Anda di halaman 1dari 33

Click to edit Master title style

ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
PASIEN CA. COLON
Disusun oleh : Kelompok 1

1
B. Konsep
Click to edit Master title style Masalah
Keperawatan

A. Konsep
ASUHAN
Dasar ASUHAN
KEPERAWATAN
Penyakit KEPERAWATAN
PADA PASIEN
PADA PASIEN
CA. COLON
CA. COLON

C. Konsep
Dasar Asuhan
Keperawatan
2 2
Click to edit Master title style
1. Definisi

2. Anatomi Fisiologi 10. Komplikasi

3. Etiologi 9. Konsep Kemoterapi


A. Konsep
Dasar
4. Patofisiologi Penyakit 8. Penatalaksanaan

7. Pemeriksaan
5. Manisfestasi Klinis
penunjang

6. Klasifikasi

3 3
Click
1. Definisi to edit Master title style
• Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian ususbesar, yakni
bagian akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus kanker
kolorektal dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar
menjadi tumor (Yayasan Kanker Indonesia,2018).
• Kanker kolon adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar,
terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite
Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

2. Anatomi Fisiologi
• Usus besar memanjang dari ujung akhir dari ileum sampai anus. Ukuran
Usus besar berbentuk tabung muscular berongga dengan Panjang sekitar
1.5m (5 kaki) yang terbentang dari saekum hingga kanalis ani. Diameter
usus besar sudah pasti lebih besar dari pada usus kecil, yaitu sekitar 6.5cm
(2.5 inci). Makin dekat anus diameternya akan semakin kecil. Usus besar
terdiri dari bagian yaitu caecum, kolon asenden, kolon transversum, kolon
desenden, kolon sigmoid dan rectum.

4 4
Anatomi Usus Besar
Click
a. Caecum,to editkantong
merupakan Master title
yang terletak style
di bawah muara ileum pada usus
besar.
b. Kolon asenden, memanjang dari saekum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah
kanan abdomen.
c. Kolon Transversum, bagian usus besar yang paling besar dapat bergerak bebas
karena tergantung pada mesokolon, yang ikut membentuk omentum majus.
d. Kolon desenden (panjangnya lebih kurang 25 cm) terletak di bawah abdomen
bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di depan ileum
kiri, bersambung dengan sigmoid, dan dibelakang peritoneum.
e. Kolon sigmoid (kolon pelvinum) Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk
lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim)
sampai peralihan menjadi rektum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini
ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae coli dan terletak + 15 cm di atas anus.
Kolon sigmoid tergantung oleh mesocolon sigmoideum pada dinding belakang
pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas (mobile).
f. Rektum, merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu kolon sigmoid dengan panjang
sekitar 15 cm. Rektum memiliki tiga kurva lateral serta kurva dorsoventral.
g. Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi sebagai
pintu masuk ke bagian usus yang lebih proksimal, dikelilingi oleh spinkter ani
(eksternal dan internal ) serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum kedunia
luar.

5 5
3 . E t to
Click i o ledit
o g i Master title style

Sebagian orang memang memiliki risiko tinggi terkena kanker kolorektal. Beberapa
faktor risiko tersebut seperti
a. u s i a l e b i h d a r i 5 0 t a h u n ,
b. r i w a y a t m e n d e r i t a p o l i p ,
c. r i w a y a t m e n d e r i t a i n f e k s i u s u s b e s a r ( c o l i t i s u l c e r a t i v e a t a u p e n y a k i t C h r o n ) ,
d. m e m i l i k i a n g g o t a k e l u a r g a y a n g m e m p u n y a i r i w a y a t p o l i p a t a u k a n k e r u s u s b e s a r .
e. F a k t o r r i s i k o l a i n a d a l a h p o l a h i d u p y a n g t i d a k s e h a t y a n g d a p a t m e n i n g k a t k a n
risiko kanker kolorektal di usia muda Salah satunya adalah mengonsumsi daging
merah dan daging olahan, pengonsumsian alkohol secara berlebihan dan merokok
(aktif ataupun pasif)

Diperkirakan, satu dari lima kasus kanker usus besar di Amerika Serikat dihubungkan
dengan rokok. Merokok berhubungan dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma dan
p e n i n g k a t a n r i s i k o p e r u b a h a n a d e n o m a m e n j a d i k a n k e r u s u s b e s a r, s e r t a b a g i
pengonsumsi alkohol dapat membuat Usus mengubah alkohol menjadi asetildehida yang
meningkatkan risiko kanker kolorektal .

6 6
Click
4. to edit Master title style
Patofisiologi
• Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip
adenoma.
• Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar tumbuh dalam kurun waktu 5-10 tahun atau
lebih untuk menjadi ganas.
• Polip yang membesar di dalam lumen dan akan mulai menginvasi dinding usus. Tumor di
usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis dan ulkus.
Sedangkat tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus
pada suplai darah (Black & Hawks, 2014).
• Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam lapisan dari
jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan.
• Sel-sel kanker dari tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau system
sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian”
dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui
serosa atau selama pemotongan pembedahan (Black & Hawks, 2014).
• Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan 20–30 %
terjadi di sigmoid dan kolon desending. Kanker kolorektal terutama adenocarcinoma
(muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. Tumor pada kolon asenden lebih banyak
ditemukan daripada pada transversum (dua kali lebih banyak).
7 7
Bagan Pathway Ca.Colon
Click to edit Master title style

8
Click
5. to edit Master
Manisfestasi Klinistitle style

Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia, 2018):


• Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi
atau perubahan pada lamanya saat buang air besar. Atau perubahan pola
itu terjadi sebagai perubahan bentuk dari feses atau kotoran dari hari ke
hari (kadangkadang keras, lalu lunak, dan seterusnya)
• Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses,
seringkali hanya dapat dideteksi di laboratorium
• Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas
atau rasa sakit yang berulang
• Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang
air besar
• Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih
• Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan
sebabnya

9 9
6. Klasifikasi • Klasifikasi ca colon menurut American Joint Committee on Cancer
Click to edit Master title
2010 dalam style
(Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015)
Penilaian Tumor Primer (T) Penilaian Penyebaran Kelenjar Getah Bening (N)

T Penilaian Tumor N Kelenjar Getah Bening


TX Tumor Primer tidak dapat dinilai NX Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada ditemukan tumor primer N0 Tidak ada metastasis KGB
Tis Carsinoma in situ : intraepitelial / invasi lamina propria N1 Metastasis pada 1-3 KGB regional
T1 Tumor invasi sub mukosa N1a Metastatispada 1 KGB regional
T2 Tumor invasi muscularis propria N1b Metastatis pada 2-3 KGB regional
T3 Tumor invasi sepanjang muscularis propria – jaringan N1c Deposit tumor pada subseros, mesentrium / pericolic non
perikolorektal peritoneal / jaringan perirektal tanpa metastatis KGB
T4a Tumor penetrasi ke permukaan peritoneum visceral N2 Metastatis ≥ 4 KGB regional
T4b Tumor secara langsung menginvasi / melekat ke organ lain N2a Metastatis pada 4-6 KGB regional
N2b Metastatis pada ≥ 7 KGB regional

Penilaian metastatis jauh (M) pada Ca Colon

M Penilaian Metastatis
M0 Tidak ada metastatis jauh
M1 Metastatis jauh
M1a Metastatis terjadi pada organ / sisi (hati, paru, ovarium, KGB non
regional)
M1b Metastatis terjadi pada > 1 organ / sisi / di peritoneum 1010
Click to edit Master title style

1111
Click to edit Master title style

1212
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker kolorektal adalah sebagai berikut :
Click to edit
a. Pemeriksaan Master title style
laboratorium klinis
Pemeriksaan laboratorium terhadap karsinoma kolorektal bisa untuk menegakkan diagnosa maupun
monitoring perkembangan atau kekambuhannya. Pemeriksaan terhadap kanker ini antara lain pemeriksaan
darah, Hb, elektrolit, dan pemeriksaan tinja yang merupakan pemeriksaan rutin. Anemia dan hipokalemia
kemungkinan ditemukan oleh karena adanya perdarahan kecil.

b. Pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi


Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi pada kanker kolorektal adalah terhadap bahan yang berasal dari
tindakan biopsy saat kolonoskopi maupun reseksi usus. Hasil pemeriksaan ini adalah hasil histopatologi yang
merupakan diagnosa definitif. Dari pemeriksaan histopatologi inilah dapat diperoleh karakteristik berbagai jenis
kanker maupun karsinoma di kolorektal ini.

c. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos abdomen atau menggunakan kontras. Teknik
yang sering digunakan adalah dengan memakai double kontras barium enema, yang sensitifitasnya mencapai
90% dalam mendeteksi polip yang berukuran >1 cm.

d. Kolonoskopi
Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh mukosa kolon dan rektum. Prosedur
kolonoskopi dilakukan saluran pencernaan dengan menggunakan alat kolonoskopi, yaitu selang lentur
berdiameter kurang lebih 1,5 cm dan dilengkapi dengan kamera. 13
Click to edit Master title style
8. Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana kanker kolon pada tabel 2.5 adalah: (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015)

Stadium Terapi
Stadium 0 · Eksisi lokal atau polipektomi sederhana
(TisN0M0) · Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak memenuhi syarat eksisi lokal
Stadium I Wide surgical resection dengan anastomosis tanpa kemoterapi adjuvan
(T1-2N0M0)
Stadium II · Wide surgical resection dengan anastomosis
(T3N0M0, · Terapi adjuvan setelah pembedahan pada pasien dengan risiko tinggi
T4a-bN0M0)
Stadium III · Wide surgical resection dengan anastomosis
(T apapun N1-2 M0) · Terapi adjuvan setelah pembedahan
Stadium IV · Reseksi tumor primer pada kasus kanker kolorektal metastasis yang dapat direseksi
(T apapun, N · Kemoterapi sistemik pada kasus kanker
apapun, M1) kolorektal dengan metastasis yang tidak dapat direseksi dan tanpa gejala

1414
Click
9. to edit
Konsep Master title style
Kemoterapi

 Kemoterapi adalah salah satu tipe terapi kanker yang menggunakan obat untuk mematikan sel-sel kanker.
Kemoterapi bekerja dengan menghentikan atau memerlambat perkembangan sel-sel kanker, yang
berkembang dan memecah belah secara cepat.
 Namun, terapi tersebut juga dapat merusak sel-sel sehat yang memecah belah secara cepat, seperti sel
pada mulut dan usus atau menyebabkan gangguan pertumbuhan rambut.

a. Penggunaan Klinis Kemoterapi


Kemoterapi memiliki beberapa tujuan berbeda, yaitu kemoterapi kuratif, kemoterapi adjuvan, kemoterapi
neoadjuvan, kemoterapi investigatif.

b. Cara Pemberian Kemoterapi


Kemoterapi dapat diberikan melalui berbagai cara: suntikan, Intra-arterial (IA), Intraperitoneal (IP),
Intravenous (IV) Topikal, Oral
1515
Click to edit Master title style
c. Jenis-jenis obat kemoterapi pada pasien kanker kolon adalah sebagai berikut (Sari et al., 2019).
Jenis Kemoterapi Mekanisme Kerja Efek Samping
5- § Menghambat enzim Mual, muntah, diare,
Fluorourasil timidilat sintase stomatitis,palmarplantar
(5-FU) § Menghambat sintesis erythrodysesthe-sia,
DNA dan RNA leukopenia
§ Menghambat pertumbuhan sel kanker
Leucovorin § Menstabilkan ikatan Memperkuat efek
(LV) Asam fluorodeoksiuriidilat terhadap timidilat sintase samping 5-FU
§ Menambah efek
terapi 5-FU
Capecitabine Merupakan prodrug fluorourasil, mekanisme kerja sama Peningkatan bilirubin, palmarplantar
dengan 5-FU erythrodysesthe-sia
Oxaliplatin § Mengalami hidrolisis intraseluler Sistem hepatopoetik,
§ Menghambat replikasi DNA sistem saraf tepi, sistem
§ Kematian sel gastrointestinal
Irinotecan § Menghambat enzim topoisomerase I Diare, gangguan hepar, insomnia, alergi,
§ Replikasi DNA gangguan hematopoetik,
bradikardi, oedema, hipotensi, demam,
1616
ClickKomplikasi
10. to edit Master title style

• Komplikasi awal yang dapat terjadi adalah sumbatan (obstruksi)


saluran cerna. Adanya sumbatan tersebut menyebabkan
penderitanya mengalami konstipasi dan nyeri perut. Selain obstruksi,
tumor juga dapat menyebabkan usus mengalami kebocoran
(perforasi).
• Komplikasi lain dari kanker usus adalah penyebaran sel tumor ke
organ yang lain. . Organ tubuh yang paling sering menjadi sasaran
metastasis sel kanker usus adalah kelenjar getah bening, paru, dan
selaput rongga perut. Metastasis dapat menimbulkan gejala sesuai
organ yang terkena, misalnya benjolan di sekitar leher, sesak napas,
dan nyeri perut serta perut yang semakin membesar (Timurtini,
2019).

1717
Click to edit Master title style

A. Pengertian
B. Kriteria Mayor
Masalah
dan Minor
Keperawatan
B. Konsep
Masalah
Keperawatan

C. Faktor yang
Berhubungan

18
Click to edit Master title style
1. Pengertian Masalah Keperawatan
• Masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi
respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (PPNI, 2017).

2. Kriteria Mayor dan Minor


• Menurut (PPNI, 2017) menyatakan kriteria mayor merupakan tanda atau gejala yang ditemukan
80%-100% pada klien untuk validasidiagnosis. Sedangkan kroteria minor merupakan tanda atau
gejala yang tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakkan
diagnosis.

3. Faktor yang Berhubungan


• Faktor yang berhubungan atau penyebab pada masalah keperawatan merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan status kesehatan yang mencakup empat kategori yaitu :
Fisiologis, biologis atau psikologis, efek terapi atau tindakan, lingkungan atau personal, dan
kematangan perkembanngan (PPNI, 2017). 1919
Click to edit Master title style
Pengkajian Keperawatan

Diagnosa Keperawatan
C. Konsep
Dasar
Asuhan
Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Implementasi

Evaluasi
2020
Click
1. to edit Master
Pengkajian title style
Keperawatan

a. Pengumpulan Data
• Identitas pasien
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat psikososial dan spiritual

b. riwayat bio- psiko- sosial- spiritual


• Kebiasaan yang mempengaruhi Kesehatan
• Pola Nutrisi
• Hubungan peran
• Pola Eliminasi
• Pola persepsi dan konsep diri
• Pola personal hygiene
• Pola nilai kepercayaan
• Pola istirahat dan tidur
• Pola reproduksi dan seksual
• Pola aktivitas dan Latihan
2121
c. Riwayat pengkajian nyeri
Click to edit
• P : Provokatus paliatif Master title style
e. Pemeriksaan dada
• Inspeksi
• Q : QuaLity-quantity
• Palpasi
• R : Region – radiasi
• Perkusi
• S : Skala – severity
• Auskultasi
• T : Time

d. Pemeriksaan fisik
• Kepala dan leher
f. Kardiovaskuler
• Rambut dan kulit kepala
• Inspeksi: Bentuk dada simetris
• Telinga
• Palpasi: Frekuensi nadi,
• Mata
• Parkusi: Suara pekak
• Hidung,
• Auskultasi: Irama regular, systole/ murmur
• Mulut,
• Bibir,
• Rahang,
2222
• Leher
Click to edit Master title style
h. Pemeriksaan extremitas atas dan bawah
g. System pencernaan / abdomen
meliputi:
• Warna dan suhu kulit
• Inspeksi : Pada inspeksi perlu diperliatkan,
• Perabaan nadi distal
apakah abdomen membuncit atau datar, tapi
perut menonjol atau tidak, lembilikus menonjol • Depornitas extremitas alus
atau tidak, apakah ada benjolan benjolan /
• Gerakan extremitas secara aktif dan pasif
massa.
• Gerakan extremitas yang tak wajar adanya
• Palpasi : Adakah nyeri tekan abdomen, adakah
krapitasi
massa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk
mengetahui derajat bildrasi pasien, apakah • Derajat nyeri bagian yang cidera
tupar teraba, apakah lien teraba?
• Edema tidak ada, jari-jari lengkap dan utuh
• Perkusi : Abdomen normal tympanik, adanya
• Reflek patella
massa padat atau cair akan menimbulkan suara
pekak ( hepar, asites, vesika urinaria, tumor). • Pemeriksaan pelvis/genitalia
• Auskultasi : Secara peristaltic usus dimana nilai • Kebersihan, pertumbuhan rambut
normalnya 5-35 kali permenit.
• Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis,
terpasang kateter, terdapat lesi atau tidak.

2323
Click
2. to editKeperawatan
Diagnosa Master title style
• Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai
akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan (Dinarti & Yuli Muryanti, 2017).
Diagnosa yang mungkin muncul :
Pre kemoterapi
• Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Intra kemoterpi
• Risiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive
• Risiko Gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif
Post kemoterapi
• Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan atau pengobatan (misal. Pembedahan, kemoterapi
dan radioterapi)
• Resiko defisit nutrisi ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan

2424
Click to edit Master
3. Intervensi title style
Keperawatan
• Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah rencana Tindakan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan
penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan, rencana tindakan
dan penilaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisis data dan diagnosa keperawatan
Rencana Keperawatan Pre kemoterapi
• Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional (D.0080)
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat ansietas pasien menurun.
• Kriteria Hasil :
a) Verbalisasi kebingungan menurun
b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
c) Perilaku gelisah menurun
d) Perilaku tegang menurun
e) Frekuensi pernapasan, nadi dan tekanan darah menurun

Intervensi Reduksi Ansietas (I.09314): Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi.

2525
Rencana keperawatan Intra kemoterapi

Click to edit
a. Resiko infeksi Master
ditandai dengan title
Efek prosedur style
invasif (D.0142)
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko infeksi dapat menurun.
• Kriteria Hasil :
a) Demam menurun
b) Kemerahan menurun
c) Nyeri menurun
d) Bengkak menurun
• Intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539): Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi.

b. Risiko gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif (D.0139)
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko gangguan integritas kulit menurun.
• Kriteria Hasil :
a) Elastisitas meningka
b) Hidrasi meningkat
c) Kerusakan jaringan menurun
d) Kerusakan lapisan kulit menurun
•  Intervensi perawatan integritas kulit (I.11353): Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi. 2626
Rencana keperawatan Post kemoterapi
Click to edit Master title style
a. Nausea berhubungan dengan tindakan kemoterapi (D.0076)
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nausea dapat menurun.
• Kriteria Hasil :

a) Nafsu makan meningkat

b) Keluhan mual menurun

c) Perasaan ingin muntah menurun

d) Pucat tampak membaik

Intervensi Menejemen Mual (I.03117): Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi

b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan (D.0083)


• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan persepsi tentang penampilan pasien dapat meningkat.
• Kriteria Hasil :

a) Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun

b) Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan atau reaksi orang lain

c) Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun

d) Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik

e) hubungan sosial membaik

Intervensi Promosi citra tubuh (I.09305): Observasi, Terapeutik, Edukasi 2727


Click to edit Master title style

c. Resiko defisit nutrisi (D.0032)


• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi pasien meningkat
• Kriteria hasil :
a) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
b) Kekuatan otot pengunyah meningka
c) Kekuatan otot menelan meningkat
d) Frekuensi makan membaik
e) Nafsu makan membaik
Intervensi Manajemen Nutrisi (L.03119) : Observasi, Terapeutik, Kolaborasi

2828
Click
4. to edit Master title style
Implementasi

• Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2011).
Komponen tahap implementasi :
1) Tindakan keperawatan mandiri
2) Tindakan keperawatan kolaboratif
3) Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
asuhan keperawatan.
•  

2929
Click
5. to edit Master title style
Evaluasi

• Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses, guna menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai
sebagai keluaran dari tindakan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses.
• Evaluasi adalah membandingkan secara sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
• Evaluasi disusun menggunakan SOAP yaitu (Suprajitno dalam Wardani, 2013):
• S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan
implementasi keperawatan.
• O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif.
• A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
• P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

3030
Click to edit Master title style
KESIMPULAN

• Secara umum perkembangan kanker kolorektal merupakan interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik.
• Penyakit kanker kolon ini menimbulkan perubahan pada pola buang air besar
• Penatalaksanaan pada kanker kolon pada kanker stadium 0-I hanya dilakukan tindakan pengangkatan polip. Kanker
kolon stadium II dan III, dilakukan tindakan operasi, atau bahkan jika kanker beresiko tinggi dan abnormal di lakukan
tindakan kemoterapi; Kanker stadium IV akan mendapatkan kemoterapi untuk mengendalikan kanker.
• Penatalaksaan lain dengan cara radioterapi dan kemoterapi
• Masalah keperawatan yang muncul pada pasien sebelum kemoterapi sering menimbulkan kecemasan bagi pasien
yang menjalaninya
• Peran perawat penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi yaitu sebelum tindakan
kemoterapi (pre kemoterapi), saat kemoterapi berlangsung (intra kemoterapi), dan setelah Tindakan kemoterapi (post
kemoterapi). Peran perawat selanjutnya adalah memberikan perawatan paliatif.

3131
Click to edit Master title style

Terimakasih

Semoga
Bermanfaat
32
Click to edit Master title style
KELOMPOK 1 (AsKep Ca. Colon)

1. URFINA 8. MARINA GUSVARIANDA 15. JUNI YOLANDA

2. NANDA YULISTIA 9. ARIE PRANATA 16. RIKA WENI ASTUTI

3. SILVIA PUSPITA SARI 10. FINKA TOLANDA FH 17. ANGGI MARVITA

11. DEKI HARYANTO 18. RATNA WIDYANINGSIH


4. ERSITA PUTRI

5. SITI NURLENA 12. ANDRI SAPUTRA MHN 19. NUR ALIMAN

6. REPIONA 13. FITRYAN APRIANSYAH 20. LIM SUNDARI

7. RENDY PRATAMA PUTRA 14. HABIB NASUTION 21. LINTANG PRATIWI

22. ARLENA 23. TRIA MAHARANI


33

Anda mungkin juga menyukai