Anda di halaman 1dari 32

OM SWASTIASTU

Kelompok 2

• Anak Agung Ratna Wahyundari (19.321.3004)


• Ni Kadek Meira Diantari (19.321.3025)
• Ni Made Ananda Candra Rahmitha Putri Kepakisan (19.321.3035)
• Ni Wayan Juni Wirastini (19.321.3045)
LAPORAN PENDAHULUAN &ASUHAN
KEPERAWATAN PADA GANGGUAN HYPEREMESIS
GRAVIDARUM
DEFINISI
• Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah terjadi pada kehamilan hingga
usia 16 minggu. Pada keadaan mual dan muntah yang berat, dapat terjadi
dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit dan ketosis (Wahid, 2017).

Etiologi
• Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan
saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Patofisiologi

• Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah


pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.
Klasifikasi
• Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
• a. Tingkat I
• 1) Ibu merasa lemah
• 2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
• 3) Nafsu makan tidak ada
• 4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
• 5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
• 6) Turgor kulit mengurang
• 7) Lidah mengering mata cekung
• 8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II LANJUTAN..
• 1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
• 2) Berat badan turun
• 3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
• 4) Suhu kadang-kadang naik
• 5) Mata sedikit ikterik dan cekung
• 6) Turgor kulit lebih mengurang
• 7) Lidah mengering dan tampak kotor
• 8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
• 9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing

c. Tingkat III
• 1) Keadaan umum lebih parah
• 2) Muntah berhenti
• 3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
• 4) Nadi kecil dan cepat
• 5) Suhu meningkat
• 6) Tensi menurun
• 7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
• 8) Mata cekung dan timbulnya icterus
Manifestasi Klinik

• Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :


• Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing,
lemas, dan mengalami dehidrasi.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis
gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
• a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
• b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
• c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
Penatalakasanaan Hiperemesis Gravidarum
• Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
• a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
• b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan.
• c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
• d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
• 1) Identitas Klien
• Data ini meliputi: nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama,pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan
serta alamat. Usia, 20 tahun dan > 35 tahun lebih berisiko terhadap kejadian Hiperemesis Gravidarum. Pekerjaan, ibu
yang bekerja lebih berisiko terhadap kejadian Hiperemesis Gravidarum. Pendidikan, mempunyai pengaruh dalam
berperilaku kesehatan (misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil.
• 2) Riwayat Penyakit Sekarang
• Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada
Hiperemesis Gravidarum, yaitu: mual dan muntah yang terus-menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus
dan terasa asam di mulut, serta kontipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang
menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
• 3) Riwayat Kesehatan Dahulu
• Kemungkinan ibu pernah mengalami Hiperemesis Gravidarum sebelumnya, kemungkinan ibu pernah mengalami
penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
• 4) Riwayat Kesehatan Keluarga
• Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
• 5) Riwayat Menstruasi
• Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun, siklus 28-30 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari, dan
kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
• 6) Riwayat Perkawinan
• Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda.
• LANJUTAN…..
• 7) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• 8) Riwayat Keluarga Berencana
• 9) Riwayat Psikologi
• 10) Paritas
• Paritas banyak (lebih dari 4) mempunyai risiko tinggi terjadinya Hiperemesis
Gravidarum
• 11) Riwayat Sosial Ekonomi
• Hiperemesis Gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi
• 12) Pola Fungsi Kesehatan
• 13) Pemeriksaan Fisik
• 14) Pemeriksaan Penunjang
• Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urin.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hemotokrit yang meningkat
menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan
yang muncul sebagai berikut :
• a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan, penurunan energi,
kecemasan
• b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,
neoplasma)
• c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan intake cairan
• d. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis. stress,
keengganan untuk makan).
• e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, tirah baring, kelemahan, imobilitas.
No Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

INTERVENSI 1 Pola napas tidak efektif Manajemen jalan napas 1. Adanya


perubahan pola
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas
napas
keperawatan selama …x24 (frekuensi,
2. Untuk
jam. Diharapkan pola kedalaman, usaha
mengatahui
napas membaik dengan napas)
apakah terdapat
kriteria hasil: 2. Monitor bunyi
napas tambahan
napas tambahan
1. Ventilasi semenit atau tidak
(mis. gurgling,
meningkat 3. Membantu
mengi, wheezing,
2. Kapasitas vital mengurangi
ronkhi kering)
meningkat sesak
3. Posisikan semi-
3. Diameter thoraks 4. Mengeluarkan
Fowler atau Fowler
anterior-posterior sputum
4. Berikan minum
meningkat 5. Membantu
hangat
4. Tekanan ekspirasi pengoptimalkan
5. Anjurkan teknik
meningkat jalan napas
batuk efektif
5. Tekanan inspirasi 6. Pendelegasian
6. Kolaborasi
meningkat pengobatan
pemberian
6. Dispnea menurun
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
IMPLEMENTASI
• Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses
keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam
rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan
kesehatan (Ali, 2014).
EVALUASI
• Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah. Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan
telah tercapai (Ali, 2014).
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
• Pada Tanggal 20 September 2021, pasien atas nama Ny. S pada hari minggu
pukul 6 pagi pasien mengeluh mual dan muntah kurang lebih sampai 50cc,
pasien mengalami mual dan muntah berkali kali, nafsu makan menurun,
pasien merasa lemah dan haus, dan aktivitas pasien pun terganggu. Suami
pasien tidak tega melihat istrinya dengan kondisi lemah seperti itu akhirnya
suami pasien pun mengantarkan pasien ke rumah sakit, sampainya di rumah
sakit pasien diperiksa oleh dokter, pasien terlihat pucat, bibir pasien sianosis,
turgor kulit menurun, lidah mongering dan mata cekung, berat badan
menurun hingga 2 kg, tangan kiri pasien terpasang infus 1000cc. Hasil
pemeriksaan TTV yaitu : TD : 90/70 mmhg, N : 72x/menit, S : 36C, R :
24x/menit.
• Pengkajian
A. IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S
• Umur : 23 Tahun
• Agama : Hindu
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Marital : Menikah
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Suku Bangsa : Indonesia
• Alamat : Denpasar
• Tanggal Masuk : 20September 2021
• Tanggal Pengkajian : 20 September 2021
• No. Register : 351***
• Diagnosa Medis : Hyperemesis Gravidarum
B. Alasan Masuk Rumah Sakit
1. Keluhan Utama
• Pasien Mengeluh mual muntah sejak minggu pagi jam 6.
2. Keluhan saat dikaji
• Pada Tanggal 19 September 2021 pada hari minggu pukul 6 pagi pasien
mengeluh mual dan muntah kurang lebih sampai 50cc, pasien mengalami
mual dan muntah berkali kali, nafsu makan menurun, pasien merasa lemah
dan haus, dan aktivitas pasien pun terganggu. Suami pasien tidak tega melihat
istrinya dengan kondisi lemah seperti itu akhirnya suami pasien pun
mengantarkan pasien ke rumah sakit, sampainya di rumah sakit pasien
diperiksa oleh dokter, pasien terlihat pucat, bibir pasien sianosis, turgor kulit
menurun, lidah mongering dan mata cekung, berat badan menurun hingga 2
kg, tangan kiri pasien terpasang infus 1000cc. Hasil pemeriksaan TTV yaitu :
TD : 90/70 mmhg, N : 72x/menit, S : 36C, R : 24x/menit.
3. Riwayat penyakit sekarang
• Pasien mengalami mual dan muntah berkali kali, nafsu makan menurun,
pasien merasa lemah dan haus, dan aktivitas pasien pun terganggu.
4. Riwayat penyakit dahulu
• pasien mengatakan pernah mengalami penyakit demam thypoid.
DATA ETIOLOGI MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
DS : Faktor psikologis : stress, Hipovolemia
TABEL kurang support social
ANALISA DATA - Pasien mengatakan mual,
muntah
Motalitas gastrointestinal
DO : TD : 90/70 mmHg, N : menurun
Do :
72x/mnt, S : 36C, RR :24x/mnt
-Pasien terlihat lemah
Intake : infus 1000cc, Minum :
-Mukosa bibir kering Merangsang hipotalamus
250cc, Makan 50cc
-turgor kulit menurun
Out put : muntah : 50cc, BAK
Aktivitasi dan stimulus CT2
: 1000cc, IWL : 120cc, BAB :
100cc,

Balance cairan : intakeout put Asam lambung meningkat


cairan : 1000cc1270cc = -70cc

Mukosa bibir kering


Hyperemesis gravidarum
BB : 50 kg, BB ideal : 57.8 kg

Dehidrasi

Kehilangan Cairan Berlebih

Hipovolemia
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Faktor psikologis : stress, kurang Defisit Nutrisi
- Pasien mengatakan mual, support social
muntah
DO : Motalitas gastrointestinal
Mukosa bibir kering menurun
berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal Merangsang hipotalamus
BB : 50 kg, BB ideal : 57.8 kg
Aktivitasi dan stimulus CT2

Asam lambung meningkat

Hyperemesis gravidarum

Nafsu Makan Berkurang

Berat Badan Menurun

DEFISIT NUTRISI
Data Etiologi Problem
DS : Aktivitasi dan stimulus CT2 Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan mual,
muntah
DO :  Asam lambung meningkat
-Pasien tampak lelah
-bibir pasien sianosis  
- Pasien terlihat tidak nyaman Hyperemesis gravidarum
saat beraktivitas
- Pasien terlihat berbaring di
tempat tidur
Defisiensi Nutrisi

Energi Menurun

Kelemahan

Intoleransi aktivitas
Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaboratif Berdasarkan
Prioritas

1). Hipovelemia berhubungan dengan kehilangan intake cairan ditandai dengan Pasien mengatakan
lemah, pasien mengeluh haus, TD menurun TD : 90/70 mmHg, Balance cairan : intakeout put
cairan : 1000cc 1270cc = (-70cc) Mukosa bibir kering, turgor kulit menurun
2). Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan ditandai dengan berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, Pasien mengatakan mual, Mukosa bibir kering,
3). Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan Pasien mengeluh merasa
lelah, bibir pasien sianosis
Rencana Hari/ tgl No Rencana Keperawatan
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Senin, 20 1. SLKI : SIKI  


September Hipovolemia Manajemen hypovolemia 1. Untuk mengetahui
2021 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Periksa tanda dan gejala tanda dan gejala
selama 3x24jam. Diharapkan status hipovolemia (mis. frekuensi nadi hypovolemia
cairan membaik dengan Kriteria hasil : meningkat, nadi teraba lemah, 2. Mengetahui intake
1 Kekuatan nadi meningkat tekanan darah menurun, tekanan dan output cairan
2. Turgor kulit meningkat nadi menyempit, turgor kulit 3.Memnuhi
3. Output urine meningkat menurun, membran mukosa kebutuhan cairan
4. Pengisian vena meningkat kering, volume urine menurun, 4. Menambah asupan
5. Ortopnea menurun hematocrit meningkat, haus, cairan
lemah) 5.Pendelegasian
2. Monitor intake dan output cairan pengobatan
3. Berikan asupan cairan oral
4. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
 
Senin, 20 2 SLKI : SIKI :  
Septembe . Defisit nutrisi Manajemen nutrisi 1. Mengatahui status nutrisi
r 2021 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi klien
keperawatan selama 3x24 jam. 2. Identifikasi makanan yang disukai 2. Untuk menambah selera
Diharapkan status nutrisi membaik 3. Sajikan makanan secara menarik dan makan klien
dengan Kriteria hasil : suhu yang sesuai 3. Agar menambah nutrisi klien
1. Kekuatan otot pengunyah 4. Anjurkan posisi duduk, jika mampu 4.Menganjurkan duduk
meningkat 5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum 5.Untuk pendelegasian
2. Kekuatan otot menelan makan (mis. pereda nyeri, antiemetik), pengobatan
meningkat jika perlu
3. Serum albumin meningkat
4. Verbalisasi keinginan untk
meningkatkan nutrisi meningkat
5. Pengetahuan tentang pilihan
makanan yang sehat meningkat
 
Seni 3. SLKI SIKI  
n, 20 Intoleransi aktivitasSetelah Manajemen energi 1. Untuk mengetahui
Septe dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang gangguan fungsi tubuh
mber selama 3x24 jam diharapkan toleransi mengakibatkan kelelahan yang mengakibatkan
2021 aktivitas meningkat dengan Kriteria 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional kelelahan
hasil : 3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah 2. Memantau penyebab
1. Frekuensi nadi meningkat stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) kelelahan fisik dan
2. Saturasi oksigen meningkat 4. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau emosional
3. Kemudahan dalam melakukan aktif 3. Agar pasien nyaman
aktivitas sehari-hari meningkat 5. Anjurkan tirah baring dengan lingkungannya
4. Kecepatan berjalan meningkat 6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara 4. Untuk melatih rentang
5. Jarak berjalan meningkat meningkatkan asupan makanan gerak aktif atau pasif
  5. Untuk beristirahat
6. Pendelegasian pengobatan
Implementasi

N Hari/Tanggal/Jam N Implementasi Respon Nama/


o o TTD
D
x
1 Senin, 20 September 1 Memeriksa tanda dan gejala DS: Pasien mengatakan  
2021, Pukul 08.00   hivolemia lemah, haus
WITA     DO: Pasien terlihat lemah
    TD:100/90mmhg
    S:360C
    RR:24x/menit
2  
Mengidentifikasi status nutrisi DS: Klien mengatakan kurang
nafsu makan
DO: Pasien tampak lemah,
mukosa bibir kering
Lanjutan..
 

2 Senin, 20 1 Memonitor intake dan DS: Pasien


september 2021,   output cairan mengeluh mual,
pukul 09.30 WITA     muntah
    DO:
    Cairan RL dan air
    putih 2 gelas
    (300cc)
    Muntah cair
    berampas
    sebanyak 2x
     
3 Mengidentifikasi DS: pasien
gangguan fungsi tubuh mengatakan mual ,
yang megakibatkan muntah
kelelahan DO: Pasien tampak
  lemah saat mual,
  muntah
Lanjutan…

4 Senin, 20 september 3 Memonitor kelelahan fisik DS: Pasien  


2021, pukul 14.00 dan emosional mengatakan mual,
WITA muntah sedikit
berkurang
DO: Pasien tampak
lemah

5 Senin, 20 september 3 Menyediakan lingkungan DS:-  


2021, pukul 16.00 yang nyaman dan rendah DO: Suasana kamar
WITA stimulus pasien tampak
nyaman dan tenang

6 Senin, 20 september 2 Menyajikan makanan DS: -  


2021, pukul 18.00 secara menarik dan suhu DO: Klien tampak
WITA yang sesuai makan bubur, sayur
dan tempe
Evaluasi keperawatan

No Hari/Tgl No Dx Evaluasi Ttd


1 Kamis, 23 September 1 S : klien mengatakan mual, muntah sudah berkurang dan lemah pasien berkurang  
2021, O : tampak mual muntah pasien sudah berkurang dan pasien tampak lebih bugar
 
A : Masalah teratasi
Pukul 13.00 WITA
P : pertahankan kondisi pasien

2 Selasa, 23 September 2 S : klien mengatakan mukosa bibir kering sudah berkurang  


2021, O : tampak mukosa bibir kering pada pasien sudah berkurang
 
Makan 3x sehari
Pukul 13.30 WITA
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasin
3 Rabu, 23 September 3 S : klien mengatakan sianosis bibir sudah berkurang  
2021, O : tampak kebiruan pada bibir pasien sudah berkurang
A :masalah teratasi
Pukul 13.50WITA
P :pertahankan kondisi pasien
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai