Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Kebidanan Komunitas Dalam

Perspektif gender

MK: Asuhan Kebidanan Komunitas


Dosen : Arie Maineny SST.,M.Kes

Oleh :
SRI LESTARI
(PO7124319070)
A. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS BERPERSPEKTIF GENDER
Perubahan peran menjadi ibu merupakan perubahan yang menyeluruh
baik bio, psiko-sosial bagi kehidupan seorang perempuan yang juga dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti budaya, lingkungan dan sebagainya. Sehubungan
dengan pelayanan klinis kebidanan di Institusi pelayanan kesehatan belum dapat
memenuhi kebutuhan akibat perubahan sosial budaya lingkungan lainnya yang
terjadi, maka pelayanan kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan
kebidanan yang dapat mengatasi aspek-aspek tersebut.
Kematian ibu/bayi merupakan kegagalan kesehatan dan kegagalan sosial,
oleh karena itu pola pelayanan kesehatan ibu yang relevan dengan kondisi
geografis, status keluarga dan tingkat pendidikan, budaya masyarakat sangat
dibutuhkan. Pola pelayanan yang tepat adalah dengan mendekatkan pelayanan
kebidanan ke masyarakat.
Namun tugas bidan disini bukan hanya
mendekatkan pelayanan kebidanan tetapi
juga menjadi penggerak atau pemimpin
yang bisa menggerakkan masyarakat untuk
mengaktualisasikan penghargaan hak-hak
perempuan sebagai hak asasi manusia atau
yang sering disebut dengan “Bidan
Sensitive Gender”
B. Asuhan kebidanan dikomunitas
1. Asuhan Antenatal di Rumah Yang perlu diperhatikan :
a. Pada awal ibu perlu konsultasi dengan SpOG/Dokter untuk
mengidentifikasi apakah ibu ada kontraindikasi untuk bersalin di
rumah bersalin, pondok bersalin, atau di rumah b. Bidan merujuk
kepada SpOG/Dokter bila ada komplikasi yang timbul c. Bidan
menggunakan seluruh ketrampilannya bukan hanya untuk
memberi asuhan pada keadaan fisik normal tetapi juga membantu
ibu beradaptasi dengan perubahan karena kehamilan dan
kesiapan menjadi ibu d. Mendorong ibu untuk membicarakan
tentang perasaan, kecemasannya dengan suasana yang
mendukung dan terjaminkerahasiaannya e. Jika memungkinkan
selama kehamilan ibu dapat bertemu dengan semua bidan yang
akan menolongnya di kamar bersalin dan postpartum
Berbagai penyebab Ibu tidak ANC di Poliklinik
atau Puskesmas :
1) Ibu sakit
2) Tidak ada transport
3) Tidak ada yang menjaga anaknya yang masih
kecil di rumah
4) Kurang motivasi
5) Takut/tidak mau ke RS/menghindar dari RS

Upaya mengatasi :
1) Kunjungan rumah
2) Berusaha memperoleh informasi : alasan tidak datang
ke Poliklinik
3) Jika ada masalah, mencoba untuk mencari
pemecahannya
4) Jelaskan pentingnya ANC
5) Bantu ibu untuk merencanakan upaya-upaya
pemecahan selanjutnya
(misalnya bila ada masalah atau cara kontak dengan
bidan)
Pelaksanaan ANC dirumah :
1) Bidan hanya mempunyai data keberadaan ibu hamil di wilayah
kerjanya
2) Bidan mengidentifikasi apakah ibu hamil memeriksakan
kehamilannya
dengan baik atau tidak
3) Bagi ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya, bidan harus
melakukan ANC dirumah
4) Sebelum ke rumah klien, bidan menentukan dulu kapan bisa
berkunjung
(kontrak waktu : tanggal, hari dan jam), diusahakan tidak mengganggu
aktivitas ibu hamil dan keluarga
5) Saat kunjungan rumah lakukan pemeriksaan sesuai standar, kemudian
mengidentifikasi lingkungan rumah bila ibu mempunyai rencana untuk
melahirkan di rumah
Perlengkapan kerja Bidan :
Mengacu pada standar yang berlaku
dengan mempertimbangkan kebutuhan
klien
Pemilihan Tempat Persalinan:
Yang perlu diperhatikan :
1) Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan ditentukan
oleh ibu sendiri atas hasil konsultasi dengan bidan dan dokter
2) Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa tentram dan percaya
terhadap orang yang menolongnya
3) Pilihan dipengaruhi oleh :
a) Riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu
b) Keadaan kehamilan saat ini
c) Pengalaman melahirkan sebelumnya
d) Ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, dsb

Persiapan persalinan :
Pada hakikatnya, antenatal care yang dilakukan seorang bidan adalah agar
bersama-sama dengan semua ibu hamil dan suami/keluarganya membuat
perencanaan dan persiapan persalinan untuk menjamin terlaksananya
persalinan
yang bersih dan aman. Dalam perencanaan tersebut perlu juga disertakan
perencanaan menggunakan alat kontrasepsi pasca persalinan.
Ada lima (5) hal yang penting yang perlu didiskusikan dengan ibu dan
keluarganya, yaitu :
1) Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan :
a) Tempat persalinan
b) Tenaga penolong persalinan terlatih
c) Bagaimana menjangkau tempat persalinan
d) Siapa yang akan menjadi pendamping persalinan
e) Besarnya biaya persalinan yang dibutuhkan dan cara
memperolehnya
f) Siapa yang akan mengurus keluarga saat ibu tidak dirumah
g) Apakah rencana metode kontrasepsi pasca persalinan
2) Membuat rencana pengambilan keputusan penanganan kasus gawat
darurat,
jika pengambilan keputusan utama dalam keluarga tidak ada di tempat :
Yang perlu ditanyakan :
a) Siapa yang membuat keputusan tentang rujukan ibu kalau diperlukan
b) Siapa pengambil keputusan utama dalam keluarga
c) Sipakah yang boleh mengambil keputusan jika pengambil keputusan
utama dalam keluarga tidak ada di tempat saat terjadi kasus gawat
darurat
Pertolongan Persalinan
a. DOMINO (Domiciliary In And Out)
1) Pelayanan kombinasi antara rumah pasien dan unit kebidanan
2) Bidan dipanggil saat ada /mulai tanda persalinan
3) Pertolongan persalinan dilakukan di rumah sakit
4) Bila ada penyimpanan segera ditangani
5) Bila persalinan tanpa komplikasi, ibu boleh pulang dalam 2 – 6 jam
Postpartum
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai