Anda di halaman 1dari 35

PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT UNTUK

PENGUJIAN PERINCIAN SALDO


 1. MEMBEDAKAN PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT UNTUK
PENGUJIAN PERINCIAN SALDO, PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

 2. MENERAPKAN PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK


UNTUK PENGUJIAN PERINCIAN SALDO

 3. MENERAPKAN PENGAMBILAN SAMPEL UNIT MONETER


 4. MENJELASKAN TENTANG PENGAMBILAN SAMPEL VARIABEL

 5. MENGGUNAKAN ESTIMASI PERBEDAAN DALAM


PENGUJIAN PERINCIAN SALDO
JENIS PENGUJIAN : BAGIAN YG DIUKUR

1. PENGUJIAN PENGENDALIAN : EFEKTIVITAS PENGOPERASIAN


PENGENDALIAN INTERN

2. PENGUJIAN SUBSTANTIF : EFEKTIVITAS PENGENDALIAN


ATAS TRANSAKSI KETETAPAN NILAI MONETER PADA
TRANSAKSI DLM SISITEM AKUNTANSI

3. PENGUJIAN PERINCIAN SALDO : JUMLAH UANG DALAM SALDO AKUN


YG MENGALAMI SALAH SAJI SECARA
MATERIAL
AUDITOR MELAKUKAN PENGUJIAN PENGENDALI &
SUBSTANTIF UNTUK :

1. UNTUK MENENTUKAN RENDAHNYA TINGKAT


PENGECUALIAN DARI POPULASI

2. UNTUK MENGURANGI RISIKO PENGENDALIAN SEHINGGA


MENGURANGI PENGUJIAN PERINCIAN SALDO

3. BAGI PERUSAHAAN PUBLIK, UNTUK MENYIMPULKAN


BAHWA PENGENDALIAN BERLANGSUNG SECARA EFEKTIF
TERHADAP AUDIT PENGENDALIAN INTERNAL PELAPORAN
KEUANGAN
3 JENIS UTAMA METODE PENGAMBILAN SAMPEL :

1. PENGAMBILAN SAMPEL


NONSTATISTIK
2. PENGAMBILAN SAMPEL UNIT

MONETER
3. PENGAMBILAN SAMPEL

VARIABEL
PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK
Langkah pengambilan sampel audit
Langkah pengambilan sampel untuk pengujian pengendalian &
audit untuk pengujian substantif atas transaksi
perincian saldo
A. Merencanakan Sampel A. Merencanakan Sampel
1. Menetapkan tujuan dari 1. Menetapkan tujuan dari
pengujian audit pengujian audit
2. Menentukan adanya 2. Menentukan adanya
pengambilan sampel pengambilan sampel
3. Menetapkan salah saji 3. Menetapkan kekhasan &
4. Menetapkan populasi kondisi pengecualian

5. Menetapkan untuk 4. Menetapkann populasi


pengambilan sampel 5. Menetapkan unit pengambilan
6. Menetapkan tingkat sampel
pengecualian yg dapat diterima 6.Menetapkan tingkat
pengecualian yg dapat diterima
PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK lanjutan..
Langkah pengambilan samp el audit
Langkah pengambilan sampel untuk pengujian pengendalian &
audit untuk pengujian perncian substantif atas transaksi
saldo
Merencanakan sampel : Merencanakan sampel :

7. Menetapkan risiko yang 7. Menetapkan risiko yang


diterima jika risiko diterima jika risiko pengendalian
pengendalian terlalu rendah terlalu rendah

8. Mengestimasi tingkat 8. Mengestimasi tingkat


pengecualian populasi pengecualian populasi

9. Menentukan jumlah sampel 9. Menentukan jumlah sampel


awal awal
PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK lanjutan..
Langkah pengambilan samp el audit
Langkah pengambilan sampel untuk pengujian pengendalian &
audit untuk pengujian perncian substantif atas transaksi
saldo
Memilih sampel & Melakukan Memilih sampel & Melakukan
prosedur audit : prosedur audit :

10. Memilih sampel 10. Memilih sampel

11. Melakukan prosedur audit 11. Melakukan prosedur audit


PENGAMBILAN SAMPEL NONSTATISTIK lanjutan..
Langkah pengambilan samp el audit
Langkah pengambilan sampel untuk pengujian pengendalian &
audit untuk pengujian perncian substantif atas transaksi
saldo
Mengevaluasi hasil : Mengevaluasi hasil :
12. Membuat 12. Membuat
generalisasi sampel ke generalisasi sampel ke
populasi populasi
13. Menganalisa 13. Menganalisa tingkat
tingkat pengecualian pengecualian
14. Menentukan 14. Menentukan
keberterimaan keberterimaan
(accetability) populasi (accetability) populasi
Hub. Antara faktor-faktor yang mempengaruhi ARIA, Dampat terhadapa ARIA, &
Jumlah Sampel yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel audit

Faktor yg Contoh Dampak Jumlah


mempengaruhi ARIA terhadap sampel
(acceptable Risk of ARIA
Incorrect Acceptance)/
risiko yg dpt diterima

Efektivitas PI (risk P) PI efektif (kurangi risk P) Bertambah Berkurang

Uji Substantif Tdk ada pengecualian yg ditermuka Bertambah Berkurang


transaksi dalam pengujian substantif atas
transaksi

Risk audit yg dpt Kemungkinan terjadi kebangkrutan Bertambah Berkurang


diterima rendah (risk audit yg dpt diterima
meningkat)

Prosedur Analitis Prosedur analitis dilakukan tanpa Bertambah Berkurang


adanya indikasi salah saji
Faktor yang mempengaruhi Jumlah Sampel untuk Pengujian Perincian Saldo
Faktor Persyaratan untuk jumlah Persyaratan untuk jumlah sampel
sampel yg lebih kecil yg lebih besar
Risiko pengendalian (ARACR)/ (Acceptable Risiko pengendalian rendah Risiko pengendalian tinggi
risk of accessing control risk too low/risiko
yg diterima jika risiko pengendalian terlalu
rendah)
Mempengaruhi risiko yg dpt diterima atas
kesalahan penerimaan
 
Hasil dr prosedur substantif lain terkait dg Hasil prosedur substantif Hasil prosedur substantif terkait
asersi yg sama (termasuk prosedur analitis & terkait lainnya memuaskan lainnya tidak memuaskan
pengjuan substantif lain yg sejenis)
Mempengaruhi risiko yg dapat diterima aas
kesalahan penerimaan
Risiko audit yg dapat diterima Tingginya tingkat risiko audit Rendahnya tingkat risiko audit
Mempengaruhi risiko yg dapat diterima atas yang dapat diterima yang dapat diterima
kesalahan penerimaan
Salah saji yg dpt diterima untuk akun Salah saji yang dapat Salah saji yang dapat diterima
tertentu diterima lebih besar lebih kecil
 
Risiko bawaan-mempengaruhi estimasi salah Rendahnya tingkat risiko Tinginya tingkat risiko bawaan
saji dalam populasi bawaan
Ekspektasi jumlah dan frekuensi salah saji- Salah saji lebih kecil atau Salah saji lebih kecil atau
mempengaruhi estimasi salah saji dalam frekuensi terjadinya lebih frekuensi terjadinya lebih tinggi
populasi kecil
Jumlah uang dalam populasi Saldo akun lebih sedikit Saldo akun lebih besar
Jumlah sampel dalama populasi Hampir tidak ada dampat Hampir tidak ada dampak
terhadap jumlah sample terhadap jumlah sampel kecuali
kecuali populasinya sgt kecil populainya sangat kecil
CONTOH POPULASI PIUTANG DAGANG
No. Populasi Jumlah tercatat ( dlm ribuah No. Populasi Jumlah tercatat ( dlm ribuah
rupiah ) rupiah )
1 1410 21 4865
2 9130 22 770
3 660 23 2305
4 3355 24 2665
5 5725 25 1000
6 8210 26 6225
7 580 27 3675
8 44110 28 6250
9 825 29 1890
10 1155 30 27705
11 2270 31 935
12 50 32 5595
13 5785 33 930
14 940 34 4045
15 1820 35 9480
16 3380 36 360
17 530 37 1145
18 955 38 6400
19 4400 39 100
20 17140 40 8435

      207295
PENGAMBILAN SAMPEL UNIT
MONETER
(MONETARY UNIT SAMPLING/MUS)
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
STATISTIK YANG PALING UMUM
UNTUK PENGUJIAN PERINCIAN SALDO
KRN PROSESNYA SGT SEDERHANA
NAMUN HASILNYA DAPAT DINYATAKAN
DALAM RUPIAH ( ATAU MATA UANG
LAIN )
Perbedaan MUS dg sampel Nonstatistik
1. DEFINISI DARI UNIT PENGAMBILAN SAMPEL SEBAGAI NILAI UANG INDIVIDU
2. UKURAN POPULASI BERUPA POPULASI UANG YG TERCATAT
3. SETIAP AKUN MENGGUNAKAN PENILAIAN AWAL MATERIALITAS, BUKAN
SALAH SAJI YG DITERIMA
4. JUMLAH SAMPEL DITENTUKAN MENGGUNAKAN RUMUS
5. ATURAN KEPUTUSAN FORMAL DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN
KEBERTERIMAAN POPULASI
6. PEMILIHAN SAMPEL DILAKUKAN MENGGUNAKAN PPS
7. GENERALISASI SAMPEL KE POPULASI MENGGUNAKAN TAKNIS MUS OLEH
AUDITOR
a. GENERALISASI KETIKA SALAH SAJI TIDAK DITEMUKAN
b. GENERALISASI KETIKA SALAH SAJI DITEMUKAN
1.Penjelasan ...
GENERALISASI SAMPEL KE POPULASI MENGGUNAKAN TAKNIS MUS OLEH AUDITOR

Contoh :

1. ASUMSI : Jumlah lebih saji 100%, jumlah kurang saji 100%, batas saldo saji pada
ARIA 5% adalah
2. Batas salah saji atas = Rp 1.2M x 3% x 100% = Rp 36 jt
3. Batas salah saji bawah = Rp 1.2 M x 3% x 100% = Rp 36 jt
4. GENERALISASI KETIKA SALAH SAJI TIDAK DITEMUKAN
a. GENERALISASI KETIKA SALAH SAJI DITEMUKAN
Sampling & risiko sampling
o. Sampling Audit (sampling) adalah penerapan prosedur audit
terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang
relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki
peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai
bagi auditor untuk menarik kesimpulan populasi secara
keseluruhan
o. Terdapat 2 risiko dalam audit :
1. Risiko nonsampling adalah risiko bahwa auditor
mencapai suatu kesimpulan yang salah dengan alasan
apapun yang tidak terkait dengan risiko sampling
2. Risiko sampling adalah risiko bahwa kesimpulan auditor
yang didasarkan pada suatu sampel dapat berbeda
dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama
diterapkan pada keseluruhan populasi. Risiko sampling
dapat menimbulkan 2 jenis kesimpulan yang salah
Risiko sampling dapat menimbulkan 2 jenis kesimpulan yang salah :

1. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut


lebih efektif daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian
rinci, suatu kesalahan penyajian matrial tidak ada padahal dalam
kenyatannya ada.
 Tipe kesimpulan salah ini mempengaruhi efektifitas audit dan
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menyebabkan
suatu opini audit yang tidak tepat

2. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut


kurang efektif daripada kenyataannya, atau dalam suatu
terdapat kesalahan penyajian material, padahal kenyataanny
tidak ada.
> Tipe kesimpulan salah semacam ini berdampak terhadap
efisiensi audit yang biasanya akan menyebabkan adanya
pekerjaan tambahan untuk menetapkan bahwa kesimpulan
semula adalah tidak benar
Risiko sampling – pengujian pengendalian

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SEBENARNYA DARI


PENGENDALIAN :
SAMPEL PENGUJIAN
PENGENDALIAN
MENUNJUKKAN MEMADAI UNTUK TIDAK MEMADAI UNTUK
TINGKAT RISIKO TINGKAT RISIKO
PENGENDALIAN YANG PENGENDALIAN YANG
DITETAPKAN DITETAPKAN
KEPUTUSAN SALAH
EFEKTIFITAS ( RISIKO MENETAPKAN
KEPUTUSAN BENAR
PELAKSANAAN MEMADAI RISIKO PENGENDALIAN
TERLALU RENDAH)
KEPUTUSAN SALAH
EFEKTIFITAS
( RISIKO MENETAPKAN
PELAKSANAAN TIDAK KEPUTUSAN BENAR
RISIKO PENGENDALIAN
MEMADAI
TERLALU RENDAH)
Risiko sampling – pengujian rinci :

KONDISI SEBENARNYA AKUN TERSEBUT


ADALAH :
SAMPEL PENGUJIAN
RINCI MENUNJUKKAN
TIDAK BERISI
BERISI KESALAHAN
KESALAHAN
PENYAJIAN MATERIAL
PENYAJIAN MATERIAL

AKUN TIDAK BERISI KEPUTUSAN SALAH


KESALAHAN KEPUTUSAN BENAR ( RISIKO KELIRU
PENYAJIAN MATERIAL MENERIMA )

AKUN BERISI KEPUTUSAN SALAH


KESALAHAN ( RISIKO KELIRU KEPUTUSAN BENAR
PENYAJIAN MATERIAL MENOLAK )
SAMPLING STATISTIK VS NON STATISTIK
1. SAMPLING STATISTIK ADALAH SUATU PENDEKATAN
SAMPLING YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK SBB:
 Pemilihan unsur-2 sampel dilaksanakan secara acak
 Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil
sampel, termasuk untuk mengukur risiko samplig

2. SAMPLING NONSTATISTIK ADALAH PENDEKATAN


SAMPLING YG TIDAK MEMILIKI KARAKTERISTIK-2 DI POINT (1)
 Teknik sampling statistik a.l. Random sampling,
systematic sampling dan stratified sampling.
> Sampling nonstatistik a.l. Haphazard sampling, block
selection dan judgment selection (collings, hal 183)
TAHAP-2 DALAM PENERAPAN SAMPLING :

1. PERANCANGAN UKURAN & PEMILIHAN


UNSUR-UNSUR SAMPEL UNTUK DIUJI
2. PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT
3. PENGEVALUASIAN HASIL SAMPLING
 Menginvestigasi sifat dan penyebab
penyimpangan / kesalahan penyajian
> Memproyeksikan kesalahan penyajian /
penyimpangan dari sampel ke populasi
> Mengevaluasi hasil sampling
PERANCANGAN UKURAN & PEMILIHAN UNSUR-
UNSUR SAMPEL UNTUK DIUJI

Ketika merancang suatu sampel audit,


auditor harus mempertimbangkan tujuan
prosedur audit & karakteristik populasi yang
menjadi sumber suatu sampel yang akan
diambil.
Tujuan prosedur audit:tujuan spesifik yg hendak
dicapai & kombinasi prosedur audit untuk
mencapai tujuan
Karakteristik populasi :penilaian tingkat kesalahan
penyajian yg diperkirakan terjadi dalam
populasi(dlm pengujian rinci) dg Metode nilai
Menentukan ukuran sampel – pengujian pengendalian :

1. Berdasar formula berbasis statistik/ melalui


pertimbangan profesional
2. Penentuan sampel ditentukan oleh faktor sbb :
 Penilaia risiko dg memperhitungkan pengendalian yg
relevan
 Tingkat penyimpangan yg dpt diterima
 Tingkat penyimpangan yg dpt diperkirakan terjadi dalam
populasi yg diuji
 Tingkat penyimpangan yg dpt diterima tdk melebihi
tingkat penyimpangan yg sesungguhnya dalam populasi
3. Jk kondisi sama, dampak faktor-2 tsb thd ukuran sampel
akan sama tanpa mempertimbangkan pendekatan yg
dipilih, apakah pendekatan statistik/ non statistik
Menentukan ukuran sampel :
Pengar
Perubaha
uh thd
Faktor n dalam Penjelasan
faktor
sampel
Penilaian Semakin tinggi tingka
risiko asurans yang hendak
auditor yg diperoleh oleh auditor atas
telah efektifitas operasi
memperhitu Meningkat Naik pengendalian.
ngkan Semakin rendah risiko
pengendalia kesalahan penyajian
n yg relevan material yg dinilai oleh
audior dan semakin besar
ukuran sampel yang
diperlukan
Tingkat Semakin rendah tingkat
penyimpang Meningkat Turun penyimpangan yg dapat
an yg dapat diterima, semakin besar
Menentukan ukuran sampel lanjutan..... :
Perubahan Pengaru
Faktor dalam h thd Penjelasan
faktor sampel
gkat Semakin tinggi penyimpang an yg
diperkirakan terjadi, semakin besar
yimpanga ukuran sampel yg diperlukan shg auditor
yg dpt membuat estimasi yg wajar ttg tingkat
erkirdlm penyimpangan yg sesungguhnya.
ulasi yg Meningkat Naik Faktor2 relevan bg auditor dalam
n datang mempertimbangkan tingkat
penyimpangan yg diperkirakan terjadi
mencakup pemahaman auditor ttg bisnis
klien, perubahan dlm PI, hsl prosedur
audit yg diterapkan dlm periode
sebelumnya dan hasil prosedur audit lain.
Tingkat penyimpangan pengendalian yg
tinggi umumnya hy sedikit, jika ada
mengurangi risiko kesalahan penyajian
material yg tlah ditentukan
Menentukan ukuran sampel :
Pengaru
Perubahan
Faktor h thd Penjelasan
dalam faktor
sampel
gkat asurans yg Semakin tinggi tingkat a
ditor harapkan bhw auditor harapkan bh
gkat penyimpangan sampel benar2 menc
dpt diterima tdk penyimpangan yg terj
ebihi tingkat Meningkat Naik populasi, mk semaki
yimpangan yg ukuran sampel yg diperl
ungguhnya dalam
opulasi
mlah unit sampling Untuk populasi yg besa
am populasi Meningkat Dampakn aktual populasi sedikit b
jika ada, fukuran samp
ya dapat populasi yg kecil, sampling
diabaika dapat seefisien dibandingkan
n alternatif dalam pemerole
audit yg cukup dan tepat
Memilih unsur-unsur sampel :
 Populasi hrs punya peluang sama untuk
dipilih sb sampling
 Untuk metode sampling statistik memiliki
suatu probabilitas yg diketahui untuk
dipilih
 Untuk non statistik dg menggunakan
judgment auditor untuk memilih unsur yg
dijadikan sampel
 Metode utama menggunakan acak,
pemilihan sistematik dan sembarang
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis :
Prosedur audit : mengambil sample FJ dan
diperiksa apakah dilampiri dg bukti pengiriman
barang & PO
Populasi yang diuji : FJ
Jumlah populasi : 500 F
Ukuran sampel : 23 (confidence 90%, TDR 10%)
Metode yg dipilih : acak dg random table number
 Hitung sampling interval : 500/23 = 21,7 = 22
 Tentukan rute pengambilan sample : mis. Dari
atas kebawah dst
 Tentukan nomor awal secara acak dari tabel sbg
sampel
Menentukan ukuran sampel – pengujian substantif
1. Berdasar formula berbasis statistik/ melalui
pertimbangan profesional
2. Penentuan sampel ditentukan oleh faktor sbb :
 Risiko yg tlah dinilai oleh auditor atas risiko kesalahan penyajian material
 Prosedur substantif
 Tingkat asurans yg diharapkan auditor bhw kesalahan penyajian yg dpt
diterima tdk melebihi kesalahan penyajian aktual dalam populasi
 Stratifikasi populasi
 Jumlah unit sampling dlm populasi

3.Jk kondisi sama, dampak faktor-2 tsb thd ukuran


sampel akan sama tanpa mempertimbangkan
pendekatan yg dipilih, apakah pendekatan
statistik/ non statistik
Menentukan ukuran sampel-substantif :
Perubahan Pengaru
Faktor dalam h thd Penjelasan
faktor sampel
iko yg tlah Semakin tinggi risiko kesalahan p
ilai auditor material yg dinilai, audito
s risiko menurunkan tingkat risiko de
alahan rendah dan akan lbh mengand
yajian Meningkat Naik prosedur substatif agar dpt me
terial risiko audit ke tingkat rendah
diterima. Semakin byk bukti
diperoleh dari pengujian rinci (
kecil risiko deteksi), semakin bes
sampel diperlukan
Menentukan ukuran sampel-substantif lanjutan..
: Pengaru
Perubahan
Faktor h thd Penjelasan
dalam faktor
sampel
nggunaan prosedur Turun Semakin auditor meng
stantif lain yg Meningkat pd prosedur substantif la
rahkan ke asersi yg mengurangi risiko de
ma suatu tingkat yg dpt
berkaitan dg suatu
tertentu, semakin b
asurans yg disyaratkan
dari sampling, oki sema
ukuran sampel yg diperl
Menentukan ukuran sampel-substantif lanjutan..
: Penga
Perubaha ruh
Faktor n dalam thd Penjelasan
faktor sampe
l
mlah Naik Semakin besar jml kesalahan peny
alahan Meningkat diharapkan akan ditemukan audi
yajian yg populasi, semakin besar ukuran sa
rpkan akan diperlukan unt membuat estimasi yg m
emukan ttg jml kesalahan penyajian aktua
ditor dalam populasi. Faktor2 yg relevan dg perti
pulasi auditor ttg jml kesalahan penya
diharapkan mencakup seberapa lua
unsur, scr subjektif, hsl prosedur
risiko, hsl pengujian pengendalian, hs
audit yg diterapkan dalam periode sblu
hsl prosedur substantif lain
Menentukan ukuran sampel-substantif lanjutan..
: Perubaha Pengar
aktor n dalam uh thd Penjelasan
faktor sampel
atifikas Tepat Turun Jk terdapat suatu kisar lebar (variabilita
pulasi digunakan ukuran moneter unsur-2 dalam populasi, a
bermanfaat untuk melakukan stratifikasi
tsb.
Jk suatu populasi dapt secara layak dist
ukuran sampel agregat dari strata ter
umumnya akan lebih sedikit jk dibandin
ukuran sampel yg diperlukan untuk me
tingkat risiko sampling tertentu, apabi
sampel diambil dr keseluruhan populasi
Menentukan ukuran sampel-substantif lanjutan..
: Perubaha Pengaruh
aktor n dalam thd Penjelasan
faktor sampel
mlah Meningkat Dampak Untuk populasi yg besar, ukuran aktual
t nya dapat memikili sedikit, jika ada, dampat
mpling diabaikan ukuran sampel. Jd untuk populasi
am sampling audit seringkali kurang efisie
pulasi cara alternatif pemerolehan bukti aud
dan tepat, namun jk menggunakan sam
moneter, kenaikan nilai moneter dalam
menaikkan ukuran sampel, kecuali jk
diimbangi dng kenaikan proposiona
materialitas untuk laporan keuan
keseluruhan dan jk relevan, tingkat ma
untuk golongan transaksi tertentu, sald
atau pengungkapan
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis :
Prosedur audit : konfirmasi piutang, untuk menguji
eksistensi
Populasi yang diuji : Piutang usaha
Jumlah populasi : Rp 194 jt
Jumlah piutang yg besar & diuji terpisah : 100
Confidence level ygdigunakan : 95% (3.0)
Materialitas pelaksanaan : Rp 10,88
Sampling interval : Materialitas pelaksanaan :
confidence faktor = 10,88 : 3 = Rp 3,63
Ukuran sampel : Populasi yg diuji : sampling
interval =(194 – 100) : 3,63 = 25,9 =26
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis :
 Menetapkan unsur pertama sampel scr acak,
misal piutang sbs Rp 2,150 M
 Sampling interval ditambahkan ke unsur pertama
untuk menghasilkan sampling interval kumulatif
 Jumlah kumulatif nilai tercatat diperoleh dg
menambahkan unsur pertama sampel dg piutang
selanjutya.
. Apabila jml kumulatif nilai tercatat > sampling interval
kumulatif, piutang tsb dipilih sbg sampel
. Apabila jml kumulatif nilai tercatat < sampling interval
kumulatif, piutang tsb tdk dipilih sbg sampel
Sampling interval kumulatif untuk piutng selanjutnya tidak
berubah

Anda mungkin juga menyukai