinasikan kegiatan Cabang.
tidak sesuai dan atau bertentangan dengan peraturan perundang-
d. Menyelenggarakan Musyawarah Wilayah pada akhir masa
undangan yang berlaku, Pengurus Pusat diberikan kewenangan
kepengurusannya.
untuk menyesuaikan , dan kemudian mempertanggung jawabkan
e. Menyampaikan pertanggung jawaban kepada Cabang dalam
penyesuaian ini dalam Musyawarah Nasional.
wilayahnya pada saat Musyawarah Wilayah.
BAB X PROGRAM KERJA
PENUTUP MASA BAKTI 2019 – 2024
Pasal 22
1. Melakukan pendataan anggota dan melaksakan
sosialisasi untuk yang belum menjadi anggota.
(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKFI berlaku
sejak tanggal ditetapkan oleh Musyawarah Nasonal I di Jakarta 2. Melakukan pendekatan kepada pemerintah
dan setelah ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Pusat
kabupaten dan kepolisian untuk bersama sama
PKFI.
(2) Dengan berlakunya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah memberikan pembinaan terhadap anggota agar tidak
tangga ini, maka AD/ART PKFI yang ada sebelumnya
melakukan pelanggaran hokum.
dinyatakan tidak berlaku lagi.
3. Menawarkan bantuan tehnis kepada anggota yang

Ditetapkan di : Jakarta kesulitan dalam proses perijinan


Pada tanggal : 19 Desember 2012 4. Membantu anggota agar dapat mengelola limbah
PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL PKFI dengan baik dan benar, dalam hal limbah padat
sudah bekerjasama dengan pengolahan limbah pihak
ketiga.
Inna Widjajanti, dr.
5. Melaksana pelatihan – pelatihan dalam rangka
Dr. Dollar, dr., SH., MHKes., MM
Heru Budianto, dr., SH., MM meningkatkan mutu klinik dan profesionalisme
dalam menghadapi era industri 4.0
KETUA UMUM PKFI

Slamet Budiarto, dr., SH., MHKes

Anda mungkin juga menyukai