Anda di halaman 1dari 27

TAHAPAN MEMBUAT

FILM
PRA PRODUKSI

PRODUKSI

PASCA PRODUKSI
IDE DASAR

Ide film bukan wahyu yang datang begitu saja,


tapi merupakan akumulasi dari serangkaian
pengamatan dan pengalaman yang
mengendap dalam ingatan lalu muncul kembali
sebagai sebuah ide. Secara tidak sadar, proses
penemuan ide adalah bagian dari proses riset
yang sudah kita lakukan ketika kita mengalami
ataupun mengamati sebuah fenomena.
Ide dasar bisa juga diperoleh dari sebuah
artikel koran atau majalah yang kita baca.

PRA PRODUKSI
PERTIMBANGAN IDE

- Apa yang ingin dibuat?

- Mengapa memilih ide ini?

- Untuk apa tujuannya?

- Bagaimana membuatnya?

PRA PRODUKSI
RISET

Rangkaian kegiatan sistematis yang


dilakukan untuk memahami sebuah
fenomena, baik fenomena alam
maupun fenomena sosial-budaya.

PRA PRODUKSI
INFORMASI YANG DIGALI SAAT RISET

•Data tulisan: buku, majalah, koran, surat, selebaran.

•Data visual: foto, film, video, lukisan, poster, patung.

•Data suara: bunyi-bunyian, musik, lagu.

•Data tokoh: subyek, narasumber, informan.

•Data lokasi: tempat kejadian/peristiwa.

PRA PRODUKSI
3 KATEGORI DATA SUBYEK

Data Fisik:
Nama – Usia - Jenis kelamin - Kondisi tubuh (sakit, cacat) - Postur
(tinggi, pendek) - Sifat (menarik, keras) – Ekspresi - Cara bicara
(dialek, atikulasi).

Data Sosiologis:
Latar belakang etnis (suku, kebangsaan) - Kelas sosial –
Pendidikan - Profesi (penghasilan, pekerjaan) - Keluarga
(bujangan, anak, istri) - Kerabat/teman (di dalam/di luar
pekerjaan) - Hobi (kesenangan pribadi) - Visi politik/religi.

Data Psikologis:
Ambisi pribadi – Sikap hidup – Keunggulan/kelemahan –
Temperamen/karakter – Intelegensia.

PRA PRODUKSI
Riset pustaka/literatur : Melakukan penggalian informasi yang
sebanyak-banyaknya melalui berbagai bahan bacaan, baik dari koran,
majalah, buku-buku literatur, dan informasi dari internet.

Riset Lokasi : Melakukan penggalian informasi langsung ditempat lokasi


subyek dan obyek yang akan dijadikan film dokumenter. Tujuannya agar
kita paham akan geografi dan demografi, budaya serta adat istiadat
obyek dokumenter.

Wawancara berbagai sumber/informan yang paham akan materi yang


akan diangkat sebagai film dokumenter.
Menentukan subyek utama berdasarkan pengamatan yang mendalam di
lokasi.

Riset partisipatif: Melakukan pendalaman materi dengan cara


melibatkan diri dalam berbagai kegiatan subyek agar mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya dan kedekatan dengan subyek agar
timbul rasa saling percaya.

PRA PRODUKSI
ANALISA DATA RISET
Mengidentifikasi data-data penting dan
‘menyingkirkan’ data-data yang tidak penting
(dalam hal ini pembuat film harus fokus dan
merelakan data yang ‘tidak penting’).
Mengkategorisasi data (mana data yang primer,
mana yang sekunder; tokoh-tokoh; fakta sejarah,
event-event).
Mencari hubungan sebab akibat
Mengaitkan fenomena spesifik dengan konteks
yang lebih besar (nilai-nilai universal).

PRA PRODUKSI
LANGKAH PENTING RISET

• Membuat catatan lapangan (field notes).

• Membuat lifehistory tokoh-tokoh utama.

• Mendeskripsikan lingkungan geografis lokasi.

• Membuat alur berpikir (mind mapping).

• Membuat esai foto yang dilengkapi dengan


caption.

PRA PRODUKSI
JUDUL & FILM STATEMENT
Judul Film
Setelah mendalami materi dengan riset, baik riset
pustaka sampai dengan riset partisipatif, biasanya judul
film sudah bisa ditentukan sesuai dengan ide dasar.
Ada kalanya judul sudah ditentukan sejak menentukan
ide dasar atau terkadang baru ditentukan setelah
menyusunan treatment atau terjadi perubahan bahkan
setelah film hampir selesai diedit.
 
 
Film Statement
Merupakan intisari dari film yang diungkapkan dengan
satu atau dua kalimat ringkas yang menggabarkan inti
sari dari film. ( Film ini bicara apa? )

PRA PRODUKSI
TREATMENT
Berfungsi sebagai skrip film dokumenter. Treatment
disusun berdasarkan hasil riset pembuat film.
Treatment menggambarkan urutan film dari awal
sampai dengan akhir. Setiap paragraf dapat
mewakili satu scene dalam film.
Treatment bukan merupakan harga mati dalam
produksi di lapangan, bisa saja apa yang tertulis
dalam treatment tidak semuanya bisa dieksekusi di
lapangan. Hal ini bisa terjadi karena treatment
hanyalah sebuah rancangan berdasarkan hasil riset .
Film dokumenter hanya menangkap peristiwa,
sebuah realitas, tidak merekayasa/menyutradarai.

Pra Produksi
Judul Film

PAKU BUWONO XII, Berjuang Untuk Sebuah Eksistensi

Film Statement

Paku Buwono XII seorang raja Jawa yang bertahta di jaman


kemerdekaan, walau tidak memiliki kekuasaan dan sumber dana beliau
berusaha mempertahankan eksistensi kerajaannya dengan caranya
sendiri.

PRA PRODUKSI
Treatment

Pagi hari di gerbang Brojonolo, kendaraan becak, sepeda, mobil lalu lalang keluar masuk
melalui jalan Supit Urang memasuki jalanan di areal Kraton Surakarta Hadiningrat. Dari Kori
Kamandungan tampak Panggung Sangga Buwana, menara tinggi tempat raja bermeditasi
yang menjadi landmark kota Solo.

Paku Buwono XII berjalan santai memasuki Kori Srimanganti menuju pelataran sambil

08/10/21
melihat-lihat suasana Karatonnya.

Kesibukan para abdi dalem dalam Upacara Tingalan Jumenengan, di pelataran depan
Sasana Sewaka pasukan tentara karaton berbaris menempati tempatnya sesuai dengan
brigadenya masing-masing.

Sinuhun keluar dari Dalem Ageng menuju pendapa Sasana Sewaka diiringi ampil-ampil dan
abdi dalem perempuan yang membawa berbagai perangkat upacara. Setelah Sinuhun
duduk di Dampar Kencana, para Putra dan mantu laki-laki Sinuhun dan para pejabat penting
datang menghadap disusul para abdi dalem laki-laki lainnya duduk bersila di lantai
pendapa.

PRA PRODUKSI
SHOOTING
Pengambilan gambar dilakukan berdasarkan panduan
yang ada dalam treatment. Shooting di lapangan boleh
mengambil gambar di luar yang tercantum dalam
treatment asal bertujuan untuk memperkaya stock shots
dan untuk menangkap kejadian-kejadian yang tak
terduga yang dapat memperkuat film yang akan dibuat.
Bila dianggap perlu, buatlah Release Form berupa surat
pernyataan yang menjelaskan hubungan kerjasama
antara pembuat film dengan subyek dan narasumber
yang tampil dalam film. Surat pernyataan tersebut
memuat kesanggupan subyek/narasumber tampil secara
audio/visual dalam film tersebut agar tidak ada
tuntutan/gugatan dikemudian hari.
.

Produksi
CATATAN PENTING TAHAP PRODUKSI

• Fokus pada treatment yang sudah dibuat, namun


tetap membuka diri terhadap hal-hal baru yang
mungkin terkait dengan ide dasar film.

• Perkaya jumlah dan jenis shot yang berhubungan


dengan ide film.

• Manfaatkan kamera foto digital untuk membuat


catatan visual dan memperkaya bahan visual.

• Selalu waspada pada segala hal yang mungkin


berpotensi memiliki elemen visual yang dapat
menunjang film.
PRODUKSI
TRANSKRIP

• Segala kalimat dan ungkapan yang diucapkan


oleh setiap narasumber diketik (ditranskrip) secara
detail dan diberi keterangan bagaimana gestur
tubuhnya (senyum, ketawa, batuk,menggelengkan
kepala, cemberut, dan lain-lain).

• Setiap beberapa kalimat dalam topik yang sama atau


setiap beberapa menit (tergantung kebutuhan),
cantumkan time code (TC) disebelah kiri transkrip
untuk mempermudah menemukannya saat kalimat
tersebut dibutuhkan.
PASCA PRODUKSI
Transkrip
Gede Darna

00:00:10
Secara jujur kita harus mengakui bahwa Bali sekarang ini sudah cukup berubah,yaitu kita tidak
bisa..istilahnya ehh...menjaga bali seperti dulu lagi,karena pertama adalah globalisasi ini sudah
kehendak perputaran dunia seperti itu sehingga Bali yang kecil mungil...ya memang tidak bisa
mempertahankan diri.namun demikian,kita percaya walupun itu bali berubah,tetapi akar budayanya
yaitu akan bisa tetap lestari.karna apa,karna dasar budaya kita itu adalah tidak lain agama
hindu.agak karna dasar /akar budaya agama kita hindu itulah saya sebagai orang tua,yang
sekarang sudah berusia hampir sekitar 79 tahun,mempunyai keyakinan bahwa budaya
Bali,walaupun ada perubahan-perubahan tetapi akarnya masih tetap. Ini keyakinan saya.namun
demikian,bagaimana usaha kita bersama terutama para elit yang diberi kepercayaan untuk
mengelola repbulik ini secara umum dan Bali secara khususnya.berfikir secara pikiran yang
jernih.membuat strategi sehingga terutama sekali seni budaya bali itu tetap istilahnya lestari.

00:02:04
Nah inilah tugas kita bersama disamping itu strategi2 yang lain perlu diwaspadai pertama seperti
kata saya dan orang-orang pinter menyatankan Bali itu adalah gula, dimana ada gula disana ada
semut. Oleh karna demikianlah bagaimana menjaga gula itu sehingga semut-semut yang datang itu
bisa terarah, terarah dalam pengertian jangan sampai semut-semut itu yang datang dari luar itu
menguasai gula itu. Inilah yang menurut saya.sangat penting di fikirkan oleh para elit.

PASCA PRODUKSI
MEMILIH DAN MEMILAH WAWANCARA

• Setelah transkrip selesai dibuat, baca dan


tandai kalimat penting atau menarik sebagai
materi film dengan alat tulis berwarna (stabillo)
agar mudah mencarinya nanti.

• Rangkaikan hasil wawancara dari tokoh ke tokoh


hasil pilihan (yang ditandai), kemudian coba
runutkan menjadi satu rangkaian cerita yang
bermakna.

PASCA PRODUKSI
LOGGING

Memilih, mencatat dan memberi keterangan pada


setiap kaset, setiap shot yang sudah dibuat pada
saat produksi. Buatlah tabel seperti berikut:

Judul Film :
Sutradara :
Kameraman:
TC Shot Take Video Audio Ket
01:00:10 1 1 Pintu gerbang keraton Ambiance; becak, sepeda NG
01:00:30 1 2 sda sda OK
01:00:55 2 1 PB XII berjalan ke dalam Ambiance; angin, burung OK
01:02:05 3 1 PB XII melihat2 bangunan Angin; burung; gamelan CH
01:06:10 4 1 Latihan gamelan gamelan OK

PASCA PRODUKSI
UNSUR-UNSUR PENYUSUN
FILM DOKUMENTER

• Comparison (perbandingan)

• Contextual (konteks; setting ruang & waktu)

• Relationships (hubungan-hubungan)

• Narratives (tuturan/pemaparan)

• Argument (Argumentasi)

PASCA PRODUKSI
EDITING SCRIPT

Berdasarkan hasil pemilihan wawancara dan hasil logging,


susun rancangan editing dengan tabel dua kolom - audio dan
video.

Susunlah pertama kali sesuai treatment yang sudah dibuat


sebelumya dengan merangkaikan hasil wawancara dengan
berbagai shot yang didapat pada saat produksi.

Lengkapi dengan materi lain yang sudah tersedia maupun


yang sedang dicari seperti, footage, foto dokumentasi, arsip
tertulis, guntingan koran, narasi, dan segala sesuatu yang
menjadi unsur pembangun film tersebut.

PASCA PRODUKSI
ROUGH EDITING
Setelah semua materi shooting dimasukkan ke
dalam komputer editing (NLE), susun adegan demi
adegan berdasarkan editing script.
Kerjakan sequen demi sequen mulai dari yang lebih
mudah terlebih dahulu. Boleh secara acak, yang
penting setiap sequen sudah berbicara.
Setelah semua sequen terbentuk coba runutkan
dari sequen ke sequen. Terkadang perlu strategi
seperti bermain “puzzle” dalam merangkai setiap
sequen agar menghasilkan sebuah film dengan
penuturan yang baik.

PASCA produksi
FINE EDITING

Bila urutan sequen demi sequen sudah baik dan


dianggap final, lengkapi dengan visualisasi/insert
gambar yang diperlukan agar secara visual film tersebut
menjadi lengkap.

Tambahkan unsur-unsur audio pendukung; musik dan


efect yang dibutuhkan dalam film tersebut.

Lakukan fine cutting, potong dan trimming dengan


ketepatan frame by frame untuk menyiapkan film ke
tahap proses selanjutnya.

PASCA PRODUKSI
MIXING

Merupakan proses mencampur suara secara


harmonis, bila unsur audio dan visual dari count
down sampai credit title sudah final (picture lock).

Dalam proses mixing ditentukan sistem tata


suaranya; stereo, dolby, surround, dan sebagainya.

Proses ini diakhiri dengan penggabungan antara


gambar dan suara (mixed), kemudian di-print
(direkam) ke media yang dikehendaki untuk siap
ditayangkan.
PASCA PRODUKSI
DOKUMENTER

Film Dokumenter adalah representasi atas realita yang


bersifat subyektif, karena dipengaruhi oleh argumen
sutradaranya.

Argumen dalam dokumenter sangat dipengaruhi oleh


cara pandang sutradara terhadap fenomena yang
ditelitinya. Namun demikian argumen harus dicapai
dengan data dan metode yang dapat dipertanggung-
jawabkan.

Integritas dan kejujuran serta wawasan artistik


seorang dokumentaris menentukan nilai dan kwalitas
karya film dokumenternya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai