Anda di halaman 1dari 21

Emergency Source of Electrical

Power (Battery)
• EDO FERNANDO PUTRA 04211840000037
• RAMA ANDREAS WIJAYA 04211840000040
• M. BAGUS T 04211840000043
• DERYL PUTRA ASWIN​ 04211840000057
• TORIQ ALFREDO 04211840000065
• CHOIRUDIN NUR RUYAN 04211840000077
• M. CHANDRA KHALIFFMAN 04211840000081
• M. ASWIN HIKMAWAN 04211840000101
• RIDHO TRI ARDIKA 04211840000109
Agenda Presentasi
• Beban DC di kapal untuk battery
• Standart Tegangan DC di Kapal
• Perhitungan Kebutuhan & Pemilihan Spesifikasi Battery
• Perhitungan & Pemilihan Battery Charger
• Peletakan battery pada ruang ESEP
• Rangkaian Listrik Battery
Kapan Battery digunakan?

Emergency
Main Generator
Generator

ACOS Battery

Ketika Main Generator mati, Sumber energi listrik akan berpindah ke Emergency
Generator. Perpindahan ini akan dipindahkan secara otomatis oleh ACOS. Namun,
perpindahan ini tidak bisa berpindah secara spontan. Sehingga, selama proses
perpindahan sumber listrik akan di supply oleh battery. Yang waktunya maksimal 45
Detik. Tetapi, pada desain 4 direncanakan battery akan mensupply listrik selama 18
Jam,
Beban DC di kapal untuk
battery
A. Peralatan Navigasi dan Komunikasi
B. Peralatan Penerangan Darurat

BKI Vol. 4, Section 19 (2020) :


“ The capacity of the emergency source of electrical power shall be sufficient to
supply all those services which are essential for safety in an emergency ”
Peralatan Navigasi dan Komunikasi
Pada aturan BKI Vol.4 Sec.19 (2020) Section 2.A.4.1, 2.E.2.3 and Section
3.C.1 untuk 18 jam

-Semua lampu navigasi dan lampu lainnya berdasar pada "International


Regulations for Preventing Collisions at Sea“
-instalasi radio VHF yang dibutuhkan ada di SOLAS Bab IV dan, jika disediakan,
instalasi radio MF, serta ship earth station dan instalasi radio MF / HF
-Seluruh sinyal dan alat komunikasi internal yang diperlukan selama situasi
darurat
-Seluruh fire detector dan fire alarm
Beban Daya
Perangkat
Navigasi &
Komunikasi
Peralatan Penerangan Darurat
Berdasarkan SOLAS Chapter II, Part 1, regulation 43 telah dijelaskan
bahwa:
- untuk 3 jam :
• “the tertiary lighting at every embarkation stations for survival craft
on deck and along the ship's sides in this area”
Maksudnya yaitu, diperlukannya penerangan darurat untuk setiap
stasiun-stasiun atau bagian yang menuju survival craft di deck, dan juga
di sepanjang daerah sisi kapal
Peralatan Penerangan Darurat
Berdasarkan SOLAS Chapter II, Part 1, regulation 43 telah dijelaskan bahwa:
- untuk 18 jam :
• Semua jalan pada ruang akomodasi (gangway), pintu keluar, tangga, lift manusia (bila
ada), dan shaft
• Engine Room dan Area Main Generator beserta sistem controlnyan (ECR)
• Semua pusat kontrol
• Gudang penyimpanan peralatan petugas pemadam kebakaran
• Steering gear compartement dan CO2 room
• Pada fire pump, di flood pump, di sprinkler pump. jika ada, pada emergency bilge pump.
• Di pump room (untuk tanker)
• Pada ruang klinik medis
Beban Daya Penerangan Darurat
Sehingga total beban daya
adalah
P = Daya Navigasi Komunikasi
+ Daya Penerangan Darurat
= 1829.9 + 380
= 2209.9 watt = 2.21 kW
Standard Tegangan DC

Beban-beban instrumentasi dari pelalatan


navigasi dan komunikasi yang di suplai
oleh baterai dengan arus DC ialah 24 V.
Sehingga, dalam perhitungan digunakan
baterai yang ber-tegangan 24 V

Sumber : SOLAS.COM
Perhitungan Kebutuhan Battery

Untuk menghitung kebutuhan Jika Merujuk pada aturan SOLAS Chapter


Battery, ada beberapa parameter II - 1 Part D Regulation 43 menyatakan
yang haru diperhatikan bahwa Total Rescue Time yang digunakan
ialah 18 Jam. Sehingga, dalam perhitungan
Total menggunakan 18 Jam.
Total Rescue
Emergency
Time
Power

Jumlah
AH Required
Battery
Contoh Perhitungan Kebutuhan Battery

Perhitungan kebutuhan battery AH Required = Total Battery Power / Voltage


menggunakan beberapa rumus yakni: Emergency Power

Voltage Emergency Power = 24 V


Waktu Penyelamatan = 18 Jam
AH Required = 39780 Wh / 24 V
AH Required = 1657,5 AH
Total Battery Power = Total Emergency Power x Waktu
Penyelamatan
Langkah selanjutnya ialah dengan
Jika diketahui: melakukan pemilihan baterai dari
Total Emergency Power = 2,21 kW beberapa baterai yang tersedia
Waktu Penyelamatan = 18 Jam dipasaran
Maka Total Battery Power =
2,21 kW x 18 Jam = 39,78 kWh
Spesifikasi Battery
1. Victron Energy 2. Power Brick 3. Advance Energy
Type = Lithium - ion Type = Lithium - ion - Type = Lithium - ion -
Nominal Voltage = 24V Phospate Phospate
Rate Capacities = 180 AH Nominal Voltage = 24V Nominal Voltage = 24V
Weight = 55 kg Rate Capacities = 150 AH Rate Capacities = 400 AH
Height = 351 mm Weight = 32,6 kg Height = 250 mm
Length = 623 mm Height = 217 mm Length = 630 mm
Width = 193 mm Length = 500 mm Width = 280 mm
Width = 239 mm
Jumlah Battery
1. Victron Energy 2. Power Brick
Type = Lithium - ion Type = Lithium - ion - Phospate
Nominal Voltage = 24V Nominal Voltage = 24V
Rate Capacities = 180 AH Rate Capacities = 150 AH

Jumlah Battery = AH Required / AH Battery Jumlah Battery = AH Required / AH Battery


Jumlah Battery = 1657,5 / 180 Jumlah Battery = 1657,5 / 150
Jumlah Battery = 9,2 = 10 Battery Jumlah Battery = 11,05 = 12 Battery

3. Advance Energy
Type = Lithium - ion - Phospate
Nominal Voltage = 24V
Rate Capacities = 400 AH

Jumlah Battery = AH Required / AH Battery


Jumlah Battery = 1657,5 / 400
Jumlah Battery = 4,14 = 5 Battery
Pemilihan Battery
Untuk memilih baterai bisa dilihat dengan load factor yang mendekati 1

Rumus menghitung Load Factor = AH Required / (Jumlah Baterai x AH


Baterai)
1. Victron Energy = 1657,5 / (10 x 180)
Victron Energy = 0.921
2. Power Brick = 1657,5 / (12 x 150)
Power Brick = 0.921
3. Advance Energy = 1657,5 / (5 x 400)
Advance Energy = 0.83
Sehingga, Baterai yang dipilih ialah bateri dengan brand Victron Energy
dengan load factor yang paling mendekati 1 yakni : 0.921 dan jumlah
baterai lebih sedikit dibanding power brick.
Pemilihan & Perhitungan Battery Charger
Aturan yang berkaitan dengan battery charger ada pada rule
BKI Part 1 Vol IV Section 20.D yang menuliskan bahwa
”Peralatan pengisian harus bisa mengisi 80% kapasitas baterai
dalam waktu maksimal 10 jam”
Setelah didapatkan spesifikasi baterai yang dipilih, maka
selanjutnya akan menghitung dan memilih battery charger. Yang
perlu diperhatikan dalam memilih battery charger adalah nilai
tegangan baterai, kapasitas baterai serta tipe baterai yang sudah
dipilih sebelumnya.
.
Pemilihan & Perhitungan Battery Charger
Contohnya, pada kasus ini didapat spesifikasi baterai yang
mempunyai nilai tegangan 24 V, kapasitas sebesar 180 AH,
serta tipe Lithium-ion. Maka bisa dipilih battery charger dengan
spesifikasi berikut.
Pemilihan & Perhitungan Battery Charger
Dalam menentukan jumlah battery charger, bisa mengacu pada rule BKI Part
1 Vol IV Section 20.D yang menuliskan bahwa ”Peralatan pengisian harus
bisa mengisi 80% kapasitas baterai dalam waktu maksimal 10 jam” Sehingga
perhitungannya adalah:
- 80% kapasitas semua baterai = jumlah baterai x kapasitas baterai x 80%
= 10 x 180 x 80%
= 1440 AH

- Minimal arus pengisian total per jam = 80% kapasitas semua baterai / waktu maksimal
= 1440 / 10
= 144 A
Pemilihan & Perhitungan Battery Charger
Jumlah battery charger = Minimal arus pengisian total per jam / (jumlah output x arus pengisian)
= 144 / (3 x 30)
= 1.6 = 2 buah
Sehingga jumlah battery charger yang dibutuhkan sebanyak 2 buah

Sedangkan waktu pengisian kapasitas baterai hingga penuh adalah


Waktu pengisian = (jumlah baterai x kapasitas baterai) / (jumlah output x arus pengisian x jumlah charger)
= (10 x 180) / (3 x 30 x 2)
= 10 jam

Bisa dihitung juga kebutuhan daya battery charger

Jumlah suplai daya charger (P) = konsumsi daya beban penuh x jumlah charger
= 925 x 2

= 1850 Watt = 1,85 kW


Peletakan Battery di Ruang ESEP
Rangkaian Battery di Ruang ESEP

Anda mungkin juga menyukai