Anda di halaman 1dari 10

KONSEP TERAPI

KOMPLEMENTER

Nama Kelompok:

1. Emi Alunsari Keiya


2. Farda wael
3. Fatima I kaisupy
Terapi komplementer adalah sebuah
kelompok dari macam-macam
KONSEP TERAPI system pengobatan dan perawatan
kesehatan praktik dan produk yang
KOMPLEMENTER secara umum tidak menjadi bagian
dari pengobatan konvensional
(Widyatuti,2012)

Menurut WHO (World Health Organization),


pengobatan komplementer merupakan
pengobatan non-konvensional yang bukan
berasal dari negara yang bersangkutan,
sehingga untuk Indonesia jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobatan tradisional
A. Tujuan TERAPI KOMPLEMENTER
• Sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis
• Untuk memperbaiki fungsi dari system tubuh,terutama system kekebalan dan
pertahanan tubuh
• Lebih berserah diri dan ikhlas menerima keadaan
B. Sasaran
• Pasien dengan penyakit jantung
• Pasien dengan penyakit autis dan hiperaktif
• Pasien dengan kanker
C. MANFAAT
• Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraanb
• Memelihara kesehatan dan kesejahteraanc
• Menjaga kesehatan dan kesejahteraand.Mencegah penyakit
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan kesehatan tradisional komplementer antara
lain:
• Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
• System pelayanan pengobatan alternative meliputi: akupuntur, akupresur,
naturopati, homopati, aromaterapi, Ayurveda
• Cara penyembuhan manual meliputi: chiropracactice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urat
E. Etika pemberian
• Etik merupakan landasan perilaku seseorang dalam memutuskan
benar atau salah dalam suatu tindakan atau perilaku

F. Kelemahan terapi komplomenter


• Terapi komplomenter menjadi suatu masalah tersendiri di kalangan dokter
yang menangani kasus onkologi. Keterlambatan penanganan dapat
menyebabkan penurunan bahkan hilangnya kemungkinan tercapainya
remiai atau kesembuhan.

G. Kelebihan terapi kompolmenter


• Pengobatan dengan menggunakan teknik terapi komplomenter mempunyai
manfaat selain meningkatkan secara lebih menyeluruh juga lebih murah.
H. 5 KASUS terapi komplomenter
• 1. Terapi akupuntur
• 2. Terapi kualitatif teknik refleksi
• 3. Terapi self care
• 4. Terapi air
• 5. Terapi yoga
CONTOH KASUS TERAPI YOGA

Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2003 pada penduduk dengan umur 18


tahun ke atas mencapai 65.048.110 jiwa. Kondisi hipertensi menyebabkan
gangguan tidur pada penderita. Kualitas tidur yang buruk sendiri akan
memperburuk kondisi pada penderita hipertensi.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan yoga
terhadap kualitas tidur pasien hipertensi di desa Purwodiningratan Surakarta.
Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain
quasi eksperimental dengan pretest-posttest dengan kelompok kontrol. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 52 responden yang dipilih sesuai kriteria sampel. Responden dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi, masing-
masing terdiri dari 26 responden. Analisis data menggunakan paired t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata kualitas tidur responden
sebelum dan setelah diberikan latihan yoga mengalami perbedaan yang signifikan,
yaitu 7,93±1,372 menjadi 4,12±1,912. Akan tetapi, pada kelompok kontrol tidak
mengalami perbedaan yang signifikan.
I. 4 POIN Proses pembuatan penyajian setiap terapi
• Aromaterapi
• Yoga
• Akupuntur
• Self-care

J. Pegunaan setiap terapi

1. Aromaterapi
• Menurut Koensoemardiyah (2009), terdapat beberapa cara dalam penggunaan
aromaterapi, yaitu:
• Ingesti
• Olfaksi atau inhalasi
• Absorbsi melalui kulit
2. Yoga
• Pembaruan Energi
• Menjadi tetap bugar
• Perbaikan sirkulas

3. Akupuntur
• Semua praktik akupunktur melibatkan stimulasi titik – titik tertentu pada tubuh
menggunakan berbagai teknik.

4. self-care
• Jadikan tidur sebagai bagian dari rutinitas self-care
• Berolahraga setiap hari
• Berani katakan ‘tidak’ pada orang lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai