Anda di halaman 1dari 48

PEMBINAAN KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM) DALAM

PEMBUATAN PELAPORAN PELAKSANAAN KONVERGENSI


STUNTING TINGKAT DESA DAN PEMANFAATAN RUMAH DESA
SEHAT (RDS) TINGKAT DESA / KELURAHAN
KAB.MAJENE TAHUN 2021

Oleh
Tim TAPM P3MD Kab.Majene
Siapakah KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)

Kementerian Desa telah

KPM Adalah bagian dari KADER DESA yang


menerbitkan buku Panduan
Umum Kader Pembangunan
manusia, sebagai pedoman kerja
mendapat tugas khusus terkait dengan “Program Konvergensi
KPM
Pencegahan Stunting”

Prasyarat sebagai KPM:


• Berasal dari desa setempat
• Berpengalaman sebagai kader masyarakat (kader posyandu,
Guru PAUD, kader kesehatan, dll)
• Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
• Dapat baca tulis, minimal Pendidikan SLTA

Dipilih oleh forum musyawarah desa dan ditetapkan oleh


Kepala Desa, dengan jumlah minimal 1 orang/desa
Apa itu Kader Pembangunan Manusia
(KPM) ?

Warga masyarakat Desa yang


dipilih melalui musyawarah
Desa untuk bekerja membantu
pemerintah Desa dalam
memfasilitasi masyarakat Desa
dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi
pembangunan sumberdaya
manusia di Desa.
Tempat Layanan

Kesehatan Ibu-Anak

PAUD/BKB (Parenting) • Konseling terintegrasi


• Air bersih dan Sanitasi
• Perlindungan sosial
Lingkup Tugas
1. Mendata Sasaran 2. Memantau 5 Layanan
• Ibu hamil
1. KIA
• Baduta
2. Konseling terintegrasi
3. Air bersih dan Sanitasi
4. Perlindungan Sosial
5. PAUD

Peta sosial

3. Melaporkan Data
• Pemerintah Desa
• Unit layanan (pustu,PAUD)
Prosedur Kerja
Tahap 2. Focus Group
Tahap 1. Pemetaan Sosial & Pendataan Sasaran 1000 HPK Discussion (FGD) di Desa
Tahap 3. Focus Group
Discussion (FGD) antar Desa

Tahap 7. Monitoring 5 Paket Layanan


Tahap 4. Rembuk
Stunting Desa

Tahap 5. Advokasi
Tahap 6. Pelaksanaan Konvergensi Stunting Pencegahan Stunting di
Desa
Pendataan Sasaran 1000HPK
Layanan Kesehatan Ibu Nutrisi, PHBS & Air & Sanitasi
dan Anak Konseling Orangtua 9. Akses dan
penggunaan
7. Partisipasi dalam kelas fasilitas air bersih
1. 4x Pemeriksaan selama kehamilan
nutrisi

5 Paket Layanan 2. Konsumsi Tablet Tambah Darah selama


10. Akses dan
kehamilan
Bagi Keluarga 8. Sesi konseling terpadu penggunaan
fasilitas sanitasi
1000 HPK 3. Pemantauan pertumbuhan (termasuk tinggi bagi keluarga rentan
badan) tiap bulan dilakukan oleh kader melalui kunjungan rumah

4. Pemantauan tinggi badan 6 bulan sekali oleh


tenaga kesehatan
Perlindungan Pendidikan Anak
5. 3x Kunjungan selama masa nifas (bayi 0 -2 Sosial Usia Dini
bulan) 13. Partisipasi dalam
11. Akta kelahiran bagi
anak usia 0-2 tahun kelas Pengasuhan
6.Imunisasi lengkap bagi anak usia 0-2
tahun beserta
orangtuanya
12. Kartu jaminan
kesehatan (JKN, BPJS
atau sejenisnya) 14. Partisipasi dalam
layanan PAUD bagi
anak usia 2-6 tahun
(80% kehadiran)
Peran Strategis Kader Pembangunan Manusia (KPM)

Untuk memastikan terjadinya integrasi antar


layanan dan kelompok sasaran prioritas Ibu Hamil
dan Baduta mendapatkan layanan, diperlukan
adanya pelaku/pegiat di desa dengan peran
utama:

1. Memastikan kelompok sasaran (1000 HPK)


menerima 5 paket layanan sesuai kebutuhannya.

2. Memastikan 5 paket layanan tersedia di Desa


dan diselenggarakan memenuhi SPM (standar
pelayanan minimal)

Lima paket layanan prioritas pencegahan Stunting


Lingkup Tugas KPM

1. Mensosialisasikan kebijakan integrasi pencegahan dan penurunan stunting kepada masyarakat desa dan meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap stunting melalui pengukuran tinggi badan bayi dan balita sebagai deteksi dini stunting.
2. Mendata dan mengidentifikasi sasaran rumah tangga 1.000 HPK melalui peta sosial desa dan Pengkajian Kondisi Desa
(PKD).
3. Memantau layanan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi terhadap sasaran rumah tangga 1.000 HPK untuk
memastikan setiap sasaran mendapatkan layanan yang berkualitas.
4. Menfasilitasi dan melakukan advokasi peningkatan belanja APBDes utamanya yang bersumber dari Dana Desa untuk
digunakan dalam membiayai pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi baik intervensi gizi spesifik dan
sensitif.13
5. Memfasilitasi suami dan/atau bapak serta keluarga dari anak usia 0-23 bulan untuk mengikuti kegiatan konseling gizi
serta kesehatan ibu dan anak,
6. Memfasilitasi masyarakat desa untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksaaan, dan pengawasan
program/kegiatan pembangunan desa untuk pemenuhan layanan gizi spesifik dan sensitif, dan
7. Melaksanakan koordinasi dan/atau kerja sama dengan para pihak yang berperan serta dalam pelayanan pencegahan
dan penurunan stunting seperti bidan desa, petugas puskesmas (tenaga gizi, sanitarian), guru PAUD dan/atau
perangkat desa.
Pola kerja Kader Pembangunan Manusia

Analisa & Rekomendasi: Advokasi kepada:


Pemetaan:
• Sasaran tidak mendapatkan • Pelaksana layanan
• Sasaran
layanan • Pemerintah Desa
• Layanan
• Permasalahan layanan • Rembuk Stunting
Keluarga

Posyandu Pemantauan Layanan Kesapakatan &


• Score card (PMK Tindaklanjut
193/2018)

PAUD
Progres pembentukan KPM

KPM KPM Rembuk Pembentukan


Kategori Lokasi Jml Desa % % % %
Terbentuk Terlatih Stunting RDS
Prioritas 33.053 32.094 97% 23.058 70% 6.072 18% 9.218 28%
Reguler 41.904 37.225 89% 25.543 61% - 6.307 15%
Jumlah 74.957 69.319 92% 48.601 65% 6.072 8% 15.525 21%

Keterangan :
• Karena keterbatasan anggaran, pelaksanaan pelatihan
- Lokasi Prioritas dialokasikan untuk 2 hari efektif
- Lokasi Reguler dialokasikan untuk 1 hari efektif
• Standar modul pelatihan 3 hari, ketersediaan dana hanya untuk 1 hari.
• KPM belum menguasai dengan baik pemantauan layanan (scorecard).
• Secara umum KPM belum mendapat dukungan insentif atau operasional dari Desa, karena
pembentukan KPM dilakukan rata-rata setelah penetapan APBDesa.
Pemantauan layanan dengan score card

PMK 193/2018 tentang pengelolaan dana desa:


• Pemantauan layanan per kuartal
• Pencairan ketiga Dana Desa melampirkan laporan sorecard
konvergensi pencegahan stunting desa

Form Isi Data progres Nasional

Form 1 Pendataan kondisi layanan dan rekapitulasi status


sasaran
OMSPAN
Form 2A Pemantauan bulanan ibu hamil
Form 2B Pemantauan bulanan anak 0-2 tahun
Form 2C Pemantauan layanan dan sasaran PAUD anak >2-6 Bahan pengendalian kabupaten
tahun
Form 3A Rekapitulasi hasi pemantauan 3 bulanan ibu hamil
Form 3B Rekapitulasi hasil pemantauan 3 bulanan anak 0-2
tahun Bahan pembahasan pada Rapat Koordinasi 3
Form 4 scorecards konvergensi desa bulanan desa dan kecamatan
Indikator Kinerja Aksi 5: Pembinaan KPM

Adanya regulasi Daerah dan Desa tentang Peran dan Tugas KPM

Adanya dukungan anggaran KPM oleh Daerah dan Desa

Adanya peningkatan kapasitas KPM oleh Daerah dan Desa

Laporan rutin KPM 3 bulanan yang terkonsolidasi di Kabupaten

Adanya Rakor 3 bulanan KPM ditingkat Kecamatan

Laporan Score Card


Mengapa Penting Laporan KPM

1)Merekam Kondisi Real sebagai Refleksi dari hasil Intervensi Pemerintah


Desa Terhadap Kondisi Issue-issue Kesehatan dan Pendidikan di Masyarakat.

2)Merekam Perkembangan Data Sasaran dan Kurang Gizi,Gizi Buruk atau


KEK dan Resti sudahkah dapat layanan Kesehatan dan Pendidikan yang
memadai.

3)Merekam Komponen Masyarakat yang mendukung dalam kegiatan


Konvergensi Stunting Perbaikan Gizi dan Pendidikan Masyarakat.
Form 1. Pendataan Kondisi Layanan dan Rekapitulasi Status Sasaran
Form 2A. Pemantauan Bulanan Ibu Hamil
Form 2B. Pemantauan Bulanan Anak 0-2 Tahun
Form 2C. Pemantauan Layanan dan Sasaran PAUD Anak 2-6 Tahun
Form 3A.Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Ibu Hamil
Form Rekap Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Ibu Hamil
Form 3B. Rekapitulasi hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Anak usia 0 – 2 Tahun
Form Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Anak usia 0 – 23 Bulan
Form Status Penerimaan Layanan Dalam 3 Bulan
Lanjutan......................
Formulir Bantu Capaian Layanan Penerimaan Layanan
Lanjutan.............
FORM 4. Scorecard Konvergensi Stunting Desa
Lanjutan.............
PENERAPAN KONVERGENSI PENCEGAHAN
STUNTING BERBASIS RUMAH DESA SEHAT

SOSIALISASI KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA


KABUPATEN MAJENE
Pertanyaan Pemicu

1. Sebutkan 5 (lima) paket layanan konvergensi stunting di desa!

2. Bagaimana pelaksanaan dan pemenuhannya di desa?

3. Lembaga mana saja yang terlibat dalam pemenuhan 5 (lima)


paket layanan konvergensi stunting di desa?
Apa persoalan yang ada di Desa?

Lima Paket Layanan:

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

2. Konseling Gizi Terpadu

3. Perlindungan Sosial

4. Sanitasi dan Air Bersih

5. Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


SIAPA menangani APA?

NO PAKET LAYANAN SPESIFIK SENSITIF

1 Kesehatan Ibu dan • Pemeriksaan kehamilan (4x) • Asupan gizi seimbang


Anak • Pemberiaan Pil Fe • Pemantauan minum pil Fe.
• Pertolongan persalinan oleh tenaga • Menerapkan ASI-Ekslusif.
kesehatan • Menerapkan MP-ASI
• Pemeriksaan masa nifas ( 3 x) • Konsumsi garam beryodium
• IMD (Inisiasi menyusui Dini) : • Pencegahan malaria
Colostrum, ASI Eklusif, MP-ASI. • Pencegahan kecacingan
• Imunisasi lengkap
• Pemberian obat cacing dan obat
malaria

2 Konseling Gizi • Penanganan KEK • Peningkatan ekonomi keluarga


Terpadu • Penyuluhan gizi dan pengolahan • Pemanfaatan pekarangan rumah/
makanan kebun gizi
• PMBA (pemberian makanan bayi dan • Promosi PHBS
anak)
SIAPA menangani APA?

