Anda di halaman 1dari 15

A.

PENGERTIAN BARISAN BILANGAN

Adanya keteraturan dalam matematika salah


satunya adalah terkait dengan susunan bilangan
yang berpola (pola bilangan), seperti pola persegi,
pola persegi panjang, ataupun pola segitiga
pascal yang jika dicermati membentuk suatu
barisan bilangan
Perhatikan barisan bilangan berikut:
1, 4, 7,10, 13, 16,19, ...
Dari barisan tersebut , tentu kita dapat menduga bahwa
adanya tiga buah bilangan berikutnya adalah 22, 25 &
28.
Tepatnya dugaan kita karena barisan tersebut membentuk
pola atau aturan, dimana polanya adalah “menambah
dengan 3”.
Dengan demikian yang dimaksud dengan barisan
bilangan adalah susunan atau urutan bilangan-
bilangan yang dibuat atau dibentuk dengan pola
tertentu.
Dalam hal ini, tiap-tiap yang ada pada barisan tersebut
disebut suku dan dinotasikan dengan U. Umumnya, untuk
menyatakan suku ke-n dari suatu bilangan digunakan
notasi Un. Jadi suku pertama suatu barisan dinotasikan
dengan U1 , suku kedua dinotasikan dengan U2, dan suku
ketiga dinotasikan dengan U3, dan seterusnya.
Suku-suku suatu barisan pada umumnya mempunyai pola
atau aturan. Pola atau aturan tersebut dapat dilihat
dengan membandingkan suku-suku yang berdekatan.
Berarti, dengan mengetahui pola atau aturan dari suatu
barisan kita dapat menentukan suku-suku berikutnya dan
bahkan kita dapat menetukan rumus untuk mencari suku ke-n
nya dengan n merupakan bilangan yang cukup besar. Rumus
suku ke-n ini dapat pula disebut suku umum daribarisan
tersebut. Peerhatikan barisan bilangan berikut:
4,7,12,19, 28, . . . .Dari barisan bilangan tersebut dapat
diperhatikan bahwa U1= 4, U2=7,U3=12, U4=19, dan U5=28.
Selanjutnya, perhatikan pola atau aturan yang terjadi untuk
kita dapat menentukan rumus suku ke-n nya.
U1 = 4 U1 = 3 + 1 U1 = 3 + 12
U2 = 7 U2 = 3 + 4 U2 = 3 + 22
U3 = 12 U3 = 3 + 9 U3 = 3 + 32
U4 = 19 U4 = 3 + 16 U4 = 3 + 42
U5 = 28 U5 = 3 + 25 U5 = 3 + 52
Selanjutnya, dengan melihat pola yang terjadi tersebut
kita dapat menetukan rumus untuk suku ke-n dari barisan
bilangan tersebut, yaitu Un = 3 + n2 . Dari rumus ini
dengan mudah kita dapat menentukan suku yang ke 100,
yaitu S100 = 3 + 10000 = 10003
B. Deret Bilangan

Perhatikan barisan bilangan 3, 7, 11, 15, 19, . . . .


Yang dimaksud deret bilangan adalah penjumlahan dari
semua anggota barisan suatu bilangan 3, 7, 11, 15, 19, . . .
Adalah 3 + 7 + 11 + 15 + 19 + . . . .
Misalkan kita akan menentukan hasil dari deret bilangan untuk
4 suku yang pertama dari barisan bilangan tersebut, maka
hasilnya adalah 3 + 7 + 11 + 15 = 36.
Karena deret merupakan suatu penjumlahan berulang maka
(
deret tersebut dapat dinyatakan dengan notasi sigma ).
• Jika suatu barisan dinyatakan dengan U1 U2 U3, . . . ,Un
maka deret yang diperoleh dari barisan tersebut adalah
U1 + U2 + U3, + . . . ,Un. Jika deret
n
ini dinyatakan dengan
notasi sigma akan menjadi  U i
i 1
n

Jadi, U1 + U2 + U3, + . . . ,Un = 


i 1
Ui

Contoh:
Tentukan notasi sigma dari deret 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + . . .
Jawab:
untuk memudahkan dalam menentukan notasi sigma dari
deret tersebut, terlebih dahulu tentukan rumus suku ke-n
dari deret tersebut:
U1 = 2
U2 = 4 U2 = 2.2
U3 = 6 U3 = 2.3
U4 = 8 U4 = 2.4
U5 = 10 U5 = 2.5
Dari pola yang terjadi, tentu kita dapat menentukan bahwa

U6 = 2.6, U7 = 2.7, U8 = 2.8, dan seterusnya sehingga kita

pun dapat menentukan bahwa rumus untuk suku ke-n

adalah Un = 2.n

Dengan demikian, deretnya menjadi 2+4+6+8+10+ . . .=2n.


n

 2i
Selanjutnya, bentuk sigma dari deret tersebut adalah i 1
Dari pola yang terjadi, tentu kita dapat menentukan bahwa

U6 = 2.6, U7 = 2.7, U8 = 2.8, dan seterusnya sehingga kita

pun dapat menentukan bahwa rumus untuk suku ke-n

adalah Un = 2.n.

Dengan demikian, deretnya menjadi 2+4+6+8+10+ . . .+ 2n.

Selanjutnya, bentuk sigma dari deret tersebut adalah

Anda mungkin juga menyukai