NO PAKET LAYANAN SPESIFIK SENSITIF


3 Perlindungan • Menyiapkan • Penerbitan akte kelahiran, KTP, KK
Sosial form • Pemberian Kartu Jaminan Sosial
keterangan • BPJS
proses • Program subsidi keluarga miskin:
kelahiran • KIS
• KIP
• PKH
• Beras miskin
• dll
4 Sanitasi dan Air • Penyuluhan • Penyediaan sarana air minum
Bersih PHBS dan • Penyediaan jamban (keluarga/umum)
Sanitasi • Pengolahan limbah keluarga (sampah dan limbah
cair)
5 Layanan PAUD • Kegiatan Bina Keluarga Balita
• Latihan pengasuhan anak (kelas parenting).
• Menerapkan pola asuh anak.
Diskusi Kelompok & Praktik Penyusunan Diagram
Kelembagaan di Desa
Penegasan

1. Tidak ada lembaga atau individu yang dapat menyelesaikan persoalan,


terutama dalam pemenuhan 5 layanan layanan pokok secara sendiri;

2. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut dibutuhkan konvergensi, terutama


konvergensi dalam pencegahan dan penanganan stunting diperlukan wadah
atau forum;

3. Forum atau wadah ini diharapkan dapat menghimpun dan menampung


aspirasi atas berbagai kebutuhan, seperti informasi dan advokasi terkait
pemenuhan layanan social dasar di Desa.
Rumah Desa Sehat (RDS)

Rumah Desa Sehat: Sekretariat bersama bagi para pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku
pembangunan Desa di bidang kesehatan, yang berfungsi sebagai ruang literasi kesehatan, pusat
penyebaran informasi kesehatan dan forum advokasi kebijakan di bidang kesehatan.

Yang dimaksud dengan pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembanguan Desa
adalah Kader Posyandu, guru PAUD, kader kesehatan, unit layanan kesehatan, unit layanan
pendidikan, kader PKK, Karang Taruna, tokoh masyarakat, dan berbagai kelompok masyarakat
yang peduli dalam upaya pencegahan stunting.

RDS dimaksudkan untuk membantu pemerintah Desa dalam pengelolaan sumber daya
manusia utamanya di bidang kesehatan
Fungsi Rumah Desa Sehat

1. Pusat informasi pelayanan sosial dasar di Desa khususnya bidang


kesehatan;

2. Ruang literasi kesehatan di Desa.

3. Wahana komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di Desa;

4. Forum advokasi kebijakan pembangunan Desa di bidang kesehatan;dan

5. Pusat pembentukan dan pengembangan kader pembangunan manusia.


Pembentukan dan Penetapan

RDS berkedudukan di Desa. Setiap Desa di kabupaten/kota lokasi prioritas pencegahan


stunting diharapkan membentuk RDS. RDS dibentuk berdasarkan hasil musyawarah Desa.
Agenda musyawarah dimaksud adalah membahas dan menyepakati anggota RDS yang
berasal dari unsur pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan Desa, serta
pengurus harian RDS. Pembentukan RDS ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Desa.
Pengelolaan Rumah Desa Sehat
Manajemen RDS sebagai Sekretariat Bersama

Sekretariat bersama bagi para pegiat Desa dan pelaku pembangunan di Desa dikelola secara mandiri
oleh para pihak yang tergabung dalam RDS.

Untuk memastikan penyelenggaraan RDS, maka dibentuk pengurus harian, dengan tanggung jawab sbb:

• memfasilitasi rapat anggota

• mengatur agenda kegiatan sesuai dengan kesepakatan para anggota.

• mengelola pembiayaan bersumber dari APBDesa, APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN,
dan/atau sumber dana lainnya yang sah.
Pengelolaan Rumah Desa Sehat

Hubungan Antar Lembaga di Desa

RDS merupakan ruang bertemunya berbagai pihak untuk berkolaborasi dan bekerja sama
dalam meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di Desa.

RDS sebagai simpul hubungan antar lembaga di Desa, diharapkan dapat membantu
pemerintah Desa dalam mengelola pembangunan kesehatan secara sinergis dan terpadu
lintas pelaku, lintas program maupun terkonsolidasi dari aspek pendanaan .
Pengelolaan Rumah Desa Sehat
Penginformasian Hasil-Hasil Kegiatan Rumah Desa Sehat

Aktivitas RDS menggunakan berbagai sumber daya pembangunan Desa. Karenanya, hasil-hasil kegiatan
RDS wajib dipublikasikan kepada masyarakat Desa secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Berdasarkan informasi tentang kegiatan RDS ini, masyarakat Desa dapat meningkatkan partisipasinya
dalam beragam kegiatan di RDS, meningkatkan dukungan keswadayaan masyarakat untuk
menghidupkan dan menggerakkan RDS serta mengawasi pertanggungjawaban penggunaan sumberdaya
pembangunan di Desa secara transparan.

Kegiatan-kegiatan RDS yang harus di informasikan kepada masyarakat, antara lain: kegiatan
pembelajaran masyarakat, literasi kesehatan, kaderisasi KPM, dan hasil advokasi kebijakan pembangunan
Desa
Pengelolaan Rumah Desa Sehat

Pertanggungjawaban Kegiatan Rumah Desa Sehat

Setiap hasil pelaksanaan kegiatan RDS yang didanai dengan anggaran pembangunan Desa,
wajib dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Desa. Pengurus harian RDS
mempertanggungjawabkan kepada seluruh anggota RDS berkaitan dengan penggunaan
anggaran pembangunan Desa untuk kegiatan RDS. Selanjutnya, perwakilan RDS akan
menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan RDS kepada Kepala Desa melalui
musyawarah Desa yang dihadiri oleh masyarakat Desa.
Pengelolaan Rumah Desa Sehat

Pelaporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Rumah Desa Sehat

Pengurus harian RDS wajib menyusun laporan pelaksanaan


kegiatan RDS secara rutin setiap bulan untuk disampaikan
kepada anggota RDS dan Kepala Desa.
Pembinaan & Pengawasan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh sektor
terkait, baik dari tingkat pusat maupun di tingkat Pengawasan implementasi Rumah Desa Sehat tidak
daerah (provinsi, kabupaten dan kecamatan). Hal ini hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga
ditujukan agar terciptanya suatu sistem yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama.
berkelanjutan, yang mana desa menjadi pelaku utama Masyarakat berperan dalam pengawasan Rumah Desa
dalam pembangunan Desa melalui Rumah Desa Sehat. Sehat, mulai dari proses perencanaan, pembentukan,
Pembinaan Rumah Desa Sehat dapat dilakukan melalui hingga pelaksanaan kegiatannya.
:

1. Penyediaan pedoman dan juknis oleh pemerintah Pada tahapan pengawasan ini langkah yang dilakukan antara lain:
pusat; 1. Dilaksanakan musyawarah desa untuk menentukan nilai-nilai
2. Fasilitasi penyusunan regulasi daerah tentang yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pengawasan berbasis
masyarakat;
pelayanan sosial dasar;
2. Penyepakatan nilai-nilai tersebut dicatat bersama untuk menjadi
3. Fasilitasi penyusunan SPM di desa bidang kesehatan, bahan pengawasan bersama antara kader dan pelaku di desa
pendidikan, dan perlindungan sosial; dengan disupervisi oleh fasilitator pendamping program yang
4. Rapat koordinasi berkala antara pengurus Rumah Desa ada di desa serta melibatkan petugas layanan teknis dari dinas;
Sehat dengan penyedia layanan di tingkat kabupaten 3. Agenda kegiatan pengawasan yang meliputi waktu, lokasi dan
maupun kecamatan; dan pembagian tim pelaksana direncanakan bersama agar terjadwal
dan diketahui secara umum;
5. Bimbingan teknis dan penyelenggaraan pelatihan 4. Rekomendasi hasil pengawasan disepakati melalui musyawarah
untuk pelatih (Training of Trainers) bagi pengurus desa ;
Rumah Desa Sehat. 5. Inventarisasi rumusan dan rekomendasi
Simpulan & Penegasan

Untuk menyelesaikan persoalan pemenuhan layanan social dasar,


dibutuhkan konvergensi, terutama konvergensi dalam pencegahan dan
penanganan stunting diperlukan wadah atau forum;

Forum atau wadah ini diharapkan dapat menghimpun dan menampung


aspirasi atas berbagai kebutuhan, seperti informasi dan advokasi terkait
pemenuhan layanan social dasar di Desa;

Forum itulah yang disebut dengan Rumah Desa Sehat atau sebutan lain di
desa.
TERIMA KASIH
Terima kasih

YUYUN ARISUDDIN,ST

TAPM P3MD KABUPATEN MAJENE

SEPTEMBER TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai